1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini merupakan era tanpa batas, hal ini tercermin dengan adanya kebebasan dalam berusahadan bersaing. Dampak dari era globalisasi ini, dapat dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi serta
dan teknologi
yang mengakibatkan
persaingan dunia usaha semakin meningkat. Hal tersebut akhirnya menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa serta menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha agar tetap bertahan dalam persaingan dunia usaha. Persaingan antar perusahaan dapat terlihat dengan banyaknya para pengusaha bisnis yang berlomba-lomba untuk mengunggulkan produk atau jasa usaha yang ditawarkan, seperti yang dikemukakan Porter dalam Kotler (2008:412) untuk memperoleh keberhasilan maka perusahaan atau unit bisnis harus melakukan strategi bersaing generik. Jika perusahaan tidak melakukan strategi tersebut, perusahaan akan terjepit di tengahtengah pasar yang kompetitif dengan tidak memiliki keunggulan kompetitif apapun. Sehingga salah satu faktor penting untuk memenangkan dan menghadapi persaingan adalah keunggulan kompetitif dan kualitas produk atau jasa yang ditawarkann. Menurut Rivai (2005:16) Salah satu faktor penting lainnya yang mendukung tercapainya keberhasilan dalam menghadapi persaingan
2
dunia bisnis adalah ketersediannya sumber daya manusia yang berkualitas dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai produktifitas tinggi untuk menciptakan kinerja yang baik bagi perusahaan. Sumber daya manusia dianggap mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan suatu perusahaan, karena melalui sumberdaya manusia suatu perusahaan, sehingga sumber daya yang lain dalam perusahaan dapat berjalan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi yang merupakan pemindahan atau pelimpahan suatu fungsi kerja kepada pihak ketiga seperti pernyediaan jasa, maka PT. Indosat Sales Area Pare-Pare harus mampu meningkatkan efektivitas fungsi tenaga kerja. Oleh karena itu, keberadaan manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelolah, mengatur dan mengurus sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mengelola dan mengatur sumber daya manusia, pihak perusahaan harus mampu memperhatikan kenyamanan dan kepuasan serta hak yang harus di dapatkan para karyawan sehingga dapat bertahan dan menjadi lebih produktif dalam menjalankan tugas serta tanggungjawab dalam mengelola perusahaan. Hal serupa dikemukakan (Rivai, 2005 :11) bahwa untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu perusahaan, departemen SDM membantu para pimpinan memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah dan jenis hak karyawan.
3
Stress menurut Hans Selye (1976) stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban yang diberikan kepada seseorang. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis. Robbins (2008:393) mengemukakan, stres merupakan kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang diinginkan individu tersebut dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting Menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya Ada beberapa sumber potensi stres dalam dunia kerja, Menurut Robbins (2006:795) ada tiga sumber utama timbulnya stress yaitu Faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor individual. Setiap individu yang di tempatkan pada kondisi lingkungan yang sama mungkin menunjukkan tanggapan psikologis, fisik, dan
perilaku yang sangat
berbeda. Oleh karena itu, stres dapat mempengaruhi dengan berbagai cara yang berbeda pula dan akibat yang ditimbulkan berbeda tergantung bagaimana respon setiap individu menilai stres tersebut. Berdasarkan
4
atas tekanan kerja yang dirasakan oleh setiap individu dan bagaimana lingkungan organisasi yang menjadi salah satu pemicu timbulnya stres. Selain itu, juga dapat dikarenakan karena tidak adanya alasan untuk menolak atas kelebihan pekerjaan yang dikerjakan ataupun jadwal kerja yang dibebankan kepada karyawan. Demikian adanya pengaruh yang sangat erat antara individu dengan situasi dan lingkungan organisasi yang dapat menjadi pemicu timbulnya stres. Ada berbagai tipe stres yang dapat dialami oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaanya antara lain yaitu : 1.
Tekanan Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa disekitar dengan individu. Tekanan yang dihasilkan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak atau memberikan feedback. Tekanan mental adalah bagian dari kehidupan harian. Tekanan mental merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di ancam oleh peristiwa disekitarnya dan menyebabkan individu tersebut bertindak. Individu dapat mengalami tekanan ketika di tempat kerja, penyesuaian diri dengan lingkungan baru, atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana bisa menjadi pendorong kepada suatu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental itu terlalu tinggi maka akan menimbulkan masalah sosial dan seterusnya dapat menggangu kesehatan.
2.
Frustasi
5
Adalah kondisi yang terjadi dimana suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Konflik Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. 4. Kecemasan Saranson dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut. Menurut Hans Selye (1976) pekerjaan dan stress memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah : 1. Tuntutan kerja Pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
6
2. Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen. 3. Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia Contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. Karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare dituntut dalam melaksanakan pekerjaannya harus bekerja secara optimal, yaitu datang tepat pada waktunya, mampu memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan baik dari segi pelayanan dan dari segi pengetahuan produk, sehingga pelanggan akan merasa puas atas kinerja karyawan pemasaran. Namun pada kenyataannya, seringkali dijumpai individu yang secara tidak langsung menunjukkan bentukperilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan kerja tersebut. Hal ini terutama disebabkan oleh keadaan, baik secara individual, ataupun penyesuaian dirinya yang kurang dengan lingkungan kerja yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres. Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap dua orang karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare pada tgl 10 Oktober
7
2013 tentang masalah apa saja yang dirasakan oleh karyawan selama bekerja pada perusahaan tersebut, kedua karyawan mengeluhkan tentang terlalu besarnya tingkat tuntutan tugas yang dibebankan kepada mereka. Hal ini didukung oleh keterangan dari salah satu karyawan yang diwawancarai yaitu Rahmat Maulana Moo, SE. yang menyatakan bahwa tingkat absen karyawan di PT. Indosat Sales Area Pare-Pare yang cukup tinggi yaitu sebesar 35% terutama karyawan pada divisi pemasaran. Dan berdasarkan data yang didapatkan dari PT. Indosat Sales Area Pare-Pare dapat diketahui tuntutan tugas karyawan yaitu : a. Promosi dan penjualan Melakukan promosi dan penjualan di wilayah sales area b. Pembelian dan penyusunan aneka produk Memastikan pembelian produk dari indosat sesuai dengan permintaan pasar/outlet di sales area c. Transportasi Memastikan perpindahan produk darin indosat ke outlet adalah fungsi krusial. Diperlukan pengantaran yang tepat waktu dan tepat tempat d. Pergudangan Gudang/Depo diperlukan untuk memfasilitasi akses pada stok yang cukup agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan outlet di sales area Hal ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wanda Irawan Anwarsyah (2012) yang menyatakan bahwa karyawan merasa tidak nyaman dengan tuntutan tugas yang tidak selaras
8
dengan kemampuan mereka. Perusahaan memberikan beban kerja yang terlampau
tinggi sehingga membuat karyawan mengalami stres.
Pernyataan tersebut didukung dengan data yang diperoleh yaitu jadwal shift kerja karyawan yang terlalu padat, dan informasi yang menyatakan bahwa adanya rasa jenuh dengan pekerjaan monoton setiap harinya yang dirasakan oleh karyawan. Karasek (1979) yang menjelaskan Job Strain Model mendefenisikan job demands sebagai aspek yang menimbulkan stress dari pekerjaan. Hal ini juga didukung oleh Kristensen et al. (2004) yang menjelaskan bahwa job demands menjadi konstruk paling penting dalam menjelaskan stress pada pekerjaan. Dengan melihat betapa pentingnya pengaruh stress kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan, maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Tuntutan Tugas terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare.”
1. 2. Rumusan Masalah Dalam perkembangan dunia kerja saat ini, suatu perusahaan harus mampu memahami keadaan dan tekanan yang dirasakan oleh para karyawan dibutuhkan suatu pendekatan yang intensif untuk mengatasi masalah yang ada guna meningkatkan produktivitas dari para karyawan didalam perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah tuntutan tugas berpengaruh terhadap stress kerja karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare?
9
1. 3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Pengaruh Tuntutan Tugas terhadap Stres Kerja karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare Divisi Pemasaran.
