1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengelolaan pariw isata sangat perlu dilakukan di K ota Tidore Kepulauan Provinsi M aluku Utara. Wilayah ini memiliki banyak potensi wisata alam yang merata, baik berupa pantai maupun lanskap, yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi daerah. Salah satu objek wisata yang potensial dikembangkan adalah wisata pantai, antara lain Pantai A kesahu. Pantai ini pada dasarnya sudah dikelola oleh masyarakat setempat tetapi belum banyak mendapat perhatian yang memadai dari Pemerintah K ota Tidore Kepulauan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya infrastruktur, sarana akomodasi, sumber daya manusia, produk wisata, dan pemasaran wisatanya. Dengan modal terbatas, masyarakat lokal sendiri tidak mampu mengembangkan dan mengelola objek wisata pantai ini secara optimal. M enurut Damanik dan Weber (2006:36), kawasan ekowisata di kawasan timur Indonesia sangat besar dengan berbagai potensi di bentang pantai dan pulau kecil yang tidak terawat. Kualitas sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai daya tarik unggulan di kawasan timur ini jauh lebih baik dan mem punyai peluang besar untuk dikembangkan dan dikelola dengan menjadi lebih baik. M engingat banyaknya potensi objek w isata di Pantai Akesahu, Pemerintah K ota Tidore Ke pulauan perlu terlibat aktif mendukung pengelolaan objek w isata pantai tersebut. Pemerintah perlu
melakukan
pengelolaan
pariw isata
secara
komprehensif
terutama di objek dan atraksi wisata berbasis alam, dalam hal ini wilayah kepulauan dan pantai sekitarnya. 1
2
Pengelolaan pariwisata di Pantai Akesahu perlu dilaksanakan karena tidak otomatis kawasan pesisir ini dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata alam unggulan bila hanya mengandalkan pada prakarsa masyarakat setempat. Tidak adanya infrastruktur dan kelemahan sumber daya manusia banyak menyebabkan masyarakat local tidak mampu mengelola objek dan atraksi wisata tersebut secara optimal. Akibatnya, pengelolaan pariw isata tidak merata dan tingkat pertumbuhan ekonomi berbasis pariw isata di kawasan itu masih rendah. Lemahnya pengelolaan pariwisata di kawasan ini menyebabkan kurang termanfaatkan dan terkelolanya potensi pariw isata di kawasan tersebut. Kondisi ini diperburuk rendahnya fasilitas penunjang pariw isata yang terbangun dan terbatasnya sarana transportasi, terma suk hubungan jalur transportasi yang terbatas. Selama beberapa tahun terakhir, Pantai Akesahu telah menjadi objek dan atraksi w isata bagi masyarakat setempat. K awasan ini terhubung dengan berbagai potensi objek wisata, antara lain: (1) wisata bahari, (2) wisata alam, (3) wisata sejarah-budaya, (4) agrowisata dan cagar alam, (5) wisata hutan, dan (6) w isata goa. Akan tetapi, potensi objek wisata ini belum dikelola dengan baik , ditandai oleh belum adanya ruang pengelola di sebagian besar objek wisata. Infrastruktur pendukung berupa sarana-prasarana jalan dan transportasi menuju objek w isata tersebut, belum adanya sarana akomodasi di lokasi w isata, terbatasnya sumber daya manusia yang mengelolanya, belum memadainya produk w isata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan, dan lemahnya promosi wisata ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri, menjadi penyebab utama kurang berkembangnya program pengembangan pariwisata beserta pengelolaannya di Pantai Akesahu.
