BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pakan ternak sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan telur merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein, dan pakan memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga industri ini tetap menjadi suatu bisnis yang cerah dan memiliki peluang yang baik. Menurut Dudi Kusdian direktur PT Media Data Riset, kebutuhan pakan ternak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya yang ditandai kecenderungan meningkatnya produksi. Pada tahun 2013, produksi pakan ternak mencapai 15,1 juta ton atau naik 9,4% dari tahun 2012 yang sebesar 13,8 juta ton. Disisi lain meningkatnya konsumsi pakan khususnya untuk ternak unggas telah mendorong naiknya nilai impor bahan baku. Sebagai gambaran selama tahun 2009-2013, nilai impor bahan baku pakan meningkat dari US$ 1,56 miliar pada tahun 2009 menjadi US$ 3,65 miliar pada tahun 2013 dengan kenaikan rata-rata 24,6% per tahun. Dalam kurun waktu itu, nilai impor bahan baku terbesar adalah soybean meal yang naik dari US$ 1,02 miliar pada 2009 menjadi US$ 1,92 miliar pada tahun 2013 atau sekitar 52,6% dari total nilai impor pada tahun 2013. Diikuti nilai impor jagung yang meningkat dari US$ 71,8 juta pada 2009 melonjak menjadi US$ 914,4 juta pada tahun 2013.
1 Universitas Sumatera Utara
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi oleh berkurangnya arus modal asing ke dalam negeri akibat sentimen global, khususnya normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral AS dan devaluasi mata uang Tiongkok, tentunya sangat menyulitkan keuangan para pelaku industri pakan ternak. Bank Indonesia mencatat sejak Januari hingga Senin (14/9), rupiah sudah melemah sebanyak 15,87 persen (year to date). Pembelian bahan baku import dengan jumlah yang sama dengan tahun lalu tentunya akan membutuhkan biaya pembelian yang semakin sebesar. Asosiasi Produsen Pakan Indonesia atau Gabungan Perusahaan Makanan Ternak) memiliki anggota sebanyak 69 unit produksi pakan yang tersebar di Sumatera Utara, Padang, Lampung, Tangerang, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan serta Sulawesi Selatan. Kapasitas terpasang dari pabrik pakan ternak saat ini telah mencapai lebih dari 16,8 juta ton per tahun. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk & PT Malindo Feed Mill Tbk adalah tiga perusahaan produsen pakan ternak terbesar dari beberapa produsen pakan ternak lainnya. Terjadinya penurunan laba pada ketiga perusahaan tersebut pada tahun 2014, berimbas dari kenaikan harga bahan baku. Biaya produksi yang berpotensi meningkat dan dampak memburuknya bisnis anak ayam usia sehari faktor pelemahan kinerja perusahaan yang berdampak pada menurunnya harga saham pada perusahaan perusahaan tersebut. Kinerja berkaitan dengan efisien dan efektif sebuah organisasi atau manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. “Efisien adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam
2 Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan organisasi berarti melakukan dengan tepat, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai berarti melakukan hal yang tepat.” (Stoner et al, 1996:9) “Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.” (Sawir, 2001:2). Laporan ini merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja dan menilai perkembangan yang dicapai perusahaan. Dari laporan keuangan diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Untuk mendapatkan informasi dari laporan keuangan dapat digunakan analisa laporan keuangan, yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai kinerja dan memperoleh informasi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya sebagai dasar pengambilan keputusan. “Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.” (Van Horne & Waschowicz, 2012; 154) Rasio Keuangan merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan dalam analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Faktor-faktor utama dalam rasio keuangan adalah likuiditas dan solvabilitas. Faktor lain ialah kemampuan perusahaan dalam mengefektifkan penggunaan aset dalam menghasilkan laba. Penggunaan salah satu rasio keuangan di atas tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan hasil kegiatan yang sudah dilakukan perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan perlu digunakan sejumlah rasio dan dilakukan penilaian secara bersama-sama. Return on
3 Universitas Sumatera Utara
Investment (ROI) dan Return on Equitas (ROE) merupakan beberapa rasio profitabilitas dalam analisa rasio keuangan yang digunakan sebagai salah satu tolok ukur dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. “Analisis Du-Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.” (Keown, dkk, 2008:88). Analisis Dupont dikembangkan oleh Du-Pont Company. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor yang saling berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas investasi suatu perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yaitu marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang suatu perusahaan. Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Theresia Devi Selviana Simarangkir dengan judul Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont pada PT Golden Aqua Mississipi, Tbk dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik. Berdasarkan uraian diatas saya tertarik menuliskan skripsi ini dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk”.
4 Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kinerja Keuangan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, dibandingkan dengan PT Japfa Comfeed Indonesia,Tbk
dan PT
Malindo Feedmill Tbk pada tahun 2012-2014 jika diukur dengan metode Du Pont System? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan kinerja keuangan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan PT Comfeed Indonesia Tbk, dan PT Malindo Feedmill Tbk pada tahun 2012-2014?
1.3. Pembatasan Masalah Supaya ruang lingkup yang diuji menjadi lebih spesifik dan menghasilkan penelitian yang lebih efektif, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Analisis berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia pada Bursa Efek Indonesia. 2. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca mulai periode 2012-2014.
1.4. Tujuan dan manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah:
5 Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk” pada tahun 2012-2014. 2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi perbedaan kinerja keuangan keuangan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Malindo Feedmill Tbk tahun 2012 – 2014.
Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain: a. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan keuangan dalam menentukan kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan. b. Bagi Investor Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan pakan ternak yang memiliki prospek yang cerah dan menguntungkan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi penulis yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan metode Du Pont, dan atau melakukan penelitian pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Malindo Feedmill Tbk.
6 Universitas Sumatera Utara