1.3.2. Manfaat penelitian Manfaat dari penulisan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia industri tentang Faktor Organisasional yang ada hubungannya dengan Stres kerja Karyawan sehingga dapat dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi stres pada karyawan. 2. Menjadi bahan pertimbangan, pemikiran dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan. 3. Dapat menjadi acuan dan bahan pembelajaran serta referensi bagi penulis lainnya yang akan melakukan penelitian dengan judul atau materi yang sama
10
1. 4. Sistematika Penulisan Proposal ini terbagi atas 3 bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan
Merupakan
bab
pendahuluan
yang
berisi
latar
belakang
pelaksanaan penelitian, pendekatan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. BAB II
Tinjauan Pustaka
Berisi landasan teori yang membahas teori-teori pendukung dalam penelitian, kerangka berpikir dan hipotesis. BAB III
Metodologi Penelitian
Membahas metodologi penelitian yang terdiri dari objek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model dan tehnik analisis serta definisi operasional. BAB IV
Hasil Penelitian
Berisi hasil penelitian seperti analisis karakteristik responden, analisis pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan, dan analisis regresi
11
BAB V
Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu dari hasil penelitian ini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
Landasan Teori
2. 1. 1. Pengertian Manajemen Sebelum membahas pengertian manajemen menurut para ahli, ada baiknya jika kita tahu dulu berasal darimana kata manajemen itu sendiri. MANAJEMEN berasal dari bahasa inggris “MANAGEMENT” yang berasal dari kata dasar “manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a business or an organization” yang artinya memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau organisasi. Dan definisi menurut kamus oxford adalah “the control and making of decisions in a business or similar organization”.Yang artinya pengendalian dan pembuatan keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah “penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
atau
pimpinan
yang
bertanggung
jawab
atas
jalannya
perusahaan dan organisasi.
2. 1. 2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Suntoyo (2008:2) manusia memegang peran yang sangat penting dalam keberhasilan suatu usaha. Dalam organisasi yang besar, modal yang besar teknologi yang canggih, sumber daya alam yabg
13
berlimpah tidak mungkin dapat dieksploitasi tanpa sumber daya yang diperlukan,
yang
memadai,
yang
mempunyai
kemampuan
dan
kompetensi yang memanfaatkan sumber daya lingkungan. Sebagaimana yang dikemukakan Dessler (2005:2): “Human Resource Management is the policies and practies involved in carrying out the “people” or human resource aspects of a management position, including recruiting, screening, training, rewarding, and appraising.” (Manajemen SDM adalah kebijakan dan cara-cara yang dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek-aspek SDM dari sebuah posisi manajemen termasuk perekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan dan penilaian).
2.1.3. Pengertian Stres Kerja Gibson et al. (2000:9) mendefinisikan stres dalam, tiga kategori/ sudut pandang yaitu; stres yang didefinisikan dari definisi stimulus, definisi tanggapan, dan gabungan dari keduanya yang disebut dengan definisi stimulus-fisiologi. Definisi stimulus dari stres adalah kekuatan atau perangsang yang menekan individu sehingga menimbulkan suatu tanggapan (response) terhadap ketegangan (strain), dimana ketegangan tersebut dalam pengertian fisik mengalami perubahan bentuk. Jika dipandang dari definisi tanggapan, stres adalah tanggapan fisiologis atau psikologis dari seseorang terhadap tekanan lingkungannya, dimana penekanannya (stressor) berupa peristiwa atau situasi eksternal yang dapat membahayakan.
14
Gibson et al. (2000:9) stres adalah sebagai suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individu dan/atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi, atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress menurut Hans Selye (1976) stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban yang diberikan kepada seseorang. Menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya Robbins (2008:368) mengemukakan stres merupakan kondisi dinamik yang di dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting, Dalam konteks perilaku organisasi, stres dapat dilihat dari sisi negatif maupun positif. Dari sisi positif, stres merupakan peluang nila stres menawarkan potensi perolehan dalam bentuk meningkatkan kinerja. Dari beberapa pengertian tentang stress, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu respon individu terhadap kondisi lingkungan eksternal yang berupa peluang, kendala (contraints), atau tuntutan (demands), yang menghasilkan respon psikologis dan
15
respon fisiologis, sehingga bisa berakibat pada penyimpangan fungsi normal atau pencapaian terhadap sesuatu yang sangat diinginkan dan hasilnya dipresepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Stres yang terlalu berat akan mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya. Gejala stres biasanya sering marah, tidak dapat rileks, agresi, tidak kooperatif dan pelariannya adalah minuman alkohol, merokok secara berlebihan bahkan narkoba Menurut Hans Selye (1976), stres dapat dibedakan menjadi stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Atau biasa juga dikatakan stress fungsional dan stress disfungsional. Kedua jenis stres ini meiliki karakteristik yang berbeda yaitu : 1.
Stres positif memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Memotivasi dan memfokuskan energy b. Berjangka pendek c. Terasa menarik dan masih dalam batas kemampuan d. Meningkatkan kinerja
2. Stres negative memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Menyebabkan kecemasan atau kekhawatiran b. Berjangka pendek atau panjang c. Terasa tidak menyenangkan dan berada diluar batas kemampuan d. Mengurangi kinerja e. Dapat menyebabkan masalah mental dan fisik.
16
2.1.3.1. Penyebab Stres Kerja Sumber potensial yang dapat memicu terjadinya stres kerja tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, namun stres bisa ditimbulkan oleh beberapa penyebab. Seperti pendapat dari Robbins (2008:370) bahwa sumber potensial stres ada beberapa faktor yaitu: 1. Faktor lingkungan Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur suatu organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres dikalangan para karyawan dalam organisasi tersebut. Ketidakpastian lingkungan meliputi: a) Ketidakpastian ekonomis, yang disebabkan karena perubahan dalam daur bisnis, sehingga dapat menimbulkan rasa khawatir karyawan ataupekerjaannya. b) Ketidakpastian politik, yang disebabkan karena kondisi politik suatu negara yang tidak stabil, sehingga dapat berpengaruh kedalam aspek kehidupan karyawan. c) Perubahan
teknologi,
adanya
inovasi
baru
yang
membuatketerampilan dan pengalaman seorang karyawan menjadi usang dalam waktu yang sangat pendek. 2. Faktor Organisasional Banyak faktor dalam organisasi yang mempengaruhi timbulnya stres, diantaranya adalah tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan antarpersonal.
17
a) Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait pekerjaan seseorang, Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan taat letak kerja fisik. b) Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dan peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi. Konflik peran menciptakan harapan harapan yang barang kali sulit dirujukkan atau dipuaskan . c) Tuntutan antarpersonal adalah tekanan yang diciptakan karyawan lain, kurang nya dukungan sosial dari rekan rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. 3. Faktor Individual Pada dasarnya setiap individu bekerja rata-rata 40 sampai 50 jam seminggu. Namun pengalaman dan masalah yang dijumpai orang diluar jam kerja lebih dari 120 jam tiap pekan dapat terbawa dalam lingkungan kerja (Robbins: 2008:372). Oleh karena itu, kategori terakhir adalah faktor individu karyawan yang mencakup faktor ekonomi, keluarga, ekonomi, dan karakteristik kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Menurut Handoko (2001:), faktor yang mempengaruhi stress dapat digolongkan menjadi dua penyebab, yaitu:
18
1. On The Job Adalah segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan, yang bisa menimbulkan stress pada karyawan. Hal-hal yang bisa menimbulkan stress yang berasal ddari beban pekerjaan antara lain : a) Beban kerja yang berlebihan. b) Tekanan atau desakan waktu. c) Kualitas supervisi yang jelek. d) Iklim politis yang tidak aman. e) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai. f)
Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab.
g) Kemenduaan peran (role ambiguity). h) Frustasi i)
Konflik antar pribadi dan antar kelompok.
j)
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
k) Berbagai bentuk perubahan. 2. Off The Job Adalah permasalahan yang berasal dari luar organisasi. Permasalahan yang mungkin terjadi antara lain : a) Kekuatan finansial b) Masalah yang bersangkutan dengan anak.Masalah fisik. c) Masalah perkawinan.Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal.
19
d) Masalah-masalah pribadi lain, misalnya kematian sanak saudara. Stress juga dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan pengharapan dari individu tertentu, kesulitan terhadap nilai ini mungkin disebabkan karena pribadi tersebut memasukkan unsur stress. Sebab lain adalah faktor eksternal, faktor ini dibagi menjadi dalam dua kategori, yakni tekanan fisik dan tekanan psikologi. Tekanan fisik termasuk minimnya ventilasi udara atau pencahayaan lampu ruangan atau berbagai macam tuntutan fisik lain.
2.1.3.2. Tahapan Stres Dengan bahasa latin, Hans Selye,M.D. menjelaskan tahapan stress ini dan menyebutkan sebagai The General Adaptation Syndrome (GAS), menurut Selye GAS juga terdiri dari 3 tahap : 1. Reaksi terkejut (alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar 2.
Adaptasi (adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress (stressor).
