BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Beastie Boys adalah grup Hip Hop/rap asal New York City, Amerika Serikat, dibentuk pada tahun 1981. Grup ini terdiri dari tiga Rapper dan Musisi : Michael "Mike D" Diamond (vokal, drum), Adam Yauch (vokal, bass) dan Adam "Ad-Rock" Horovitz (vokal, gitar).1 Pada dekade 1980-an, Beastie Boys dikenal sebagai grup rap kulit putih pertama dan menjadi grup rap paling laris pada saat itu. Pada awal 1990-an musik Beastie Boys yang pada awalnya bertema tentang pesta dan bersenang-senang berubah drastis pada album keempat mereka Ill Communication, yang mulai bertema politikal dan cenderung provokatif terhadap pemerintahan Amerika Serikat dan dunia pada saat itu. Dua trek dalam album ini, “Shambala” dan “Bodhisattva Vow “ berisi nyanyian Buddha Tibet dalam berbagai instrumen. Dalam Buddhisme Tibet, Shambhala adalah sebuah kerajaan mistis tersembunyi di suatu tempat di luar Manali Himalaya. Dari sinilah ketertarikan mereka terhadap Tibet dimulai. Adam Yauch, salah satu personil Beastie Boys berfikiran untuk mendonasikan semua royalti dua lagu tersebut untuk kemerdekaan Tibet. 1
http://www.beastiemania.com/timeline/ diakses pukul 21.00 (23-02-2015)
1
Akhirnya Dia dan Beastie Boys beserta aktivis Erin Potts mulai mendirikan The Milarepa Fund pada Mei 1994, Organisasi tersebut dinamai berdasarkan penyanyi yang berasal dari abad 11 bernama Milarepa. Tindakan pertama dari Organisasi tersebut terjadi pada acara musik Lollapalooza pada tahun 1994. Karena Beastie Boys yang yang menjadi headliner tur, maka Milarepa Fund mendirikan tenda informasi untuk membagikan pamflet pro-kemerdekaan Tibet di sepanjang tur. Kabar tentang grup rap yang mendukung kemerdekaan Tibet ini akhirnya sampai kepada telinga Dalai Lama ke-empat belas.2 Dalai Lama keempat belas (nama relijius: Tenzin Gyatso, dipersingkat dari Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso), lahir di Lhamo Dondrub, 6 Juli 1935, adalah Dalai Lama aktif pada saat ini dan Dalai Lama paling tua dalam sejarah Tibet. Beliau dinobatkan sebagai Dalai lama ke-empat belas pada dekade 1950-an dan merupakan penerus dari Dalai Lama sebelumnya, Thubten Gyatso yang memimpin Tibet sebelum tahun 1950. Status Tibet sebelum tahun 1950, terutama pada periode antara 1912 dan 1950, menjadi sengketa antara pendukung dan penentang kemerdekaan Tibet. Menurut pendukung kemerdekaan Tibet, Tibet adalah negara yang berbeda dari negara sebelumnya, yaitu Kekaisaran Mongol pada tahun 1368 dan penaklukan oleh Dinasti Qing pada tahun 1720; dan lagi antara jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1912 dan penggabungan ke RRC pada tahun 1951. Selain itu, bahkan selama periode penaklukan kepada Yuan dan Qing, Tibet sebagian besar mengatur pemerintahan sendiri. Dengan demikian, Pemerintahan Tibet Pusat 2
http://www.beastiemania.com/qa/milarepa.php diakses pukul 21.00 (23-02-2015)
2
memandang aturan RRC saat ini di Tibet tidak sah, dan memandang bahwa pendudukan RRC di Tibet semata-mata didorong oleh sumber daya alam dan nilai strategis dari Tibet, dan melanggar kedua status sejarah Tibet sebagai negara merdeka dan hak rakyat Tibet untuk menentukan nasib sendiri. Hal ini juga menunjukkan kebijakan otokratik RRC, sebagai contoh imperialisme yang bertekad menghancurkan Tibet yang berbeda etnis, budaya, dan identitas, sehingga memperkuat pendudukan RRC terhadap Tibet saat ini sebagai hal yang dipaksakan Setelah Tenzin Gyatso dinobatkan sebagai Dalai Lama ke-empat belas, terjadi beberapa protes di Tibet sejak China mengambil alih pada tahun 1950. Sebagian besar dari mereka karena masalah sosial atau ekonomi. Beberapa dari mereka adalah orang-orang yang percaya Tibet seharusnya tidak menjadi bagian dari China. Untuk menunjukkan perlawanan mereka, banyak warga Tibet membakar diri untuk menempatkan pemerintah China di bawah tekanan agar Tibet menjadi merdeka kembali. Sebuah jalur kereta api, kereta api Qingzang, telah dibangun, yang menghubungkan China ke Lhasa., kenaikan harga pangan, dan akses yang sulit untuk pendidikan telah membuat marah banyak orang. Jalur kereta api juga menimbulkan kekhawatiran tentang migrasi warga RRC ke Tibet. Situasi ini telah menyebabkan beberapa kekerasan terhadap orang-orang dari luar Tibet. Beberapa kekerasan ini terjadi di luar Tibet. Pemerintah China mengklaim bahwa jika Tibet merdeka lagi, ekonomi akan menderita . Setelah pemberontakan Lhasa dan pengungsian Dalai Lama dari Tibet pada tahun 1959, pemerintah India
3
akhirnya menerima pengungsi Tibet di wilayah pegunungan Dharamsala, India, di mana Dalai Lama dan pemerintah di pengasingan Tibet sekarang berbasis.3 Nasib para pengungsi Tibet mendapat perhatian internasional ketika Dalai Lama keempat belas memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1989. Dalai Lama dianugerahi Hadiah Nobel atas dasar komitmen teguh untuk memprotes pendudukan Cina di Tibet secara damai. Dia sangat dihormati dan sejak itu telah diterima oleh para pemimpin pemerintah di seluruh dunia. Ia juga pernah bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II sebanyak 9 kali di Vatikan. ia juga pernah bertemu Bunda Teresa di india. Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama pertama yang mengunjungi dunia Barat. Keterbukaan Tenzin Gyatso terhadap dunia barat inilah yang akhirnya membuat dia ingin bertatap muka dengan Beastie Boys, yang akhirnya tercapai pada tahun 1996, walaupun hanya dengan salah satu personilnya saja, yaitu Adam Yauch. Setelah bertatap muka dengan Tenzin Gyatso,
Adam Yauch beserta
Beastie Boys akhirnya memutuskan untuk mengangkat isu kemerdakaan tibet dalam skala besar. Tibetan Freedom Concert adalah nama yang diberikan untuk serangkaian festival rock yang diselenggarakan di Amerika Utara, Eropa dan Asia dari tahun 1996 dan seterusnya untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Tibet. Pada awalnya ide Tibetan Freedom Concert ini tidak disetujui oleh fans Beastie Boys karena dinilai dapat memalingkan fokus mereka dari musik menjadi lebih ke arah politik.
