BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab banyak dipelajari di Indonesia karena bahasa Arab berkaitan erat dengan agama Islam yang merupakan agama bagi mayoritas penduduk Indonesia. Di samping itu bahasa Arab juga banyak digunakan dalam kegiatan ibadah sehari-hari seperti ibadah salat, dzikir dan berdoa. Bahasa Arab menurut Chotibul Umam (1980 : 7), bukan saja sebagai bahasa agama dan bahasa persatuan umat Islam, tetapi juga sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Secara teoritis kemampuan berbahasa Arab sebagaimana bahasa lainnya terdiri dari kompetensi dan performansi. Kompetensi berkenaan dengan teori, sedangkan performansi berkenaan dengan praktek penerapan kompetensi dalam kegiatan bertutur atau berkomunikasi. Kedua bidang kegiatan di atas mempunyai hubungan yang erat. Teori bahasa disusun berdasarkan temuan-temuan praktis melalui pemakaian para penutur bahasa itu. Di lain pihak para penutur menggunakan bahasa berdasarkan kaidah-kaidah yang disusun dalam teori. Kompetensi dan permormansi dikembangkan secara simultan, karena keduanya saling menentukan. Pengembangan ini dilakukan guna mencapai tingkat konsistensi sebuah teori, juga untuk merumuskan kaidah-kaidah berbahasa yang dapat dipahami oleh para pembelajar dengan mudah. Namun demikian para pembelajar bahasa Arab di Indonesia banyak menemukan kesulitan dalam mempelajari bahasa itu, baik yang bersifat teoritis seperti morfologi
1
(sharaf), sintaksis (nahwu), maupun yang bersifat praktis berupa keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menurut pengamatan penulis sebagai pengajar mata kuliah sharaf di Program Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, di antara materi perkuliahan yang dianggap sulit oleh para mahasiswa adalah pemahaman terhadap konsep jamak taksir, terutama dalam penerapannya. Hal itu disebabkan antara lain karena banyaknya bentuk jamak taksir itu sendiri, adanya kemiripan beberapa bentuk jamak taksir dengan bentuk-bentuk lain, seperti mirip dengan fî’il madhi pada bentuk modhari’, seperti bentuk seperti bentuk
ُفُ ْعالَن
أَ ْف ُع ٌل
فُ ُع ٌل
tanpa harakat seperti
dengan contoh
كتب, mirip dengan fî’il
ٌ أَ ْنفُس, dan mirip dengan bentuk mashdar,
.
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup kajian, maka pokok masalah dalam penelitian ini akan dibatasi hanya pada perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran, yang meliputi kategorisasi sintaksis jamak taksir, i'rab jamak taksir dan karakteristik sintaksis jamak taksir dalam Alquran. Di samping itu, betapa banyaknya jamak taksir yang terdapat dalam Alquran yang berjumlah 30 juz atau 114 surah, atau 6236 ayat. Penulis dengan segala keterbatasannya merasa tidak mungkin untuk meneliti secara keseluruhannya, untuk itu penulis membatasi lingkup Alquran di sini dengan kasus-kasus perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran.
2
1.3. Telaah Kepustakaan Buku-buku gramatika bahasa Arab yang membahas jamak taksir sudah banyak, di antaranya adalah buku yang berjudul “Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah” karya Fuad Ni’mah (1988). Penjelasan tentang jamak taksir yang penulis temukan dalam buku itu berkisar pada defînisi jamak taksir, pembagian jamak taksir kepada jamak qillah dan jamak katsrah, bentuk-bentuk jamak qillah, bentuk-bentuk jamak katsrah, dan bentukbentuk shighah muntaha al-jumu’, kemudian diakhiri dengan catatan tentang terjadinya penyimpangan makna jamak qillah dengan jamak katsrah. Buku lain yang penulis temukan adalah “Jami’u al- Durus al-‘Arabiyyah” karya Al-Ghalayaini (1987). Di dalam buku ini penulis menemukan paparan tentang jamak taksir sebagai berikut : Defînisi jamak taksir, nama-nama / benda-benda yang biasa dijamakkan dengan jamak taksir, bentuk-bentuk jamak qillah dengan proses pembentukkannya, bentuk-bentuk jamak katsrah dengan proses pembentukkannya, bentuk-bentuk shighah muntaha al-jumu’ dengan proses pembentukkannya. Ibnu Malik pengarang buku Alfîyah (1274), memaparkan penjelasan tentang jamak taksir berupa bentuk-bentuk jamak taksir yang terdiri dari jamak qillah dan jamak katsrah, serta proses pembentukannya. Namun demikian, penulis belum menemukan kajian khusus tentang perilaku sintaksis jamak taksir, sehingga terkesan di kalangan para pembelajar bahasa Arab bahwa jamak taksir itu tidak beraturan. Dengan penelitian yang berjudul ‘Perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran dan implikasinya terhadap pengajaran nahwu’, diharapkan tidak ada lagi ungkapan bahwa jamak taksir tidak beraturan, dan para pembelajar bahasa Arab mengetahui kategorisasi sintaksis jamak taksir, i'rab jamak taksir dan karakteristik sintaksis jamak taksir dalam Alquran.
