BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini dirasakan sangat pesat. Pertumbuhan dan perkembangan ini juga berjalan seirama dengan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Perusahaan harus mampu memberdayakan semua jenis sumber daya yang ada dalam perusahaan dengan lebih baik, agar perusahaan mampu terus bersaing dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive.
Suatu
perusahaan
untuk
mencapai
keunggulan
tersebut
harus
meningkatkan kinerja individual karyawannya, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kinerja yang baik menuntut karyawan untuk berperilaku sesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Dasar kepribadian untuk perilaku etis merefleksikan ciri karyawan yang disiplin, hadir ditempat kerja tepat waktu, suka menolong, perhatian, dan mematuhi semua peraturan yang berlaku di dalam perusahaan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat. Tugas pokok dan fungsi PDAM Tirta Malem adalah mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan,
1
Universitas Sumatera Utara
2
meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem terus melakukan evaluasi dan pembenahan kinerja. Menurut Griffin (2006:58) perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma sosial yang diterima secara umum. Pentingnya meneliti perilaku etis karyawan dalam bekerja tidak hanya untuk memastikan bahwa karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe telah mematuhi semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang terkait, namun memberikan panduan bagi karyawan dalam melakukan interaksi berdasarkan nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari budaya perusahaan. Perilaku etis yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan produktivitas perusahaan, menurunkan tingkat keluar masuk karyawan, serta memantapkan manajemen perusahaan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti di PDAM Tirta Malem, perilaku karyawan masih belum menunjukkan perilaku etis saat bekerja diantaranya terdapat karyawan yang terlambat masuk jam kerja, pulang kerja lebih awal dari jam pulang kerja seharusnya, tidak berada di kantor pada saat jam kerja, karyawan berbincang-bincang melalui telepon atau mengobrol dengan karyawan lain dengan santai yang tidak berkaitan dengan pekerjaan ditengah jam kerja, merokok saat jam kerja, sering menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan, adanya karyawan yang bermain games di komputer atau browsing di situs jejaring sosial untuk mengisi waktu, ketika sudah ada aturan
Universitas Sumatera Utara
3
untuk memakai seragam PDAM pada hari Senin sampai dengan hari Rabu, masih ada karyawan yang melanggar aturan ini dengan memakai kemeja bukan seragam PDAM, masih adanya kecurangan seperti karyawan yang datang terlambat masih diperbolehkan menandatangani absensi karena adanya kerjasama dengan karyawan pada bagian yang bertanggung jawab atas absensi, dan masih terdapat karyawan yang secara sengaja melaporkan data yang salah seperti kesalahan pada laporan keuangan untuk menutupi kesalahannya sendiri atau kesalahan rekan kerja. Hal tersebut sebagai bukti masih rendahnya kontribusi perilaku etis dalam diri sebagian kecil karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe. Untuk mengetahui perilaku etis karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe apakah sudah berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mematuhinya peraturan yang ada, berikut ini adalah rekapitulasi absensi karyawan mulai bulan September 2014 - Desember 2014. Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe Bulan September 2014 – Desember 2014 (orang) Bulan
Jumlah Karyawan
Jumlah Hari Kerja
Terlambat
Absen
Pulang lebih awal
September Oktober November Desember
94 94 94 94
22 23 20 21
50 53 59 78
11 16 16 17
8 2 5 4
Sumber: Bagian Umum dan SDM PDAM Tirta Malem Kabanjahe (diolah)
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1.1 diatas,dapat dilihat bahwa masih banyaknya karyawan yang sering datang terlambat, tidak hadir, dan pulang lebih awal dari jam pulang kerja yang telah ditetapkan perusahaan, hal ini
Universitas Sumatera Utara
4
menunjukkan bahwa etika karyawan dalam bekerja belum maksimal karena masih belum mematuhi peraturan yang berlaku diperusahaan. Kecerdasan emosional sangat mendukung perilaku etis karyawan dalam bekerja. Menurut Robbins (2008:335) yang dianggap penting bagi peningkatan perilaku etis karyawan ialah kecerdasan emosional (Emotional Qoutient) yang merupakan kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjukpetunjuk dan informasi emosional, semakin baik seseorang dalam mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadikan mereka berperilaku lebih etis dalam pekerjaan mereka. Dalam konteks pekerjaan, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengetahui apa saja yang kita dan orang lain rasakan termasuk cara yang tepat dalam menangani masalah (Martin, 2003:23). Mengelola emosi dengan baik dan dapat digunakan secara selaras dengan nalar, seperti pengetahuan tentang temperamen, belajar mengatur suasana hati, mengenali perasaan orang lain dan mengontrol emosi yang tidak produktif. Rendahnya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai, dimana kecerdasan emosional tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam menyelesaikan masalah yang ada. Kurangnya kemampuan karyawan PDAM Tirta Malem dalam mengontrol emosi yang kurang produktif juga menjadi masalah yang sering terjadi didalam perusahaan, seperti masih adanya karyawan yang mengobrol ditengah jam kerja sehingga penyelesaian pekerjaan menjadi tertunda, kegiatan seperti itu menunjukkan masih kurangnya kemampuan karyawan dalam mengontrol emosinya yang kurang produktif karena melakukan kegiatan yang kurang
Universitas Sumatera Utara
5
bermanfaat bagi organisasi dan menunjukkan perilaku yang kurang etis dari karyawan, karena mengobrol ditengah jam kerja bukan perilaku yang seharusnya diperlihatkan karyawan saat bekerja. Kurangnya kemampuan karyawan dalam mengelola emosi juga sangat sering terjadi di PDAM Tirta Malem Kabanjahe. Contohnya saat seorang karyawan pada Bagian Langganan sedang dalam keadaan marah dan tidak mampu mengelola emosinya, akan berdampak kepada pelanggan yang mengakibatkan saat melayani pelanggan yang ingin membayar rekening air, karyawan menunjukkan perilaku yang kurang etis kepada pelanggan, misalnya menunjukkan raut wajah yang tidak menyenangkan, kurang ramah kepada pelanggan, kurang sopan berbicara kepada pelanggan, dan juga menyebabkan pekerjaannya menjadi tidak maksimal karena kurang mampu mengelola emosinya dengan baik. Selain kecerdasan emosional, iklim organisasi juga mempengaruhi perilaku etis karyawan dalam bekerja. Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang memengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi (Wirawan, 2007:122). Menurut Stinger (dalam Wirawan, 2007:131) karakteristik atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu. Orang dapat berperilaku dari sangat positif sampai sangat negatif
berdasarkan
iklim
organisasinya.
