BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini
semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha kecil dan menengah. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan sebagai alternatif kegiatan usaha produksi barang dan jasa maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengatur mengenai usaha kecil memiliki kriteria aset tetap sebesar Rp. 50 juta hingga Rp. 500 juta dan omzet sebesar Rp. 300 juta hingga Rp. 2,5 miliar sedangkan untuk usaha menengah memiliki kriteria nilai aset tetap sebesar Rp. 500 juta hingga Rp. 10 miliar dan omzet penjualan per tahun sebesar Rp. 2,5 miliar hingga Rp. 50 miliar. Usaha kecil menengah memiliki peran yang penting dalam membantu memajukan perekonomian di Indonesia, dimana saat terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 dan krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu, UKM hadir sebagai suatu solusi. UKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak terkena dampak dari krisis global yang melanda dunia, hal ini menunjukkan bahwa UKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan persaingan pasar dan stabilitas sistem ekonomi yang ada.
1
UKM mampu bertahan dalam kondisi krisis global namun terdapat tantangan yang dihadapi oleh UKM di Indonesia yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. MEA tahun 2015 berdampak pada terjadi pasar bebas di bidang permodalan, barang, jasa serta tenaga kerja yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan di bidang ekonomi antar negara ASEAN. UKM di Indonesia harus melakukan internasionalisasi dalam menghadapi MEA pada tahun 2015 untuk mampu bersaing dengan negara – negara lain. Pihak UKM sebaiknya melakukan peningkatan keunggulan kompetitif yang dimiliki sehingga dapat masuk ke pasar global. UKM di Indonesia juga sebaiknya mengembangkan kebijakan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, kompetisi, dan sumber daya organisasi dalam skala global. UKM dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara telah menjadi faktor penting dalam pembuatan kebijakan baru di setiap negara (Ebrahim et al., 2010). Internasionalisasi UKM untuk negara – negara yang sedang berkembang dan pada kondisi transisi ekonomi telah menarik perhatian dan terus meningkat untuk saat ini (Ibeh & Kasem, 2010). UKM memainkan peran yang signifikan di pasar dunia dan pada beberapa UKM dapat menghasilkan pendapatan di pasar internasional yang jauh lebih besar dari penghasilan di pasar domestiknya (Chelliah et al., 2010). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan peran keunggulan kompetitif dalam memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM dalam sektor industri furniture (mebel) dengan melakukan kajian komprehensif dari penelitian sebelumnya dan melalui survey kepada pemilik atau
2
pengelola UKM mebel yang berada di Kabupaten Badung. Penelitian ini berfokus pada UKM dalam sektor industri furniture (mebel) dikarenakan volume ekspor yang cukup tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya serta mempunyai nilai atau pendapatan yang besar dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Realisasi Ekspor Non Migas Kabupaten Badung Tahun 2013 No.
Jenis Barang Hasil Kerajiann 1. Kerajinan Alat Musik 2. Kerajinan Ayaman 3. Kerajinan Batu Padas 4. Kerajinan Bambu 5. Kerajinan Lilin 6. Kerajinan Kayu 7. Kerajinan Furniture 8. Kerajinan Keramik 9. Kerajinan Teracotta 10. Kerajinan Kerang 11. Kerajinan Kulit 12. Kerajinan Logam 13. Kerajinan Lukisan 14. Kerajinan Perak 15. Kerajinan Rotan 16. Kerajinan Tulang 17. Kerajinan Lain – Lain Total Hasil Kerajinan Sumber: BPS Provinsi Bali, 2014
Volume (Pcs) 2,922.00 127,041.00 519,684.00 1,253,101.00 17,927.00 15,013,445.00 1,360,005.00 98,012.00 208,051.00 175,149.00 1,514,008.00 1,113,365.00 42,774.00 270,241.00 9,187.00 19,636.00 664,372.00 22,388,920.00
Nilai ($ US) 7,048.65 228,214.98 1,242,314,06 1,950,222,29 33,283 12,034,236.34 4,878,357.43 375,562,18 589,488.43 458,799.00 1,280,400.59 2,004,439.63 349,078.58 1,557,721.94 6,259.14 2,218.34 141,147.19 28,011,254.07
Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kerajinan furniture (mebel) di Kabupaten Badung memiliki volume dan nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektor kerajinan lainnya, namun menurut Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) mengungkapkan bahwa selama 10 tahun terakhir nilai ekspor industri mebel tidak bergerak signifikan atau hanya berkisar US$ 1,6 miliar hingga US$ 1,8 miliar. Nilai ekspor mebel di Indonesia tahun 2013 menempati posisi ke–18 dunia dengan pendapatan US$ 800 juta. Nilai ekspor
3
mebel di Indonesia masih relatif kecil jika dibandingkan dengan kinerja ekspor beberapa negara eksportir mebel lainnya di dunia. Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan bahwa beberapa pemilik dan pengelola UKM mebel yang berada di Kabupaten Badung menyatakan bila kinerja ekspor setiap tahun mengalami fluktuasi dimana berubah tiap tahunnya. UKM mebel di Kabupaten Badung untuk saat ini lebih banyak berada pada tahap ekspor melalui perantara, selain itu jumlah UKM mebel di Kabupaten Badung yang cukup banyak membuat persaingan yang ketat antara UKM mebel di Kabupaten Badung dalam melakukan internasionalisasi dan untuk dapat meningkatkan nilai ekspor secara berkelanjutan. Berikut ini dapat dilihat perbandingan UKM yang sudah dan belum melakukan internasionalisasi pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 UKM Mebel di Kabupaten Badung yang sudah atau belum melakukan internasionalisasi (UKM Mebel yang baru terdaftar pada tahun 2014) Keterangan Jumlah Sudah melakukan Internasionalisasi 51 Belum melakukan Internasionalisasi 69 120 Total Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung, 2015
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat jumlah UKM pada sektor industri mebel di Kabupaten Badung yang baru terdaftar pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung di Mangupura pada tahun 2014 sekitar 120 UKM dan jumlah yang tidak jauh berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. UKM mebel ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu UKM yang sudah dan belum melakukan internasionalisasi. Jumlah UKM yang sudah dan belum
4
melakukan internasionalisasi tidak jauh berbeda, hal ini dapat dilihat bahwa UKM mebel di Kabupaten Badung bila dikembangkan dengan baik memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan kinerja ekspor secara berkelanjutan dan juga mampu meningkatkan jumlah UKM yang melakukan internasionalisasi agar dapat bersaing dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada tahun 2015.
