BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang telah menyentuh berbagai ranah dunia dan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Melihat perkembangan zaman, bahasa Arab bukan hanya dipelajari sebagai bahasa agama, akan tetapi dipelajari untuk memahami atau menafsirkan al-Qur’an, hadits dan teks-teks bahasa Arab atau literatur-literatur yang berbahasa Arab. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa Arab yang tepat bagi orang-orang yang non Arab. Selain sebagai bahasa media ajaran Islam, bahasa Arab juga telah berjasa dalam menunjang tinggi sains dan teknologi, memperkaya khazanah budaya nasional dan media perubahan politik internasional yang semakin menampakkan peranannya, sehingga bahasa Arab mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah menjadi bahasa resmi internasional, sehingga dunia internasional merasa perlu menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi yang digunakan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Oleh karena itu pengajaran bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian yang seksama mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Hal tersebut tentu sudah disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak didik.
1
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.1 Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya sangat ketergantungan satu sama lain. Adapun dalam mempelajari dan mengajarkan bahasa Arab harus ada ketrampilan atau kemahiran berbahasa yang merupakan aspek terpenting dalam berbahasa. Ada empat kemahiran dalam berbahasa yaitu ketrampilan
mendengar
(mahārahal-Istimā’),ketrampilan
membaca
(mahārahal-Qirā’ah), ketrampilan berbicara (mahārahal-Kalām), dan ketrampilan menulis (mahārahal-Kitābah). Ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah) merupakan salah satu komponen yang sangat penting yang berupa melihat dan memahami isi dari apa yang ditulis dengan menglisankan atau di dalam hati dan mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.2 Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis.3 Membaca merupakan proses
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 38. 2 AhmadIzzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:Humaniora, 2001), hal. 149. 3 Aziz Fatkhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Agama RI, 2009), hal. 298.
2
yang kompleks, proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Belajar bukanlah hal yang mudah bagi sebagian siswa yang mempunyai kecerdasan (IQ) diatas rata-rata adalah mudah, akan tetapi bagi siswa mempunyai IQ di bawah rata-rata semua itu merupakan hambatan dalam belajar, terutama dalam hal belajar mereka. Madrasah
Ibtidaiyah
Nahdhotul
Ulama’
(MINU)
Buaran
Pekalongan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di naungan Kementerian Agama yang menjadikan bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang berfungsi sebagai bahasa agama, pengetahuan juga sebagai alat komunikasi serta telah menjadikan bahasa Arab sebagai komponen pilihan pokok pembelajaran bahasa Arab disamping bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bahasa Arab di MINU Buaran Pekalongan, tidak mungkin terlepas dari problematika pembelajaran. Dari pra-survey yang peneliti lakukan, proses pembelajaran bahasa Arab di MINU Buaran Pekalongan khususnya kelas V ini dalam pembelajarannya masih belum memenuhi harapan sebagaimana dengan target yang diharapkan dalam mempelajari bahasa Arab terutama dalam ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah). Ketrampilan membaca siswa kelas V masih terlihat tampak jelas masih terdapat problematika, walaupun sudah menjadi mata pelajaran wajib dan sudah diterapkan dari kelas I, akan tetapi masih terasa sulit mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran bahasa Arab. Salah satu kendala-kendala itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu
3