3
en.wikipedia.org/wiki/Protests_and_uprisings_in_Tibet_since_1950 diakses pukul 21.00 (23-02-2015)
4
Diselenggarakan pada bulan Juni 1996, konser pertama diadakan di San Francisco dan menampilkan artis/band seperti Red Hot Chili Peppers, Björk, Smashing Pumpkins, Cibo Matto, Rage Against the Machine dan De La Soul. Konser ini menarik 100.000 orang dan mengumpulkan lebih dari $ 800.000 untuk Tibet dan menjadi sorot internasional. Fans mereka yang tadinya menolak ide ini pun akhirnya berbalik mendukung. Isu Kemerdekaan Tibet yang tadinya hanya menjadi konsumsi politikus akhirnya menjadi sebuah budaya pop yang menghasilkan kesadaran masyarakat tentang penderitaan Tibet, khususnya di kalangan kaum muda. Bahkan saat Adam Yauch meninggal pada 4 Mei 2012, Dalai Lama keempat belas turut menyampaikan berbelasungkawa dan berterimakasih terhadap perjuangannya dalam membuat isu Kemerdekaan Tibet menjadi isu global. Walaupun sosok Beastie Boys jarang diikutsertakan dalam berbagai sumber
terkait
perjalanan
sejarah
Gerakan Kemerdekaan Tibet,
namun
disinilah letak ketertarikan Penulis untuk menyingkap sisi lain yang terjadi saat Beastie Boys ikut berjuang dalam meraih kemerdekaan Tibet. mampu
mempengaruhi
Beastie Boys
kemerdekaan di Tibet, sehingga Penulis ingin
menjelaskan pengaruh yang seperti apa yang dilakukan oleh Beastie Boys. Penulis akan jelaskan hal tersebut dalam konteks konsep propaganda dan teori peran.
5
B. Rumusan Masalah Mengapa
Beastie
Boys
dianggap
berpengaruh
dalam
Gerakan
Kemerdekaan Tibet ? C. Kerangka Pemikiran a. Konsep Power Relationship Menurut Hans J. Morgenthau: “power” bisa terdiri dari apa saja yang menciptakan dan mempertahankan pengendalian seseorang ataas orang lain ( dan itu ) meliputi semua hubungan sosisal yang mendukung tujuan ( pengendalian ) itu, mulai dari kekerasan fisik sampai ke hubungan psikologis yang paling halus yang dipakai oleh pikiran sesorang untuk mengendalikan pikiran orang lain. “Power” memiliki tiga unsur penting, bisa berarti daya paksa (force), pengaruh ( influence) dan wewenang (authority). Dalam tulisan ini “power” yang akan dijelaskan adalah “power” yang berarti kekuatan, pengaruh dan juga wewenang. Perubahan “power” dapat dilihat melalui tiga aspekk dalam sistem internasional yaitu: 1) Jumlah Kutub Jumlah dari sistem kutub atau poros secara tradisional dapat terdiri dari negara tunggal atau kekaisaran dan kelompok negara dalam bentuk aliansi ataupun blok. Sistem internasional dibentuk bermacam-macam sistem dan saling melengkapi. Jumlah kutub atau poros dapat mempengaruhi jalannya sistem
6
internasional. Dapat dilihat melalui dua faktor yaitu aturan-aturan permainan dari kekuatan politik dan kemungkinan untuk terjadinya perang. Tedapat aturan-aturan permainan didalam sistem internasional. Dan aturan ini berbeda sesuai dengan tipe dari jumlah kutub atau poros. Jenis dari kutub tersebut terdiri dari: 1. Sistem Unipolar Sistem ini dapat terbentuk jika terdapat negara atau kelompok negara yang mendominasi sistem serta adanya pembentukan pemerintahan dunia. Aturan-aturan dalam sistem ini adalah: kekuatan pusat memainkan peranan dominant dalam membentuk dan menjalankan aturan dalam persoalan yang berpengaruh terhadap sistem seperti ekonomi dan militer, kekuatan pusat memainkan peran kunci dalam penyelesaian perselisihan diantara unit dibawahnya, kekuatan pusat menentang usaha unit dibawahnya untuk menerima otonomi yang lebih besar, unit subordinat terutama jika berada diluar pengawasan mengurangi dan melepaskan diri dari kekuasaan kekuatan hegemoni 2. Sistem Bipolar Sistem bipolar ditandai dengan adanya kedudukan aktor yang sama atau sederajad dan koalisi diantara beberapa aktor. Aturan-aturan dalam sistem ini adalah: menghilangkan blok lain dengan berbagai cara termasuk perang jika dibutuhkan dan resikonya dapat diterima, meningkatkan kekutan relative terhadap blok lain.
7
3. Sitem Tripolar Sistem ini terjadi ketika negara mempunyai hubungan yang baik dengan dua negara lain yang mana pada akhirnya akan bermusuhan satu sama lain. Aturan aturan dalm sistem ini adalah: secara optimal mencoba mempunyai hubungan yang baik dengan kedua pemain lain atau minimal mencoba menghindari permusuhan diantar keduanya, mencoba untuk mencegah kerjasama tertutup antara kedua pemain lain. 4. Sistem Multipolar Sejak mengumpulnya banyak kekuatan oleh aktor atau aliansi mengancam seluruh aktor lain, ada kecenderungan untuk membentuk alinasi yang berimbang dan mencoba memenangkan alinasi dari koalisi utama. Aturan aturan dalam sistem ini adalah: menentang aktor atau aliansi manapun yang mengancam dan menjadi hegemoni, meningkatkan kekuatan setiap negara dengan cara diplomasi bila mungkin dan dengan perlawanan jika perlu, jangan menurunkan stabilitas sistem dengan penghancuran aktor lain jika melalui perlawanan. 2) Pemusatan kekuatan Sebuah poros atau kutub merupakan salah satu bentuk pemusatan kekuatan utama tetapi tidak semua kekuatan utama itu sama. Ketidaksamaan ini dapat mempengaruhi jalannya sistem internasional Karena kestabilan sistem bervariasi dalam berbagai tingkat, kepada kekuatan mana dipusatkan diantara berbagai poros.
8
3) Perubahan kekuatan, sebab dan akibatnya Jalannya sistem internasional dapat berubah bergantung dari pergerakan kekuatan aktor aktor ( negara-negara ) dalam sistem tersebut. Adapun peneyebab dari perubaahan kekuatan tersebut antara lain: a. Perubahan tersebut terjadi pada sumber kekuatan atau kepentingan yang bersifat relative. Perubahaan dapat terjadi secara tiba-tiba. Sebagai contoh, perkembangan senjata nuklir dapat mendorong suatu negara menguasai negara lain. b. Perubahan kekuataan terjadi akibat perubahan kondisi para aktor. Pengaruh sistem dan tindakan suatu negara dapat menghasilkan kebikan yang politis yang dapat mengubah jalannya sistem c. Tenaga gerak (penggerak) dari keseimbangan kekuatan politik menyarankan negara-negara untuk mencoba melindungi dominasi oleh yang lain dan untuk membangun kekuatan sendiri. Banyak negara menentang dominasi yang dilakukan oleh negara lain. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan kekuatan tersebut adalah: a. Akibat spesifik dari perubahan kekuatan yakni perubahan akan terjadi pada sumber kekuatan. Sebagai contoh perkembangan senjata nuklir merupakan akibat dari perubahan sumber kekuatan yang ada dalam sistem internasional.
9
b. Perubahan kekuatan dalam hal pembagian atau penyaluran kekuatan juga akan berdampak paada sistem. Ini terjadi pada saat sistem berubah dari konfigurasi satu sistem menjadi beberapa sistem (dari bipolar menjadi multipolar) c. Tingkat, transisi kekuatan dapat menciptakan bahaya atau ketidakstabilan dalam sistem. Sebagai contoh, ketidakstabilan dalam sistem dapat disebkan oleh perang. Dan perang dapat terjadi karena adanya peningkatan kekuatan dari aktor dalam sistem tersebut. Hubungan yang tejadi diantara aktor-aktor dalam sistem internasional terbagi menjadi banyak bentuk atau tipe. Hubungan ini akan berkembang atau mengalaami perubahan seiring dengan perubahan kekuatan yang terdapat dalam setiap aktor dalam hal ini negara. Perubahan kekuatan dari setiap aktor baik itu bertambah atau berkurang dapat mendorong terciptanya kerjasama atau aliansi, dominasi atau hegemoni oleh suatu negara dengan power yang dimilikinya dan juga dapat menyebabkan pengancuran atau penguasaan terhadap suatu negara. Hal ini yang menyebabkan perubahan jalannya sistem internasional. Kekuataan atau “power” sangat menentukan dalam jalannnya sistem internasional.4 “Power” memiliki tiga unsur penting, bisa berarti daya paksa (force), pengaruh ( influence) dan wewenang (authority). Dalam tulisan ini “power” yang akan dijelaskan adalah “power” yang berarti kekuatan, pengaruh dan juga wewenang. “Daya Paksa” atau “Force” bisa ditilik dari pesan-pesan yang mereka sampaikan dengan memboikot produk-produk China atau dengan “Name Calling” 4
https://ekosanjayatamba.wordpress.com/2010/11/09/power-relationship-in-theinternational-system/ diakses pukul 2.48 1 Juni 2015
10
China sebagai negara penjajah yang membuat Tibet menderita. Apalagi jika dilihat secara sejarah, melalui sudut pandang pemerintah Tibet, Dalai Lama dan Beastie Boys berpendapat bahwa China memang tidak mempunyai hak atas tanah Tibet, karena memang secara budaya dan akar sejarah, Tibet dan China sangat berbeda. Dari segi “Influence” atau “Pengaruh” , Dalai Lama sebagai pemegang nobel perdamaian tahun 1989 yang menginspirasi Beastie Boys mempunyai pengaruh yang cukup untuk membuat dunia sadar atas apa yang terjadi di China. Hal ini kemudian ditambah dengan apa yang dilakukan oleh Milarepa Fund dan Tibetan Freedom Concert sebagai organisasi dan festival yang diprakarsai oleh salah satu sekelompok orang terkenal pada saat itu yang juga mempunyai pengaruh yang banyak di khalayak “Teen-Adult” atau “Remaja-Dewasa”. Hal ini terbukti dengan terjualnya puluhan juta album Beastie Boys di seluruh dunia sampai diselenggarakannya Tibetan Freedom Concert. Kemudian dari segi wewenang atau “Authority” disini Beastie Boys hanya berwenang sebagai “penyampai ide” ke masyarakat umum, karena mereka berdasar padaa ucapan Dalai Lama bahwa mereka akan melaksanakan festival ini dengan damai dan tanpa kekerasaan. Misi mereka, karena mereka berwenang sebagai penyampai ide adalah bagaimana masyarakat dunia dapat menerima ide tentang kemerdekaan Tibet dan sadar untuk mendukung gerakan tersebut
11
b. Konsep Propaganda Kata “propaganda” berasal dari bahasa Latin dengan kata kerja propago: pro artinya forth (maju) dan pag dari akar kata pangere artinya mengikat berarti maju untuk mengikat. Yang bermakna menyebarkan (to propagate).5 Penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu.6 R.A Santoso Sastropoetro mendefinisikan propaganda sebagai suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah direncanakan secara saksama untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat, dan tingkah laku dari penerima (komunikan) sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh komunikator.7 Sehingga Proses propaganda dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Proses Propaganda ----------------------Setting------------------------Pembicara ---> Pesan --> Pendengar -----------------------Setting------------------------(Sumber : Sastropoetro, R A Santoso. Propaganda : Salah satu bentuk komunikasi massa. (cet.III).Bandung: alumni, 1991)
5
Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011) hal. 769 http://kbbi.web.id/propaganda diakses pukul 21.00 (26-09-2014) 6 Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011) hal. 771 7 Santoso Sastropoetro, Propaganda: Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa, (Bandung: Alumni, 1983) hal. 34
12
Proses propaganda diatas diambil dari teori propaganda paling klasik yang disebut juga model retoris (rhetorical model) karya filusuf Aristoteles. Disini terdapat Pembicara (speker), pesan (message)dan pendengar (listener).Setting dalam seni berpidato sebagai sarana persuasif untuk mempengaruhi pendengar. Proses ini tidak jauh berbeda dengan teori komunikasi model schramm yang dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.2 Teori Komunikasi Model Schramm Encoder -> Message ->Encoder Interpreter Interpreter Decoder-> Message - >Decoder (Sumber : Sastropoetro, R A Santoso. Propaganda : Salah satu bentuk komunikasi massa. (cet.III).Bandung: alumni,1991)
Dari bagan proses tersebut terdapat kesamaan antara propaganda dan komunikasi yaitu adanya pemberi pesan (pembicara/encoder),pesan (message) dan penerima pesan (pendengar/decoder) akan tetapi ada perbedannya jika dilihat dari tanda panah bahwa propaganda bersifat satu arah sedangkan komunikasi bersifat dua arah. Propaganda menggunakan settinguntuk mempengaruhi pendengar sedangkan komunikasi terjadi secara alami. Namun demikian tidak ada komunikasi tanpa tujuan. Edward L Barnays mengatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dapat mempengaruhi pendengarnya sehingga
13
pendengar dapat mengerti bahkan menyetujui pendapat pemberi komunikasi tersebut, menurut beliau dengan demikian dapat dikatakan bahwa propaganda merupakan tujuan dari komunikasi Akhirnya terdapat 3 kekhususan/karakteristik yang khas dari propaganda yaitu (1) ia merupakan komunikasi yang disengaja dan dirancang untuk mengubah sikap orang yang menjadi sasaran.(2) ia menguntungkan bagi si pelakupropaganda untuk memajukan kepentingan orang yang dituju (inilah alasannya mengapa periklanan, humas, dan kampanye politik merupakan bentuk propaganda) dan (3) ia biasanya merupakan informasi satu arah berlawanan dengan pendidikanyang mempunyai dua arah dan interaktif. Jika pendidikan bersifat dua arah, propaganda merupakan komunikasi satu arah. 8 Propaganda mempunyai tiga jenis metode : 1. Metoda Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator 2. Metoda Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator 3. Metoda pervasif, sebuah komunikasi dengan cara menyebar luaskan pesan serta dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang kepada komunikan
8
http://indahsurvyana.blogspot.com/2008/08/propaganda.html diakses pukul 22.46 (19 April 2015)
14
sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator. Berikut adalah contoh Teknik - Teknik Propaganda : 1. Name Calling Propagandis menyentuh sibol simbol emosional kepada seseorang atau sebuah negara. Targetnya diharapkan merespons sesuai yang dikehendaki propagandis tanpa perlu lagi memeriksa atau mencari bukti bukti. Dengan demikian artinya propagandis semacam menanamkan stereotipe terhadap sasarannya Contoh : Muncul istilah ”Merah” untuk komunis Pemimpin buruh menjadi ”bos serikat buruh” 2.Glittering Generalities Merupakan
kebalikan
dari
teknik
Name
Calling,
Propagandis
menggunakan kata kata bermakna ”Positif”. Teknik propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Dengan kata lain propagandis berusaha menyanjung dirinya mewakili sesuatu yang luhur dan agung. Ungkapan kata-kata “demi keadilan dan kebenaran” menjadi salah satu ciri teknik propaganda ini.
15
Contoh : 1. Istilah “Dunia Bebas” (free World) adalah generalitas favorit Propagandis barat. 2. “Solidaritas Sosial” dipakai dunia komunis untuk menggambarkan hubungan kompleks diantara negara dan partai Komunis. 3. Bandwagon Teknik ini digunakan dalam rangka meyakinkan kepada sasaran bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana sasaran menjadi anggotanya) menerima programnya, dan oleh karena itu sasaran harus mengikuti kelompok dan segera menggabungkan diri pada kelompok. Dengan kata lain Bandwagon adalah usaha komunikasi persuasif untuk membujuk sasaran mengambil tindakan yang “everyone else is taking, why dont you?” Contoh:
1. Fruit Tea, Minumannya anak muda 2. U.S. Needs US Strong
4. Transfer Transfer meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih bisa diterima. Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan tertentu. Propagandis dalam’hal ini mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh
16
secara psikologis terhadap apa yang sedang dipropagandakan. Transfer juga bisa digunakan dengan menggunakan cara simbolik, kata-kata atau Musik. 5. Plain Folks Propagandis sadar bahwa pendekatan persuasif mereka akan terhambat Jika mereka tampak di mata audiensnya sebagai "orang asing". Oleh sebab itu mereka berusaha mengidentifikasikan sedekat mungkin dengan nilai dan gaya hidup sasaran propaganda dengan menggunakan aksen dan idiom lokal. Dalam upaya meyakinkan sasaran bahwa dia dan gagasan gagasannya bagus karena merupakan bagian dari rakyat. Contoh : Pada kampanye Pilgub, Pilkada atau Pilpres. Sang calon biasanya menyalami anak kecil, berinteraksi dengan kaum papa atau memeluk dan mencium kaum papa
6. Testimonial (Kesaksian) Salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan, dimana ditampilkan seseorang (biasanya memiliki reputasi tertentu) untuk bersaksi dengan tujuan mendukung atau tidak mendukung suatu Konsep, Ide, Gagasan atau Produk. Terkadang Propagandis juga menggunakan lembaga yang dapat dipercaya untuk mendukung atau mengkritik sebuah gagasan atau kesatuan politik, variasi
17
dari propaganda ini adalah mengkaitkan sesuatunya dengan “kekuasaan” agar sasaran mempercayainya karena “otoritas” yang mengatakan hal itu. 7.Selection Hampir semua propagandis bahkan ketika menggunakan teknik lain seperti diulas sebelumnya tergantung pada seleksi fakta, meskipun jarang sangat spesifik dalam isi faktanya. Ketika presentasi rinci diberikan, propagandis menggunakan hanya akta-fakta yang tersedia untuk "membuktikan" sasaran yang telah ditentukannya. 8. Card Staking Meliputi pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan, dan pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau produk. Teknik ini memilih argument atau bukti yang mendukung sebuah posisi dan mengabaikan hal-hal yang mendukung posisi itu. Argument-argumen yang dipilih bisa benar atau salah 9. Fear Appeal Sebagai upaya untuk menimbulkan rasa takut. Tujuannya untuk membangun dukungan dengan menanamkan ketakutan di dalam populasi yang umum. Contoh : Joseph Goebbels memanfaatkan Theodore Kaufman'S dari Jerman untuk mengakui bahwa Sekutu akan membasmi orang-orang Jerman. 10. Argumentum Ad Nauseam
18
Menggunakan pengulangan (repetisi). Penyebaran suatu gagasan yang diulang-ulang sepanjang waktu, dan gagasan tersebut dinyatakan sebagai suatu kebenaran. media penyebaran terbaik ketika media lainnya sangat sedikit / terbatas dan dikontrol oleh propagator. 11. Black and White Fallacy Memperkenalkan hanya dua pilihan, dengan produk atau ide yang di sebarkan sebagai pilihan yang terbaik. Contoh : Silahkan pilih, mesin yang tidak sehat atau menggunakan oli merek X. 12. Obtain Disapproval (Memperoleh Penolakan) Teknik ini digunakan untuk membujuk suatu target pendengar untuk menyalahkan suatu gagasan atau tindakan dengan mengusulkan bahwa gagasan tersebut sangat terkenal untuk dibenci, menakutkan, atau menyimpan penghinaan terhadap target pendengar tersebut.Dengan begitu jika suatu kelompok mendukung suatu kebijakan tertentu didorong ke arah percaya bahwa yang tidak diinginkan, bersifat subversif, atau orang-orang tercela mendukung kebijakan yang sama, kemudian anggota kelompok boleh memutuskan untuk berubah posisi asli mereka. 13. Rasionalization Kelompok atau Individu menggunakan keadaan umum baik untuk merasionalkan
kepercayaan
atau
tindakan
19
yang
diragukan.
ungkapan
menyenangkan yang samar-samar sering digunakan untuk membenarkan kepercayaan atau tindakan tersebut. 14. Intentional Vagueness (Ketidakjelasan yang disengaja) Keadaan umum yang dengan bebas di samar-samar sedemikian rupa sehingga pendengar dapat menafsirkan sendiri. Intentional bermaksud untuk menggerakkan pendengar dengan menggunakan ungkapan tak tergambarkan, tanpa meneliti mencoba atau membenarkan mereka untuk menentukan aplikasi atau bebijaksanaan mereka. Tujuannya adalah untuk menyebabkan orang-orang untuk menggambarkan penafsiran mereka sendiri daripada hanya diberikan suatu gagasan tegas/eksplisit.Dalam usaha untuk " menggambarkan" propaganda ini, pendengar membatalkan pertimbangan yang menyangkut gagasan yang dipresentasikan. Kebenaran mereka, aplikasi dan ketidakbijaksanaan tidaklah dipertimbangkan. 15. Falsifing Information (kesalahan informasi) Pemusnahan atau penciptaan informasi dari arsip publik, dengan tujuan pembuatan suatu record/ catatan yang salah/palsu dari suatu peristiwa atau tindakan seseorang selama sesi pengadilan, atau mungkin dalam suatu pertempuran. 16. Unstated Assumption (Asumsi yang tidak dinyatakan) Teknik ini digunakan dalam konsep propaganda ketika propagandis ingin menyebarkan akan nampak kurang nampak terpercaya jika secara terang-terangan
20
dinyatakan.
Hal
tersebut
akan
berulangkali
dijelaskan
dihelaskan
dan
diperlihatkan. 17. Euphoria Penggunaan dari suatu peristiwa yang menghasilkan euforia atau kebahagiaan berlebihan sebagai pengganti penyebaran kesedihan berlebihan, atau penggunaan suatu peristiwa yang baik untuk mencoba menutupi yang lain. Atau menciptakan suatu peristiwa perayaan dengan harapan dapat mendorong moril. Euforia dapat digunakan untuk mengambil pikiran seseorang dari suatu perasaan lebih buruk. contohnya suatu liburan atau pawai.9 Media yang umum untuk transmisi pesan propaganda meliputi laporan berita, laporan pemerintah, revisi sejarah, buku ilmu pengetahuan, leaflet, film, radio, televisi, dan poster. Alat yang kurang umum saat ini adalah kartu pos, contoh yang ada dari dari masa Perang Saudara Amerika. Di radio dan televisi, propaganda bisa ada pada berita, talk-show segmen, seperti iklan atau iklan layanan masyarakat mengumumkan "spot" atau selama advertorial berjalan. Kampanye propaganda sering mengikuti pola transmisi strategis untuk mengindoktrinasi kelompok sasaran. Hal ini dapat dimulai dengan transmisi sederhana seperti leaflet yang disebar atau iklan. Umumnya pesan-pesan ini akan berisi petunjuk tentang cara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, melalui situs web, hot line, program radio, dll. Strategi ini bermaksud untuk
9
Ibid
21
memulai individu dari informasi penerima informasi pencari melalui penguatan, dan kemudian dari informasi pencari pemimpin pendapat melalui indoktrinasi. Berkaitan dengan pembahasan di atas, apa yang dilakukan Beastie Boys melalui
Tibetan Freedom Concert dapat dipandang sebagai sebuah usaha
propaganda dalam rangka mempengaruhi masyarakat untuk dapat berbuat seperti yang diharapkan atau yang diinginkan. Dalam acara Tibetan Freedom Concert secara eksplisit terlihat pesan dan maksud yang ingin disampaikan oleh Beastie Boys, bahwa apa yang dilakukan oleh Gerakan Kemerdekaan Tibet patut didukung dan Penjajahan China terhadap Tibet merupakan hal yang tidak berperikemanusiaan. Beastie Boys berusaha membentuk persepsi terhadap masyarakat bahwa keikutsertaan Tibet dalam wilayah China merupakan sesuatu yang salah dan merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh penduduk dunia untuk menyadarinya dan hal ini bukan merupakan sesuatu yang baik-baik saja. Teknik-teknik yang dilakukan Beastie Boys untuk menyebarkan faham bahwa Penajajahan China terhadap Tibet bisa dilihat dalam rangkaian acara tur. Sebelum acara ini berlangsung, pihak manajemen Tibetan Freedom Concert berhati-hati dalam memilih sponsor sehingga tidak bertentangan konsep awal acara ini. Hal ini bisa dilihat dari pemilihan sponsor yang sebisa mungkin tidak ada hubungannya dengan China. Bahkan pihak manajemen acara juga benarbenar selektif dalam memilih band atau artis pengisi, sehingga beberapa dari mereka bahkan menyatakan bahwa mereka setuju dengan ide dasar acara ini. Salah satu personil band yang tampil dalam Tibetan Freedom Concert, Billy Corgan dari The Smashing Pumpkins, bahkan sangat antusias dengan ide Beastie
22
Boys sehingga mengubah kondisi dia yang awalnya depresi dan apatis dengan kondisi dunia menjadi benar-benar perhatian terhadap isu Tibet. Disini bisa dilihat dari rencana awal saja, ide Tibetan Freedom Concert bukan sesuatu hal yang main-main dan ini menimbulkan kesan yang kuat bahwa Beastie Boys dengan idenya memang benar-benar serius untuk mempengaruhi masyarakat dunia. Adam Yauch dalam sebuah interviewnya ditengah-tengah acara ini juga menyampaikan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk menyebarkan kesadaran bahwa setiap kita pergi berbelanja kita menyumbang dana terhadap negara pelanggar Hak Asasi Manusia. Hal ini merujuk pada China sebagai salah satu negara yang mempunyai kerjasama bilateral terhadap Amerika Serikat. Sehingga disini bisa disimpulkan bahwa peran Tibetan Freedom Concert juga untuk mengubah perilaku masyarakat yang pada awalnya tidak tahu-menahu tentang pengaruh China di kehidupan di dunia menjadi sadar bahwa secara tidak langsung mereka juga salah satu aktor pelanggar Hak Asasi Manusia jika terus menerus mendukung produk China. Beastie Boys sadar bahwa para penonton yang datang ke acara ini tidak sepenuhnya tahu tentang ide dasar dan konsep acara sehingga dalam rangka agar rangkaian konser ini ditonton jutaan orang, Beastie Boys bekerja sama dengan salah satu perusahaan TV kabel terbesar di tahun 90-an, MTV, menyiarkan langsung rangkaian konser ini dalam beberapa hari. Siaran langsung juga diselingi dengan wawancara para tokoh masyarakat, begitu juga dengan para selebritis tentang kesadaran mereka tentang isu Gerakan Kemerdekaan Tibet. Website dan saluran telefon hotline juga dibuat selama acara ini berlangsung untuk
23
menyediakan info dan pengetahuan bagi para masyarakat yang ingin tahu tentang isu ini lebih lanjut. c..
Teori Peran (Role Theory)
Untuk menganalisa pengaruh Beastie Boys dalam Gerakan Kemerdekaan Tibet dibutuhkan sebuah analisa tentang perilaku social, dalam hal ini penulis akan menggunakan pola teori peran. Menurut John Walke, teori peran memiliki dua kemampuan yang berguna bagi analisa politik. Pertama, menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan perilakunya dengan norma yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Jadi, kegiatan politik individu selalu ditentukan oleh konteks sosialnya. Kerangka berpikir teori peran memandang individu sebagai seseorang yang bergantung pada dan bereaksi terhadap perilaku
orang
lain.10 Kedua, teori peran mempunyai kemampuan mendeskripsikan institusi secara behavioral. Dalam teorisasi peran, kita masih bisa membahas perilaku individu, tetapi perilaku dalam arti peran. Dimana teori peran menjembatani jurang yang memisahkan pendekatan individualistik dengan pendekatan kelompok. Teori peran (role theory) berasumsi bahwa sebagian besarperilaku politik adalah akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran yang kebetulan dipegang
10
Mas’oed, Mohtar. Studi Ilmu Hubungan Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, (Yogyakarta: PAU-SS-UGM), 1998, Hal. 44-45
24
oleh seorang aktor politik. Aktor politik menemukan dirinya dalam berbagai posisi, mulai sebagai presiden, atau warga biasa (termasuk di dalamnya artis, musisi, budayawan dan lain lain) yang masing-masing posisi itu memiliki pola perilaku tersendiri. Seseorang yang menduduki posisi tertentu diharapkan atau diduga akan berperilaku tertentu. Harapan atau dugaan (expectation) itulah yang membentuk suatu peran.11 Untuk dapat melihat secara sederhana penjelasan mengenai Teori Peran, apa dan bagaimana definisi serta mekanisme dari teori peran itu sendiri, maka terlebih dahulu dapat kita lihat penjelasan teori peran yang dikaji terhadap hubungan sosial antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan antar manusia terdapat tiga teori yang dapat dijadikan acuan untuk membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia tersebut, salah satunya adalah teori peran. Dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang biasanya manusia akan menjadi apa dan siapa, tergantung pada lingkungan sekitarnya atau pada siapa ia bergaul. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab terdapat adanya rasa saling ketergantungan satu sama lain. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Dalam hubungan antar manusia terdapat seorang pemimpin dan bawahan, pemerintah dan masyarakatnya, dan lain sebagainya.
11
Ibid
25
Menurut teori peran dalam kajiannya terhadap hubungan antar manusia ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario atau peran-peran yang telah disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Contohnya manusia yang berkumpul disuatu tempat dengan jumlah yang banyak kemudian disebut sebagai masyarakat, masyarakat kemudian menunjuk seorang sebagai pemimpin, misalnya Ketua RT, yang berperan mengatur dan membimbing masyarakat. Kemudian dalam lingkup yang lebih besar yaitu negara, ditunjuk seorang presiden dengan peran yang diatur oleh masyarakat sendiri. Jadi dengan kata lain sudah tertulis bahwa seorang presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmonis, tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh ”penonton” dan ditegur oleh ”sutradara”. Contohnya dalam era reformasi ini, bila seorang pemimpin atau presiden yang menyalahi skenario atau perannya maka akan dapat di demo oleh masyarakat. Kemudian sama halnya dengan kehidupan perpolitikan antar negara atau dalam dunia internasional, dapat kita lihat dari teori peran yang didasarkan pada analisis politik. Pemikiran John Wahlke, tentang teori peran memiliki dua kemampuan yang berguna bagi analisis politik. Ia membedakan peran berdasarkan pada aktor yang memainkan peranan tersebut, yaitu peran yang dimainkan oleh aktor politik dan peran oleh suatu badan atau institusi.
26
Ia menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan tindakannya dengan norma-norma perilaku yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Sedangkan ia mendeskripsikan peranan institusi secara behavioral, dimana model teori peran menunjukkan segi-segi perilaku yang membuat suatu kegiatan sebagai institusi. Kerangka berpikir teori peran juga memandang individu sebagai seorang yang bergantung dan bereaksi terhadap perilaku orang lain. Berkaitan dengan uraian teori di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Beastie Boys adalah sekelompok musisi yang tentunya sebagai sekelompok seniman, mereka berperan sebagai sekelompok orang yang membuat seni. 2. Beastie Boys sebagai sekelompok orang yang sadar politik dan menjadi aktor langsung Hubungan Internasional. 3. Beastie Boys berperan sebagai sekelompok orang terkenal / selebritis yang mempunyai pengaruh di dunia. Beastie Boys sebagai sekelompok musisi mempunyai tuntutan agar mereka membuat seni (atau dalam hal ini music) , karena itulah hal yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai peran di dunia seni. Seiring waktu berjalan Beastie Boys mendapati diri mereka berperan sebagai sekelompok orang yang menjadi actor langsung Hubungan Internasional dalam hal ini dikarenakan lagu-lagu mereka banyak menyinggung tentang Gerakan Kemerdekaan Tibet yang akhirnya membuat mereka bertemu langsung dengan Dalai Lama. Pada saat yang sama 27
Beastie Boys berperan sebagai sekelompok selebritis yang mempunyai sedikit banyak pengaruh di dunia Internasional. Perilaku politik Beastie Boys dalam Gerakan Kemerdekaan Tibet dengan Tibetan Freedom Concert dapat dilihat sebagai tuntutan mereka sebagai sekelompok selebritis yang dapat mempengaruhi khalayak banyak. Mereka berfikir bahwa dengan memanfaatkan peran mereka sebagai selebritis mereka bisa memobilisasi dan menyebarkan faham tentang hal yang mereka inginkan, dalam hal ini Kemerdekaan Tibet. Hal ini juga dipengaruhi oleh latar belakang Beastie Boys sebagai sebuah grup Hip-Hop/Rap yang notabene merupakan genre music perlawanan. Sehingga sebenarnya peran mereka sebagai actor politik bisa dilacak dari awal mereka berdiri. Oleh karena itu, Beastie Boys mempergunakan menggunakan peran dan posisinya untuk mengajak para pendengarnya agar terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan Tibet dengan mendukung Tibetan Freedom Concert sebagai bentuk kepedulian akan keadaan Tibet yang masih dalam penjajahan China. D. Hipotesa Beastie Boys dianggap berpengaruh terhadap Gerakan Kemerdekaan Tibet karena : A. Beastie Boys dengan alat propagandanya Tibetan Freedom Concert merupakan salah satu hal penting dalam perkembangan Gerakan Kemerdekaan Tibet untuk menyebarkan kesadaran Isu Penjajahan China terhadap Tibet ke seluruh dunia. 28
B. Beastie Boys dengan perannya sebagai selebritis dan musisi yang sadar politik dinilai dapat memobilisasi massa untuk membuat dunia Internasional awas dengan penderitaan rakyat Tibet dan berhasil mengubah Kemerdekaan Tibet menjadi budaya pop dimana hal ini tidak hanya menjadi perbincangan politik tetapi menjadi tren di dunia. E. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Metode historis yaitu pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membuat rekonstruksi masa
lampau
secara
obyektif
dan sistematis dengan mengumpulkan,
mengevaluasi, menjelaskan, dan mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.12 Metode Deskriptif adalah metode dalam meneliti status obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, dan satu kelas peristiwa. Metode ini merupakan pencarian fakta dengan tujuan membuat gambaran yang sistematis, aktual, akurat, mengenai fenomena yang diselidiki.13 b.
Sumber Data
12
Mohammad Nasir, Metode Penelitian ( Jakarta:1985) , hal 56-57.
13
Ibid
29
Penulis mengambil sumber penelitian dari data sekunder. Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari buku, koran, jurnal, majalah, artikel, dan website resmi. c. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Dalam menganalisis data, data-data sekunder yang Penulis dapat, kemudian Penulis akan menggambungkannya secara sistematis dan logis sesuai kebutuhan masalah yang diteliti. Dalam menganalisa Penulis menggunakan kerangka berpikir dari konsep propaganda dan teori peran F. Batasan Penelitian Batasan masalah hanya terbatas pada pengaruh Beastie Boys dalam Gerakan Kemerdekaan Tibet. Penulis membatasi pengaruh gerakan Beastie Boys ini dimulai pada tahun 1996 ketika Tibetan Freedom Concert diadakan dan tahun 2012 ketika Adam Yauch dari Beastie Boys telah meninggal dunia. G.
Sistematika Penulisan Bab I : Pada bab ini berisi tentang alasan pemilihan judul, latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kerangka teori berupa definisi konseptual, metode penelitian, dan batasan penulisan. Bab II : Dalam Bab II ini akan dijelaskan Profil Beastie Boys. yang mencakup gambaran umum keberadaan Beastie Boys dalam blantika musik dunia
yang
didalamnya
akan
berisi
sejarah awal terbentuknya Beastie Boys, profil band Beastie Boys, serta
30
penjelasan mulai masuknya Beastie Boys dalam lingkungan politik dan Gerakan Kemerdekaan Tibet. Bab III : Perkembangan Gerakan Kemerdekaan Tibet. Pada bab ini berisi tentang sejarah dan nilai-nilai Gerakan Kemerdekaan Tibet. Penulis membahas tentang
kapan
Gerakan
Kemerdekaan
Tibet
mulai
dilakukan
dan
perkembangannya. Bab III : dalam bab III akan dijelaskan Profil Beastie Boys. yang mencakup gambaran umum keberadaan Beastie Boys dalam blantika musik dunia
yang
didalamnya
akan
berisi
sejarah awal terbentuknya Beastie Boys, profil band Beastie Boys, serta penjelasan mulai masuknya Beastie Boys dalam lingkungan politik dan Gerakan Kemerdekaan Tibet. Bab
IV :
Pada bab ini berisi tentang analisis Penulis dari bab-bab
sebelumnya terkait pengaruh Beastie Boys di Gerakan Kemerdekaan Tibet, serta membahas pula tentang proses terbentuknya Tibetan Freedom Concert, lalu pengaruhnya terhadap Gerakan Kemerdekaan Tibet, dilihat dari pengaruhnya dalam membuat isu Gerakan Kemerdekaan Tibet menjadi fokus dunia. Bab V : Pada bab ini Penulis akan menarik kesimpulan sebagai hasil dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
31