3
Akan tetapi, harus diakui bahwa pengelolaan pantai ini perlu d ilakukan oleh Pemerintah K ota Tidore Kepulauan. Tentu saja keterlibatan aktif pemerintah ini tidak lantas mengabaikan eksistensi masyarakat setempat mengingat selama beberapa generasi Pantai Akesahu sudah mereka kelola secara tradisional. Dalam hal ini, Pemerintah K ota dan masyarakat setempat dapat bekerja bersama untuk mengelola Pantai Akesahu. Dengan pengelolaan ini, diharapkan pengunjung akan menjadi lebih banyak dari waktu ke waktu, dan diharapkan dapat memulihkan tendensi penurunan kunjungan wisatawan yang sudah terjadi sejak awal decade 2000-an. Ini penting karena Pantai Akesahu potensial dikelola menjadi destinasi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan serta dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah dan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal. Di kawasan Pantai Akesahu, objek wisata bahari ini banyak mendominasi keragaman wisata alam karena kawasan ini pada dasarnya merupakan kepulauan. Daya tarik paling menonjol pada w isata bahari di Pantai A kesahu ini antara lain keindahan panorama pantainya yang luar biasa, pasir putih yang terdapat di pesisir pantai, taman laut yang berada di dasar laut, dan keanekaragaman terumbu karang yang terdapat di sekitar pantai. Selain itu, pantai, danau, pemandian air panas, dan air terjung juga tersebar di kawasan ini. Selain itu, di Pantai Akesahu, besarnya potensi pariwisata bisa dilihat dari keanekaragaman ekosistem terumbu karang dan potensial dikelola sebagai media rekreasi bagi masyarakat. Pantai ini mempunyai keunikan lokal, di mana terdapat pulau-pulau kecil sekitarnya yang memiliki sejarah dengan panorama alam yang eksotik dan potensial bagi pengembangan wisata. Wisatawan yang berkunjung ke
4
obyek wisata pantai ini dapat melakukan diving, snorkeling, berenang, menyelam, berjemur, mengikuti lomba dayung, da n mandi air panas. Terumbu karang dan pasir putih merupakan andalan wisata pantai di daerah ini. Pantai Akesahu pada dasarnya dapat dikelola sebagai destinasi wisata alam potensial karena lokasinya terhubung dengan berbagai objek wisata pantai bahari lain, di antaranya: Pantai Legenda Gamgau, Pantai Taman Cobo, Pantai Cobo, Pantai Tahua, Pantai R um, Pantai Somahode K usu, Pantai N ooramake, Pantai Loko, Pulau Tamong, Pulau Raja, Pulau Filonga, Pantai Rum Tua, Pulau Woda, Pulau Joji, Pulau M are, Pulau M aitara, Pulau Guratu, dan Pulau Sibu. Jika dikelola dengan baik, potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dihubungkan dengan objek wisata lain yang ada di pulau sekitarnya, di antaranya: 1. Wisata alam, antara lain: Danau Gurua M arasai, A ir Terjun Luku Celeng, Ake Lada, Ake Bai, Talaga, dan Gua M are; 2. Wisata sejarah, antara lain: Kedaton Kesultanan, Kedaton Biji Negara, M asjid Sultan, Dermaga Sultan, M useum M alige Sonyine, Tugu Penda ratan Spanyol, Benteng TS Tjobe, Benteng Tahula, Benteng Tore, Benteng M aresku, M akam Kapitalau, M akam Sultan Nuku, M akam Sultan Zainal Abidin Syah, M akam Imam Jawa Konora, M akam M ahdum Abd.Kadir, M akam Aulia Gamgau, M akam Jere Toroka, M akam Ebamadoa, M akam Sultan S yaifuddin Syah, M akam Sultan D jamaluddin, dan M akam Al’Habib Umar Faroek Rahmatullah. 3. Wisata seni dan budaya, antara lain: R umah Adat Gimalaha Tomayou, Rumah Adat Tidore, Upacara Ritual Kesultanan, Legu Gam, Seni Kera -
5
jinan Bambu, Seni Kerajinan Gerabah, Pandai Besi Toloa, Tarian Soya Soya, Tarian Dana-Dana, Dabus, dan Bambu Gila. 4. Wisata agro, antara lain: A growisata Gurabunga, Kalaodi, Lada Ake, dan Desa Talaga.