3. Kelelahan (exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
2.1.3.3. Konsekuensi Stres Robbins ( 2008:375) menyebut beberapa konsekuensi dari stres yang juga dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat stres dalam suatu organisasi. Beberapa
20
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres tersebut adalah sebagai berikut: 1. Gejala Fisiologis Pengaruh awal stres biasanya berupa gejala-gejala fisiologis. Ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa topik stres pertama kali diteliti oleh ahli ilmu kesehatan dan medis. Riset tersebut memberi kesimpulan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme. Peubahan metabolism seperti, sakit kepala, meningkatnya tekanan darah, laju detak jangtung yang menyebabkan sakit jantung. 2. Gejala Psikologis Stres
dapat
berkaitan
menyebabkan
dengan
ketidakpuasan.
pekerjaan
dapat
Stres
yang
menyebabkan
ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya dilihat dari, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, depresi, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan. 3. Gejala Perilaku Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan perilaku dilihat dari perubahan
produktivitas,
karyawan,perubahan
kemangkiran,
kebiasaan
makan,
dan
perputaran
meningkatkan
konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah adanya gangguan tidur.
21
Gambar 2.1 Model Stres Menurut Robbins
2.1.3.4. Mengelola Stres Dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli ketika karyawan mengalami tingkat stres rendah sampai menengah. Alasannya, tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkat stres yang tinggi atau bahkan tingkat rendah tapi berkepanjangan,
dapat mendorong
penurunan kinerja
dan
produktifitas para karyawan, dan menuntut adanya tindakan dari manjemen.
22
Menurut Robbins (2008:377) ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola stres yaitu : 1. Pendekatan Individu Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang terbukti efektif untuk mengatasi stres yaitu : a) Teknik teknik manajemen waktu b) Meningkatkan latihan fisik c) Pelatihan pengenduran d) Perluasan jaringan dukunagnsosial 2. Pendekatan Organisasi Beberapa faktor yang menyebabkan stres yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan struktur organisasi yang dikendalikan oleh manajemen.
Dengan
demikian
faktor
faktor
ini
dapat
dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin dilakukan manajemnen untuk mengelola stres yaitu : 1. Perbaikan seleksi karyawan dan penempatan kerja 2. Penggunaan penetapan sasaran yang realistis 3. Perancangan ulang pekerjaan 4. Peningkatan keterlibatan karyawan 5. Perbaikan komunikasi organisasi 6.
Menawarkan program kesehatan karyawan (wellness programs).
23
2.1.4. Pengertian Tuntutan Tugas Robbins (2008:372) Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang, tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual (otonomi, keragaman tugas) dan kondisi kerja. Menurut Simamora (1995:57), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlahkaryawan maupun kwalifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Komaruddin (1996:235), analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatupekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerjayang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas. Menurut
Menpan
(1997)
pengertian
beban
kerja
adalah
sekumpulan atau sejumlah kegiatanyang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangkawaktu tertentu. Pengukuran
beban
kerja
diartikan
sebagai
suatu
teknik
untuk
mendapatkaninformasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatanyang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisisbeban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwapengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkaninformasi jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.Informasi jabatan tersebut
24
dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk menyempurnakan aparatur
baik
di
bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan
sumberdayamanusia. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang dan dapat memberi tekanan pada orang jika tuntutan tugas kecepatannya dirasakan berlebihan dan dapat meningkatkan kecemasan dan stress. Produktifitas karyawan akan meningkat apabila tuntutan tugasnya sesuai dengan kompetensinya, beban kerja yang diberikan sesua dengan kemampuan, dan merasa senang selama menjalankan tugasnya. Pada dasarnya seseorang akan merasa tidak terbebani dengan tugasnya apabila memperoleh kenyamanan dan dapat berkomunikasi dengan
baik
dan
merasa
nyaman
dengan
lingkungan
kerja.
Tuntutantugas akan dibentuk oleh karakter tugas yangbersangkutan misalnya: tingkat kesulitan, kondisikerja, persyaratan kerja, tingkat ketrampilan. Gibson et al. (2000:344) beban kerja yang sangat berubah-ubah menyebabkan stress kerja. Nampak jelas sekali bahwatuntutan tugas yang beraneka ragam dan tidak sesuaidengan kompetensi serta skill yang dimiliki oleh karyawan akan berdampak pada stress kerja yangbersangkutan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tuntutan tugas memiliki pengaruh terhadap stres, depresi, dan bornout. Karasek (1979) yang menjelaskan Job Strain Model (JSM) mendefenisikan job demands
25
sebagai aspek yang menimbulkan stress dari pekerjaan. Hal ini juga didukung oleh Kristenen et al. (2004) yang mengungkapkan bahwa job demands menjadi konstruk paling penting dalam menjelaskan stres pada pekerjaan.
Penelitian
Kitaoka-Higasiguchi,
Nakagawa,
Morikawa,
Ishizaki, Miura, Naruse, dan Kido (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi job demands maka semakin tinggi pula tingkat depresi seseorang.
2.2.
Penelitian Terdahulu Daftar Penelitian Terdahulu a. Skripsi 1.
Stevi Anastasia, 2013, Pengaruh Tuntutan Tugas terhadap Stres Kerja karyawan Divisi Call Center PT. Binajasa Abadikarya (PT. BIJAK) dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating, uji regresi linear sederhana serta uji residual, populasinya adalah karyawan Divisi Call Center PT. Binajasa Abadikarya (PT. BIJAK), sampel yang digunakan sebanyak 30 orang, dan hasil penelitiannya menyimpulkan adanya
pengaruh yang positif dan signifikan dari tuntutan
tugas terhadap stress kerja karyawan. Dukungan social terbukti memoderasi pengaruh tuntutan tugas terhadap stres kerja. 2.
Syahrina Arumi, 2011, Pengaruh kepemimpinan dan Tuntutan Tugas terhadap komitmen organisasional dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderasi pada Karyawan PT GLEN NEVIS Gunung Terong, alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana serta uji residual,
26
populasinya adalah karyawan PT. Glen Nevis Gunung Terong, sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan dengan masa kerja diatas 3 tahun, dan hasil penelitian menyimpulkan adanya pengaruh signifikan kepemimpinan terhadap
komitmen
organisasional.
Tuntutan
tugas
berpengaruh terhadap komitmen organisasional. Motivasi tidak terbukti memoderasi pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasional 3.
Evy Putri Utrami, 2010, Pengaruh Faktor-Faktor Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Customer service di GraPARI Telkomsel Bandung 2010, alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana, populasinya adalah karyawan costumer service di GraPARI, sampel yang digunakan adalah keseluruhan anggota populasi, dan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan subvariabel terhadap
kinerja
karyawan
customer
service
GraPARI
Banda,Bandung. 4.
Hermita, 2011, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Semen Tonasa (persero) Pangkep, alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana, populasinya adalah karyawan PT. Semen Tonasa (persero) Pangkep sebanyak 1323 orang, sampel yang digunakan sebanyak 92 orang, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor stressor individu, faktor stressor kelompok dan faktor stressor organisasi secara bersamasama mempengaruhi kinerjakaryawan PT. Semen Tonasa
27
(Persero)
Pangkep
sebesar
40,2
%.
Faktor
yang
palingberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Semen Tonasa (Persero)Pangkep adalah faktor stressor kelompok sebesar 16,2%. 5.
Muh. Lutfi Fadhillah, 2010, Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating, alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana serta uji residual, populasinya adalah karyawan bagian produksi PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java yang berjumlah 287, sampel yang digunakan sebanyak 78 orang, dan hasil analisis menggunakan regresi sederhana (untuk hipotesis 1) dan moderating (untuk hipotesis 2) sehingga dapat diketahui bahwa variabel stress kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan (H1), dan variabel interkasi antara hubungan stress kerja dengan dukungan sosial berpengaruh positif
terhadap
kepuasan
kerja
(H2).Hasil
analisis
menggunakan uji t dapat diketahui stress kerja dan interkasi antara stress kerja dengan dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. 6.
Hendri Dwi Prasojo, 2011, Pengaruh kompleksitas Tugas dan Stres Kerja Terhadap Hubungan antar gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja, alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda,
Populasi dalam penelitiannya
adalah auditor pada kantor BPK dan BPKP perwakilan Yogyakarta berjumlah 161 auditor, sampel menggunakan
28
metode ConviencesSampling dengan tingkat kesalah 10 % dari populasi, maka sampelnya penelitian ditentukan sebesar 101 auditor, hasil penelitian menyatakan gaya kepemimpinan, kompleksitas tugas dan stres kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan BPK dan BPKP. Interaksi pemimpin berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan. Tabel 2.1
No
Tahun
1.
2013
2.
2011
3.
