BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan
berbagai jenis dan macam barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Dari sekian banyak kebutuhan yang diperlukan manusia, kebutuhan manusia kemudian digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Kebutuhan Primer Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Kebutuhan ini lebih dikenal dengan kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan dan papan. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Sekunder Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, hiburan dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah. 3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan
1
2
kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi,dan sebagainya. Film merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Dari zaman ke zaman, film mengalami perkembangan baik dari segi teknologi yang digunakan maupun tema yang diangkat. Hal ini disebabkan film berkembang sejalan dengan unsur-unsur budaya masyarakat yang melatarbelakanginya, termasuk di dalamnya adalah perkembangan bahasa. Ekky Imanjaya juga menuliskan pernyataan yang sama bahwa film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu (2006: 29). Artinya, film tidak dapat terlepas dari kondisi sosial budaya masyarakat yang melatarbelakangi pembuatan film tersebut. Dengan kata lain, film merupakan cerminan budaya manusia. Film tidak dapat terlepas dari kerja sebuah tim. Hal ini berarti bahwa dalam sebuah proses produksi film dibutuhkan seorang produser, penulis skenario, sutradara, asisten sutradara (astrada), aktor atau aktris, ahli make up, ahli properti, hingga hal esensial yang tidak kalah penting yaitu musik pengiring atau yang lebih dikenal sebagai soundtrack. Film yang merupakan gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibandingkan siaran radio dan televisi. Menonton televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 19510-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.
3
Film acap kali disebut dunia cinematografi. Cinematografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis (gerakan) dan grapho (mencatat), secara garis besar adalah perpaduan pilihan lampu dan kamera saat merekam gambar foto untuk bioskop.1 Hal ini masih terkait erat dengan seni fotografi. Banyak tambahan masalah dan masukan kreatif yang timbul ketika perpaduan kamera dan elemen-elemen tapilan visual bergerak, dan direkam. Sementara film atau sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia melarutkan diri mereka dalam sebuah dunia imajinasi dalam waktu tertentu. Film sendiri merupakan gambar bergerak, yang dalam bahasa inggris disebut motion picture adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup.2 Motion picture yang disebut juga movie, film atau sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia melarutkan diri mereka dalam sebuah dunia imajinasi dalam waktu tertentu. Film pada dasarnya terbagi atas dua jenis besar cerita, yaitu drama dan dokumenter. Diantaranya, yaitu: 1. Drama tragedi
:
Cerita yang berakhir dengan kematian atau duka lara.
2. Drama komedi
:
Cerita yang mampu membuat orang tertawa.
1
Modul Seminar “Apa itu film” oleh Slamet Rahardjo, Jakarta. 27 Maret 2010
2
Ibid
4
3. Drama misteri
:
Cerita
yang
mengutamakan
unsur
ketegangan. 4. Drama laga
:
Cerita
yang
mengutamakan
adegan
perkelahian atau adu fisik. 5. Melodrama
:
Cerita yang mengeksploitasi kesedihan.
6. Drama sejarah
:
Cerita yang diangkat berdasarkan sejarah.3
Film sendiri merupakan sebuah karya cipta yang diciptakan atas dasar keinginan yang menghasilkan hiburan atau kesenangan tersendiri bagi penciptanya. Walaupun pada masa kini Film sudah benar-benar berorientasi kearah bisnis namun, tujuan utama film untuk menghibur tetap tidak terlepaskan. Karena apabila film dibuat bukan berdasarkan keinginan untuk menghibur penontonnya, maka siapa yang akan menonton film tersebut. Dan jika tidak ada yang menonton maka tidak akan ada pemasukan dan produser pun tidak akan mendapatkan pemasukan berupa keuntungan. Di akhir tahun 80-an film Indonesia sempat mati suri, sampai akhirnya di akhir tahun 90-an film di Indonesia kembali bangkit. Bahkan seiring dengan pesatnya perkembangan televisi swasta di Indonesia belakangan ini, tayangan disediakan televisi dan rumah-rumah produksi semakin bervariasi. Kembali bergairahnya film Indonesia juga memberi alternatif bagi masyarakat yang selama ini hanya disodori film-film asing di layar lebar kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa diminatinya produksi lokal oleh masyarakat
3
Kinoysan; Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!,2008.Hal. 12
5
Indonesia banyak ditentukan oleh faktor kemudahan bahasa serta budaya dan kebiasaan yang lebih mudah dimengerti daripada tayangan impor.4 Film yang baik merupakan gabungan dari beberapa department yang saling bersinergi dalam proses pembuatan film tersebut. Dari produser, penulis naskah, department penyutradaraan, department camera, department lighting, department art, department casting dan kordinator talent, department costum, department make-up, department editing, department unit, department lokasi, department sound, department music and backsound, dan sebagainya. Dalam sebuah produksi department penyutradaraan merupakan department central, karena department ini merupakan department yang mempersiapkan film dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Namun perlu diingat bahwa department penyutradaraan tetap tidak dapat bekerja sendiri. Department ini tetap didukung penuh oleh seluruh department lainnya. Department penyutradaraan terdiri dari sutradara dan asisten sutradara. Dalam sebuah produksi sutradara bertindak sebagai kapten yang memilih dan menentukan segala keputusan yang harus diambil didalam sebuah produksi. Begitu banyak yang harus dilakukan oleh seorang sutradara sehingga sutradara membutuhkan asisten untuk membantunya. Seorang sutradara biasanya memiliki 2 bahkan lebih asisten sutradara untuk membantunya. Asisten sutradara membantu sutradara dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi. Asisten sutradara terbagi berdasarkan tugasnya masing-masing. Beberapa posisi asisten sutradara diantaranya: 4