3
1.4. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ialah menemukan perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran dan implikasinya terhadap pengajaran nahwu. Hal itu disebabkan karena para pembelajar bahasa Arab selama ini berpegang kepada kaidah “kullu jam’in muannats” (setiap jamak yang tidak berakal dianggap satu perempuan). Agar dapat menjadi panduan yang lebih jelas, tujuan umum tersebut dirinci menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut: 1.4.1. Menemukan kategorisasi sintaksis jamak taksir. 1.4.2. Menemukan i'rab jamak taksir dalam Alquran. 1.4.3. Menemukan karakteristik sintaksis jamak taksir dalam Alquran.
1.5. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian tentang perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran dan implikasinya terhadap pengajaran nahwu dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat mendukung atau melengkapi teori-teori nahwu, khususnya dalam i’rab jamak taksir. Bagi para peneliti bahasa secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan khazanah ilmiah yang cukup berarti, khususnya mengenai kategorisasi sintaksis jamak taksir, i'rab jamak taksir dan karakteristik sintaksis jamak taksir dalam Alquran. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh para pecinta bahasa dalam mempelajari nahwu bahasa Arab.
4
1.6. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode ini menurut Abdul Hamid Jabir (1978 : 136), pada dasarnya digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta tentang suatu objek, kemudian dilakukan analisis dan interpretasi secara memadai. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang berhubungan dengan perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran. Oleh karena itu, metode ini dalam prosesnya diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta kebahasaaraban dalam Alquran. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Artinya data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian akan dikumpulkan dengan cara menelaah sumber-sumber bacaan atau rujukan yang relevan. Aplikasinya dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data dalam Alquran dengan menelaah kitab-kitab, buku-buku, atau sumber lain yang relevan. 1.6.1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari : (a) sumber data primer yang meliputi, buku-buku tata bahasa Arab yang memuat pembahasan dan kajian jamak taksir, kitab-kitab tafsir Alquran. Di antara kitab tafsir yang peneliti jadikan sebagai sumber primer dalam penelitian ini adalah tafsir al-Thabari, al-Kasyaf, al-Maraghi dan Uslub al-Quran. AlThabari peneliti gunakan dengan pertimbangan bahwa tafsir ini di dalamnya antara lain memuat “ta’wil makna” dengan didukung riwayat-riwayat dari para sahabat dan tabi’in, kemudian diakhiri dengan kesimpulan. Sedangkan tafsir al-Kasyaf digunakan dengan pertimbangan bahwa di dalamnya banyak memuat aspek-aspek kebahasaan. Kitab tafsir alMaraghi digunakan dengan pertimbangan bahwa di dalamnya memuat uraian kata perkata
5
disertai dengan penjelasan. Kemudian kitab Uslub Alquran digunakan dalam penelitian ini, karena memuat makna-makna dalam ayat-ayat Alquran (2) Sumber Data Sekunder yang meliputi buku-buku kebahasaan, buku-buku yang berhubungan dengan kajian Alquran dan buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 1.6.2. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan Lexy J. Moleong (1991 : 190), yaitu meliputi pengumpulan (a) satuan, yaitu mengumpulkan dan menginventarisir data-data dalam Alquran berupa ayat-ayat Alquran yang memuat jamak taksir (b) kategorisasi, yaitu mengelompokkan datadata jamak taksir menurut pengunaannya (c) penafsiran data, yaitu menganalisis dan menafsirkan perilaku semantis jamak taksir yang terdapat dalam ayat-ayat Alquran. Proses penafsiran yang dilakukan dalam langkah ini mengacu pada rumusan perilaku sintaksis jamak taksir dalam buku–buku tata bahasa Arab dan pada kitab-kitab tafsir yang digunakan.