BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pengolahan limbah terutama limbah cair sering mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). Salah satu cara yang sering digunakan adalah fitoremediasi. Cara ini dicoba untuk diaplikasikan dalam penanganan limbah cair Unit Pelayanan Teknis (UPT) Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Laboratorium ini merupakan laboratorium pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan utama yang dilakukan di laboratorium adalah praktikum, praktek kerja lapangan, penelitian bagi siswa SMA, mahasiswa dan dosen baik dari lingkungan Universitas Udayana maupun dari luar Universitas Udayana. Di samping itu laboratorium ini juga melayani pengujian kimia bahan. Sudah barang tentu analisis kimia yang dilakukan menghasilkan limbah cair yang juga berupa limbah kimia. Limbah ini kalau tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur yang terdokumentasi untuk pengelolaan limbah mereka (Witoelar, 2009). Berdasarkan
hasil uji pendahuluan,
limbah cair UPT. Laboratorium
Analitik Universitas Udayana mengandung logam berat Pb sebesar 2,58 mg/L, Cd sebesar 1,16 mg/L, dan Hg sebesar 0,21 mg/L. Konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Hg pada limbah cair melebihi ambang batas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, 1
2
Lampiran XLVII Golongan I, kandungan logam Pb adalah 0,1 mg/L; Cd adalah 0,05 mg/L dan Hg adalah 0,002 mg/L. Limbah cair laboratorium berasal dari sisa sampel, sisa pelarut baik dari sampel air maupun zat kimia dan bekas cucian peralatan gelas. Sementara ini UPT. Laboratorium Analitik belum memiliki sistem pengolahan limbah. Limbah cair tersebut hanya ditampung dalam kolam penampungan limbah terbuka dan sebagian dibuang ke tanah. Oleh karena itu penulis memandang sangat penting melakukan pengolahan limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana, agar konsentrasinya tidak melebihi ambang batas baku mutu kualitas air limbah. Limbah cair tersebut akan aman dibuang
langsung ke lingkungan, atau bisa dimanfaatkan untuk kegiatan
peternakan dan mengairi pertanaman. Selain itu pengolahan limbah laboratorium merupakan syarat laboratorium untuk menuju laboratorium terakreditasi ISO/IEC 17025 yang sedang dilaksanakan oleh UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Logam berat merupakan zat pencemar yang memiliki efek berbahaya karena tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan dan terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan. Logam berat pada konsentrasi rendah umumnya sudah beracun bagi makhluk hidup. Logam berat tersebut dapat berbentuk senyawa organik, anorganik atau terikat dalam senyawa yang lebih berbahaya dari pada keadaan murninya. Logam berat masuk kedalam jaringan tubuh makhluk hidup
melalui saluran pernafasan, pencernaan, dan
penetrasi melalui kulit. Logam berat berdasarkan sifat racunnya yang berdampak
3
terhadap kesehatan manusia dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu (Murtopo, 1989 dalam Ridowati, 2013): 1.
Sangat beracun yaitu dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan dalam waktu singkat. Logam-logam tersebut adalah : Pb, Cd, Hg, As, Ti dan Cu.
2.
Moderat yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulih maupun tidak dapat pulih dalam waktu relatif lama. Logam tersebut antara lain: Ba, Be, Au, Li, Mn, Se, dan Co.
3.
Kurang beracun yaitu dalam jumlah besar dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Logam tersebut adalah Fe, Ca, Mg,Ni, K, Zn, dan Ag.
4.
Tidak beracun yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti Na. Salah satu sistem pengolahan limbah cair yang dapat mengurangi logam
berat, relatif murah dan ramah lingkungan serta tidak memanfaatkan bahan kimia, yang dapat diaplikasikan pada limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana adalah sistem fitoremediasi. Sistem ini bekerja berdasarkan kemampuan tanaman menyerap kontaminan dari tanah melalui akar kemudian mengangkutnya
ke daun melalui batang
(Suryati dan Priyatno, 2003).
Fitoremediasi telah dimanfaatkan untuk mengolah berbagai macam limbah yang mengandung bahan bakar minyak (Etsuko, 2007; Unterbruner, et.al., 2007; Suprihatin, dkk., 2011, Suyasa, dkk., 2012 dalam Suprihatin, dkk., 2015), dan senyawa-senyawa perklorat (Nzengung, et.al., 2004; Yifru & Nzengung, 2008 dalam Suprihatin dkk., 2015) dari dalam lingkungan tanah.
4
Keuntungan menggunakan tanaman untuk remediasi antara lain bahwa logam berat dan bahan kontaminan lain terserap melalui akar, terakumulasi di dalam tanaman dan logam yang kurang berbahaya, akan menguap melalui proses transpirasi di daun (Hermono, 2012). Tanaman yang dapat dipergunakan untuk fitoremediasi adalah tanaman dari suku Costaceae yaitu
tanaman Pacing
(Cheilocostus speciosus). Tanaman Pacing dapat hidup pada daerah dengan curah hujan tinggi maupun daerah dengan curah hujan rendah (Bappenas, 2000). Tanaman Pacing memiliki perakaran serabut sangat banyak, kuat dan menyebar di dalam tanah sehingga hal ini dapat membantu untuk menciptakan rizosfer akar untuk pertumbuhan mikroba perombak maupun sebagai penyerap. Rizosfer merupakan habitat yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroba, oleh karena akar tanaman menyediakan
bahan organik untuk pertumbuhan mikroba, berupa
eksudat akar yaitu bahan yang dikeluarkan dari aktivitas sel akar hidup seperti gula, asam amino, asam organik, asam lemak, faktor tumbuh, nukleotida, flavonon, dan enzim (Suyasa, 2007). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
di
atas
maka
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : 1.
Apakah pengolahan limbah dengan sistem fitoremediasi tanaman Pacing (Cheilocostus speciosus) mampu menurunkan konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Hg pada limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana hinggga berada dibawah baku mutu air limbah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014?
5
2.
Seberapa besar efektivitas sistem fitoremediasi tanaman Pacing (Cheilocostus speciosus) dalam menurunkan konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Hg pada tanah dan limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana?
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui kemampuan sistem fitoremediasi tanaman pacing (Cheilocostus speciosus) untuk menurunkan konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Hg dalam limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Agar berada dibawah baku mutu air limbah
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014, Lampiran XLVII Golongan I, Sehingga aman bila dibuang ke lingkungan. 2.
Mengetahui
efektivitas fitoremediasi tanaman Pacing dalam menurunkan
konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Hg pada limbah cair dan tanah yang tercemar limbah cair UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana 1.4 Manfaat Penelitian 1.
Dapat memberikan informasi tentang pengolahan limbah cair laboratorium dengan metoda fitoremediasi tanaman Pacing (Cheilocostus speciosus), serta efektivitasnya dalam menurunkan konsentrasi logam berat Pb, Cd dan Hg pada limbah cair laboratorium.
2.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan metoda pengolahan limbah yang lebih sederhana, efisien, ekonomis dan ramah lingkungan.
6
3.
Memberikan informasi bahwa metoda
fitoremediasi tanaman mudah
diterapkan dengan pertimbangan teknologi skala kecil dan terjangkau oleh masyarakat secara luas (terutama laboratorium kecil), terpadu dengan konsep taman (penghijauan dan estitika).