bunyi atau pengucapan, perbedaan arah tulisan, lambat dalam membaca, pengulangan arah pandang, banyaknya kosakata yang belum dikuasai, ketelitian kelancaran membaca, dan belum mengenal makna kata tersebut sesuai dengan konteks. Mengenali dan menangani kendala-kendala tersebut sebernarnya bukanlah persoalan yang tidak dapat dipecahkan, akan tetapi untuk melakukannya membutuhkan kesabaran. Kelemahan para siswa dalam kemahiran membaca dapat menjadikan penyebab tidak berhasilnya atau kurang berhasilnya pengembangan minat dan kebiasaan membaca. Ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah) perlu membutuhkan proses yang secara terus menerus dengan memperhatikan berbagai petunjuk yang telah dijelaskan. Dalam ilmu pendidikan, hal ini merupakan sebuah pedoman bagi guru untuk dijadikan sebagai pijakan dalam menentukan strategi yang tepat, guna melakukan layanan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Sehingga peran guru di sini sangatlah dibutuhkan dalam meminimalisirkan kesulitan yang dihadapi oleh para siswa supaya siswa dapat membaca dengan baik
dalam
memahami makna yang terdapat dalam teks dan lancar membacanya. Fenomena tersebut sesuai dengan pembelajaran ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah) yang mempunyai komponen-kompenan dalam hal mengatasi kendala-kendala tersebut dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
4
Dari latar belakang di atas, peneliti melakukan inisiatif penelitian di MINU Buaran Pekalongan kelas V, sehingga dari penelitian tersebut, peneliti bisa mengetahui proses pembelajaran, problematika ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah)serta upaya yang dilakukan untuk guru mengatasi problematika yang dialami di dalam kelas V MINU Buaran Pekalongan. Berdasarkan hal di atas, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang “Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan”. Setelah penulis menguraikan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, selanjutnya penulis akan menguaraikan alasan-alasan pemilihan judul sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ahsiswa kelas V MINU Buaran Pekalongan masih terdapat beberapa kendala. Dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ah belum menunjukan keefektifan karena masih memposisikan guru sebagai pengembangan wacana, bukan memberikan prioritas pada siswa sebagai orang yang memiliki perilaku aktif dan kreatif. 2. Keberagaman latar belakang siswa. Latar belakang siswa di sini meliputi latar belakang pendidikan, tingkat kemampuan belajar siswa serta minat dan motivasi mempelajari bahasa Arab khususnya dalam ketrampilan membaca yang masih rendah.
5
B. Perumusan Masalah Sebuah penelitian pasti akan mengundang berbagai permasalahan yang luas dan kompleks. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka permasalahan perlu dibatasi ruang lingkup kajiannya. Beberapa masalah pokok yang akan dibahas dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan, sebagai berikut : a. Bagaimana proses pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan? b. Bagaimana problematika pembelajaran mahārah al-Qirā’ah yang dihadapi oleh siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan? c. Bagaimana upaya yang dilakukanguru untuk mengatasi problematika pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan? Untuk memudahkan dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran pembaca dan memberikan penegasan istilah terhadap judul “Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan”, maka peneliti memandang perlu untuk memberikan pembatasan mengenai istilah-istilah dalam judul yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
6
1. Pembelajaran Pembelajaran yaitu proses yang identik dengan kegiatan mengajar yang dilakukan guru sebagai arsitek kegiatan belajar, agar terjadi kegiatan belajar.4 2. Mahārah Al-Qirā’ah Mahārah
Al-Qirā’ah
adalah
kemampuan
mengenali
dan
memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) yang melafalkan atau mencernanya di dalam hati.5 3. Siswa Siswa artinya murid (terutama pada tingkat SD sampai dengan SMA).6 4. Kelas Kelas artinya tingkat; ruang tempat belajar di sekolah.7 5. MINU Buaran Pekalongan Adalah
salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di
naungan Kementerian Agama yang terletak di desa Buaran gang 1 kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Dari pengertian-pengertian di atas, maka maksud judul skripsi “ Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan”, adalah proses yang identik dengan kegiatan belajar
4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 32. 5 Ibid., hal. 143. 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas, 2005), hal. 1322. 7 Ibid.,hal. 529.