2010
Daftar Penelitian Terdahulu (Skripsi) Nama Judul penelitian Keterangan peneliti Stevy Pengaruh Tuntutan Populasi dalam penelitiannya adalah karyawan divisi call center Anastasia Tugas terhadap PT. Bina Jasa sebanyak 30 Stres Kerja orang. karyawan Divisi Call Center PT. Binajasa Hasil penelitian menyimpulkan Abadikarya (PT. adanya pengaruh yang positif BIJAK) dengan dan signifikan dari tuntutan tugas Dukungan Sosial terhadap stress kerja karyawan. sebagai Variabel Dukungan social terbukti Moderating memoderasi pengaruh tuntutan tugas terhadap stres kerja. Populasi dalam penelitiannya Syahrina Pengaruh Arumi kepemimpinan dan adalah seluruh karyawan PT Glen Nevis Gunung Terong dengan Tuntutan Tugas terhadap komitmen masa kerja lebih dari 3 tahun. organisasional dengan Motivasi Hasil penelitian menyimpulkan Sebagai Variabel adanya pengaruh signifikan Moderasi pada Kepemimpinan terhadap Karyawan PT komitmen organisasional. GLEN NEVIS Tuntutan tugas berpengaruh Gunung Terong terhadap komitmen organisasional. Motivasi tidak terbukti memoderasi pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasional Evy Putri Pengaruh FaktorPopulasi dalam penelitian ini Utami Faktor Stres Kerja adalah Populasi karyawan Terhadap Kinerja customer service GraPARI
29
Karyawan Cutomer service di GraPARI Telkomsel Bandung 2010
4.
5.
2011
2010
Hermita
Muh. Lutfi Fadhillah
Pengaruh Stres kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep
Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating
Banda,Bandung. Sampel yang digunakan yaitu keseluruhan anggota anggota populasi Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, terdapat pengaruh yang signifikan subvariabel terhadap kinerja karyawan customer service GraPARI Banda,Bandung. Populasi dalam penelitian ini yaitu karyawan pada PT.Semen Tonasa (Persero) Pangkep yaitu 1323 orang., sedangkan sampling yaitu mengambil sampel penelitian sebanyak 92 orang menggunakan teknik probabiliti dengan random sampling Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor stressor individu, faktor stressorkelompok dan faktor stressor organisasi secara bersama-sama mempengaruhi kinerjakaryawan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep sebesar 40,2 %. Faktor yang palingberpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Semen Tonasa (Persero)Pangkep adalah faktor stressor kelompok sebesar 16,2%. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi yang bekerja pada PT.Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang berjumlah 287 orang.Jumlah sampel yang ditetapkan pada penelitian ini sebanyak 78 responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, Hasil analisis menggunakan regresi sederhana (untuk hipotesis 1) dan moderating (untuk hipotesis 2) sehingga dapat diketahui bahwa variabel
30
6.
2011
Hendri Dwi Prasojo
Pengaruh kompleksitas Tugas dan Stres Kerja Terhadap Hubungan antar gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
stress kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan (H1), dan variabel interkasi antara hubungan stress kerja dengan dukungan sosial berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja (H2).Hasil analisis menggunakan uji t dapat diketahui stress kerja dan interkasi antara stress kerja dengan dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Populasi dalam penelitiannya adalah auditor pada kantor BPK dan BPKP perwakilan Yogyakarta. Berjumlah 161 auditor. Sampel menggunakan metode ConviencesSampling dengan tingkat kesalah 10 % dari populasi, maka sampelnya penelitian ditentukan sebesar 101 auditor. Tetapi, karena keterbatasan maka peneliti hanya mampu menyebarkan kuesioner 80. Gaya kepemimpinan, kompleksitas tugas dan stres kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan BPK dan BPKP. Interaksi pemimpin berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan.
b. Jurnal Penelitian terdahulu dalam bentuk jurnal disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut Table 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu (Jurnal)
No
Tahun
1.
2012
Nama peneliti Wanda Irawan
Judul penelitian
Keterangan
Hubungan Antara Job Demands
Dalam mengolah data, peneliti melakukan perhitungan statistika
31
Dengan Workplace Well-being Pada Pekerja Shift
2.
2011
Mirahayu Rumaning sih
Pengaruh Faktor Organisasional Pada Stres Kerja para Perawat dengan Pengalaman Kerja sebagai Variable Moderasi (Studi pada Rs. Dr. Moewardi Surakarta). (Jurnal Manajemen Bisnis Syariah)
3.
2007
H. Teman Koesmon o
Pengaruh kepemimpinan dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Khatolik Widya Mandala (Jurnal Manajemen dan Kewrirausahaan)
4.
2000
Cavanaug h MA, Boswell. W.R,
An empirical examination of selfreported work stress among U.S.
dengan menggunakan IBM SPSS versi 20.0.0, dengan menggunakan sampel sebanyak 155 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan negative yang signnifikan antara job demands dengan workplace well-being. Terdapat pengaruh positif variabel organisasional (konflik peran, hambatan karir, keterasingan, beban kerja,dan lingkungan kerja) terhadap stres kerja Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Variabel organisasional ( konflik peran, hambatan karir, keterasingan, beban kerja, dan lingkungan kerja) ternyata dapat mengurangi stres kerja setelah memasukkan variabel pengalaman kerja sebagai moderasi. Kepemimpinan dan Tuntutan tugasmempengaruhi Stress kerja, begitu pula berpengaruh terhadap Komitmen organisasi. Stress kerja berpengaruh secara positif terhadap kepuasankerja dengan moderate factor motivasi, artinyamotivasi memang memiliki hubungan yang timbalbalik dengan Stress kerja dan Kepuasan kerja. Teknik pengambilan sampel yaitu Random sampling, data yang telah terkumpul dianalisis denganmenggunakan SEM (Structural Equation Modeling)program Analyisis of Moment Structure (AMOS) Versi 5,0 (Ghozali: 2004) dilengkapi dengan ujikesesuaian model (Goodness of fit). Hipotesa ini dilakukan dan diuji menggunakan sampel dari 1.886 manajer AS dan data longitudinal. Hasil regresi menunjukkan bahwa
32
Roehling MV, dan Boedreau . J.W
managers (journal Of Applied Psychology) Cavanaugh MA, Boswell. W.R, Roehling MV, dan Boedreau. J.W
2.3.
stres kerja secara individuberhubungan secara positif dengan kepuasan kerja dan berhubungan negatif dengan pencarian pekerjaan. Sebaliknya, stres individu berhubungan negatif dengan kepuasan kerja dan berhubungan positif dengan pencarian kerja.
Kerangka Pikir
Berbagai tuntutan tugas dari perusahaan yang berlebihan atau beban kerja yang dianggap tinggi oleh karyawan akan mendorong timbulnya stres. Menurut Robbins (2008:371)
terdapat tiga faktor
potensial pemicu terjadinya stress yaitu : faktor lingkungan, faktor organisasional, dan faktor personal. Tinggi rendahnya tingkat stress seorang karyawan dalam bekerja akan mempengaruhi kondisi baik secara fisik, psikis, maupun perilaku. Apabila stres tersebut dirasakan dalam jangka waktu yang cukup lama akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Menurut Robbins (2008:374) Ada faktor lain yang membuat perbedaan kemampuan setiap individu dalam mengartikan dan mengatasi stres. Variabel perbedaan individual tersebut yang dapat menengahi hubungan antara potensi stressor dan stres aktual. Perbedaan individual tersebut antara lain yaitu : persepsi, pengalaman kerja, dukungan sosial, keyakinan pada pusat kendali, keyakinan diri dan permusuhan.
33
Peneliti hanya mengangkat tuntutan tugas sebagai variabel dependen dari sekian banyak penyebab stress menurut Robbins karena dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dua responden sama-sama mengeluhkan tentang tingkat tuntutan tugas yang tinggi. Maka dari itu peneliti menganggap tuntutan tugas adalah variabel yang berpotensi paling besar yang dapat menyebabkan stress kerja Berdasarkaan teori-teori yang diuraikan diatas, maka penulis menuangkannya dalam model paradigma penelitian sebagai berikut :
Tuntutan Tugas
Stres Kerja (Y)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.4.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas oleh penulis
yang telah dibahas sebelumnya maka penulis mengajukan dugaan atau hipotesis, yaitu : Diduga bahwa tuntutan tugas berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan bagian pemasaran PT. Indosat Sales Area Pare-Pare.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Rancangan Penelitian Menurut Sugiyono, (2011:3) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yan perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Agar penelitian lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka penulis menggunakan pendekatan atau metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh data yang berupa angka atau data kualititatif di angkakan/scorring, yang diperoleh melalui kuesioner. Menurut Sugiyono, (2011:11) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuatitatif. Statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada kantor pusat PT. Indosat Sales Area Pare-Pare yang berlokasi di kota Pare-Pare. Dilaksanakan dari bulan Oktober – Desember 2013.