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian bahasa Arab. Bahasa Arab menurut Ali Yunus Fathi (1978 : 113), adalah bahasa yang digunakan oleh orang-orang Arab sebagai alat komunikasi. Menurut para ahli bahasa, bahasa Arab termasuk dalam rumpun bahasa Semit. Bahasa Arab sebagai rumpun dari bahasa Semit, dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Efrat, dataran Syiria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah). Bangsa-bangsa itu terbagi kepada beberapa suku dan kabilah, dimana yang satu dengan yang lainnya terpisah, kecuali hubungan mereka sangat lemah. Mereka merupakan satu kesatuan yang memiliki adat istiadat yang sama, guna menentukan hubungan yang berlaku didalamnya. Hanya saja kesatuan bahasa yang dibentuk oleh perkembangan yang lemah itu terpelihara secara baik, berkat adanya pasar Ukaz, yang selain sebagai pertemuan yang bersifat bisnis juga merupakan pertemuan senisastra diantara mereka. Kedatangan Islam mempercepat proses penyatuan bahasa Arab, disamping juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan dan mental bangsa Arab. Alquran dianggap sebagai contoh bahasa Arab yang paling sempurna, sehingga para penulis selalu berusaha untuk meniru gaya dan susunannya. Bahkan setelah mereka mempelajari dengan seksama, ternyata ia mempunyai jangkauan pemikiran yang dalam, yang membikin mereka harus lebih giat lagi dalam menekuni dan mendalami Alquran. Hadis Nabi yang berdialek Quraisy yang menjadi sumber kedua dari ajaran Islam, merupakan faktor yang penting dalam menyatukan bahasa Arab.
7
Dengan demikian kedua sumber pokok ajaran Islam itu ditulis dengan bahasa Arab. Oleh karena tiu bagi siapa saja yang hendak menggali ajaran Islam dari kedua sumber tersebut haruslah mempelajari bahasa Arab. Keduanya (Alquran dan al-hadits) adalah peninggalan Nabi Muhammad saw. yang menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi yang menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi bersabda yang artinya sebagai berikut: “Telah Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, yang kamu tidak akan sesat selamanya bila berpegang teguh kepadanya yaitu Alquran dan al-hadist.” Bahasa Arab sebagai bahasa agama dikenal oleh seluruh ummat Islam, dan kedudukan agama ini menjamin keberadaannya (bahasa Arab) ditengah-tengah masyarakat, selama ia masih dipeluknya. Sehingga dengan demikian nampak eratlah kaitan antara bahasa Arab dengan agama, yang tercermin dalam keberadaan Alquran itu sendiri. Sedang keberadaan Alquran dan kelestarian hukum-hukumnya dijaga oleh Allah swt.
2.2. Fungsi bahasa Arab Bahasa Arab tak ubahnya bahasa-bahasa lain di dunia. Ia tumbuh dan berkembang sesuai kepentingan orang-orang yang menggunakannya. Suatu bahasa hidup atau mati ditentukan oleh sejauh mana masyarakat memakainya dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Suatu bahasa dikatakan hidup jika masyarakat masih memakainya dalam kehidupan sehari-hari, dan dikatakan mati bila terjadi sebaliknya. Fungsi bahasa menurut H.A.K. Halliday dalam bukunya Ekplorations in the Function ol Language (1973) yang diikuti oleh Tarigansebagai berikut:
8
* Fungsi Instrumental. (the instrumen function), melayani pengolahan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi; seperti: kamu mencuri, karena itu kamu dihukum. * Fungsi regulasi (the regulatory function), bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa; seperti Kalau kamu mencuri maka kamu pasti dihukum. * Fungsi pemberian (the representational function) adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, dengan kata lain menggambarkan realitas yang sebenarnya; seperti: Matahari panas, garam asin dan lain-lain. * Fungsi interaksi (the interaction) bertugas untuk menjamin serta menetapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi, interaksi sosial. Seperti adat istiadat dan budaya setempat, tata pergaulan dsb. * Fungsi perorangan (the personal function) memberi kesempatan kepada seseorang pembicara untuk mengekpresikan perasaan,emosi, pribadi, serta reaksi-reaksinya yang mendalam. * Fungsi heuristik (the heuristic function) melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk beluk lingkungan. Sering kali fungsi ini disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Seperti mengapa matahari panas? Mengapa malam gelap? * Fungsi Imajinatif (the imaginative function) melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan yang bersifat imanjinatif. Seperti mengisahkan cerita-cerita dongeng, membaca lelucon, atau menulis novel.
