BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi perdagangan bebas.
Nilai tukar mata uang mempunyai peranan penting untuk
melakukan transaksi perdagangan antar negara (ekspor dan impor), sehingga transaksi perdagangan antar negara melibatkan nilai tukar mata uang berbeda. Nilai tukar mata uang sebagai mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Transaksi mata uang asing dalam kegiatan diluar negeri menimbulkan pertukaran nilai tukar mata uang asing suatu negara dengan negara lain yang disebut sebagai konversi. Jika penjabaran atau translasi merupakan perubahan unit moneter yang tidak ada pertukaran fisik, maka tidak ada transaksi akuntansi. Menurut Frederick dan Mueller (2011), translasi (Foreign Currency Translation) adalah proses penjabaran jumlah yang diukur dalam satu mata uang dalam waktu tertentu dari mata uang lain dengan menggunakan tingkat pertukaran antara dua mata uang. Akuntansi translasi valuta asing merupakan salah satu masalah yang kontroversial yang dirasakan oleh para pelaku perdagangan antar negara dalam menyajikan laporan keuangan. Permasalahan yang dihadapi berupa nilai tukar valuta asing digunakan dalam proses translasi berfluktuasi. Nilai tukar mata uang pada suatu suatu negara dengan negara lain bersifat fluktuatif. Fluktuatif dinyatakan dalam perbandingan nilai mata uang suatu negara 1
dengan negara lain. Dengan melihat tabel dibawah ini, akan diketahui fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap US dolar dari tahun 2004 – 2014. Gambar 1.1 Fluktuatif Nilai Tukar Valuta Asing Periode 2004 – 2014 Rp11,878 Rp10,451 Rp10,394 Rp9,920 Rp9,712 Rp9,166 Rp9,136 Rp9,680 Rp9,084 Rp8,779 Rp9,380
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : www.bi.go.id (Data diolah, 2015) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kurs rupiah terhadap Dolar mengalami fluktuatif dari tahun 2004 hingga tahun 2014. Pada tahun 2011 nilai rupiah menguat terhadap Dolar dibanding tahun sebelumnya, namun pada tahun 2012 nilai rupiah kembali melemah menjadi Rp 9.380 per Dolar. Dengan melihat grafik tersebut, fluktuatifnya nilai tukar rupiah merupakan salah satu permasalahan di perekonomian Indonesia. Pada aktivitas transaksi perdagangan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang lain terjadi di pasar valuta asing. Pasar valuta asing dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu pasar klien dan pasar antar bank. Dalam pasar klien, bank bertransaksi langsung dengan nasabahnya yaitu pemerintah, bank sentral, eksportir, importir, dan lembaga keuangan yang tidak memiliki akses ke pasar antar bank. Sedangkan pasar antar bank, bank melakukan transaksi antar bank dalam negeri maupun internasional. Sehingga bank dapat dikatakan sebagai pelaku yang menciptakan pasar valuta asing. Bank selain sebagai perantara bagi nasabah yang bertransaksi di pasar valuta asing, juga melakukan transaksi atas rekening bank itu sendiri. Bank akan
2
memperoleh keuntungan dan kerugian dari selisih kurs jual dan beli. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs akan dicantumkan pada laporan keuangan perbankan. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kegiatan usaha dalam valuta asing yang dilakukan oleh bank meliputi kredit dalam valuta asing untuk kegiatan ekspor, pasar uang antar bank dalam valuta asing, obligasi dalam valuta asing, sub debt dalam valuta asing, jual beli surat berharga dalam valuta asing, dan transaksi perbankan lainnya dalam valuta asing yang diatur dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan. Misal salah satu perdagangan dalam perbankan adalah kredit modal kerja. Kredit modal kerja merupakan fasilitas kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dan kebutuhan modal kerja yang bersifat khusus seperti membiayai proyek. Kredit ini dapat diberikan dalam valuta rupiah maupun valuta asing. Pada bulan Maret 2015, pelemahan nilai tukar valuta asing membuat bankir menjadi hati-hati menyalurkan kredit dalam valuta asing (Himawan, 2015). Penguatan nilai tukar dolar terhadap rupiah menjadi pertimbangan untuk menetapkan target pertumbuhan kredit valas. Kondisi ini menyebabkan sejumlah bank berhati-hati menyalurkan kredit valas. Misalnya Bank Mandiri tahun 2015 menetapkan kenaikan kredit valas sebesar 12%-15%, sedangkan tahun sebelumnya kredit valas Bank Mandiri tumbuh 15%-17%. Namun BRI (Bank Rakyat Indonesia) tidak melakukan hal yang sama seperti Bank Mandiri. BRI mempertahankan target pertumbuhan seperti tahuntahun sebelumnya dengan meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap resiko. Sikap