35
3.3. Populasi dan Sampel
PT. Indosat Sales Area Pare-Pare memiliki jumlah karyawan sebanyak 65 orang yang tersebar di 18 kabupaten yang dibagi dalam 3 Cluster yaitu Cluster Pare-Pare yang berjumlah 35 karyawan, Cluster Palopo yang berjumlah 15 karyawan dan Cluster Polewali yang berjumlah 15 karyawan. Dimana tiap cluster mengawasi 6 kabupaten. PT. Indosat Sales Area Pare-Pare memiliki tuntutan tugas antara lain : e. Promosi dan penjualan Melakukan promosi dan penjualan di wilayah sales area f.
Pembelian dan penyusunan aneka produk Memastikan pembelian produk dari indosat sesuai dengan permintaan pasar/outlet di sales area
g. Transportasi Memastikan perpindahan produk darin indosat ke outlet adalah fungsi krusial. Diperlukan pengantaran yang tepat waktu dan tepat tempat h. Pergudangan Gudang/Depo diperlukan untuk memfasilitasi akses pada stok yang cukup agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan outlet di sales area. P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare dipimpin oleh Sales Area Manager yang membawahi seorang Channel Management, Marketing
36
Communication dan seorang Cluster Officer dari masing-masing cluster yang ada dalam naungan sales area Pare-Pare. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare.
Sales Area Manager Pare-Pare
Rachmat Maulana Moo SE.
Channel Management Herman Usman
Marketing Communication Vacant
Cluster Officer Pare-Pare Abdul Sofyan
Cluster Officer Palopo M. Rahman
Cluster Officer Polewali Safaruddin Thalib
Gambar 3.1 Struktur Organisasi P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare Alasan penulis memilih melakukan penelitian di PT. Indosat Sales Area Pare-Pare untuk diteliti karena peneliti melihat adanya ketidak seimbangan antara jumlah karyawan yang hanya berjumlah sebanyak 65 orang dengan tuntutan tugas dan luasnya cakupan tiap cluster di sales area.
37
Hal tersebut juga diperkuat dengan data yang didapatkan oleh penulis dari hasil observasi dan wawancara dengan 2 karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare yang memberikan pernyataan tentang keluhan mereka akan tuntutan tugas yang begitu banyak dengan lingkup area yang sangat luas. Hal ini dapat menyebabkan stress kerja terhadap karyawan yang diakibatkan oleh tingkat tuntutan tugas yang ada di perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare yang berjumlah 65 orang, karena sedikitnya jumlah populasi, maka penulis menggunakan metode total sampling atau metode sensus yakni seluruh populasiakan diamati menjadi sampel. Karena sampel yang besar cenderung memberikan atau lebih mendekati nilai sesungguhnya terhadap populasi atau dapat dikatakan semakin kecil pula tingkat kesalahan.
3.4. Jenis dan Sumber Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.
Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa keteranganketerangan, seperti sistem pemberian balas jasa financial dan pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja karyawan
2.
Data kuantitatif yaitu data yang berupa laporan-laporan secara tertulis, seperti ; besarnya gaji karyawan.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
38
1. Data Primer Menurut Sugiyono (2011:187) data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian. Data primer biasanya diperoleh dengan wawancara langsung kepada objek atau dengan pengisian kuesioner yang dijawab oleh objek penelitian. Data primer dalam penelitian iniadalah data yang didapatkan langsung dari responden melalui pengisian kuesioner yang telah ditetapkan bobotnya pada setiap jawaban, dan melalui wawancara kepada Head Manager dan karyawan bagian pemasaran PT. Indosat Sales Area ParePare. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2011:187) Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peengumpul data misalnya lewat orang lain atau dokumen. Contoh data sekunder adalah data yang diambil dari koran, majalah, jurnal, dan publikasi lainnya. Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah data-data yang diambil dari berbagai studi pustaka, berasal dari berbagai buku fisik lalu dikutip, jurnal elektronik, internet, dan publikasi lainya sebagai pencarian dan pengunduhan data secara online atau elektronik.
39
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui dua tahap penelitian, yaitu: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan
antara
lain
bersumber
dari
penelitian
lainnya
dengan
mengumpulkan
literatur–literatur, yang
ada
bahan
data
yang
dan
hasil
kuliah,
hubungannya
dengan
objek
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas. 2. Studi Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan
yang
bersangkutan,
baik
melalui
observasi,
penyebaran kuesioner kepada para pegawai, dan wawancara. Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara : a. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakkukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau responden
untuk
pertanyaan secara dijawab
tertulis kepada
(Sugiyono,
2011:192).
40
Responden yang akan menjawab kuesioner penelitian ini adalah pengawai atau karyawan PT. Indosat Sales Area Pare-Pare bagian pemasaran. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan- pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara luas mengenai objek penelitian (Sugiyono, 2011:188). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan penulis kepada PT. Indosat Sales Area Pare-Pare bagian pemasaran c. Observasi Observasi
merupakan
pengamatan
langsung
terhadap objek penelitian. Usaha ini dilakukan untuk melihat
secara
langsung
terhadap
kenyataan
yang
sebenarnya terhadap objek penelitian.
3.6.
Defenisi Operasional Variabel Menurut Robbins (2008:372) tuntutan tugas adalah faktor yang
terkait dengan pekerjaan seseorang, tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual (otonomi, keragaman tugas) dan kondisi kerja. Tuntutan tugas (X) adalah merupakan variable stimulus atau variable yang mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian ini variable independen adalah tuntutan tugas.
41
Gibson et al. (2000:9) mendefinisikan stres dalam, tiga kategori/ sudut pandang yaitu; stres yang didefinisikan dari definisi stimulus, definisi tanggapan, dan gabungan dari keduanya yang disebut dengan definisi stimulus-fisiologi. Definisi stimulus dari stres adalah kekuatan atau perangsang yang menekan individu sehingga menimbulkan suatu tanggapan (response) terhadap ketegangan (strain), dimana ketegangan tersebut dalam pengertian fisik mengalami perubahan bentuk. Jika dipandang dari definisi tanggapan, stres adalah tanggapan fisiologis atau psikologis dari seseorang terhadap tekanan lingkungannya, dimana penekanannya (stressor) berupa peristiwa atau situasi eksternal yang dapat membahayakan. Gibson et al. (2000:9) stres adalah sebagai suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individu dan/atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi, atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress kerja (Y) adalah variable yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variable bebas. Dalam penelitian ini variable dependen adalah stress kerja. Variable stress kerja dapat dilihat dari persepsi karyawan bagian pemasaran PT. Indosat Sales Area Pare-Pare.. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tuntutan tugas mempunyai pengaruh terhadap stress. Kristenen et al. (2004) yang
42
mengungkapkan bahwa job demands menjadi konstruk paling penting dalam
menjelaskan
stres
pada
pekerjaan.
Penelitian
Kitaoka-
Higasiguchi, Nakagawa, Morikawa, Ishizaki, Miura, Naruse, dan Kido (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi job demands maka semakin tinggi pula tingkat depresi seseorang. Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dari table berikut ini : Tabel 3.1 Variable Operasional No.
Variable Penelitian
1.
Tuntutan Tugas (X)
2.
Stres Kerja (Y)
Sub Variable Penelitian Design Pekerjaan Individual
Indikator
-
Otonomi Keragaman tugas
Kondisi Kerja
-
Gejala Fisiologis
-
Kondisi fisik lingkungan kerja Kondisi psikologis lingkungan kerja Merasakan sakit kepala Meningkatnya tekanan darah Tidak mampu mengontrol emosi (mudah marah) Menurunya system kekebalan tubuh Merasakan depresi Mudah cemas dan merasa tegang Menurunya tingkat kepuasan kerja Konsentrasi menurun Menunda-nunda pekerjaan Tingkat absensi (ketidakhadiran) meningkat Menurunnya produktivitas Perputaran karyawan
Gejala Psikologis
-
Gejala Perilaku
-
43
3.7.
Instrument Penelitian Skala yang dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:136). Dengan skala likert, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan dengan skala penilaian dari satu (1) sampai lima (5). Tanggapan positif atau maksimal diberi nilai lima (5) dan tanggapan negatif atau minimal diberi nilai paling kecil yaitu satu (1). Skala pengukuran persepsi responden (Skala Likert 1 s.d 4) Sangat Tidak Setuju 1
2
Sangat Setuju 3
4
Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab kuesioner, maka skala penilaiannya sebagai berikut: Skala 1:
Sangat tidak Setuju (STS)
Skala 2:
Tidak Setuju (TS)
Skala 3:
Setuju (S)
Skala 4:
Sangat Setuju (SS)
Pada umumnya skala likert didesain dengan susunan 5 alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam Arikunto (2010:284),
44
berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert Pernyataan
Skor
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel.Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen penelitian (kuisioner) 1. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’ alpha > 0,60.
45
2. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor variabel.
3.8.