9
Kalau diperhatikan dengan seksama maka ketujuh fungsi bahasa tersebut saling menunjang satu sama lain, bukan saling membedakan apalagi saling menyingkirkan atau mematikan. Dengan perkataan lain, kita dapat mengatakan bahwa “semua tuturan mempunyai fungsi ganda” atau “all utterance are multifunctional.” Pendapat lain mengatakan bahwa fungsi bahasa sesuai dengan taraf perkembangan dan kemuajuan peradaban manusia dan dapat dibedakan sebagai berikut: * Bahasa adalah alat komunikasi antar orang-seorang dan bangsa-bangsa. * Bahasa adalah alat untuk menyatakan perasaan, harapan, keinginan dan fîkirannya. * Bahasa adalah alat berfîkir idea (gagasan) setelah dituangkan dalam kata-kata dan kalimat-kalimat, yang diucapkan atau dicatat dengan simbul-simbul (tulisan), baru mempunyai bentuk yang ada wujudnya. * Bahasa adalah alat untuk meyakinkan orang lain akan adanya informasi, baik secara lisan maupun tulisan. * Bahasa juga dapat sebagai lambang agama. Bahasa Ibrani adalah alat agama Yahudi, bahasa Latin alat agama Katholik roma, bahasa Inggris alat kebanyakan versi Protestanisme, bahasa Yunani dan bahasa Slavia-gereja menjadi alat gereja-gereja Kristen timur, bahasa Sansakerta menjadi alat agama Budha, dan bahasa Arab menjadi alat agama Islam. * Bahasa merupakan pendukung yang mutlak bagi keseluruhan pengetahuan manusia. Tidak ada suatu pengetahuan yang dapat disampaikan dengan efîsien kecuali lewat bahasa. * Bahasa merupakan landasan yang asasi bagi semua kerjasama antara manusia, sehingga tanpa bahasa peradaban tidaklah mungkin dibina. Selanjutnya dengan
10
bahasa peradaban dan kebudayaan dapat dipelihara, diperkembangkan, dan diwariskan kepada generasi mendatang. * Bahasa dapat menjadi alat pemersatu. * Bahasa dapat pula menjadi senjata, guna melemahkan atau menghancurkan kekuatan musuh. Dari kedua kelompok pembagian fungsi bahasa, nampak bahwa yang kedua lebih lengkap, yang bukan saja menekankan fungsinya sebagai alat komunikasi, tetapi lebih luas dari itu semua. Sehingga bahasa mempunyai peranan yang amat penting bagi kehidupan manusia dimana saja dan kapan saja. Khusus untuk bahasa Arab secara garis besar peranannya dapat dikelompokkan kepada tiga bagian; yaitu: peranannya dalam agama, dalam ilmu pengetahuan, dan dalam pergaulan.
2.3. Bentuk-bentuk jamak taksir Jamak dalam bahasa Arab ada yang termasuk kategori
سالم
(selamat dari
perubahan bentuk mufrodnya), dalam hal ini ada dua macam yaitu jamak mudzakkar dan jamak muannats, ada pula yang termasuk dalam kategori perubahan bentuk mufrodnya, dan disebut dengan
تكسير
mufrodnya). Di samping itu ada pula yang disebut dengan
غير سالم
(tidak selamat dari
(pecah, berubah dari bentuk
اسم الجمع
, yaitu kata yang
mengandung makna jamak akan tetapi tidak ada bentuk mufrad yang selapal dengannya, yang ada adalah bentuk mufrad yang tidak selapal. Model yang begini banyak didapat dalam bahasa Arab, antara lain ialah kata tidak selapal dengannya yaitu kata
ٌ ; َجيْشkata ini
memiliki bentuk mufrad yang
; ُج ْن ِديﱞselain dari itu adalah kata-kata ٌَشعْب
,
ٌقَبِ ْيلَة 11
,
قَ ْو ٌم
,
ٌ َر ْھط, َم ْع َش ٌر
, dan
selapal dengannya yaitu kata
ٌثُلﱠة
; semua kata-kata ini memiliki bentuk mufrad yang tidak
َرجُ ٌل
atau
ٌاِ ْم َرأَة
; dan contoh lain adalah kata
yang memiliki bentuk mufrad tidak selapal dengannya yaitu kata
نِ َسا ٌء
ٌ اِ ْم َرأَة.