7
mengajar yang menitikberatkan pada ketrampilan membaca siswa di dalam kelas V di MINU Buaran Pekalongan. C. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui proses pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan. b. Untuk mengetahui problem-problem atau kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan. c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru utuk mengatasi problem tersebut. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi kepada pelaku pendidikan dan memberikan sumbangan pemikiran ilmiah tentang pembelajaran mahārah al-Qirā’ah bagi siswa di tingkat dasar. 2. Secara praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi komponen yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, staf dan karyawan untuk berkomitmen memberikan pelayanan penyelenggaraan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
8
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru mengenai pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan. c. Sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebelum terjun langsung sebagai guru bahasa Arab, serta diharapkan memberikan tambahan pengetahuan informasi tertulis bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian. E. TinjauanPustaka 1. Analisis Teoritis Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.8 Jadi dalam kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi antara guru dengan anak didik. Definisi bahasa itu sendiri yaitu perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis juga ada yang mendefinisikan sebagai alat komunikasi bagi manusia. Fungsi dari bahasa yaitu bahasa digunakan orang untuk menyatakan atau mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita dan pikiran seseorang. Dalam proses selanjutnya, bahasa berinteraksi secara terus menerus mengalami perkembangan dan
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Op. Cit., hal. 38.
9
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat, baik dari segi faktor sosial, faktor kebudayaan, faktor agama,dan faktor politik. Setelah belajar bahasa pertama (bahasa ibu), ada bahasa kedua dan bahasa asing. Maksud dari bahasa kedua yakni bahasa yang digunakan dimasyarakat luas atau bahasa yang diperoleh anak dalam pergaulannya dimasyarakat. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh orang asing yaitu di luar lingkungan masyarakat atau bangsa. Kini bentuk dan lembaga pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sangat beragam. Seperti yang digambarkan oleh Anwar dan Effendy yang kemudian disajikan oleh Effeny dalam majalah Bahasa dan Seni, seperti :9 Pertama, pembelajaran bahasa Arab yang bersifat verbal, yaitu untuk mengajarkan ketrampilan membaca al-Qur’an, doa-doa, dan bacaanbacaan, salat tanpa harus faham maknanya. Kedua, pembelajaran bahasa Arab yang berkaitan erat dengan pemahaman dan pendalaman ajaran agama islam. Ketiga, pembelajaran bahasa Arab secara utuh. Keempat,
pembelajaran
bahasa
Arab
yang
kurikulumnya
ditentukan oleh pemerintah dan berlaku secara nasional di pendidikan formal baik swasta maupun negeri. Kelima, pembelajaran bahasa Arab untuk tujuan keahlian dan profesionalisme.
9
Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), hal. 54-55.
10
Keenam, pembelajaran bahasa Arab untuk tujuan khusus yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga kursus. Dalam pengalaman, diketahui bahwa belajar selain bahasa pertama ini sukar, apalagi bahasa asing, karena pemerolehan bahasa ini bukan terjadi secara ilmiah, tetapi dengan paksaan yang membuat para pelajar harus berada pada nuansa baru dalam berbagai aspeknya yang belum dipelajari dalam keluarganya. Karena dalam belajar bahasa asing seperti itu,
diperlukan
guru,
artinya
terjadi
kegiatan
“mengajar”
atau
“pembelajaran”. Di dalam memperlajari bahasa Arab ada empat ketrampilan, yaitu ketrampilan mendengar (mahārahal-Istimā’), ketrampilan membaca (mahārahal-Qirā’ah), ketrampilan berbicara (mahārahal-Kalām), dan ketrampilan menulis (mahārahal-Kitābah). Ketrampilan
membaca(mahārah
al-Qirā’ah)
secara
umum
mengandung dua pengertian. Pengertian yang pertama adalah mengubah tulisan menjadi bunyi, pengertian kedua adalah menangkap arti dari situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut.10 Adapun inti dari ketrampilan membaca ini terletak pada aspek kedua. Namun, bukan bearti pada aspek pertama itu tidak penting. Sebab, ketrampilan dalam aspek pertama mendasari aspek kedua. Ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah) yang dianggap sulit dalam bahasa Arab adalah membaca buku dan surat kabar. Dalam 10
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat, 2009),
hal. 156.