Analisis Data
3.8.1
Regresi Liniear Sederhana Analisis regeresi liniear sederhana adalah hubungan secara liniear
antar satu variable indenpenden (X) dengan variable dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel memprediksi
nilai
dependen apakah positif atau negatif dan untuk dari
variabel
dependen
apabila
nilai
variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regeresi liniear sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX Keterangan: Y = Stres Kerja (nilai yang diprediksikan) X = Tuntutan Tugas a = Konstanta (Nilai Y apabila X = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan).
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
4.1.1. Analisis Karakteristik Responden Dalam penelitian ini penulis mengangkat tentang pengaruh tuntutan tugas terhadap kinerja karyawan pada P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare. Tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tuntutan tugas terhadap kinerja dari karyawan pada P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare. Sampel dalam penelitian ini menggunakan keseluruhan karyawan yang ada didalam perusahaan tersebut yang berjumlah 65 orang yang tersebar di 18 Kabupaten dan Kota. Karakteristik
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini
dikelompokkan menurut usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Untuk memperjelas karakteristik dari responden yang dimaksud, maka akan disajikan tabel mengenai data responden seperti yang dijelaskan berikut ini.
4.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase Laki-laki
49
75,38 %
Perempuan
16
24,62 %
Jumlah
65
100 %
Sumber : Data primer (kuisioner), diolah (2014)
47
Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 65 orang responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49 (75,38%) orang dan sisanya adalah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 (24,62%) orang. Responden pria lebih banyak dari wanita, hal ini disebabkan oleh tingkat tuntutan tugas di P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare yang tergolong tinggi dan berat. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Wood yang menyatakan bahwa laki-laki diharapkan lebih kuat, dominatif dan asertif. Sedangkan wanita mempunyai sifat merawat, sensitif dan ekspresif (Wood et al., 1997 dalam Psychemate, 2007). Maka dari itu untuk dapat menjalankan tuntutan tugas yang dianggap berat maka perusahaan lebih banyak merekrut karyawan pria terutama untuk menjalankan tugas lapangan yang tergolong berat.
4.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden
Persentase (%)
20-30 tahun
37
56,92 %
31-45 tahun
23
35,38 %
>45 tahun
5
7.70 %
Jumlah
65
100 %
Sumber : Data primer (kuisioner), diolah (2014)
Dari tabel 4.2 di atas karakteristik responden yang berdasarkan usia, responden yang berumur 20-30 tahun merupakan yang paling banyak, yaitu terdiri dari 37 orang atau 56,92% dan yang paling sedikit berumur lebih dari 45 tahun, yaitu terdiri dari 5 orang atau 7,70%. Dari hasil perolehan data tersebut
48
membuktikan bahwa responden dengan usia 20-30 tahun lebih dibutuhkan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare karena karyawan dengan usia muda lebih intensif dalam mengeluarkan ide-ide dan gagasan yang segar. Menurut Nitisemito (2000) menyatakan bahwa pegawai yang lebih muda cenderung memiliki fisik yang lebih kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja lebih keras dan pada umumnya mereka belum berkeluarga atau apabila sudah berkeluarga anaknya relatif masih sedikit. Hal ini yang membuat P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare lebih banyak merekrut karyawan yang berusia muda untuk menjalankan tuntutan tugas yang berat yang dibebankan oleh perusahaan.
4.1.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Persentase (%)
SMA / Sederajat
21
32,31 %
Diploma 3
14
21,54 %
Strata 1
30
46,15 %
Jumlah
65
100 %
Sumber : Data primer (kuisioner), diolah (2014)
Dari tabel 4.3 di atas karakteristik responden yang berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki tingkat pendidikan strata satu (S1) merupakan yang paling banyak yaitu 30 orang. Dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan diploma 3 (D3) sebanyak 14 orang sedangkan tingkat pendidikan SMA/Sederajat jumlahnya sebesar 21 orang. Dari hasil perolehan data di atas membuktikan bahwa karyawan yang memiliki tingkat pendidikan Strata Satu (S1) lebih dibutuhkan oleh P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare untuk
49
melaksanakan tuntutan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Karna semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan jauh lebih banyak untuk dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan dan mencapai tujuan dari perusahaan. Sedangkan untuk tingat pendidikan Diploma 3 (D3) dan SMA/Sederajat lebih difungsikan sebagai tenaga pemasaran untuk memasarkan produk yang disediakan oleh perusahaan.
4.2. Penentuan Range Survey ini menggunakan skala Likert dengan skor tertinggi di tiap pertanyaan adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Dengan jumlah responden sebanyak 65 orang maka : Diketahui :
Skor tertinggi : 65 x 4 = 260 Skor terendah : 65 x 1 = 65 ?? ? ? ? =
?? ????? ??? ? ? ? − ?? ?? ????? ? ? ℎ ?? ? ? ? ?? ??
?? ? ? ? =
260 − 65 = 48,75 65
Range untuk hasil survey, yaitu 48,75 dibulatkan menjadi 49
Range skor : 65-114
= Rangat rendah
115-164
= Rendah
165-214
= Tinggi
215-264
= Sangat Tinggi
50
4.3. Deskripsi dan Perhitungan Skor Variabel
Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga penghitungan skor bagi variabel tuntutan tugas (X), yang dibagi dalam 2 sub variabel yaitu design pekerjaan individual dan kondisi kerja mari kita uraikan sebagai berikut.
4.3.1. Deskripsi Variabel Tuntutan Tugas (X)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel tuntutan tugas didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuisioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel tuntutan tugas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4. Tanggapan Responden Terhadap Tuntutan Tugas Jawaban Responden No.
Pernyataan
STS
Skor
TS
S
SS
%
%
%
%
1.
X1.1
4
6,15
2
3,07
22
33,85
37
56,93
222
2.
X1.2
3
4,62
12
18,46
19
29,23
31
47,69
208
3.
X1.3
5
7,7
5
7,7
24
36,92
31
47,69
211
4.
X1.4
4
6,15
10
15,38
17
26,15
34
52,31
211
5.
X1.5
2
3,07
9
13,84
20
30,77
34
52,31
216
6.
X1.6
4
6,15
10
15,38
16
24,62
35
53,84
212
7.
X1.7
5
7,7
3
4,62
24
36,92
33
50,76
215
8.
X1.8
5
7,7
6
9,23
30
46,15
24
36,92
203
Rata-rata
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2014)
212
51
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap tuntutan tugas berada pada range ketiga yaitu setuju dengan rata-rata 212 yang menunjukkan bahwa variabel tuntutan tugas memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dan juga dapat dilihat skor tertinggi yang didapatkan pada hasil kuisioner adalah pernyataan pertama pada sub variabel design pekerejaan individual. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan cenderung bosan menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka karena tidak adanya variasi dalam pekerjaan yang mereka lakukan sehari-hari. Pernyataan diatas diambil berdasarkan jawaban dari 65 responden terhadap pernyataan tuntutan tugas yang dibebankan oleh perusahaan. Responden memberikan jawaban setuju (SS) terbanyak yaitu sebesar 56,93% dan jawaban sangat setuju (S) 46,15%
4.3.2. Deskripsi Variabel Stress Kerja (Y) dan Perhitungan Skor Variabel Dependen Tabel di bawah ini menunjukkan tanggapan responden mengenai stress kerja yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan mengenai gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku dalam menghadapi tuntutan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Variasi jawaban responden untuk variabel stress kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Stress Kerja No.
Jawaban Responden
Pernyataa n
STS
TS
S
SS
Skor
52
%
%
%
%
1.
Y1.1
5
7,7
7
10,76
22
33,85
31
47,61
209
2.
Y1.2
4
6,16
9
13,84
20
30,76
32
49,23
210
3.
Y1.3
5
7,7
5
7,7
29
44,61
26
40
206
4.
Y1.4
6
9,23
9
13,84
28
43,08
22
33,85
196
5.
Y1.5
7
10,77
5
7,7
30
46,15
23
35,38
199
6.
Y1.6
3
4,62
5
7,7
32
49,22
25
38,46
209
7.
Y1.7
5
7,7
3
4,62
25
38,46
32
49,22
214
8.
Y1.8
5
7,7
8
12,3
25
38,46
27
41,54
194
9.
Y1.9
6
9,23
5
7,7
29
44,62
25
38,46
203
10.
Y1.10
5
7,7
10
15,38
23
35,38
27
41,53
202
11.
Y1.11
8
12,30
5
7,7
26
40
26
40
200
12.
Y1.12
7
10,77
7
10,77
31
47,69
20
30,77
194
13.
Y1.13
2
3,07
7
10,77
28
43,08
28
43,08
212
14.
Y1.14
5
7,7
8
12,30
26
40
26
40
203
15.