Perubahan bentuk jamak mudzakkar salim tidak sekedar perubahan morfologis, tetapi sudah masuk di dalamnya perilaku sintaksis, karena penambahan huruf waw dan nun terkait dengan i’rab rafa, sedangkan penambahan huruf ya dan nun terkait dengan i’rab nashab dan jarr. Perubahan bentuk jamak muannats salim dan jamak taksir semata-mata perubahan morfologis. Perubahan bentuk jamak taksir adakalanya melalui proses penambahan, adakalanya melalui proses pengurangan, adakalanya melalui proses perubahan bunyi,
adakalanya
melalui proses penambahan dan perubahan bunyi, adakalanya melalui proses pengurangan dan perubahan bunyi, dan adakalanya melalui proses pengurangan, penambahan, dan perubahan bunyi. Perubahan bentuk jamak taksir dengan proses penambahan adalah seperti jamak dari kata
ص ْن ٌو ِ
menjadi
تُ َخ ٌم
اُسُ ٌد,
menjadi
ٌ ص ْن َو ان ِ
ْ ُت , dengan proses pengurangan seperti jamak dari ٌ خ َمة
, dengan proses perubahan bunyi seperti jamak dari kata
أَ َس ٌد
menjadi
dengan proses penambahan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata
menjadi
ِر َجا ٌل
َرجُ ٌل
, dengan proses pengurangan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata
َر ُس ْو ٌلmenjadi ُر ُس ٌل
dan dengan proses pengurangan, penambahan, dan perubahan
bunyi seperti jamak dari kata
ُغالَ ٌم
menjadi
ٌ ِغ ْل َم. ان
12
Jamak taksir menurut Al-Ghalayaini (1990 : 31), ada yang mengandung makna qalil (sedikit) yaitu dari tiga sampai sepuluh, yang disebut dengan jamak qillah. Jamak taksir model begini ada empat bentuk, yaitu :
. أذرع، أنفس: seperti , اَ ْف ُع ٌل.1 أثواب، أجداد: seperti , اَ ْف َعا ٌل.2
.
.
أطعمة، أعمدة: seperti , ٌ أَ ْف ِعلَة.3 .
فتية، صبية: seperti , ٌ فِ ْعلَة.4
Ada juga jamak taksir yang mengandung makna katsrah (banyak), yaitu dari tiga sampai tak terhingga, dan disebut dengan jamak katsrah. Jamak taksir model begini ada enam belas bentuk, yaitu :
عمد،كتب
seperti
, فُ ُع ٌل.2
عور، حمر:
seperti
, فُع ٌل.1
حجج، قطع: seperti , فِ َع ٌل.4
حجج، غرف: seperti , فُ َع ٌل.3
بررة، سحرة: seperti , ٌ فَ َعلَة.6
ھداة من ھدية: seperti , ٌ فُ َعلَة.5
دببة، درجة: seperti , ٌ فِ َعلَة.8
قتلى، مرضى: seperti , فَ ْعلَى.7
قوام، كتاب: seperti , فُ َعا ٌل.10
سجد، ركع: seperti , فُ ﱠع ٌل.9
نمور، قلوب: seperti , فُعُو ٌل.12
صعاب ِ ، جبال: seperti , فِ َعا ٌل.11
13
حمالن، قضبان: seperti , ُ فُ ْعالَن.14 أشداء، أنبياء:
seperti
, أَ ْف ِعالَ ُء.16
غربان، غلمان: seperti , ُ فِ ْعالَن.13 علماء،كرماء
seperti
, فُ َعالَ ُء.15
Di samping itu ada lagi jamak taksir yang menunjukkan makna katsrah yang disebut dengan
صيغ منتھى الجموع
, yaitu setiap jamak taksir yang sesudah alif jamak
taksir terdapat dua huruf, atau tiga huruf yang di tengahnya ada huruf mati. Jamak model ini ada sembilan belas bentuk, yaitu :
دنانير: seperti , فَ َعالِ ْي ُل.2
دراھم: seperti , فَ َعالِ ُل.1
أساليب: seperti , اع ْي ُل ِ َ أَف.4
أنامل: seperti , اع ُل ِ َ أَف.3
تقاسيم: seperti , اع ْي ُل ِ َ تَف.6
تجارب: seperti , اع ُل ِ َ تَف.5
مصابيح: seperti , اع ْي ُل ِ َ َمف.8
مساجد: seperti , اع ُل ِ َ َمف.7
ينابيع: seperti , اع ْي ُل ِ َ يَف.10
يحامد: seperti , اع ُل ِ َ يَف.9
قوارير: seperti , فَ َوا ِع ْي ُل.12
خواتم: seperti , اع ُل ِ فَ َو.11
دياجير: seperti , فَيَا ِع ْي ُل.14
ھياز: seperti , اع ُل ِ َ فَي.13
عذارى: seperti , فَ َعالَى.16
صحائف: seperti , فَ َعائِ ُل.15
سكارى: seperti , فُ َعالَى.18
تراق: seperti , فُ َعالِى.17 كراسي: seperti , فَ َعالِ ﱡي.19
14
2.4. Jamak taksir menurut tinjauan sintaksis Sintaksis menurut Ramlan (2001 : 18) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam bahasa Arab disebut ilmu al-Nahw atau al-I’rab, yang didefînisikan oleh al-Ghalayaini sebagai ilmu yang mempelajari hal-ihwal kata-kata Arab dari segi i’rab dan bina, sehingga diketahui hukum apa yang harus diberikan pada ujung kata itu, apakah rafa’, nashab, jarr, jazm, atau tetap dalam satu keadaan setelah berada pada kalimat, lebih lanjut dia berkata :
أى من حيث ما.علم بأصول تعرف بھا أحوال الكلمات العربية من حيث اإلعراب والبناء أو، فبه نعرف ما يجب عليه أن يكون آخر الكلمة من رفع.يعرض لھا في حال تركيبھا . أو لزوم حالة واحدة بعد انتظامھا في الجملة، أو جزم، أو جر،نصب Adapun Hassan berbeda kajiannya tentang nahwu, dia mengkaji nahwu dari segi nizham nahwy yang melahirkan lima kelompok kajian; yaitu kajian makna nahwu secara umum yang disebut dengan makna kalimat, kajian makna nahwu secara khusus atau makna kata demi kata, kajian hubungan antara makna umum dan makna khusus, kajian fonem dan morfem, dan kajian kontrastif antara satu dengan yang lain, lebih lanjut dia berkata :
طائفة من المعانى النحوية العامة التي يسمونھا معانى الجمل أو األساليب
.1
مجموعة من المعانى النحوية الخاصة أو معانى األبواب المفردة كالفاعلية والمفعولية
.2
.واإلضافة الخ مجموعة من العالقات التى تربط بين المعانى الخاصة حتى تكون صالحة عند تركيبھا
.3
.لبيان المراد منھا
15
لعلم النحو من قرائن صوتية أو صرفية،ما يقدمه علما الصوتيات والصرف
.4
كالحركات والحروف ومبانى التقسيم ومبانى التصريف وما اصطلحنا من قبل على .تسميته مبانى القرائن اللفظية .القيم الخالفية أو المقابالت بين أحد أفراد كل عنصر مما سبق وبين بقية أفراده
.5
Ilmu al-Nahw merupakan salah satu aspek fundamental dalam bahasa Arab. Ilmu al-Nahw bukan saja mempelajari i’rab dan problematikanya, tetapi juga menyinggung masalah-masalah lain yang penting seperti kedudukan kata dalam kalimat, hubungan intern antara unit-unit morfem yang membentuk kalimat, dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan tata kalimat. Salah satu ciri khas bahasa Arab yang tidak ditemui pada bahasa-bahasa lainnya adalah al-I’rab yang sering didefînisikan sebagai perubahan akhir kata karena perubahan fungsi sintaksisnya di dalam kalimat. Dalam buku-buku Nahwu klasik seperti al-Ajrumiyyah, perubahan fungsi sintaksis tersebut diakibatkan oleh adanya faktor-faktor tertentu baik yang eksplisit ataupun implisit .
العوامل الداخلة عليھا لفظا أو
تقديرا Jamak taksir dalam kajian ilmu al-Nahw adalah kedudukan jamak taksir itu dalam
jumlah (kalimat); apakah ia berkedudukan marfu’, manshub, atau majrur ? dan apakah tanda-tanda semua itu Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih dan berkedudukan rafa’, maka tanda rafa’nya adalah dhammah zhahirah (ُ ). Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda rafa’nya adalah dhammah muqaddarah.
