BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi daging sapi (kurang dari 2 kg/kapita/tahun) yang masih belum dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri, karena laju peningkatan permintaan tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi (Nugroho, 2010). Kontribusi daging sapi terhadap kebutuhan daging nasional sebesar 23% dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan (Ditjennak, 2009). Berdasarkan laju peningkatan konsumsi
daging sapi
yang mencapai 4%,
dibandingkan dengan laju peningkatan produksi sapi potong sebesar 2%, maka dalam jangka panjang diperkirakan terjadi kekurangan produksi akibat adanya pengurangan ternak sapi yang berlebihan walaupun ditunjang oleh daging unggas. Secara umum kebutuhan daging sapi masih disupply oleh impor daging maupun sapi bakalan. Untuk menanggulangi masalah pasokan daging sapi di atas perlu adanya kajian terhadap dinamika komoditas sapi. Dinamika ini dapat dilihat melalui rantai pasoknya yang dimulai dari peternak sapi sampai ke tangan konsumen daging sapi.
Rantai
pasok
merupakan
sebuah
sistem
terintegrasi
yang
mengkoordinasikan proses antar bisnis-bisnis yang terkait mulai dari tingkat hulu sampai ke hilir. Fungsi dari sistem rantai pasok adalah menyediakan produk pada tempat dan waktu yang tepat, serta pada kondisi yang diinginkan. Tantangan dalam mengelola rantai pasok adalah struktur yang kompleks dan ketidakpastian yang sering terjadi. Kompleksitas struktur diakibatkan oleh banyaknya pihak yang terlibat dalam rantai pasok, sedangkan ketidakpastian disebabkan oleh variabilitas permintaan konsumen dan kuantitas material dari pemasok. Variabilitas permintaan dan kuantitas material tersebut mengakibatkan produksi dan persediaan mengalami kelebihan atau kekurangan dari tingkat yang seharusnya, sehingga menurunkan kinerja rantai pasok sebagai ukuran pencapaian target kerja. Salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja rantai pasok adalah dengan melakukan pengendalian persediaan pada masing-masing pelakunya. Studi mengenai pengendalian persediaan pada sistem rantai pasok dapat dilakukan menggunakan pendekatan simulasi sistem dinamis. Hal ini dikarenakan sistem rantai pasok merupakan sebuah sistem dinamis yang masing–masing komponen atau pelaku sistemnya selalu berubah dan berinteraksi dengan membentuk suatu hubungan umpan balik seiring pertambahan waktu. Penggunaan simulasi sistem dinamis ini, selain memiliki keuntungan karena dapat menghemat waktu dan biaya, juga dapat memberikan skenario perbaikan dalam meningkatkan kinerja sistem rantai pasok. Kabupaten Sleman merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki peranan besar dalam rantai pasok daging sapi, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya pelaku sistem di dalamnya serta angka konsumsi maupun populasi sapi yang cukup tinggi di wilayah ini. Dibanding daerah lain di Daerah Isimewa Yogyakarta lainnya, Kabupaten Sleman memilliki angka konsumsi daging sapi yang paling tinggi dan disertai populasi sapi potong yang tidak dapat memenuhi konsumsi tersebut. Oleh karena itu, Sleman memiliki jaringan rantai pasok daging sapi yang sangat rentan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat berupa ketidakseimbangan kuantitas permintaan konsumen baik berupa daging sapi maupun sapi potong dengan kuantitas sapi dari pemasok/ peternak. Hal ini menjadi dasar dilakukannya penelitian dengan topik ”Analisis Persediaan dalam Sistem Rantai Pasok Daging Sapi dengan Pendekatan Pemodelan Sistem Dinamis Studi Kasus di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
1.2. Perumusan Masalah Pasokan sapi siap potong dari pemasok yang mengalami fluktuasi akan mempengaruhi tingkat persediaan di para pedagang di Kabupaten Sleman. Fluktuasi yang terjadi akibat dari ketidakstabilan persediaan pasokan ini akan mengakibatkan meningkatnya jumlah permintaan yang tidak terpenuhi. Sementara itu, permintaan dari konsumen masyarakat Sleman pun mengalami fluktuasi akibat perubahan pasar yang sulit diprediksi yang dapat menyebabkan terganggunya sistem rantai pasok secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan studi terhadap sistem rantai pasok daging sapi di Sleman ini dengan pendekatan simulasi sistem dinamis. Studi dilakukan
dengan merepresentasikan sistem nyata rantai pasok ke dalam sebuah model untuk melihat perilakunya dengan fokus ke tingkat persediaan sebagai parameter kinerja rantai pasok. Kemudian dilakukan simulasi untuk melihat perubahan perilakunya dengan membangkitkan beberapa skenario, agar kinerja dari sistem rantai pasoknya dapat ditingkatkan dan menghasilkan suatu sistem yang tangguh dan tahan terhadap fluktuasi dari variabel sumber ketidakpastian yang mengganggu kinerja rantai pasok daging sapi di Sleman ini.
1.3. Batasan Masalah Agar tujuan pembahasan lebih jelas dan terarah, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, sebagai berikut : 1. Komoditas yang dikaji dan dipahami dalam penelitian ini adalah sapi sampai menjadi daging sapi yang didistribusikan melalui sistem rantai pasok di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Aliran yang diteliti dalam sistem rantai pasok fokus pada daging sapi, baik sapi hidup maupun sapi yang telah dipotong/ daging sapi mulai dari peternak sampai pada konsumen, tidak termasuk untuk harga. 3. Pelaku sistem pada pemotongan hewan hanya pada Rumah Pemotongan Hewan (resmi milik pemerintah) bukan Tempat Pemotongan Hewan (milik pribadi). 4. Data yang berasal dari luar daerah Sleman adalah data yang diperoleh dari Pasar Hewan tentang penerimaan dan pengeluaran. 5. Peternak dan pedagang dari luar Sleman yang dianalisis adalah peternak dan pedagang yang mengirimkan sapinya ke Sleman.
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Mengidentifikasi pelaku pada sistem rantai pasok daging sapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Mengaplikasikan kondisi nyata sistem rantai pasok daging sapi ke dalam sebuah model yang disimulasikan. 3. Melakukan simulasi terhadap model yang telah dibuat melalui pembangkitan skenario untuk peningkatan kinerja rantai pasok dengan tingkat persediaan sebagai fokus perhatian.
1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai adalah: 1. Mengetahui informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam rantai pasok daging sapi. 2. Memperluas kajian penelitian dalam Supply Chain Management bagi masyarakat luas, produsen, pelaku pasar, dan pelaku rantai pasok bahan pertanian pada umumnya. 3. Melakukan penghematan biaya dengan menggunakan software Stella 9.1.3 dalam pemodelan sistem rantai pasok daging sapi.