1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional dalam menjalankan perannya. Peran akuntan sebagai penyedia informasi keuangan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan manajer puncak maupun keputusan untuk kepentingan pihak publik. Dalam melaksanakan perannya maka akuntan berpedoman pada kode etik akuntan yang berisi delapan prinsip. Kedelapan prinsip dalam kode etik akuntan dimaksudkan untuk memenuhi tujuan profesi akuntan. Tujuan tersebut yaitu memenuhi tanggung jawab sebagai akuntan dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Kode etik akuntan sebagai panduan akuntan merupakan bagian dari etika yang berorientasi pada kepentingan publik. Kode etik akuntan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika. Oleh sebab itu etika merupakan bagian yang tidak terpisah dari profesi akuntan. Dalam masyarakat terdapat banyak etika dalam berbagai bidang. Salah satu etika yang berhubungan dengan akuntan yaitu etika bisnis. Etika bisnis sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan peran akuntan menyangkut standar moral.
2
Akuntan yang profesional tentunya memiliki persepsi yang baik tentang etika baik melalui kode etik akuntan maupun etika bisnis. Etika
bisnis
maupun
etika
profesi
akuntan
sangat
dekat
implementasinya dengan pekerjaan akuntan. Dalam implementasi profesi akuntan terdapat banyak hambatan yang memerlukan keputusan yang etis. Keputusan etis yang diambil diharapkan menjadi jalan keluar dari hambatan yang dihadapi akuntan. Sikap dan tindakan etis akuntan akan mempengaruhi lingkungan kerjanya. Sikap dan tindakan etis akuntan juga mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap jasa yang diberikan. Kewajiban akuntan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak publik menyebabkan peran akuntan sangat dekat dengan masyarakat pengguna informasi akuntansi. Peran akuntan untuk menyediakan informasi keuangan kepada manajer dan publik bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya sekedar menyajikan informasi keuangan tetapi akuntan bertanggung jawab penuh terhadap informasi keuangan yang telah disajikan. Setiap langkah yang dilakukan akuntan berlandaskan etika dan etika bisnis merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Etika bisnis berkaitan dengan setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan terutama dalam proses pengolahan informasi keuangan yang akan mempengaruhi ekonomi perusahaan. Sebelum terjun dalam profesi akuntan, mahasiswa akuntansi telah banyak dibekali ilmu yang tidak hanya menyangkut perhitungan dan
3
metode pelaporan keuangan perusaaan. Dalam pendidikan akuntansi terdapat ilmu yang memuat etika bisnis. Etika bisnis dapat terintegrasi dalam matakuliah tertentu maupun menjadi satu matakuliah. Etika bisnis yang telah dipelajari diharapkan dapat diterapkan seimbang dengan ilmu akuntansi lainnya. Penerapan yang seimbang antara ilmu akuntansi dengan etika bisnis memerlukan adanya pemahaman yang baik terhadap etika bisnis itu sendiri. Pemahaman etika yang baik adalah pada saat mahasiswa akuntansi dapat mengintegrasikan etika dan mengambil keputusan etis dalam permasalahan akuntansi. Mahasiswa akuntansi tidak hanya yang berada pada tingkat Diploma, Strata Satu (S1) tetapi juga termasuk didalamnya yaitu mahasiswa yang mengikuti pendidikan profesi akuntan. Dalam pendidikan profesi akuntan (PPA), mahasiswa mempelajari ilmu yang berkaitan dengan etika terutama etika bisnis. Mahasiswa PPA merupakan mahasiswa yang sebelumnya telah menempuh pendidikan akuntansi. Status sebagai mahasiswa PPA menggambarkan bahwa mahasiswa tersebut telah mempelajari etika selama pendidikan akuntansi sebelumnya. Oleh karena itu mahasiswa PPA seharusnya memiliki persepsi yang lebih baik tentang etika bisnis daripada mahasiswa S1 maupun program Diploma. Mahasiswa yang telah lulus sebagai sarjana akuntansi maupun lulus pada profesi akuntan akan berpraktek dalam lingkungan yang berhubungan dengan penyediaan informasi keuangan. Semakin sering
4
