BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembentukan kepribadian anak harus dilaksanakan secara berkesinambungan
yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia, periode anak di bawah lima tahun (balita) merupakan periode kritis dalam menentukan kualitas hidup anak di masa depan. Hal ini dikarenakan pada lima tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada usia 0-2 tahun perkembangan otak anak mencapai 80%, maka dari itu masa balita sering disebut golden age period (masa emas). Masa balita merupakan kesempatan terbaik untuk mengembangakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri anak seperti fisik, emosional, sosial dan pengetahuannya (BKKBN, 2014). Menurut Fida dan Maya (2012) pertumbuhan dapat dilihat dengan adanya pertambahan ukuran fisik dan struktur tubuh, baik sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dengan satuan berat dan panjang. Sedangkan, perkembangan merupakan adanya pertambahan fungsi secara sempurna dari struktur tubuh baik melalui proses kematangan ataupun belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda tergantung dari kematangan dan proses belajar. Menyadari akan pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal, fungsi dan peran orang tua sangat diperlukan dalam pengasuhan anak.
1
2
Salah satu rangkaian kegiatan berkelanjutan guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal yang digulirkan pemerintah adalah Program Bina Keluarga Balita (BKB). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Keluarga Berencana yang berada di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pemantauan yang hanya dilakukan oleh orang tua tanpa adanya bantuan dari kegiatan BKB ini, akan berhasil namun belum optimal. Sehingga, orang tua maupun anggota keluarga lainnya diharapkan dengan mengikuti kegiatan BKB ini dengan baik, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terhadap anak akan menjadi efektif dan efisien (BKKBN, 2014). Menurut BKKBN (2014) BKB merupakan wadah kegiatan keluarga yang memiliki balita-anak guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membina tumbuh kembang anak. Sasarannya adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya yang ikut juga mengasuh anak tersebut. Di kelompok kegiatan BKB ini akan terjadi proses bertukar pikiran antara kader dengan petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader dengan anggota BKB atau antar sesama anggota BKB. Satu kelompok BKB terdapat di satu dusun di masing-masing desa. Berdasarkan data tiga bulan terakhir di tahun 2015 dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP&KB) Kabupaten Gianyar terdapat 546 dusun namun baru terbentuk 258 (47,2%) kelompok BKB. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Gianyar, target pencapaian untuk kehadiran/keaktifan anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan BKB adalah sebesar 100%. Sedangkan, persentase capaian jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan penyuluhan berturut-turut dari bulan Oktober, November dan Desember 2015 adalah sebesar 71,2%, 71,9%, dan 72,5%.
3
Di Kecamatan Tampaksiring terdapat 8 desa dan 72 banjar/dusun. Di desa Manukaya terdiri dari 14 banjar. Pada tahun 2012, dari 14 banjar tersebut baru terbentuk 2 kelompok BKB yaitu di Banjar Manukaya Bantas dan Manukaya Let. Dari data yang diperoleh di UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan di Desa Manukaya sebanyak 72 orang. Sedangkan, jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan adalah sebanyak 56 orang (77,7%). Kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Bantas sudah terintegrasi dengan pelayanan posyandu, sehingga disebut dengan kelompok Bina Keluarga Balita – Holistik Integratif (BKB-HI). Sedangkan, kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Let belum terintegrasi dengan pelayanan Posyandu ataupun PAUD. Berdasarkan data 3 bulan berturut-turut dari Bulan Oktober, November dan Desember tahun 2015, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan BKB adalah 42 orang, 43 orang dan 44 orang. Sedangkan, yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan adalah 29 orang, 28 orang, 28 orang. Data terbaru bulan Januari, sasaran sebanyak 44 orang namun yang hadir dalam kegiatan sebanyak 11 orang (25%). Berdasarkan uraian data di atas, capaian anggota keluarga yang hadir/aktif mengikuti kelompok kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Penyuluh Keluarga Berencana Lapangan (PLKB) yang memiliki wilayah binaan di Desa Manukaya, rendahnya kehadiran keluarga yang menjadi kelompok kegiatan BKB diantaranya karena kesibukan masing-masing anggota, kesadaran dan motivasi dari anggota kurang, pengetahuan anggotanya kurang, serta anggota belum merasakan manfaat dari adanya kegiatan BKB. Petugas juga mengatakan untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu
4
disana, kader harus memanggil dari balai banjar jika ada salah satu anggota keluarga yang melintas di depannya yang memiliki anak balita. Melihat dari permasalahan yang ada di Banjar Manukaya Let tersebut, belum tercapainya target kehadiran/keaktifan anggota kelompok mengikuti kegiatan BKB oleh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori Health Belief Model dalam Notoatmodjo (2012) terdapat empat variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kehadiran yaitu persepsi ancaman yang mungkin dialami, persepsi keseriusan suatu tindakan, manfaat dan hambatan yang mungkin dirasakan oleh anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan BKB. Berdasarkan penelitian tentang BKB yang dilakukan oleh Arsyad (2008) yang berjudul Studi Identifikasi Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita Era Otonomi Daerah, disebutkan bahwa sebagian besar informan tidak aktif hadir mengikuti kegiatan penyuluhan BKB karena kesibukan mengurus rumah tangga dan nampaknya kurang motivasi atau dorongan dari petugas lapangan KB dan kader sebagai pelaksana kegiatan Poktan BKB. Melihat dari pemasalah yang terjadi dan belum banyak studi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB, peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan data tiga bulan berturut-turut yang diperoleh dari UPT. KB
Kecamatan Tampaksiring, persentase capaian anggota keluarga yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran anggota BKB untuk mengikuti kegiatan BKB. Maka peneliti ingin meneliti
5
faktor berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016. 1.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah “Faktor apakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016?”
1.4 1.4.1
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.
1.4.2
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang mengkuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let. b. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang kerentanan tumbuh kembang anak dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. c. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang ancaman gangguan tumbuh kembang dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. d. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang manfaat pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. e. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang waktu pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB.
6
f. Untuk mengetahui hubungan dorongan kader BKB terhadap tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. g. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB. 1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan informasi tentang kegiatan Bina Keluarga Balita. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan BKB. 1.5.2
Manfaat Praktis
1. Bagi petugas kesehatan Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar atau informasi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB sehingga untuk selanjutnya
dapat
dilakukan
tindak
lanjut
untuk
meningkatkan
kehadiran/keaktifan dari keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan BKB. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anggota keluarga yang khusunya memiliki anak balita sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang manfaat dari ikut kegiatan BKB.
7
1.6
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di bidang ilmu Kesehatan Ibu dan
Anak, meliputi faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.