BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Museum merupakan institusi yang mengoleksi, mengkonservasi, meneliti,
dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat umum dengan tujuan untuk kebutuhan studi, pendidikan, maupun sarana hiburan yang dapat menyenangkan. Terdapat berbagai macam tipe museum dan mencakup beragam kategori, hingga institusi kecil yang berfokus pada subyek tertentu saja. Sehingga koleksi benda yang ada di museum satu dengan museum lainnya sangat beraneka ragam (ICOM, 2007). Salah satu bagian dari sebuah sistem adalah data koleksi, dengan jumlah objek koleksi yang beraneka ragam di dalam museum tentunya terkandung data yang cukup banyak untuk disimpan dan dimanfaatkan. Sebuah museum dapat memiliki puluhan sampai ribuan objek koleksi dan terkadang museum di Indonesia
belum
memiliki
sistem
yang
dapat
digunakan
untuk
mendokumentasikan data-data objek yang terdapat dalam museum tersebut dengan baik, bahkan masih terdapat museum yang menggunakan pencatatan secara tradisional untuk memenyimpan data-data koleksi yang dimilikinya. Salah satu usaha yang biasa dilakukan untuk memudahkan pengelolaan data koleksi tersebut adalah dengan menambahkan peran serta teknologi informasi. Sebuah sistem informasi akan mempermudah pengelolaan data museum dan tentunya juga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi dari museum.
1
2
Metode pengelolaan data telah terus menerus dikembangkan oleh para ahli agar dapat diperoleh cara pengorganisasian data yang efisien dan efektif. Hal ini diperlukan karena pengelolaan data menjadi tumpuan manajemen informasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Pengelolaan data dalam suatu sistem informasi berdasarkan fungsinya secara garis besar dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu model flat file dan database. Model flat file menggambarkan suatu suatu lingkungan yang tiap berkas data individualnya tidak terkait dengan berkas lainnya. Sedangkan model database merupakan kumpulan data atau informasi yang saling berhubungan dan biasanya diorganisasikan dengan menggunakan Database management system (DBMS). Walaupun demikian sistem berbasis database lebih sering digunakan pada sistem informasi di sekitar kita. Tetapi akhir-akhir ini mulai bermunculan trend menarik, yaitu munculnya beberapa Content Management System (CMS) yang tidak menggunakan database. CMS merupakan suatu sistem yang digunakan untuk membuat dan mengelola suatu website atau sistem informasi. CMS tersebut diantaranya adalah Pico, Monstra, Kirby, dan Statamic. Umumnya CMS-CMS tersebut menawarkan kemudahan dalam menggunakan produk mereka baik secara konfigurasi dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan apabila menggunakan database karena mereka menggunakan pengelolaan data model flat file. Dibandingkan model database, model flat file memiliki beberapa keunggulan diantaranya flat file dapat dibuat dan disimpan pada semua jenis sistem operasi, selain itu flat file tidak membutuhkan instalasi aplikasi khusus dalam penggunaannya, dan flat file membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih
3
kecil daripada database. Untuk sistem informasi museum sendiri suatu model pengelolaan data yang digunakan haruslah mampu mengakomodir semua data yang dimiliki suatu museum. Tidak hanya mampu menampung seluruh data dalam museum tersebut, akan tetapi sistem tersebut harus mudah diakses untuk kemudahan mengolah data tersebut. Berdasarkan penggunaan flat file pada beberapa CMS diatas akan menarik untuk dilihat apakah flat file juga dapat digunakan dalam mengelola data koleksi museum pada umumnya. Oleh karena itu pada penelitian ini akan memberikan rekomendasi apakah jenis penyimpanan data flat file model dapat dipergunakan dalam sistem informasi museum. Diharapkan dengan model penyimpanan data flat file tersebut dapat diterapkan pada sistem pengelolaan koleksi museum. 1.2
Rumusan Masalah Terdapat dua jenis pendekatan pengelolaan data, yaitu pendekatan model
flat file. Umumnya pengelolaan data model database lebih sering digunakan pada sistem informasi museum yang sudah ada, sedangkan model flat file belum diketahui bagaimana kinerjanya apabila diterapkan pada sistem pengelolaan data koleksi museum. 1.3
Batasan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dibatasi agar penelitian terfokus pada tujuan
yang ingin dicapai. Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Kinerja sistem yang diamati dilihat dari aspek waktu respon atau load time sistem ketika menerima suat perintah dari pengguna.
4
2. Penilitian ini menggunakan variabel jumlah koleksi dan jumlah pengguna untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi museum. 3. Metode pengujian yang digunakan merupakan performance testing dan load testing dengan bantuan automated testing tool Visual Studio Ultimate. 1.4
Tujuan Penelitian Membandingkan kinerja pengelolaan data model flat file dan pengelolaan
data model database untuk sistem informasi museum menggunakan metode performance testing dan load testing. 1.5
Manfaat Penelitian Dengan membandingkan dua sistem dengan penyimpanan data yang
berbeda tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi, apakah jenis penyimpanan data model flat file dapat diterapkan pada sistem informasi museum atau tidak. 1.6
Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan, tujuan,
manfaat, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori dan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
5
Pada bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian meliputi langkah kerja, pertanyaan penilitian, alat dan bahan, serta tahapan dan alur penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini ditulis kesimpulan akhir dari penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.