Semakin
banyak
jumlah
UKM
mebel
yang
telah
melakukan
internasionalisasi diharapkan mampu mengatasi permasalahan mengenai tingkat ekspor industri mebel yang tidak bergerak signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dimana seharusnya tingkat ekspor mampu meningkat karena bahan baku yang melimpah, tenaga kerja terampil, serta desain yang menarik, namun belum mampu dikelola secara maksimal untuk mencapai keunggulan kompetitif. Banyak peneliti telah berfokus untuk memahami faktor – faktor yang mempengaruhi internasionalisasi UKM (Amal & Filho, 2010; Javajgi & Todd, 2011; Julian & Ahmed, 2012; Wynarczyk, 2013; Ahmad, 2014). Penelitian – penelitian tersebut lebih berfokus pada strategi bisnis, ukuran perusahaan, kebijakan pemerintah, orientasi kewirausahaan, inovasi, sumber daya perusahaan dan komitmen manajemen terhadap internasionalisasi UKM. Beberapa penelitian kurang memilih orientasi pasar dan keunggulan kompetitif dalam mempengaruhi internasionalisasi UKM (Afsharghasemi et al., 2013). Penelitian ini diharapkan mampu mengisi kesenjangan melalui pengembangan kerangka konseptual berdasarkan tinjauan literatur. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa orientasi pasar dan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh positif terhadap internasionalisasi
5
UKM (Armario et al., 2008; Chelliah et al., 2010; Javalgi et al., 2011) selain itu terdapat penelitian yang menunjukkan bila keunggulan kompetitif memiliki peran sebagai
variabel
intervening
dalam
pengaruh
orientasi
pasar
terhadap
internasionalisasi UKM (Afsharghasemi et al., 2013; Lengler et al., 2013). Afsharghasemi et al. (2013) menyatakan keunggulan kompetitif mampu secara signifikan sebagai variabel intervening pada pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM, tetapi hasil berbeda diperoleh Lengler et al. (2013) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif tidak signifikan sebagai variabel intervening. Penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian literatur mengenai peran keunggulan kompetitif dalam memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM. Seluruh pihak di sektor industri mebel sebaiknya membenahi dan memperbaiki kondisi ini untuk membangun pertumbuhan yang optimal. UKM biasanya beroperasi dengan sumber daya yang terbatas melalui peningkatan keunggulan kompetitif diharapkan mampu melakukan kegiatan ekspor (Parnell et al., 2015). Orientasi pasar pada usaha kecil merupakan merespon secara terus menerus kepada keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga hal ini memfasilitasi pengembangan strategi yang difokuskan pada penciptaan nilai pelanggan, untuk mencapai keunggulan kompetitif (Didonet et al., 2012). Keunggulan kompetitif adalah kemampuan manajemen puncak untuk memahami proses dimana kemampuan UKM diubah menjadi kompetensi inti untuk membuat peluang bagi perusahaan tersebut (Chelliah et al., 2010), sehingga UKM mebel di Kabupaten Badung sebaiknya secara efisien memanfaatkan keunggulan
6
kompetitif dalam mendukung proses pengambilan keputusan untuk masuk ke pasar luar negeri.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
dapat disimpulkan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan kompetitif UKM Mebel di Kabupaten Badung ? 2) Bagaimana pengaruh keunggulan kompetitif terhadap internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung ? 3) Bagaimana pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung ? 4) Bagaimana peran keunggulan kompetitif memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
diuraikan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan kompetitif UKM Mebel di Kabupaten Badung. 2) Untuk
menjelaskan
pengaruh
keunggulan
internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung.
7
kompetitif
terhadap
3) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung. 4) Untuk menjelaskan peran keunggulan kompetitif memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM Mebel di Kabupaten Badung.
1.4
Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Kegunaan Teoritis (1) Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya bidang ilmu manajemen pemasaran secara empirik, khususnya dalam aspek faktor – faktor yang mempengaruhi internasionalisasi UKM yaitu keunggulan kompetitif dan orientasi pasar. (2)
Bagi Mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari proses perkuliahan serta memperoleh tambahan pengetahuan dan informasi dari penelitian ini.
2) Kegunaan Praktis (1)
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak UKM dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan
8
peran keunggulan kompetitif memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap internasionalisasi UKM.
1.5
Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan tentang isi dan susunan dari
skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana kerangka penulisan dapat diuraikan sebagai berikut.
BAB I
Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II
Kajian Pustaka Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan – permasalahan yang dibahas serta rumusan hipotesis dari penelitian ini.
BAB III
Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian,
obyek
penelitian,
identifikasi
variabel,
definisi
operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengukuran data, pengujian instrumen serta teknik analisis data.
9
BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum atau deskripsi hasil penelitian pada UKM Mebel di Kabupaten Badung serta pembahasan tentang permasalahan – permasalahan yang telah dianalisis.
BAB V
Simpulan dan Saran Pada bab ini diuraikan mengenai simpulan dari keseluruhan hasil penelitian serta saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang dilakukan.
10