Sony Set & Sita Sidharta; Menjadi Penulis Skenario Profesional,2006.Hal. viii
6
1. Asisten pengarah adegan. 2. Asisten schedulle. 3. Asisten sutradara script continuity. 4. Clapper.5 Terdapat hal teknis dan nonteknis mengenai tugas pokok astrada. Tugas pokok Astrada secara teknis adalah menyusun shooting schedule, call sheet, menyiapkan cast, directing extras. Secara non teknis, terkait penyusunan shooting schedule, seorang Astrada dituntut mampu “MENCARI INPUT” dari berbagai departemen baik kreatif maupun manajemen guna merangkai waktu terbaik shooting. Sebagai contoh : Asisten sutradara harus dapat menyusun jadwal take terbaik pada saat ada permintaan. Sutradara memprioritaskan mood pada tingkat kerumitan adegan, sementara DOP mengingatkan kondisi pencahayaan pagi dan siang, sementara Art Director memerlukan waktu yang cukup untuk mengerjakan set, property dll, sementara Asisten Produser / Manajer lokasi menekankan terbatasnya ijin waktu dan tempat, dst. Tugas Non teknis lain Astrada adalah mengatur tempo kerja (filming progress) dan melakukan cek ulang tiap-tiap unit agar siap untuk take selanjutnya (maintaining order). Jadi kesimpulannya tugas seorang asisten sutradara adalah penghubung antara sutradara dengan department lain di lapangan. Asisten sutradara bertugas 5 Modul Seminar “Apa itu film” oleh Slamet Rahardjo, Jakarta. 27 Maret 2010
7
menanyakan kesiapan dari department lain sebelum sebuah adegan siap diambil (take). Tahun 2010 ini Mizan Production yang sebelumnya sukses memproduksi film-film box office di Indonesia seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Emak Naik Haji kembali memproduksi sebuah film layar lebar. Kali ini Mizan Production mengangkat sebuah cerita yang berasal dari salah satu novel laris karya Ben Sohib yang berjudul “The Da Peci Code” dan “Rosid dan Delia”. Film yang ber-genre drama comedy ini diberi judul “3 Hati dengan tag-line 2 Dunia 1 Cinta”. Film ini dalam penggarapannya dipercayakan kepada Benni Setiawan sebagai penulis skenario sekaligus sutradaranya. Benni Setiawan merupakan sutradara yang namanya mulai melejit setelah dengan apik menyutradarai film dengan genre drama comedy “Bukan Cinta Biasa” dan “Cinta 2 Hati” Film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” mengangkat cerita tentang Rosid yang merupakan seorang seniman muda keturunan Betawi-Arab yang dihadapkan dengan abahnya yang memaksanya untuk menggunakan peci berwarna putih seturut dengan ajaran agama. Rosid yang memiliki pandangan yang liberal menentang perintah abahnya karena Rosid menganggap pemakaian peci bukanlah ajaran agama seperti yang abahnya bilang. Menurut Rosid pemakaian peci putih merupakan warisan budaya turun temurun dan bukan ajaran agama yang mutlak untuk dilakukan.
8
Selain masalah peci, dalam film ini Rosid juga dihadapkan pada masalah percintaan. Hubungannya dengan Delia yang beragama khatolik menjadi salah satu konflik terbesar yang harus dihadapinya. Film ini mengemas informasi yang disampaikan dengan ringan dan humorhumor yang terjadi di masyarakat. Film ini mampu mengangkat cerita mengenai hubungan beda agama yang sangatlah sensitif untuk dibahas dimasyarakat dengan penyampaian yang seimbang dan netral sehingga dalam film ini tidak ada salah satu pihak yang merasa dikecilkan apalagi dijelek-jelekkan. Penulis memilih peranan tim penyutradaraan karena tim penyutradaraan sangatlah central perannya dalam produksi sebuah film. Tim penyutradaraan menjadi satu-satunya tim produksi yang bekerja dari pra-produksi hingga pascaproduksi. Penulis memilih film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta sebagai studi kasus karena, penulis menganggap film ini mampu memberikan suguhan lain untuk penonton Indonesia dimana saat ini film-film yang ber-genre horor dan berbau sex lah yang marak beredar di bioskop-bioskop di Indonesia saat ini. Selain itu pencapaian 350 juta penonton yang berhasil diraih oleh film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta menjadi pertimbangan sendiri. Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dengan demikian penulis memilih judul “Peran Tim Penyutradaraan pada Sebuah Produksi Film Layar Lebar” (studi kasus Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta produksi Mizan Production tahun 2010).
9
1.2.
Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas, pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah
bagaimana peran tim penyutradaraan pada sebuah produksi film layar lebar ( studi kasus pada film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” produksi Mizan Production ) ? 1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran tim
penyutradaraan pada sebuah produksi film layar lebar ( studi kasus pada film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” produksi Mizan Production ).
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis :
Penelitian yang membahas tentang peran tim penyutradaraan ini
diharapkan mampu mengkolaborasi dan membuktikan keberlakukan teori-teori tentang peran sutradara. Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi penelitian berikutnya. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan bahan masukan yang berarti khususnya pada pihak yang tertarik pada proses produksi film layar lebar dan memiliki keinginan untuk menjadi seorang asisten sutradara.