3
kewaspadaan terhadap resiko ini bertujuan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh kesejahteraan para investor dalam bentuk profitabilitas. Nilai tukar mata uang asing merupakan salah satu faktor profitabilitas karena dalam kegiatan perbankan memberikan jasa jual beli valuta asing. Menurut Loen & Ericson (2008) mengungkapkan bahwa dalam situasi normal, perdagangan nilai tukar valuta asing sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan dari selisih kurs. Hal tersebut terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing menawarkan dua harga nilai tukar. Sehingga nilai tukar akan mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingakt profitabilitas. Nilai tukar valua asing yang berfluktuasi akan memperoleh pendapatan fee dan selisih kurs. Sebuah penelitian akuntansi mengungkapkan penelitian tentang institusi keuangan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar valuta asing (Ling, et al., 2014). Berdasarkan penelitian tersebut 22 Bank Amerika Serikat yang komersial terhindar dari resiko perubahan nilai tukar dan secara spesifik kinerja dari bank berhubungan dengan nilai dolar yang relatif terhadap pasar dengan mata uang lainnya. Hasil penelitian dapat secara potensial digunakan untuk mengurangi beberapa resiko dan mengubah portofolio yang memberikan berbagai perubahan nilai tukar. Berdasarkan Office of the Comptroller of The Currency (OCC) mengindikasikan bahwa salah satu pendapatan Bank Amerika Serikat berasal dari kurs valuta asing. Pada tahun 2011 kuarter kedua, pendapatan dari kurs valuta asing sebesar 491 juta Dolar, sedangkan pada tahun 2010 kuarter kedua memperoleh pendapatan dari kurs valuta asing sebesar 4.261 juta Dolar. Sehingga survei tersebut menyimpulkan bahwa dari tahun ke tahun resiko perbankan di Amerika Serikat berasal dari perubahan nilai tukar valuta asing.
4
Dengan adanya perbedaan nilai mata uang antar negara menyebabkan permasalahan dalam laporan keuangan. Perusahaan di Indonesia yang melakukan transaksi perdagangan dengan mata uang asing diatur dalam PSAK No. 10 yang menjelaskan bahwa pengungkapan dan penjabaran transaksi mata uang asing serta pelaporannya dalam laporan keuangan. Laporan keuangan bank merupakan salah satu kewajiban yang harus dimiliki oleh pihak bank. Laporan ini dibuat dalam periode tertentu oleh pihak internal bank berdasarkan data dan laporan dari bidang kerja lainnya. Laporan keuangan ini berguna sebagai alat ukur kinerja manajemen, seperti sebagai media untuk mengetahui keuntungan atau kerugian bank dalam periode tertentu. Jika dalam periode tertentu perbankan melakukan transaksi perdagangan dengan mata uang asing menemukan selisih nilai tukar valuta asing akan memiliki pengaruh terhadap laba atau rugi laporan perbankan. Perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perbankan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perbankan BUMN dijadikan sebagai sumber pemasukan negara, sebagai stabilisator perekonomian negara, serta modal perbankan BUMN juga diperoleh dari luar negeri. Apabila perbankan BUMN mengalami permasalahan, maka pemerintah sebagai pemilik tentunya akan langsung turun tangan mengatasi permasalahan tersebut. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyatakan bahwa kontribusi empat bank milik pemerintah atau BUMN cukup signifikan terhadap industri perbankan. Keempat bank BUMN yaitu PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), dan PT Bank Mandiri