Penjelasan tersebut menunjukkan pengembangan tata-ruang pariwisata di objek wisata pantai A kesahu sangat strategis karena daerah ini bukan kawasan objek wisata yang berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan atau mudah diakses dari daerah-daerah wisata lainnya yang ada di Kota Tidore Kepulauan. Artinya, saat berkunjung ke pantai Akesahu, para wisatawan dapat berkunjung pula ke destinasi-destinasi wisata lain yang lokasinya tidak terlalu berjauhan atau dapat ditempuh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Di antara obyek dan daya tarik wisata unggulan selain pantai Akesahu di Kota Tidore Kepulauan adalah Kraton Tidore yang terletak di K ota Soasio, yaitu kraton yang dulu merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Tidore; masjid kesultanan Tidore yang biasanya digunakan kalangan kesultanan untuk melaksanakan ibadah; Pantai C obo, sebuah pantai yang cocok untuk rekreasi keluarga seperti berenang dan memancing yang terletak sekitar 18 km dari Kota Soasio; Benteng Tahula Soasio, yaitu sebuah benteng buatan Spanyol yang difungsikan sebagai benteng pertahanan; dan P ulau M aitara, yaitu suatu pulau dengan pantai berpasir putih dan mempunyai keindahan panorama bawah laut yang sanga t indah. Namun, di antara objek dan daya tarik wisata tersebut, Pantai Akesahu adalah pantai yang paling banyak diminati oleh wisatawan domestik.
6
Peran pariwisata pantai sebagai salah satu sektor unggulan ( leading sector) dalam perekonomian lokal di Panta i A kesahu ini idealnya selalu dikembangkan dan dikelola karena sektor ini dapat menjadi sumber kesejahteraan masyarakat lokal sekaligus PAD di antara sektor yang lain. Idealnya, potensi objek w isata yang berhubungan dengan Pantai A kesahu tersebut dapat dikelola menjadi titiktitik objek dan atraksi wisata yang saling berhubungan. Pengelolaan potensi dari objek-objek w isata ini dapat dilakukan dengan mengelola infrastruktur jalan, transportasi, dan komunikasi antar daerah di sekitar Pantai A kesahu. Selain itu, pengembangan objek w isata tersebut juga dapat dilakukan dengan pada sarana akomodasi, sumber daya manusia pengelola, produk wisata, dan pemasarannya. Akan tetapi, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan belum terlibat secara aktif dalam pengelolaan di obyek wisata Pantai Akesahu secara terpadu, yang dilandasi oleh strategi pengelolaan pariw isata yang matang, dengan melibatkan berbagai aspek pengaruh positif serta kemungkinan dampak negatif terhadap masyarakat tingkat lokal agar terbentuk pariw isata berkelanjutan. Hanya saja, masyarakat setempat belum melakukan pengelolaan objek wisata tersebut secara optimal. Dari pengamatan pendahuluan, diketahui bahwa masyarakat sekitar objek wisata Pantai A kesahu rata-rata masih sangat tradisional dan selama ini tidak mampu membangun dan mengelola objek w isata tersebut dengan baik. M ereka berharap Pemerintah Kota Tidore Kepulauan berperan besar dalam membangun dan mengelola objek wisata pantai tersebut. Karena pentingnya peran pemerintah dalam pengembangan pariw isata daerah, pengelolaan objek dan atraksi w isata di Pantai A kesahu perlu dilakukan dengan peran aktif dari pemerintah, tanpa harus
7
mengabaikan partisipasi masyarakat setempat. Pengelolaan pariw isata Pemerintah Kota Tidore yang melibatkan peran masyarakat sekitar di Pantai Akesahu sangat penting karena partisipasi tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomi, konservasi lingkungan, dan kelestarian budaya lokal secara bijaksana. Pengelolaan pariw isata berbasis masyarakat ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setem pat yang mengelola sum ber daya sebagai objek dan atraksi wisata. M asyarakat lokal juga bisa menikmati perkembangan kawasan jika mereka terlibat dalam mengelola sumber daya wisata sehingga pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat di Pantai Akesahu tempat mereka tinggal. Selama ini, di antara kendala pengelolaan obyek wisata Pantai Akesahu adalah belum tersedianya sarana akomodasi untuk menunjang wisata, yaitu hotel, penginapan, fasilitas pertukaran valuta asing, dan cendramata lokal, dan promosi wisatanya belum optimal. Selain karena kurangnya pengelolaan objek dan atraksi pariwisata