Y1.15
5
7,7
7
10,77
25
38,46
28
43,08
206
Rata-rata
204
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2014)
Tabel 4.4 hasil olah data di atas, menyimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap variabel stress kerja berada pada range ketiga yaitu tinggi dengan rata-rata skor 192 yang menyimpulkan bahwa karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare memiliki tingkat stress kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya didalam perusahaan. Berdasarkan olah data di atas, tanggapan responden terhadap pernyataan gejala fisiologis dari stress kerja yang terdiri dari 4 item pernyataan saya memperoleh jawaban sangat setuju (SS) paling banyak yaitu sebesar 49,23% ,dan jawaban setuju (S) 44,61%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan P.T.
53
Indosat Sales Area Pare-Pare mengalami gejala fisiologis dari stres kerja yang cukup tinggi dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh perusahaan. Kemudian tanggapan responden mengenai pernyataan gejala psikologis dari stress kerja yang terdiri dari 6 item pernyataan saya memperoleh jawaban sangat setuju (SS) paling banyak yaitu sebesar 49,22% dan jawaban setuju (S) sebesar 49,22%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan P.T. Indosat Sales Area ParePare mengalami gejala psikologis dari stress kerja yang sangat tinggi dalam menjalankan segala beban tugas yang diberikan oleh perusahaan. Berikutnya tanggapan responden mengenai pernyataan gejala prilaku yang terdiri dari 5 item pernyataan saya memperoleh jawaban setuju (S) paling banyak yaitu sebesar 47,69% dan jawaban sangat setuju (SS) sebesar 43,08%. Berdasarkan hasil dari jawaban responden tersebut diatas menunjukkan bahwa karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare mengalami gejala prilaku yang cukup tinggi dalam menjalankan segala tuntutan tugas yang dibebankan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil dari jawaban pernyataan kuisioner diatas dapat dilihat bahwa gejala stres yang paling dirasakan oleh karyawan berada pada item pernyataan ke-7 pada sub-variabel gejala psikologis dimana karyawan pada P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare sering merasakan tegang pada oto terutama pada leher pada saat mereka menjalankan tugas yang dibebankan oleh perusahaan.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Pengukuran Instrumen Penelitian
4.4.1.1 Uji Validitas
54
Hasil uji validitas melalui program SPSS 20.00 terhadap instrumen penelitian diperoleh angka korelasi yang diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Indikator/Item Corrected Item-Total Correlation Keterangan Y1 ,301 VALID Stress Kerja Y2 ,408 VALID Y3 ,564 VALID Y4 ,499 VALID Y5 ,320 VALID Y6 ,443 VALID Y7 ,653 VALID Y8 ,521 VALID Y9 ,730 VALID Y10 ,604 VALID Y11 ,614 VALID Y12 ,757 VALID Y13 ,696 VALID Y14 ,870 VALID Y15 ,549 VALID Tuntutan Tugas X1_1 ,678 VALID X1_2 ,430 VALID X1_3 ,543 VALID X1_4 ,531 VALID X1_5 ,514 VALID X1_6 ,537 VALID X1_7 ,413 VALID X1_8 ,585 VALID Variabel
Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Berdasarkan tabel hasil uji validitas di atas, diketahui bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel tuntutan tugas dan stres kerja adalah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing item pernyataan berdasarkan kolom Corrected Item-Total Correlation memiliki nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari pada 0,3 (Azwar, 2007:158)
4.4.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik
55
cronbach’s alpha (α) dengan cara membandingkan nilai Alpha dengan standarnya, Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0,60. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pengujian reliabilitas denganmenggunakan alat bantu SPSS 20.00
Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas Variabel X Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alphaa ,675
8
Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Berdasarkan tabel hasil uji realibilitas variabel X di atas, 8 item indikator memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,675 yaitu lebih besar dari 0,6. Berdasasrkan ketentuan di atas maka indikator-indikator dalam penelitian ini dikatakan reliabel. Tabel 4.8. Hasil Uji Realibilitas Variabel Y Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alphaa ,878
15
Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Berdasarkan tabel hasil uji realibilitas variabel Y, 15 item indikator memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,878 yaitu lbih dari 0,6. Berdasarkan ketentuan diatas maka indikator-indikator dalam penelitian ini reliabel.
4.5. Uji Hipotesis
4.5.1 Hasil Analisis Regresi Sederhana
56
Analisis regresi linear sederhana digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel tuntutan tugas (X) terhadap stress kerja (Y). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.00 for Windows. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9. Hasil Regresi
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 48,818
4,666
,456
,180
Beta 10,462
,000
2,133
,000
1 X1
,647
a. Dependent Variable Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Berdasarkan hasil olah data maka dapat disusun persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :
Y = 48,818 + 0,456X Dimana : Y : Stress Kerja X : Tuntutan Tugas. Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
57
1. Nilai konstanta persamaan di atas sebesar 48,818. Angka tersebut menunjukkan tingkat stress kerja (Y) bila tingkat tuntutan tugas diabaikan. 2. Variabel independen tuntutan tugas (X) berpengaruh positif terhadap tingkat stress kerja (Y) dengan nilai koefisien sebesar (0,456). Hal ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan tingkat tuntutan tugas maka tingkat stress kerja maka tingkat stress kerja juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,456. 4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel
bebas
memiliki
pengaruh
terhadap
variabel
terikatnya.Nilai koefisien determinasi untuk dua varibel bebas digunakanR Square, sebagai berikut.
Tabel 4.10. Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
,846a
,716
,698
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja menunjukkan nilai kofisien determinasi ( R Square) sebesar 0,716 hal ini berarti variabel bebas yakni tuntutan tugas mempunyai kontribosi sebesar 71,6% terhadap variabel terikat (Y) yakni stress kerja sedangkan sisanya sebesar 28,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar dari penelitian ini
58
4.5.3 Uji Parsial (Uji t) Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (tuntutan tugas) secara individual dalam menerangkan variabel dependen (stress kerja). Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B 1
(Constant) X1
Std. Error
48,818
4,666
,456
,180
Beta
,647
10,462
,000
2,133
,000
a. Dependent Variable: Y Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial. 1.
Variabel Tuntutan Tugas (X) Hasil pengujian SPSS untuk variabel tuntutan tugas terhadap stress kerja (Y)
diperoleh nilai t hitung = 2,133 dengan tingkat signifikansi 0,000 Dengan menggunakan batas signifikansi (α) = 0,05 maka tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti variabel tuntutan tugas memiliki pengaruh yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap stress kerja (Y).
4.5.4. Uji Signifikansi (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model dapat digunakan untuk meramalkan
59
adanya pengaruh terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihatpada tabel berikut. Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
1,413
1
1,413
Residual
669,602
63
10,629
Total
671,015
64
F
Sig. 2,133
b
,000
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X1 Sumber: diolah melalui SPSS V.20,00
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh kemungkinan bisa atau tidaknya digunakan meramalkan variabel bebas yaitu tuntutan tugas (X) terhadap variabel terikat yaitu stress kerja (Y). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai α dengan nilai signifikansi dari nilai F hitung itu sendiri. Dimana jika nilai α lebih besar dari nilai signifikansi F hitung, maka variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y) Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 2,133 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (5%). Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa variabel tuntutan tugas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap stress kerja dinyatakan diterima.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis yakni pengujian regresi secara parsial dan secara simultan ternyata variabel tuntutan tugas berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan pada P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare.
60
Gambaran tuntutan tugas pada indikator-inidikator yang dinyatakan dalam kuisioner menunjukkan bahwa tingkat tuntutan tugas yang diberikan oleh P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare kepada karyawan tergolong tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di atas pemberian tuntutan tugas yang tinggi yang dibebankan kepada karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare akan membuat karyawan mengalami tingkat stress kerja yang lebih tinggi dalam menjalankan semua pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat skor tertinggi yang didapatkan pada hasil kuisioner adalah pernyataan pertama pada sub variabel design pekerejaan individual. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan cenderung bosan menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka karena tidak adanya variasi dalam pekerjaan yang mereka lakukan sehari-hari. Dengan dampak yang paling dirasakan berdasarkan hasil dari kuisioner yaitu para karyawan sering merasakan tegang dan sakit otot terutama pada leher pada saat bekerja. Yang didukung dari hasil uji regresi yakni antara yang dilakukan yang menyatakan bahwa apabila tingkat tuntutan tugas meningkat maka stress kerja yang dialami karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare juga akan meningkat yang membuktikan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel tuntutan tugas dan stress kerja. Hal ini juga didukung oleh oleh hasil analisis koefisien determinasi, uji signifikan dan uji parsial yang menyatakan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (tuntutan tugas) terhadap variabel dependen (stress kerja)
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tuntutan tugas terhadap stress kerja karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare. Dari rumusan masalah penelitian yang diajukan, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel tuntutan tugas (X) terhadap stress kerja (Y) karyawan pada P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.