5
(Persero) Tbk. Menurut ketua umum Himbara, Gatot Mudiantoro Suwondo mengatakan bahwa Bank BUMN berkontribusi sekitar 45% terhadap profit atau laba perbankan nasional. Beliau juga mengatakan bahwa bank-bank milik pemerintah merupakan bank yang terkuat dalam menghadapi gejolak permasalahan di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh lembaga pemeringkatan internasional Fitch Fating Agency. Selain itu, kontribusi bank-bank milik pemerintah terhadap perekonomian juga sangat signifikan. Pasalnya, kontribusi bank-bank milik pemerintah mencapai 35% terhadap total kredit modal kerja dan kredit investasi. Bank-bank milik pemerintah juga berkontribusi lebih dari 40% ke pertumbuhan ekonomi (Daily, 2013). Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai tukar valuta asing terhadap profitabilitas di laporan keuangan perbankan BUMN. Karena berdasarkan ulasan diatas, bisa dikatakan bahwa bank-bank milik pemerintah menyumbang peranan yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia, menjadi kontributor dominan dan agen pembangunan untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sehingga dalam penelitian ini, penulis mengevaluasi perubahan nilai tukar valuta asing perbankan milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan penelitian, yakni apakah efek perubahan nilai tukar valuta asing akan mempengaruhi profitabilitas di laporan keuangan perbankan dengan studi kasus perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
6
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu sebagai berikut. 1. Tujuan pertama adalah untuk menguji secara empiris efek perubahan nilai tukar valuta asing terhadap profitabilitas di laporan keuangan perbankan dengan studi kasus perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2. Tujuan kedua dari penelitian ini adalah menguji secara empiris besar perubahan nilai tukar valuta asing terhadap profitabilitas di laporan keuangan perbankan dengan studi kasus perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang relevan dan akurat yang dapat digunakan oleh berbagai pihak. Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribuasi berupa pengetahun yang lebih luas dan melatih berpikir secara sistematis dan ilmiah, sehingga menjadi sumber informasi jika memungkinkan penelitian selanjutnya. Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan kontribuasi secara teoritis dan praktis, diantara sebagai berikut. a) Kontribusi Teoritis. -
Untuk menambah pemahaman konsep dan teori dalam akuntansi keuangan di laporan keuangan mengenai efek perubahan nilai tukar valuta asing pada profitabilitas di laporan keuangan perbankan BUMN.
-
Untuk menambah literatur studi kasus dalam akuntansi keuangan mengenai studi perbankan.
7
b) Kontribusi Praktis. -
Pihak Internal: mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menjalankan
operasional perbankan. -
Pihak Eksternal: memperoleh informasi
untuk pengambilan keputusan
investasi dan mengetahui laba perusahaan peroleh untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian analisis perubahan nilai tukar valuta asing terhadap profitabilitas di laporan keuangan perbankan dengan studi kasus perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I
: Pendahuluan Bab pertama berisi latar belakang, masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Kajian Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab kedua membahas mengenai landasan teori penelitian, rerangka konseptual, serta pengembangan hipotesis.
BAB III
: Metoda Penelitian Bab ketiga berisi metoda penelitian yang digunakan selama penelitian berlangsung. Dalam bab metoda penelitian ini dijelaskan lebih mendalam mengenai jenis penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
8
BAB IV
: Analisis Data dan Pembahasan Bab keempat menjelaskan mengenai analisis dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB V
: Penutup Bab kelima menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian, saran bagi penelitian selanjutnya dan kesimpulan penelitian.
9