oleh Pemerintah Kota sendiri, masyarakat lokal belum memberikan dukungan secara maksimal terhadap pengelolaan objek dan atraksi wisata yang saling berhubungan tersebut. Di Pantai Akesahu, kurangnya pengelolaan pariwisata ini dipengaruhi oleh tidak komprehensifnya strategi pengelolaan pariwisata. Hal ini karena pemerintah belum melihat bagaimana strategi pengelolaan pariw isata yang tepat di Pantai Akesahu, dan masyarakat lokal sendiri belum dapat secara mandiri menciptakan produk-produk pariwisata yang dapat menarik wisatawan. Berbagai potensi objek di Pantai A kesahu ini belum dikelola dengan baik. Secara umum, kurangnya pola pengelolaan pariw isata di Pantai Akesahu ini ditandai dengan masih kurangnya
8
infrastruktur pendukung pariwisata seperti sarana -prasarana jalan dan transportasi, telekomunikasi, dan listrik. Lemahnya pengelolaan pariwisata itu diperburuk oleh kurangnya air bersih, belum berkualitasnya objek dan atraksi w isata, rendahnya pendidikan, partisipasi masyarakat dan belum dipertimbangkannya pengelolaan objek dan atraksi w isata berkelanjutan. D i pantai ini, belum terlihat keterpaduan pengelolaan objek wisata antara Pemerintah Kota dan masyarakat lokal. Beberapa hal tersebut menjadi sebab kondisi pariwisata memprihatinkan, yang berdampak drastisnya penurunan kunjungan w isatawan di Pantai A kesahu.
1
Tabel 1.1 Data Kunjungan Objek W isata Pantai Akesahu Tahun 2006-2010 Jumlah Pengunjung Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 Januari 183 100 342 118
2 3
Februari M aret
-
111 68
250 294
84 210
70 180
4 5
April M ei
-
191 77
258 193
126 344
116 162
6 7
Juni Juli
-
867 802
250 790
849 274
288 318
8 9
Agustus September
700
231 616
912 70
138 521
724 868
10 11
Oktober Nopember
0 567
604 69
1308 524
98 290
392 344
No.
12
Desember 218 133 525 176 70 Jumlah 1485 3952 5404 3452 3650 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, 2011
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kunjungan w isatawan di Pantai Akesahu mengalami peningkatan dari sebanyak 3952 orang pada 2007 menjadi 5404 orang pada 2008, tetapi mengalami penurunan menjadi sebanyak 3452 orang pada 2009
9
dan 3650 pada 2010. Berdasarkan hal itu, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan merasa perlu merumuskan strategi pengelolaan pariw isata berkelanjutan sesuai dengan kondisi lingkungan serta aspirasi dan kepentingan masyarakat lokal di Pantai Akesahu. Dengan pengelolaan ini, diharapkan objek dan atraksi strategis di Pantai Akesahu mampu menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah lebih banyak dari waktu ke waktu, baik domestik maupun mancanegara.
1.2 Rumusan Masalah Selama beberapa tahun terakhir, Pantai Akesahu telah menjadi objek dan atraksi w isata bagi masyarakat setempat. Kawasan ini terhubung deng an berbagai potensi objek w isata antara lain wisata bahari, wisata alam, wisata sejarah -budaya, agrowisata dan cagar alam, wisata hutan, dan wisata goa. Namun, potensi objek wisata ini belum dikelola dengan baik dengan kunjungan wisatawan yang relatif rendah. Sejak 2006, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah mulai melakukan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur objek wisata Pantai Akesahu. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada kajian akademis yang meneliti keefektifan dari pengelolaan objek wisata pantai tersebut.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana keefektifan pengelolaan objek w isata Pantai Akesahu oleh Dinas Pariw isata Kota Tidore Kepulauan?
10
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. M endeskripsikan implementasi kebijakan pengelolaan objek wisata di Kota Tidore Kepulauan, khususnya di Pantai Akesahu. 2. M enganalisis keefektifan pengelolaan pariwisata jika dilihat dari pem bangunan infrastruktur objek wisata Pantai Akesahu. 3. M engidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pengelolaan objek wisata Pantai Akesahu.
1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi sebagai berikut. 1. Sebagai bahan masukan yang konstruktif bagi Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam pengelolaan pariw isata pantai. 2. Sebagai rujukan bagi peneliti berikutnya lain untuk melakukan penelitian serupa.