5.2 Saran Berdasarkan pada analisi dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah : 1. Untuk P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare : Ditinjau dari hasil kuisioneer yang diisi oleh karyawan P.T. Indosat Sales Area Pare-Pare adalah sebagai berikut : a. Lebih mempertimbangkan tingkat tuntutan tugas yang diberikan kepada karyawan agar tidak terlalu membebani para karyawan. b. Kepada atasan perusahaan untuk lebih menjalin komunikasi yang baik dengan para karyawan agar lebih mengetahui apakah tuntutan tugas yang dibebankan kepada karyawan tidak terlalu memberatkan.
62
c. Lebih memotivasi karyawan agar dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan tuntutan perusahaan. d. Mengadakan kegiatan yang dapat menghibur karyawan dan untuk mengurangi tingkat stress dalam melakukan pekerjaan misalnya jalan-jalan bersama atau fun game yang bisa diadakan pada saat weekend atau disela-sela pekeerjaan. e. Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman bagi para karyawan dalam menjalankan segala tuntutan tugas yang diberikan oleh perusahaan. f.
Perusahaan harus membuat variasi pekerjaan dalam deskripsi pekerjaan yang mereka buat agar karyawan tidak merasa bosan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan mereka.
2. Bagi peneliti-peneliti berikutnya yang ingin mengadakan penelitian serupa, agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan mengangkat objek penelitian pada perusahaan lainnya dengan jenis pekerjaan yang berbeda. 3. Menambahkan variabel lain selain tuntutan tugas yang mungkin berpengaruh terhadap stress kerja. 5.3 Keterbatasan Penelitian 1. Kurangnya kesungguhan dari beberapa responden dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dikarenakan aktivitas dari beberapa responden yang cukup padat. 2. Masih kurangnya keengganan karyawan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini tampak dalam jawaban responden yang banyak menanggapi dengan
63
jawaban setuju sehingga hal ini memungkinkan adanya jawaban-jawaban yang biasa.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Stevy (2013). Pengaruh Tuntutan Tugas terhadap Stres Kerja Karyawan Divisi Call Center PT. Bina Jasa Abadikarya (PT. BIJAK) dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating. Arumi, Syahrina. (2011). Pengaruh kepemimpinan dan Tuntutan Tugas terhadap komitmen organisasional dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderasi pada Karyawan PT GLEN NEVIS Gunung Terong. Dessler, Gary. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan Kedua). Jakarta: Indeks. Gibson, Ivanicevich, dan Dannelly. (2008). Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: PT Erlangga. Handoko, Hani. (2008) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Hermita. (2011). Pengaruh Stres kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep. Irawan, Wanda (2012). Hubungan Antara Job Demands dengan Work Place Well-being Pada Pekerja Shift. Koesmono, Teman. (2007). Pengaruh kepemimpinan dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Khatolik Widya Mandala (Jurnal Manajemen dan Kewrirausahaan)
65
Kottler, Philip dan KevinLane Keller. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. MA, Cavanaught., WR, Boswell., MV Roehling., & J.W, Boedreau. (2010). An empirical examination of self-reported work stress among U.S. managers (journal Of Applied Psychology) Rumainingsih, Mrirahayu. (2011). Pengaruh Faktor Organisasional Pada Stres Kerja para Perawat dengan Pengalaman Kerja sebagai Variable Moderasi (Studi pada Rs. Dr. Moewardi Surakarta). (Jurnal Manajemen Bisnis Syariah). Rivai, Veithzal. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Dari Teori ke Praktik). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. (2006). Organizational Behavior 11th edition. Jakarta: Salemba Empat. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. (2008). Organizational Behavior 12th edition. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
SUMBER ONLINE http://e-journal.uajy.ac.id/3438/3/2EM14277.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik diakses Selasa, 5 November 2013/ 23.00
66
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22290/3/Chapter%20II.pdf http://www.scribd.com/doc/92639677/Definisi-Analisis-Beban-Kerja-MenurutBeberapa-Ahli diakses Rabu, 6 November 2013/ 03.00 http://www.sioloon.com/t8577-tekanan-mental diakses Rabu, 6 November 2013/ 02.30
67
BIODATA
Identitas Diri Nama
: Ricky June Baso
Tempat, Tanggal Lahir
: Rantepao, 17 Juni 1990
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat Rumah
: Jln. Malengkeri 1 Perumahan Taman Malengkeri
No. 30 Telpon Rumah dan HP
: 085299796788
Alamat E-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan - Pendidikan Formal
Tahun
1. TK Kristen Rantepao
1995 - 1996
2. SDN 4 Rantepao
1996 - 2002
3. SMP 2 Rantepao
2002 - 2005
4. SMAN 1 Rantepao
2005 - 2008
5. ABFII Perbanas
2008 - 2009
6. Universitas Hasanuddin
2009 - sekarang
- Pendidikan Nonformal
Riwayat Prestasi -
Prestasi Nonakademik 1. Mewakili UKM Bola Basket Universitas Hasanuddin pada invitasi bola basket di Sulawesi Selatan
68
2. Mewakili Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin pada invitasi bola basket di Sulawesi Selatan
Pengalaman -
Organisasi 1. UKM Bola Basket Universitas Hasanuddin 2. Golden Ball Makassar
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya Makassar, 12 Mei 2014
Ricky June Baso
69
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH TUNTUTAN TUGAS TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN PT. INDOSAT SALES AREA PARE-PARE
Petunjuk Umum: 1. Kuesioner ini bertujuan untuk penelitian, dalam rangka penulisan skripsi yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tuntutan tugas terhadap stres kerja karyawan. 2. Berikanlah Tanda (√) untuk pilihan yang anda anggap paling benar sesuai dengan pernyataan dengan keterangan sebagai berikut: a. SS:
(Sangat Setuju)
b. S:
(Setuju)
c. TS:
(Tidak Setuju)
d. STS:
(Sangat Tidak Setuju)
3. Apabila bapak/Ibu telah selesai menjawab, periksalah kembali dan pastikanlah tidak ada item pernyataan yang terlewatkan. 4. Perlu diketahui bahwa kuesioner ini bertujuan untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya, sehingga jawaban yang diberikan tidak berhubungan dengan nilai apapun. Informasi, identitas dan lainnya dijamin kerahasiaannya. Untuk itu, diharapkan kesediannya dan kerjasamanya untuk mengisi kuesioner ini dengan benar. Atas kerjasama dan kesediannya, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.
70
Identitas responden:
Jenis kelamin:
Usia:
Pendidikan Terakhir :
Variabel X ( Tuntutan Tugas )
SUB
NO
PERTANYAAN
STS
1.
Kurangnya variasi pekerjaan yang
VARIABEL Design pekerjaan
diberikan pada karyawan
individual 2.
Saya
berwenang
melakukukan masalah
dalam
menyelesaikan yang
didihadapi
pelanggan 3.
Pekerjaan yang saya kerjakan dari waktu ke waktu relatif tidak ada perubahan
4.
Saya diberikan wewenang untuk menentukan prosedur pekerjaan
Kondisi kerja
5.
Saya merasa terganggu dengan polusi udara yang kurang baik lingkungan kerja
TS
S
SS
71
6.
Konsentrasi
saya
terganggu
dengan adanya suara bising yang berasal dari mesin atau peralatan kerja lainnya 7.
Rekan
kerja
saya
cenderung
membuat saya tidak nyaman 8.
Jam kerja (shift) yang diterapkan perusahaan memberatkan saya
Variabel Y ( Stres Kerja Karyawan)
SUB NO VARIABEL Gejala
PERTANYAAN 9
fisiologis
Saya sering merasakan sakit kepala dalam melakukan pekerjaan
10
Saya merasa tekanan darah saya meningkat karena pekerjaan
11
Dalam menghadapi situasi pekerjaan setiap harinya, kadang saya tidak mampu mengontrol emosi (mudah marah)
STS
TS
S
SS
72
12
Daya tahan tubuh saya menurun ketika saya melakukan pekerjaan
Gejala
13
Psikologis
Saya
merasa
kurang
tidur
ketika
memikirkan pekerjaan kantor yang belum terselesaikan 14
Saya
merasa
cemas
dalam
menghadapi pekerjaan 15
Saya sering merasakan tegang dan sakit otot terutama leher pada saat bekerja
16
Saya kadang merasa belum puas dengan hasil pekerjaan saya
17
Saya
kadang
merasa
sulit
untuk
memusatkan perhatian (konsentrasi) ketika bekerja 18
Saya sering menunda pekerjaan jika menghadapi
kesalahan
dalam
pekerjaan Gejala
19
perilaku
saya
sering
melakukan
kesalahan
yang membuat pekerjaan saya tidak selesai pada waktunya 20
Saya kadang merasa malas untuk masuk kerja
21
Saya sering mengambil jatah cuti diperusahaan
73
22
Produktivitas
kerja
saya
kadang
mengalami penurunan 23
Saya memikirkan untuk keluar dari pekerjaan