BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun. Banyaknya penurunan yang terjadi pada lanjut usia, menuntut lansia dapat menyesuaikan diri dengan penurunan tersebut. Beberapa masalah yang dihadapi oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam hal ekonomi, permasalahan sosial budaya, permasalahan dalam hal kesehatan dan permasalahan psikologis lansia. WHO (World Health Organization) membagi lanjut usia menurut tingkatan usia lansia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua (75-84 tahun), usia sangat tua (>84 tahun) (Notoatmodjo, 2007). Hasil Sensus Penduduk 1971, jumlah penduduk lansia di Indonesia sekitar 5,31 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2010 menjadi hampir 4 kali lipat yaitu sekitar 18,04 juta jiwa (BPS RI, 2010). Populasi lansia di Bali yaitu sebanyak 9% sehingga Bali memasuki era penduduk berstruktur tua karena jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas telah melebihi tujuh persen (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Kota Denpasar sebagai salah satu kabupaten di Bali juga memiliki populasi lansia lebih dari tujuh persen yaitu sebesar 8,4% pada tahun 2014 (Dinkes Kota Denpasar, 2014). Angka Harapan Hidup di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2012, Angka Harapan Hidup Indonesia pada tahun 2012 yaitu 69,87 tahun lebih
tinggi jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup tahun 2011 yang sebesar 69,65 tahun (Kemenkes RI, 2014). Pada tahun 2012, Angka Harapan Hidup Provinsi Bali mencapai 70,84 tahun lebih tinggi jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup tahun 2011 yang sebesar 70,78 tahun. Sementara di Kota Denpasar, Angka Harapan Hidup tahun 2012 mencapai 73,12 tahun lebih tinggi jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup tahun 2011 yang sebesar 73,06 tahun (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Proses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai kehidupan. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan lansia. Ketergantungan ini disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis, dan sosial lansia. Untuk itu diharapkan lansia bisa memiliki kualitas hidup yang baik dan bisa hidup mandiri sehingga bisa mengurangi angka ketergantungan (Yuliati dkk, 2014). Pemerintah telah mencanangkan berbagai pelayanan di bidang sosial serta pelayanan di bidang kesehatan pada kelompok usia lanjut melalui beberapa jenjang. Posyandu lansia dengan kegiatan rutin berupa senam lansia merupakan suatu pelayanan di bidang kesehatan di tingkat masyarakat, adanya Puskesmas merupakan pelayanan di bidang kesehatan lansia tingkat dasar, dan adanya Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan. Namun upaya – upaya tersebut ternyata belum cukup maksimal karena masih ada lansia dengan kualitas hidup yang masih buruk (Depsos RI, 2003).
Peningkatan jumlah penduduk lansia yang disebabkan oleh angka harapan hidup yang tinggi tentunya diikuti dengan ketersediaan atau akses terhadap pelayanan kesehatan. Jika akses terhadap pelayanan kesehatan rendah maka kualitas hidup lansia pun akan ikut rendah. Jumlah penduduk usia lanjut yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota Denpasar pada tahun 2012 yakni sebanyak 14.397 jiwa (80,59%) dari jumlah sasaran sebanyak 17.864 jiwa (Dinkes Kota Denpasar, 2012). Pada tahun 2013, tidak mengalami peningkatan, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan yakni sebanyak 15.837 jiwa (80,59%) dari jumlah sasaran sebanyak 19.651 jiwa (Dinkes Kota Denpasar, 2013). Jumlah penduduk usia lanjut yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar pada tahun 2012 yakni sebanyak 320 jiwa (23%) dari jumlah sasaran sebanyak 1369 jiwa (Puskesmas I Denpasar Utara, 2012). Pada tahun 2013, tidak mengalami peningkatan, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan yakni sebanyak 336 jiwa (22%) dari jumlah sasaran sebanyak 1505 jiwa (Puskesmas I Denpasar Utara, 2013). Puskesmas Denpasar Utara dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki cakupan layanan kesehatan lansia terendah dibandingkan dengan puskesmas lain di Kota Denpasar. Hasil studi pendahuluan dengan metode survei kepada 10 lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara didapatkan hasil bahwa salah satu masalah yang terjadi pada penduduk lansia adalah masalah kualitas hidup lansia. Menurut hasil survei peneliti, sebagian besar kualitas hidup dalam kategori kurang yakni sebesar 70%. Kualitas hidup kurang lebih banyak dijumpai pada lansia dengan
interaksi sosial yang kurang (85%), aktivitas sosial yang kurang (85%) dan memiliki fungsi keluarga kurang (60%). Menurut Kaplan dan Saddock pada tahun (2007) lanjut usia yang memiliki penyesuaian diri yang baik seperti dapat berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat sekitar dan mengikuti kegiatankegiatan yang ada di daerah lanjut usia berada, maka timbal balik dari dukungan sosial itu sendiri juga akan baik dan sebaliknya sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penelitian oleh Rantepadang pada tahun (2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara interaksi sosial dan lansia yang hidupnya berkualitas. Penelitian oleh Dewianti dkk pada tahun (2013) menyebutkan bahwa fungsi keluarga akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas 1 Denpasar Utara didapatkan 7 dari 10 lansia dengan kualitas hidup kurang. Pada lansia dengan kualitas hidup kurang juga lebih banyak dijumpai dengan status kesehatan yang kurang (70%), dengan tingkat pendidikan rendah (70%), lansia yang tidak bekerja (85%), lansia yang tidak memiliki penghasilan (85%). Penelitian oleh Nawi dkk pada tahun (2010) menyatakan bahwa perempuan, tidak menikah/janda/duda, umur lebih lebih tua, status pendidikan yang rendah dan status ekonomi yang rendah memiliki hubungan dengan status kesehatan yang rendah pada lansia serta berhubungan dengan kualitas hidup. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan aktivitas sosial, interaksi sosial dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Adakah Hubungan Antara Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan aktivitas sosial, interaksi sosial, dan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. 1.3.2
Tujuan Khusus Penelitian ini ingin mengetahui : a. Karakteristik sosio demografi lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. b. Proporsi kualitas hidup lansia berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, penghasilan, status gizi, status pernikahan dan status kesehatan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. c. Hubungan aktivitas sosial dengan kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. d. Hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar. e. Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Utara Kota Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini mendapatkan bahwa fungsi keluarga yang paling kuat berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Disamping itu, variabel confounding seperti jenis kelamin dan pekerjaan juga berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Sehingga penelitian lebih lanjut tentang kualitas hidup lansia diarahkan pada variabel – variabel tersebut. 1.4.2
Manfaat praktis a. Bagi pengembangan bidang kesehatan, hasil penelitian ini sebagai bahan untuk meningkatkan pelayanan dalam kesehatan lansia baik dari Dinas Kesehatan melalui program kesehatan maupun dari Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. b. Bagi lansia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lansia agar lansia melalui peningkatan fungsi keluarga mendapat perhatian dari keluarga dan tenaga kesehatan. c. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi masyarakat tentang menjaga kualitas hidup lansia.