dan semakin lama etika dipelajari dalam beberapa matakuliah yang mengandung etika maka diharapkan persepsi pada masing-masing tingkatan pendidikan akuntansi akan semakin baik. Susanto (2000) mengatakan bahwa etika bisnis merupakan isu yang sangat penting saat ini mengingat banyaknya pelanggaran terhadap etika penyelenggaraan kegiatan ekonomi. Pelanggaran tersebut menyebabkan masyarakat mulai mempertanyakan tanggung jawab sosial suatu organisasi yang merupakan bagian dari entitas sosial. Organisasi atau perusahaan harus mengatur kebijakan etika dan sekaligus menerapkannya dalam kegiatan bisnis. Dalam penerapan etika bisnis tersebut dituntut adanya implementasi tanggung jawab dan tugas. Pada intinya implementasi etika bisnis memerlukan komitmen dari setiap karyawan maupun manajer. Ada beberapa penelitian yang menguji apakah terdapat persepsi yang berbeda mengenai etika bisnis antara mahasiswa akuntansi dengan akuntan baik yang berperan sebagai akuntan publik maupun akuntan pendidik. Salah satu penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ekayani dan Putra di Bali (2003) yang membuktikan bahwa terdapat persepsi etika bisnis yang berbeda antara mahasiswa akuntansi, akuntan publik dan akuntan pendidik dimana akuntan pendidik memiliki persepsi yang lebih baik mengenai etika bisnis dibandingkan dengan akuntan publik serta akuntan publik memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi.
5
Perilaku etis seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang diterimanya. Dunia pendidikan akuntansi memiliki peranan besar dalam mempersiapkan akuntan yang dapat berperilaku etis (Sudibyo, 1995). Dunia bisnis tentu akan dihadapi akuntan saat mereka terjun dalam pekerjaannya sehingga perlu diketahui pemahaman calon akuntan terhadap etika bisnis. Pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan akuntansi diharapkan dapat membantu calon akuntan untuk menerapkan dan menghadapi persoalan etika bisnis yang terjadi dalam pekerjaannya kelak. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas maka peneliti sebagai mahasiswa akuntansi ingin meneliti tentang persepsi etika bisnis mahasiswa. Peneliti ingin meneliti apakah terdapat persepsi yang berbeda antara mahasiswa dengan tingkat pendidikan akuntansi yang berbeda. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang pada intinya membandingkan tingkat persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis. Oleh karena itu topik yang digunakan yaitu ”Studi Komparasi: Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Bisnis”.
Hasil penelitian terhadap komparasi persepsi
mahasiswa terhadap etika bisnis kiranya dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan maupun bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi penelitian etika bisnis.
6
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan persepsi etika bisnis antara mahasiswa Diploma 3, Strata satu dan mahasiswa pendidikan profesi akuntan?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian dengan topik studi komparasi dilakukan untuk menemukan bukti empiris apakah terdapat perbedaan persepsi etika bisnis antara mahasiswa akuntansi yang meliputi mahasiswa Diploma 3, S1 dan mahasiswa pendidikan profesi akuntan (PPA). Hasil penelitian akan menjadi bahan pertimbangan bagi penyusunan dan pengembangan etika dalam dunia pendidikan terutama pendidikan akuntansi.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian terhadap perbandingan persepsi etika bisnis mahasiswa akuntanso dilakukan untuk memberikan manfaat. Manfaat tersebut diperuntukkan bagi dunia pendidikan maupun untuk pihak-pihak yang terkait sehingga: •
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan ilmu akuntansi yang berkaitan dengan etika baik untuk D3, S1 maupun pendidikan profesi akuntan.
7
•
Memberikan tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian etika bisnis untuk mengembangkan pendidikan etika.
•
Pembaca dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi etika bisnis antara mahasiswa D3, S1 akuntansi, mahasiswa pendidikan profesi akuntan.
1.5
Batasan Penelitian •
Studi komparasi persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis terbatas pada mahasiswa D3, S1 akuntansi, mahasiswa pendidikan profesi akuntan.
•
Mahasiswa yang dijadikan responden adalah mahasiswa yang mengikuti studi akuntansi di Yogyakarta.
•
Mahasiswa D3 dan S1 yang dijadikan responden adalah mahasiswa tingkat akhir yang telah mengikuti matakuliah Etika dan atau Pengauditan. Responden untuk mahasiswa PPA adalah mahasiswa aktif.