Iklim
organisasi
senantiasa
mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
6
Iklim organisasi yang baik akan mempengaruhi kondisi kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan perilaku etis karyawan. Iklim organisasi yang dirasakan karyawan selama bekerja di PDAM Tirta Malem juga masih kurang, hal tersebut dapat dilihat dari peraturan perusahaan yang masih kurang tegas terhadap karyawannya, sebagai contoh karyawan yang datang terlambat masih diperbolehkan masuk kerja seperi biasa meskipun sudah ada peraturan yang menyatakan bahwa karyawan harus hadir di kantor pukul 07.30 WIB pagi untuk melakukan absen pagi, tetapi masih ada karyawan datang terlambat dan masih diperbolehkan menandatangani absen pagi. Hal tersebut sering terjadi karena karyawan yang datang terlambat hanya diberikan peringatan lisan sehingga karyawan tidak terlalu mematuhi peraturan yang ada, juga masih adanya kerjasama dengan karyawan pada bagian yang bertanggung jawab atas absensi, sehingga karyawan yang datang terlambat diperbolehkan untuk menandatangani absen. Tindakan seperti itu merupakan perilaku yang kurang etis dari karyawan karena tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan perusahaan dengan datang terlambat dan memperbolehkan karyawan yang terlambat untuk menandatangani absen. Kepuasan kerja juga sangat menentukan perilaku karyawan dalam bekerja. Menurut Robbins (2008:107) Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya, semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh seorang karyawan akan secara otomatis memacu mereka untuk berperilaku lebih etis dalam bekerja dan dapat mengendalikan emosi dengan sebaik mungkin dalam
Universitas Sumatera Utara
7
mengambil setiap keputusan. Kepuasan kerja karyawan biasanya dipengaruhi oleh promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri, supervisi, dan teman kerja (Sopiah, 2008:172). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PDAM Tirta Malem Kabanjahe menunjukkan sebagian kecil karyawan merasakan ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat sistem promosi yang berlaku di PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo yang dirasakan karyawan belum berlangsung secara adil. Sistem promosi yang berlangsung di PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo lebih banyak diberikan kepada karyawan yang kinerjanya kurang bagus ataupun karyawan yang memiliki hubungan dengan atasan. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan ketidakpuasan bagi karyawan. Pekerjaan yang monoton juga mengakibatkan ketidakpuasan bagi sebagian kecil karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe, tidak ada pekerjaan yang secara mental menantang bagi mereka atau pekerjaan yang lain dari biasanya, sehingga tidak memberikan tantangan bagi karyawan yang pada akhirnya tidak memberi kepuasan tersendiri bagi mereka dalam bekerja. Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka ini mengakibatkan mereka sering menunda-nunda pekerjaan dan lebih banyak mengobrol atau melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan seperti bermain games dimana kegiatan seperti itu menunjukkan perilaku yang kurang etis dari karyawan, karena mengobrol ataupun bermain games ditengah jam kerja bukan perilaku yang seharusnya diperlihatkan karyawan saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
8
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian untuk mengkaji lebih lanjut fenomena yang ada. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Iklim Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Perilaku Etis Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, perumusan masalah didalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo?” 2. Apakah iklim organisasi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo?” 3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo?” 4. Apakah kecerdasan emosional, iklim organisasi, dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo?” \
Universitas Sumatera Utara
9
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan didalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo. 4.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, iklim organisasi, dan kepuasan kerja terhadap perilaku etis karyawan pada PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi PDAM Tirta Malem Kabanjahe Memberikan informasi tambahan dan bahan masukan dalam meningkatkan perilaku etis karyawan melalui penerapan kecerdasan emosional, iklim organisasi, dan kepuasan kerja bagi karyawan PDAM Tirta Malem Kabanjahe Kabupaten Karo
Universitas Sumatera Utara
10
b. Bagi Penulis Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah diterima di bangku perkuliahan dan menambah wawasan serta pola pikir dalam menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, iklim organisasi, dan kepuasan kerja terhadap perilaku etis karyawan c. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara