Wahyu Kepada Adam (The Apocalypse of Adam)
I.
Jatuhnya Adam dan Hawa
Inilah wahyu yang oleh Adam diberitahukannya kepada Set pada saat usianya yang ketujuh ratus, yang berbunyi: “Dengarkanlah kata-kataku, anakku Set. Ketika Tuhan menciptakan aku dari bumi bersama dengan ibumu Hawa, aku mengikutinya dalam kemuliaan seperti yang ia lihat di alam abadi tempat kami berasal. Dia mengajarkan pengetahuan akan Tuhan yang kekal. Dan, kami menjadi menyerupai malaikat agung yang kekal, karena kami lebih besar dari pada Tuhan yang menciptakan kita dan kekuatanNya, yang tidak kami ketahui. Tuhan, penguasa alam dan kekuatan, memisahkan kami dalam murkaNya, dan kami menjadi dua. Dan kemuliaan dalam hati kami meninggalkan kami, aku dan ibumu Hawa, bersama dengan pengetahuan pertama yang hidup dalam kami. Dan kemuliaan itu meninggalkan kami dan memasuki alam lain yang lebih besar. Ibumu Hawa dan aku tidak berasal dari alam itu. Pengetahuan itu kemudian masuk ke dalam benih dari makhluk agung yang kekal. Oleh karena itu, aku telah memanggilmu dengan nama seseorang yang merupakan benih dari generasi agung atau leluhurnya. Setelah hari-hari itu, pengetahuan kekal tentang Tuhan yang Benar itu diambil dari aku dan ibumu Hawa. Kemudian, kami mengenal kematian seperti yang manusia alami. Kami mengenal siapa Tuhan yang menciptakan kami. Kami tidak luput dari kekuatanNya. Dan kami melayani Dia dalam ketakutan dan perbudakan. Setelah kejadian ini, kegelapan meliputi hati kami, dan aku tertidur dalam kegelapan hatiku.”
II.
Adam dan Hawa Terbangun
Dan aku melihat tiga manusia di hadapanku. Wajahnya tidak aku kenali. Mereka tidak diciptakan oleh Tuhan yang menciptakan kita. Mereka melampaui kemuliaan, dan berkata kepadaku, “Bangunlah Adam dari tidur kematianmu, dan dengarlah segala hal tentang makhluk abadi dan benih manusia yang daripadanya datang kehidupan, yang datang dari engkau dan Hawa, istrimu.” Ketika aku mendengar perkataan dari manusia itu, Hawa dan aku berbisik dalam hati. Dan Tuhan yang menciptakan kami berdiri di hadapan kamu. Dia berkata, “Adam,
mengapakah kalian berbisik dalam hati? Tidakkah kamu tahu bahwa akulah Tuhan yang menciptakan engkau? Aku telah memberikan kepadamu nafas kehidupan ke dalam jiwamu.” Kemudian, kegelapan menutupi kedua mata kami. Kemudian Tuhan, yang menciptakan kami, menciptakan anak dari diriNya dan Hawa ibumu. [...] Aku mengetahui apa yang sangat ibumu inginkan. Dan kekuatan pengetahuan kekal yang kami miliki hancur di dalam diri kami, dan kami pun menjadi lemah. Umur kami menjadi berkurang, sebab aku mengetahui bahwa aku telah dikuasai maut. Set anakku, saat ini aku akan menyingkapkan kepadamu tentang pengetahuan yang telah diperlihatkan manusia itu kepadaku. Setelah aku melewati waktu generasi ini dan tahuntahun generasi itu berakhir, [...]
III.
Nuh dan Air Bah
Hujan besar akan diturunkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, sehingga akan memusnahkan seluruh daging yang berasal dari bumi, dengan apa yang ada di sekitar mereka, bersama dengan orang-orang yang berasal dari benih leluhur mereka yang menerima pengetahuan itu. Pengetahuan itu berasal dari ibumu Hawa dan aku. Mereka adalah orang asing baginya. Setelah itu, malaikat agung datang dalam awan yang tinggi, dan mengangkat orang-orang itu, di mana di dalam mereka jiwa-jiwa kehidupan itu hidup. [...] Semua daging akan tertinggal di dalam air bah. Kemudian, murka Tuhan pun akan berhenti. Dan Dia melemparkan kekuatanNya ke dalam air, dan menyelamatkan anak-anakNya serta istri-istriNya dengan sebuah bahtera bersama dengan hewan-hewan, yang sebelumnya Ia perintahkan untuk diselamatkan, dan burung-burung surga, yang Ia panggil dan dilepaskan ke bumi. Dan Tuhan memanggil Nuh, generasinya disebut Deucalion, “Lihatlah, Aku telah menyelamatkan engkau di dalam bahtera ini bersama dengan istrimu, anak-anakmu serta istri-istri mereka, dan hewan-hewan mereka serta burung-burung surga yang telah engkau panggil dan lepaskan ke bumi. [...] Aku akan memberikan kepadamu bumi ini, kepadamu dan anak-anakmu. Dengan kemuliaan, engkau akan memerintah bumi, engkau dan anakanakmu. Tidak ada lagi benih orang-orang yang tidak taat kepadaku, yaitu mereka yang berada dalam kemuliaan yang lain.” Tampak beberapa orang menjadi seperti awan terang. Dan orang-orang yang berasal dari alam pengetahuan kekekalan dan malaikat itu pun datang. Mereka berdiri di hadapan Nuh dan alam itu.
Dan Tuhan berkata kepada Nuh, “Mengapa engkau menyimpang dari perkataanKu? Engkau menciptakan generasi lain sehingga engkau menghina kekuatanKu.” Kemudian Nuh berkata, “Aku bersaksi di hadapanMu bahwa generasi ini tidak berasal dari padaku maupun anak-anakku [...].” Dan [...] orang-orang itu dibawa ke tanah perjanjian dan tempat tinggal yang kudus akan didirikan di tengah-tengah mereka. Dan mereka akan disebut dengan nama itu dan tinggal di sana enam ratus tahun lamanya dalam pengetahuan yang murni. Malaikat terang akan tinggal bersama mereka. Tidak ada perbuatan tercela yang tinggal dalam hati mereka, melainkan hanya pengetahuan akan Tuhan. Kemudian Nuh membagi seluruh bumi kepada anak-anaknya, Ham dan Yafet dan Sem. Dia berkata kepada mereka, “Anak-anakku, dengarkanlah aku. Lihatlah, aku telah membagi kepada kalian bumi ini. Tetapi layanilah Dia dengan ketakutan dan perbudakan setiap hari. Janganlah anak-anakmu pergi dari hadapan Tuhan yang Mahakuasa [...].” [...] anak Nuh berkata, “Engkau dan kekuatanmu akan tinggal dalam benihku. Meteraikan itu dengan tangan ketakutan dan perintahmu yang sungguh kuat, dan seluruh benih yang datang dari padaku tidak akan berbalik dari engkau dan Tuhan yang Mahakuasa, tetapi mereka akan melayani dengan kerendahan hati dan takut akan apa yang mereka ketahui.”
IV.
Empat Ratus Ribu Keturunan Sem, Ham dan Yafet
Kemudian datanglah benih dari Ham dan Yafet, empat ratus ribu banyaknya, dan memasuki tanah yang lain serta tinggal bersama orang-orang yang berasal dari pengetahuan kekal. Bayangan dari kekuatan mereka melindungi mereka dan yang bersama dengan mereka dari segala kejahatan dan nafsu tercela. Kemudian, benih dari Ham dan Yafet membentuk dua belas kerajaan, dan benih yang lain memasuki kerajaan orang-orang lain. [...] mereka menerima nasehat [...] aeon [...] yang telah mati [...] aeon agung yang tak bercela. Dan mereka pun menghadap Tuhan mereka, Sakla. Mereka pergi dengan segenap kekuatan, menuduh orang besar dalam kemuliaannya. Mereka berkata kepada Sakla, “Kekuatan apakah yang mereka miliki, mereka yang berada dalam hadiratmu, yang berasal dari benih Ham dan Yafet, yang jumlahnya empat ratus ribu itu? Mereka telah diterima dalam alam lain tempat mereka berasal, dan mereka melepaskan segenap kemuliaanmu dan kekuatan tanganmu. Benih dari Nuh melalui anak-anaknya telah melakukan kehendakmu, dan juga memiliki kekuatan dari alam
tempat engkau berada. Tetapi baik orang-orang itu dan mereka yang berada dalam kemuliaan mereka tidak melakukan kehendakmu. Tetapi mereka telah berpaling dari engkau.”
V.
Api, Belerang dan Aspal
Kemudian Tuhan semesta alam memberikan kepada mereka yang melayaniNya [...] Mereka datang ke tanah perjanjian itu di mana orang-orangnya tidak bercela, ataupun tidak dinodai dengan nafsu apa pun. Karena jiwa mereka tidak datang dari tangan yang bercela, tetapi dari sabda malaekat agung. Kemudian, api dan belerang dan aspal dijatuhkan ke atas orang-orang itu, dan api dan kabut yang menyilaukan mata datang ke atas alam, dan mata para pemimpin pun menjadi gelap, dan tak seorang pun di sana yang dapat melihat. Kemudian awan cahaya tersebut pergi, dan awan cahaya yang lain yang berasal dari alam kekal datang kepada mereka. Abrasax dan Sablo dan Gamaliel turun dan membawa orang-orang itu keluar dari api dan dari kemarahan, dan membawa mereka naik ke alam kekal, dan mereka mengangkat mereka [...] ke sana bersama malaekat suci dan makhlukmakhluk abadi. Orang-orang itu akan menjadi malaekat, karena mereka tidak asing bagi yang tinggal di alam itu. Mereka bekerja dengan benih yang abadi.
VI.
Sang Pembawa Terang Pengetahuan
Suatu ketika, untuk yang ketiga kalinya, sang pembawa terang pengetahuan muncul dan melintasi bumi membawa benih dari Nuh dan anak-anaknya Ham dan Yafet -untuk meninggalkan pohon yang berbuah banyak baginya. Dan dia akan menebus jiwa manusia pada saat akhir zaman. Seluruh ciptaan yang berasal dari bumi akan berada dalam kuasa maut. Tetapi mereka yang memahami pengetahuan dari Tuhan yang kekal tidak akan mati. Mereka belum menerima roh dari kerajaan ini tetapi dari sesuatu yang kekal, memiliki sifat malaekat [...]. Sang pembawa terang, anak manusia ini akan datang [...]. Dan dia akan menunjukkan tanda-tanda mujizat yang menyudutkan kekuatan penguasa mereka. Kemudian Tuhan terusik dan berkata, “Kekuatan apakah yang anak manusia itu miliki, sehingga melebihi kita?” Kemudian Tuhan melemparkan murkanya kepada anak manusia itu. Dan kemuliaan manusia itu diambil dari padanya dan menempati rumah kudus yang telah dipilihnya. Tiada satu pun kekuatan yang melihatnya, dan tiada satu pun akan
melihat sang Pembawa Terang itu. Mereka menghukum tubuh dari anak manusia itu, di mana daripadanya lah Roh Kudus datang.
VII.
Asal Mula Sang Pembawa Terang
Kemudian, para malaikat dan semua generasi itu akan meragukan namaNya, dengan berkata, “Dari mana datangnya?” atau “Dari manakah bualan-bualan yang tak ada kuasanya itu?” Sekarang, kerajaan yang pertama berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia datang dari [...] satu roh [...] ke surga. Dia dibesarkan di surga. Dia menerima kemuliaan dari Tuhan yang benar. Dia datang melalui dada ibunya, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kedua berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia datang dari seorang nabi besar. Dan seekor burung datang dan mengambil anak yang baru saja lahir itu, dan membawanya ke atas gunung. Dan dia dibesarkan oleh burung surgawi itu. Seorang malaekat berjaga-jaga di sana. Dia berkata kepada anak itu, “Bangunlah! Tuhan telah memberimu kemuliaan.” Dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air. Kerajaa ketiga berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia terlahir dari rahim seorang perawan. Dia telah diungsikan dari kota asalnya, dia dan ibunya; dia dibawa ke padang pasir. Dia dibesarkan di sana. Dari sana, dia datang dan menerima kemuliaan, dan melaluinya dia datang menuju air. Kerajaan keempat berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia terlahir dari seorang perawan. [...] Solomon melihat perempuan itu, dia dan Phersalo dan Sauel dan tentara-tentaranya, yang telah diutusnya. Solomon mengirim tentara kegelapannya untuk mencari perawan itu. Mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, tetapi perawan itu diserahkan kepada mereka. Dialah yang mereka cari. Solomon membawanya. Perawan itu mengandung dan melahirkan anak itu di sana. Dia membesarkan anak itu di perbatasan gurun. Ketika dia dibesarkan, dia menerima kemuliaan dan kekuatan dari benih yang melahirkannya, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kelima berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia menetes dari surga. Dia mengalir ke lautan. Jurang laut menerimanya, melahirkannya dan membawanya ke surga. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air.
Dan kerajaan keenam berkata tentang sang Pembawa Terang itu [...] turun ke dunia untuk mengambil bunga. Perempuan itu mengandung karena bunga itu. Dia melahirkannya di tempat itu. Kemudian malaekat penjaga kebun bunga itu membesarkannya. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan di sana, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan ketujuh berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia adalah tetesan yang datang dari surga ke bumi. Para naga membawanya turun dan masuk ke dalam gua, dan dia menjadi seorang anak. Satu Roh datang ke atasnya dan mengangkatnya dari tempat dia mengalir. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan di sana, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kedelapan berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa sebuah awan menutupi bumi dan batuan. Dia datang dari tempat itu. Malaekat di atas awan itulah yang membesarkannya. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan di sana, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kesembilan berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dari sembilan renungan (wanita), salah satu dari mereka terpisah. Perempuan itu pergi ke gunung dan tinggal di sana untuk beberapa lama, hingga dia bernafsu kepada dirinya sendiri. Dia melampiaskan keinginannya dan mengandunglah ia karena keinginannya sendiri. Sang Pembawa Terang itu lahir. Malaekat-malaekat membesarkannya. Dan dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kesepuluh berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa Tuhannya menyukai awan nafsu. Tuhan menjadi ayahnya dan melemparkan awan di atasnya, dan lahirlah dia. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan kesebelas berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa bapa bernafsu kepada anak perempuannya. Anak perempuan itu mengandung karena perbuatan ayahnya. Dia melahirkan anak itu [...] dikuburkan di padang gurun. Malaikat membesarkan dia di sana, dan melaluinya dia datang menuju air. Kerajaan keduabelas berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia berasal dari dua cahaya. Dia dibesarkan di sana. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air. Dan kerajaan ketigabelas berkata tentang sang Pembawa Terang itu, bahwa dia adalah sabda yang keluar dari mulut Tuhan. Sabda ini menerima mandat di sana. Dia menerima kemuliaan dan kekuatan, dan melaluinya dia datang menuju air, dengan inilah kekuatan itu digenapi.
Tetapi, generasi tanpa raja berkata bahwa Tuhan yang Benar memilihnya dari alam abadi. Dialah yang memberitakan kebenaran Tuhan, yang tanpa cela, dan tinggal di dalamNya. Dia berkata, “Di luar atmosfer ini, dari alam kekal yang agung, sang Pembawa Terang itu muncul. Dan dia membuat generasi yang dia pilih menjadi terang, sehingga mereka akan menjadi sinar terang di dalam alam yang kekal.”
VIII.
Orang-orang Menyadari Kesalahannya
Benih itu, yaitu mereka yang akan menerima nama mereka di dalam air, akan berperang melawan kekuasaan [Sakla]. Dan awan kegelapan akan berada di atas mereka. Kemudian orang-orang itu akan berteriak dengan nyaring, “Diberkatilah jiwa-jiwa mereka karena mereka mengenal Tuhan dengan pengetahuan yang benar. Mereka akan hidup selamanya, karena mereka tidak ternoda oleh keinginan mereka, bersamaan dengan para malaekat, mereka tidak mengikuti kehendak kekuatan itu, tetapi mereka berdiri di hadapan pengetahuan akan Tuhan seperti cahaya yang datang dari api dan darah.” “Tetapi kami telah melakukan perbuatan bodoh demi kekuasaan itu. Kami telah terjatuh dalam setiap pelanggaran kami. Kami telah berteriak kepada Tuhan yang Benar karena setiap rancanganNya [...] yang kekal. Hal ini melawan roh kami. Karena kami tahu bahwa jiwa kami akan mati.” Kemudian datanglah suara kepada mereka. Micheus dan Michar dan Mnesinous, yang berada di atas pembaptisan kudus dan air hidup, berkata, “Mengapakah kalian berteriak kepada Tuhan yang hidup dengan suara yang durhaka dan lidah yang penuh cela, dan jiwa penuh darah dan kebodohan? Kalian telah dipenuhi oleh karya-karya yang tidak benar, tetapi kalian melakukannya dengan penuh sukacita. Dengan menodai air kehidupan, kalian menarik diri dari keinginan kekuasaan itu kepada siapa yang seharusnya kalian layani. “Dan pikiran kalian tidak seperti orang-orang yang kalian aniaya [...]. Buah mereka tidak menjadi layu. Tetapi mereka akan dikenal oleh alam malaekat, karena setiap perkataan yang mereka jaga, tentang Tuhan yang Kekal, yang tidak tertulis dalam kitab, ataupun yang tidak mereka tulis. Malaekat akan mebawa mereka, yaitu mereka yang tidak dikenali oleh generasi mana pun. Mereka akan diangkat ke atas gunung yang tinggi, ke atas batubatu kebenaran. Kemudian mereka akan disebut sebagai sabda yang utuh dan benar, karena mereka yang mengenal Tuhan yang Kekal dalam kebajikan pengetahuan dan ajaran malaekat; karena Dia mengetahui segalanya.”
Inilah wahyu kepada Adam yang diberitahukannya kepada anaknya Set. Dan Set mengajarkan wahyu ini kepada benih keturunannya. Inilah pengetahuan rahasia Adam, yang telah diberikan kepada Set, di mana pembaptisan kudus mereka yang mengenal pengetahuan kekal melalui sabda yang hidup menjadi sang Pembawa Terang, yang datang dari benih kudus: Yesseus Mazareus Yessedekeus, sang Air Hidup.
Tentang Kitab Wahyu Kepada Adam Mengenai kitab Wahyu kepada Adam: Jatuhnya Adam dan Hawa Kitab ini merupakan rangkaian cerita yang dibuat oleh Adam, dan diturunkan kepada anaknya Set. Pada bagian pertama ini, diceritakan bahwa pada saat usia Adam yang ketujuh ratus, Adam mulai memberitahukan tentang pengetahuan yang Hawa peroleh setelah makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Yang memakan buah ini, pertama kali adalah Hawa, yaitu saat digoda oleh ular yang merupakan jelmaan iblis. Menurut imajinasi saya, pada saat itu Hawa terbuka matanya. Seketika, pengetahuan tentang keberadaan Tuhan yang Benar masuk dalam pikiran hatinya. Dalam kondisi yang ‘lebih mengerti’, akhirnya Hawa memutuskan untuk memberikan pengetahuan itu kepada Adam yang pada waktu itu ‘belum mengerti’. Karena tergoda oleh Hawa -yang tentu dengan segala cara membujuk Adam-, akhirnya pengetahuan itu sekilas juga tampak di pikiran Adam. Tak lama kemudian, ketika Tuhan pencipta mereka mengetahuinya, maka pengetahuan itu segera meninggalkan Adam dan Hawa menuju ke suatu alam lain, yang bukan tempat tinggal manusia. Padahal, tadinya mereka menyadari bahwa posisi mereka lebih tinggi dari pada Tuhan pencipta mereka. Menurut catatan kaki kitab ini, Tuhan pencipta (Tuhan perjanjian lama) bukanlah Tuhan yang benar, melainkan hanyalah seorang malaikat yang bernama Sakla. Misteri penciptaan manusia ini juga belum terungkap, untuk alasan apa dan untuk tujuan apa. Mereka berdua saling terpisah, dipisahkan oleh amarah sang Sakla. Di akhir narasi ini, Adam tertidur dalam kegelapan hatinya, sesaat setelah ia menjadi mortal (keberadaan yang tidak abadi): yaitu saat setelah pengetahuan kekal itu meninggalkan Adam. Oleh Adam, Set dianggap sangat istimewa. Sepeninggal Habel, Set adalah penerus keturunan agung, di mana dari Set akan muncul sebuah keluarga agung dan sang Iluminator (Juruselamat). Dalam kitab Kejadian (Genesis), pengetahuan yang Hawa peroleh setelah memakan buah itu tidak diceritakan. Yang ada hanyalah: Tuhan mengetahui bahwa manusia melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan, terjadi tuduh-menuduh. Kemudian Tuhan mengutuk manusia dan ular. Tetapi, dalam kitab ini, pembaca menjadi sedikit tergelitik oleh pengetahuan itu. Bahwa ternyata, Tuhan yang menciptakan mereka adalah seorang malaikat yang bernama Sakla. Ketika Adam dan Hawa berada dalam kondisi ‘berilmu’, maka mereka bisa meraih kekuatan yang konon lebih kuat ketimbang Sakla. Akan tetapi keajaiban itu berakhir setelah pengetahuan itu pergi. Adanya narasi mengenai pengetahuan inilah, yang terkadang bisa melengkapi (walaupun bisa dibilang sesat juga) cerita-cerita yang ada di kitab Kejadian. Oleh kaum gnostik, tentu saja ‘pengetahuan’ ini adalah sesuatu yang mereka cari. Sungguh, hal ini menjadi bagian yang paling misterius yang berada di luar kepala manusia. Dan mereka meyakini, mereka yang akhirnya layak untuk tinggal di alam kekal (surga) adalah mereka yang memperoleh pengetahuan (gnosis) semacam ini; bukan iman.
Kelanjutan dari Kejatuhan Adam dan Hawa Pada bagian pertama, diceritakan bahwa Adam dan Hawa tertidur dalam kegelapan. Pada bagian ini, Adam dibangunkan oleh tiga manusia yang sama sekali tidak dikenalinya. Orang-orang itu mungkin berasal dari dunia atas, tempat kediaman Tuhan yang Benar. Orang itu memberitahukan kepada Adam, beberapa wahyu mengenai generasi manusia yang akan datang. Akan terlahirnya sebuah kehidupan dari rahim Hawa, yang pula berasal dari Adam. Seketika itu, penglihatan itu hilang. Datanglah Tuhan pencipta manusia (Sakla), yang kemudian mengutuk manusia -seperti diceritakan dalam kitab Kejadian-. Tuhan itu menciptakan manusia lagi di dalam rahim Hawa. Kutukan Tuhan itu memperpendek umur manusia; dan saat itu juga, maut berkuasa atas diri manusia. Pada bagian selanjutnya, akan diceritakan mengenai apa saja penglihatan yang diberikan kepada Adam.
Mengenai Nuh dan Generasi Lain yang Selamat dari Air Bah Dalam Kitab Perjanjian Lama, Nuh dikisahkan sebagai satu-satunya orang yang berkenan di hati Tuhan. Dia menerima wahyu untuk membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan diri bersama keluarganya, serta hewan-hewan yang telah dipilih oleh Allah. Menurut kesaksian kitab Kejadian, hanya Nuh lah saja yang selamat dari bencana air bah yang melanda bumi ini. Kapalnya kandas di bukit Ararat setelah burung surgawi memberitahukan bahwa air bah telah surut. Kemudian Nuh membagi tanah-tanah di bumi kepada keturunannya. Akan tetapi, menurut apa yang diwahyukan kepada Adam, ternyata ada angkatan (generasi) lain yang turut selamat. Generasi ini berasal dari generasi yang menerima pengetahuan dari buah pengetahuan itu. Keberadaan generasi yang lain inilah yang menyebabkan Allah (Sakla) kecewa, apakah Nuh turut menyelamatkan orang-orang lain. Tetapi kemudian Nuh bersaksi kepada Allah, bahwa generasi itu bukan berasal dari Nuh maupun keluarganya. Lebih lanjut, generasi inilah yang dipercaya kaum gnostik sebagai generasi yang benar; yang menerima pewahyuan khusus dari Tuhan yang Benar.
Keempat Ratus Ribu Orang Keturunan Ham dan Yafet Setelah lepas dari bencana air bah, Ham dan Yafet memperoleh bagiannya di bumi. Sebanyak empat ratus ribu, generasi ini tinggal bersama orang-orang yang berasal dari pengetahuan kekal. Kekuatan yang mereka miliki melindungi mereka dari segala kejahatan. Kemudian keempat ratus ribu orang ini membentuk dua belas kerajaan, yang masing-masing memiliki pemahaman tentang akhir zaman. Kemudian orang-orang yang bukan berasal dari Sakla terheran-heran akan kekuatan dari empat ratus ribu orang ini. Orang-orang ini beranggapan bahwa keempat ratus ribu orang ini tidak tunduk kepada Sakla. Tidak ada tanggapan dari Sakla seperti apa dalam chapter ini. Tapi menurut saya, ada sedikit pembedaan antara mereka yang patuh tunduk kepada sang Sakla, dengan
mereka yang berasal dari pengetahuan kekekalan yang bersumber dari buah pengetahuan yang telah dimakan oleh Adam dan Hawa.
Tentang Sodom dan Gomorah “Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dari api atas Sodom dan Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit; dan ditunggangbalikkanNyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.” (Kejadian 19 : 24 – 25) Diceritakan bahwa kota Sodom dan Gomorah (tempat kediaman Lot, kemenakan Abraham) adalah kota yang penuh dengan dosa, yakni nafsu-nafsu jahat manusia. Ketika Tuhan melihat itu, maka bangkitlah murkaNya. Tuhan ingin memusnahkan sekali lagi umat manusia di kota itu, karena tidak ada satu pun selain keluarga Lot yang mengenal dan menyembah kepadaNya. Sebelum menghancurkan dua kota ini dengan api, Abraham pun sempat tawar-menawar dengan Tuhan. Abraham melakukan ini karena teringat akan Lot (kemenakannya) yang berpisah di suatu persimpangan ketika Abraham keluar dari tanah Ur-kasdim. Walaupun demikian, apa yang dilakukan Abraham tidak mengubah kondisi kota itu yang sudah penuh dengan dosa, akhirnya Tuhan menentukan alternatif lain dengan membakar kedua kota itu serta memindahkan Lot dari tanah itu. Berbeda dengan keyakinan gnostik. Mereka meyakini bahwa orang-orang di Sodom dan Gomorah bukan berasal dari Sakla (sang Tuhan yang selama ini ditulis sebagai pencipta). Justru orang-orang itu melakukan tindakan ‘pemberontakan suci’. Orang-orang Sodom dan Gomorah sudah mengetahui tentang kebenaran itu, sehingga tanpa takut dan gentar mereka melakukan hal-hal yang berbeda dari kehendak Sakla. Pada akhirnya, muncullah tiga kekuatan dari alam yang kekal yaitu Abrasax, Sablo dan Gamaliel. Siapakah mereka? Mereka dapat dijumpai dalam Baptismal Ceremony of the Gospel of the Egyptians. Nama Gamaliel (Kamaliel) dan Sablo (Samblo) tampil sebagai pelayan cahaya dalam kitab The Three Forms of First Thought; sedangkan Abrasax adalah nama dari Kekuatan itu dalam berbagai tradisi. Abrasax juga sering disebut sebagai Tuhan para Yahudi. Ketiga oknum dari permulaan pikiran inilah yang kemudian datang menyelamatkan orang-orang Sodom dan Gomorah dan mengangkat mereka ke alam yang pantas untuk mereka; yaitu di surga. Di sana, mereka dianggap sebagai keluarga baru dan tidak asing lagi; karena mereka berasal bukan dari tangan yang bernoda (tangan Sakla, pencipta bumi).
Kontradiksi dengan Kitab-kitab Agama Abrahamik Untuk itulah, mengapa kaum gnostik bertentangan dengan kaum beriman Abrahamik. Mereka meyakini Tuhan yang berbeda. Di mana di satu sisi, adanya pengetahuan mengenai kaum terpilih (yaitu kaum gnostik) sendiri menjadi satu-satunya jalan keselamatan. Di sisi lain, iman akan Tuhan menjadi hal pokok untuk menerima keselamatan.