11
ketrampilan membaca ini sangat dan pasti tergantung pada pemahaman isi atau arti yang dibaca. Jadi ke mampuan yang harus dikembangkan dalam diri para siswa adalah kemahiran mengenal simbol-simbol tertulis yang mencakup penguasaan huruf Arab yang terdiri dari huruf syamsyiyah dan qomariyah, dengan tanda baca dhammah, kasroh , fathah dan tanwin.11 Pada latihan ketrampilan membaca, seorang guru juga harus mulai pengajarannya dan mengembangkan pemahaman murid terhadap arti atau isi yang dibacanya dalam bahasa Arab sehingga murid merasa mudah dan menyenangi pelajaran bahasa Arab. Dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ah juga tidak terlepas dari kendala yang dihadapi oleh siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan. Tidak semua siswa sudah mahir dalam ketrampilan membaca (mahārah al-Qirā’ah), ada sebagian siswa yang masih mengalami kesulitan dalam hal kemampuan membaca bahasa Arab. Hal itu dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya faktor linguistik (ilmu bahasa) dan non linguistik (sosio kultural, buku ajar, dan lingkungan sosial). Untuk mengatasi problematika tersebut, guru harus mengusahakan menyusun materi pelajaran dengan baik, menumbuhkan motivasi dan minat para siswa khusunya untuk mempelajari bahasa Arab serta menggunakan metode-metode yang efektif dan menyenangkan dan tidak
11
Ahmad Izzan, Op. Cit.,hal. 150.
12
membosankan untuk mencapai tujuan pembelajaran mahārah al-Qirā’ah tersebut. 2. Penelitian yang relevan Dalam
penelitian
ini
digunakan
banyak
referensi
untuk
menghasilkan sebuah karya ilmiah. Selama proses penyusunan penelitian ini telah ditemukan skripsi dan buku-buku yang membahas tentang pembelajaranmahārah al-Qirā’ah, antara lain: Skripsi yang ditulis oleh Linda Yarna (IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001) “Kemampuan Membaca dan Menulis Bahasa Arab MAK Mu’alimmat El- Islamiyah Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang Sumatra Barat”.12 Skripsi di atas, menjelaskan bahwa si penulis melakukan penelitian bahasa Arab di MAK Mu’alimmat El- Islamiyah Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang Sumatra Barat yang di dalamnya meneliti tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa MAK dalam hal penguasaan kemampuan membaca dan menulis bahasa Arab yang di fokuskan hanya faktor non linguistiknya saja terutama kontak bahasa di rumah, baik di asrama, masyarakat, sekolah maupun kelompok sekolah dan media. Skripsi yang ditulis oleh Asla Maria (UIN Sunan Kalijaga, 2013) yang berjudul “Implementasi Metode Gramatika-Tarjamah dalam
12
Linda Yarna,“Kemampuan Membaca dan Menulis Bahasa Arab MAK Mu’alimmat ElIslamiyah Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang Sumatra Barat”, Skripsi, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2001), hal. 7. http://digilib-uin-suka.ac.id/abstrak 4746 kemampuan- membacadan-menulis-bahasa-Arab- MAK- Mu’alimmat- El- Islamiyah –perguruan-diniyah-puteri –padangpanjang –sumatra-barat/. Diakses, 20 September 2013.
13
Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswi Kelas Ula Madrasah Aliyah Putri Wahid Hasyim Yogyakarta”.13 Skripsi di atas menjelaskan bahwa si penulis ingin mengetahui bagaimana implementasi metode gramatika tarjamah dalam pemebelajaran mahārah al-Qirā’ah siswi kelas Ula Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta, problematika serta hasil dari pembelajaran mahārah alQirā’ah dengan metode gramatika-tarjamah. Berbeda dengan skripsi diatas, dalam penelitian ini peneliti hendak menfokuskan kepada penelitian tentang pembelajatan mahārah al-Qirā’ah digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas V di MINU Buaran Pekalongan, problematika yang dihadapi siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan serta bertujuan untuk mendapatkan solusi atau upaya guru dalam mengatasi problematika tersebut. Adapun letak perbedaan antara skripsi yang sudah ada adalah tempat, waktu, fokus penelitian pada problematika pembelajaran mahārah al-Qirā’ah siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan dan belum adanya penelitian yang meneliti pembelajaran mahārah al-Qirā’ah pada tingkat sekolah dasar (MI).
13
Asla Maria, “Implementasi Metode Gramatika-Tarjamah dalam Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswi Kelas Ula Madrasah Aliyah Putri Wahid Hasyim Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013), Hal. 6. http://digilib-uin-suka.ac.id/abstrak 7719 implementasi-metode-gramatika-tarjamah-dalam-pembelajaran-Mahārah-Al-Qirā’ah-siswi-kelasula-madrasah-aliyah-putri-wahid-hasyim-yogyakarta/. Diakses, 20 September 2013.
14
3. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teoritis di atas maka dapat dibangun kerangka berfikir bahwa dalam kegiatan pembelajaranmahārah al-Qirā’ah, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran mahārah al-Qirā’ah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaranmahārah al-Qirā’ah, antara lain : diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karya wisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaranmahārah al-Qirā’ah. Berdasarkan prosesnya, pembelajaran mahārah al-Qirā’ah sebagai komponen
pembelajaran bahasa Arab yang menitikberatkan terhadap
kemahiran
atau
ketrampilan
membaca
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh pengetahuan dan mengerti benar apa yang dibacanya. Untuk membaca cepat dan efektif diperlukan latihan yang terus menerus. Agar dalam pembelajaran mahārah al-Qirā’ah dapat terarah kepada tujuan, maka bacaan-bacaan yang disajikan perlu dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan atau model-model latihan. Diantara latihanlatihan tersebut yakni belajar memperkaya kosakata, belajar mengenal isi bacaan, belajar mengetahui dan mengingat, belajar memahami makna, belajar mengaplikasikannya, belajar mengenal pola kalimat dan lain sebagainya.
15
Bagi siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan yang mempunyai latar belakang kemahiran membaca yang berbeda-beda, kemahiran membaca tulisan Arab merupakan permasalahan tersendiri karena alfabet Arab sangat berlainan dengan alfabet Latin sedangkan alfabet Arab mempunyai sistem sendiri yang mandiri. Permasalahan abjad Arab (huruf hijāiyyah) yang semuanya ada 28 atau 30 dimulai dari huruf alif sampai ya’, sebelum siswa mempelajari bahasa Arab terlebih dahulu siswa harus menguasai huruf hijaiyah dalam cara mengucapkan tiap-tiap huruf secara fasih, dan cara merangkaikannya guna untuk membentuk suatu kata yang mengandung arti atau menyusun kalimat sempurna. Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mahārah al-Qirā’ah di kelas sangat ditentukan oleh penguasaan mereka dalam bidang ketrampilan membaca. Apabila siswa yang tidak mampu membaca dengan baik maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran untuk semua mata pelajaran terutama mahārah alQirā’ah.
16
Lebih jelasnya dapat dilihat pada penjabaran dalam skema sebagai berikut : Guru Bahasa Arab Kelas V MINU Buaran
Pembelajaran mahārah al-Qirā’ah
Siswa kelas V MINU Buaran
Faktor yang mempengaruhi problematika dalam Pembelajaran mahārah al-Qirā’ah
Faktor non Linguistik
Faktor Linguistik
Upaya atau solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi problematika Pembelajaran mahārah al-Qirā’ah F. Metode Penelitian dalam 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dalam situasi alamiah akan tetapi didahului oleh semacam intervensi (campur tangan) dari pihak peneliti. Intervensi ini dimaksudkan agar fenomena yang dikehenaki oleh
17
peneliti dapat segera tampak dan diamati. Dengan demikian menjai semacam kendali atau kontrol parsial terhadap situasi di lapangan.14 2. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif itu sendiri adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada proses penyimpulam deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika antara fenomena yang diminati dengan menggunakan logika ilmiah.15 Penelitian kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologi yang
menggutamakan
penghayatan.
Penelitian
kualitatif
berusaha
memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa, interaksi, tingkah laku manusia dalam situasi tertentu perspektif atau pandangan penelitian sendiri. 3. Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.Adapun sumber data penelitian sesuai dengan cara memperolehnya dibagi menjadi dua : a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.16Merupakan unsur data utama
14
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 2 Ibid., hal. 5. 16 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 137. 15
18
yang ada hubungannya dengan permasalahan dalam penulisan skripsi. Adapun sumber data ini terdiri atas: 1. Kepala Sekolah MINU Buaran Pekalongan 2. Guru Bahasa Arab kelas V MINU Buaran Pekalongan 3. Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.17 Sumber data penunjang dan tambahan pada data utama yang relevansinya dengan judul-judul dan ide pokok permasalahannya. Sumber data tersebut berupa buku-buku referensi, dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Metode observasi Metode observasi yaitu metode penggumpulan data yang menggunakan penagamatan terhadap obyek penelitian yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.18 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan serta kompenan-kompenan penunjang dalam penyelenggaraan pendidikan.
17
Ibid., hal. 137. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Peneltian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 58.
18
19
2. Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan.19Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah MINU Buaran Pekalongan serta proses pelaksanaan pembelajaran mahārah alQirā’ah siswa kelas V di MINU Buaran Pekalongan, problematika yang dihadapi siswa kelas V MINU Buaran Pekalongan dan upaya guru untuk mengatasi problematika tersebut serta untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya MINU Buaran Pekalongan, letak geografis, keadaan guru dan siswa MINU Buaran Pekalongan, sarana dan prasarana. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti : monografi, catatancatatan serta buku-buku peraturan yang ada.20Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum MINU Buaran Pekalongan mengenai tujuan berdiri, visi dan misi dari MINU Buaran Pekalongan serta organisasi kepengurusan yang ada di MINU Buaran Pekalongan. 4. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini digunakan teknik interaktif model Miles dan Huberman, di mana analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data 19
Ibid.,hal. 62. Ibid., hal. 66.
20
20
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang kredibel. Ativitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif meliputi tahap-tahap antara lain data collection (pengumpulan data), reduksi data ( mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu), data display/ penyajian data (untuk mencari data dalam penelitian kualitatif adalah dengan kalimat yangg bersifat naratif, conclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi).21 G. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, secara umum peneliti sajikan sistematika yang meliputi empat bab, yaitu Bab I Pendahuluan, bab ini meliputi : Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Kegunaan
Penelitian,
TinjauanPustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian. Bab II Pembahasan Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah, bab ini meliputi : Pengertian Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah, Pengertian Mahārah Al-Qirā’ah, Urgensi Mahārah Al-Qirā’ah, Tujuan Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah, Macam-Macam Pembelajaran
21
Sugiyono,Op. Cit., hal. 168.
21
Mahārah Al-
Qirā’ah,Problematika Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah, Macam-Macam Permainan Edukatif dalam Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah, Upaya atau Solusi untuk Mengatasi Problematika Tersebut. Bab III Gambaran umum tentang madrasah yang akan diteliti, bab ini meliputi : Pertama: Sejarah Berdiri, Letak Geografis, Visi dan Misi dan Tujuan Madrasah, Struktur Organisasi, Keadaan Guru dan Siswa,Sarana dan Prasarana sekolah. Kedua : Proses Pembelajaran Mahārah AlQirā’ahSiswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan, Problematika Mahārah Al-Qirā’ahSiswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan, Upaya Yang Dilakukan Guru Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan. Bab IV Analisis tentang pembelajaran mahārah al-Qirā’ahsiswa kelas V MINU Buaran Pekalongan, bab ini meliputi : Analisis Proses Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Pekalongan, Problematika Pembelajaran Mahārah Al-Qirā’ah Siswa Kelas V MINU Buaran Serta Upaya Guru Untuk Mengatasi Problematika Tersebut. Bab V : Penutup, bab ini meliputi : Kesimpulan dan Saran-Saran.
22