Tentang Sang Juruselamat Pada chapter ini, Adam melihat datangnya sang Pembawa Terang atau yang lebih sering disebut sebagai sang Juruselamat. Dalam tradisi gnostik, Yesus (sang Juruselamat itu) tidak berasal dari Tuhan Perjanjian Lama (Sakla). Penggenapan keselamatan yang dilakukan oleh Yesus bukanlah penggenapan atas firman Sakla. Sakla adalah ‘tuhan’ yang sangat geram dengan pengkhianatan, sehingga para keturunan manusia ciptaannya haruslah tunduk dalam perbudakan dan ketakutan. Kemudian, untuk menggenapi firman siapakah Yesus datang? Ternyata kekuatan dari sang Juruselamat ini bahkan lebih daripada yang Sakla ketahui. Kemarahannya hanyalah menghancurkan tubuh yang meragai sang Juruselamat. Dalam Injil Yudas, dikatakan bahwa Yesus ini bukan berasal dari sang Sakla, melainkan berasal dari alam kekal tempat Tuhan yang Benar berada; yakni di tempat di mana Barbelo tinggal. Jadi Yesus bukan berasal dari pencipta bumi ini. Pada bagian ini pula diceritakan bahwa sang Juruselamat datang untuk ketiga kalinya. Itu berarti bahwa sudah dua kali Dia datang. Pertama, yaitu ketika Yesus menyelamatkan Adam dan Hawa dari dalam tidurnya. Dialah yang memberikan pewahyuan kepada Adam. Kedua, yaitu ketika Yesus menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada pengetahuan ilahi, ketika terjadi pemusnahan besar-besaran melalui air bah. Sedangkan pada masa hujan api, ada tiga oknum lain yang menyelamatkan manusia. Bisa dikatakan bahwa ada ‘penggenapan firman’ yang cukup misterius melalui kehadiran Yesus di muka bumi ini. Jika itu benar, mungkin peristiwa penyelamatan yang dilakukan Yesus adalah di luar dugaan Sakla, sang pencipta dunia ini. Mengganti sepuluh perintah (ten commandments) dengan dua hukum kasih adalah salah satu bukti perbedaan. Manusia yang dulunya diperlakukan sebagai budak, kini sudah mulai menerima pengetahuan tertinggi yang diperkenalkan oleh sang Juruselamat. Setelah itu, Roh Kudus akan datang untuk mengganti peran pelindung kepada manusia. Inilah yang membedakan pola hidup manusia di masa perjanjian lama dan perjanjian baru.
Tentang Asal Mula Sang Pembawa Terang Dua belas kerajaan yang terbentuk dari keturunan Ham dan Yafet dan satu kerajaan lain di luar kedua keturunan Nuh itu masing-masing melakukan penafsiran tentang kedatangan sang Pembawa Terang. Namun tidak ada satu pun yang mampu menjelaskan bagaimana sang Pembawa Terang itu datang dan melakukan misteri penyelamatan. Akan tetapi, generasi tanpa raja, yaitu generasi Set adalah satu-satunya kaum yang mendapat pengetahuan tentang tempat asal sang Pembawa Terang.
Tentang Hari Akhir Chapter ini adalah bagian terakhir dalam kitab Wahyu Kepada Adam. Di mana orang-orang akhirnya mengakui kesalahan mereka. Mereka menyadari bahwa pencipta ini (yang dikatakan sebagai kekuasaan) bukanlah pencipta yang sesungguhnya.
Micheus, Michar dan Mnesinous adalah tiga nama yang berkaitan dengan pembaptisan kudus. Sedangkan Yesseus Mazareus Yessedekus juga berkaitan dengan pembaptisan dalam tradisi Sethian. Jiwa mereka yang tidak mengenal pengetahuan ilahi, dan yang menyangkal kebenaran dari generasi Set akan hancur dalam maut. Justru benih kudus (yang dianiaya oleh orang-orang itu), yakni generasi Set yang murni akan dimurnikan dan naik ke surga. Karena merekalah yang menerima pengetahuan kekal itu. Orangorang kemudian akan bersaksi bahwa generasi Set ini adalah generasi yang benar.