16
Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih, dan berkedudukan nashab, maka tanda nashabnya adalah fathah zhahirah (َ ). Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda nashabnya adalah fathah muqaddarah. Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih, dan berkedudukan jarr, maka tanda jarrnya adalah kasrah zhahirah ( ِ). Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda jarrnya adalah kasrah muqaddarah. Adapun bentuk-bentuk Muntaha al-Jumu’, maka apabila berkedududukan Jarr, tanda jarrnya adalah fathah, baik zhahirah atau muqaddarah. 1. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
أَ ْف ُع ٌل
:
(85 : 2 ،ثُ ﱠم أَ ْنتُ ْم ھ ُؤالَ ِء تَ ْقتُلُ ْونَ أَ ْنفُ َس ُك ْم … )البقرة (179 : 7 ،ْصر ُْونَ ِبھَا … )األعراف ِ … َولَھُ ْم أَ ْعي ٌُن الَ يُب ُ فَإ ِ َذا ا ْن َسلَ َخ األَ ْشھُ ُر ْال ُح ُر ُم فَا ْقتُلُوا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َحي (5 : 9 ،ْث َو َج ْدتُ ُموھُ ْم … ) التوبة (31 : 24 ،… َوالَ يَضْ ِر ْبنَ بِاَرْ ُجلِ ِھ ﱠن لِيُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِ ْينَ ِم ْن ِز ْينَتِ ِھ ﱠن … )النور ْ … فَ َكفَ َر (112 : 16 ،ف … )النحل َ َت بِا َ ْنع ُِم ﷲ فَا َ َذاقَھَا ﷲُ لِب ِ ع َو ْال َخ ْو ِ اس ْالج ُْو 2. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
أَ ْف َعا ٌل
:
(44 : 7 ،ار … )األعراف َ َونَادَى أَصْ َحابُ ْال َجنﱠ ِة أَصْ َح ِ اب النﱠ (192 : 3 ،ار )آل عمران َ … َو َما لِلظﱠالِ ِم ْينَ ِم ْن أَ ْن ٍ ص (36 : 36 ،ق األَ ْز َوا َج ُكلﱠھَا … )يس َ َُس ْب َحانَ الﱠ ِذيْ َخل (25 : 2 ،ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِھَا األَ ْنھَا ُر … )البقرة ٍ … أَ ﱠن لَھُ ْم َجنﱠا
17
ط ْ … َو َم ْن يَرْ تَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِد ْي ِن ِه فَيَ ُم ْ ك َح ِب َ ت أَ ْع َمالُھُ ْم…)البقرة: 2، ت َوھُ َو َكافِ ٌر فَاُول ِئ َ (217 :أَ ْف ِعلَةٌ
3. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ص ُ ب أَ ﱠن لَھُ ُم ْال ُح ْسنَى … )النحل(62 : 16 ، ف أَ ْل ِسنَتُھُ ُم ْال َك ِذ َ … َوتَ ِ َواِ ْن نَ َكثُ ْوا أَ ْي َمانَھ ُْم ِم ْن بَ ْع ِد َع ْھ ِد ِھ ْم َو َ ط َعنُ ْوا فِ ْي ِد ْي ِن ُك ْم فَقَاتِلُ ْوا أَئِ ﱠمةَ ْال ُك ْف ِر … )التوبة9 ، (12 : … َربﱠنَا لِيُ ِق ْي ُموا ال ﱠ اس تَھ ِْويْ اِلَ ْي ِھ ْم … ) ابراھيم(37 : 14 ، صالَةَ فَاجْ َعلْ أَ ْفئِ َدةً ِمنَ النﱠ ِ … َو ﱠد الّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا لَوْ تَ ْغفُلُوْ نَ ع َْن أَ ْسلِ َحتِ ُك ْم َوأَ ْم ِت َع ِت ُك ْم فَيَ ِم ْيلُوْ نَ َعلَ ْي ُك ْم …)النساء: 4، (102 :
فِ ْعلَةٌ
4. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ك َك ْيدًا … )يوسف(5 : 12 ، ي الَ تَ ْق ُ ك َعلَى اِ ْخ َوتِكَ فَيَ ِك ْي ُد ْوا لَ َ صصْ ر ُْؤيَا َ قَا َل يَا بُنَ ﱠ ْف … )الكھف(10 : 18 ، إِ ْذ أَ َوى ا ْلفِ ْتيَةُ إِلَى ْال َكھ ِ
:
فُ ْع ٌل
5. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ي فَھُ ْم الَ يَرْ ِجع ُْونَ )البقرة(18 : 2 ، ُ ص ﱞم بُ ْك ٌم ُع ْم ٌ :
فُ ُع ٌل
6. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
فِ ْيھَا ُكتُبٌ قَ ﱢي َمةٌ )البينة(3 : 98 ، ك َو َج َع ْلنَا لَھ ُْم اَ ْز َواجًا َو ُذرﱢ يﱠةً … )الرعد(38 : 13 ، َولَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسالً ِم ْن قَ ْب ِل َ 18
ك ُذلُالً … )النحل(69 : 16 ، … فَا ْسلُ ِك ْي ُسب َُل َربﱢ ِ ُف ُم َك ﱠر َم ٍة ) عبس(13 : 80 ، فِ ْي ُ صح ٍ من لِبُي ُْو ِت ِھ ْم ُسقُفًا ِم ْن ِف ﱠ ض ٍة … )الزخرف(33 : 43 ، … لَ َج َع ْلنَا لِ َم ْن يَ ْكفُ ُر بِالرﱠحْ ِ :
فُ َع ٌل
7. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ف ِم ْن فَ ْوقِھَا ُغ َر ٌ … لَھُ ْم ُغ َر ٌ ف َم ْب ِنيﱠةٌ … )الزمر(20 : 39 ، ص َو َر ُك ْم … )المؤمن(64 : 40 ، ص ﱠو َر ُك ْم فَاَحْ َسنَ ُ … َو َ | لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا إِلَى اُ َم ٍم ِم ْن قَ ْبلِكَ فَ َزيﱠنَ لَھُ ُم ال ﱠش ْي َ ط ُ ان اَ ْع َمالَھُ ْم … )النحل(63 : 16 ، تَا ِ ك ْالقُ َرى نَقُصﱡ َعلَ ْيكَ ِم ْن أَ ْنبَا ِئھَا … )األعراف(101 : 7 ، تِ ْل َ :
فِ َع ٌل
8. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
او َر ٌ ض ِق َ ات … )الرعد(4 : 13 ، ط ٌع ُمتَ َج ِ َوفِي األَرْ ِ … َوأَ ْسبَ َغ َعلَ ْي ُك ْم ِن َع َمهُ َ ظا ِھ َرةٌ َوبَا ِطنَةً … )لقمان(20 : 31 ، ص ِم ْال َك َوافِ ِر … )الممتحنة(10 : 60 ، … َوالَ تُ ْم ِس ُك ْوا بِ ِع َ … َو َج َع َل أَ ْھلَھَا ِشيَعًا … )القصص(4 : 28 ، :
فُ َعلَةٌ
9. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini. :
فَ َعلَةٌ
10. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ك ھُ ُم ْال َكفَ َرةُ ْالفَ َج َرةُ )عبس(42 : 80 ، اُولئِ َ َو َجا َء ال ﱠس َح َرةُ فِرْ ع َْونَ … )األعراف(113 : 7 ، 19
ق ِعبَا ِد ِه َويُرْ ِس ُل َعلَ ْي ُك ْم َحفَ َ ظةً … )األنعام(61 : 6 ، َوھُ َو ْالقَا ِھ ُر فَ ْو َ ِك َر ٍام بَ َر َر ٍة )عبس(16 : 80 ، فَ ْعلَى
:
11. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ضى … )النساء(43 : 4 ، … َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َمرْ َ صاصُ فِي ْالقَ ْتلَى … )البقرة(178 : 2 ، ب َعلَ ْي ُك ُم ْالقِ َ يَا أَ ﱡيھَا الﱠ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا ُكتِ َ ك يُحْ يِى ﷲُ ْال َم ْوتَى … )البقرة(73 : 2 ، … َكذلِ َ :
فِ َعلَةٌ
12. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
اسئِ ْينَ )البقرة(65 : 2 ، … فَقُ ْلنَا لَھُ ْم ُكوْ نُوْ ا قِ َر َدةً َخ ِ :
فُ ﱠع ٌل
13. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… أَ ْن َ ي لِلطﱠائِ ِف ْينَ َو ْال َعا ِكفِ ْينَ َوالرﱡ ﱠك ِع ال ﱡسج ُْو ِد )البقرة(125 : 2 ، طھﱢ َرا بَ ْيتِ َ اب ُس ﱠج ًدا … )البقرة(58 : 2 ، … َوا ْد ُخلُوا ْالبَ َ :
فُعﱠا ٌل
14. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
َوإِ ﱠن ْالفُجﱠا َر لَفِ ْي َج ِحي ٍْم )اإلنفطار(14: 82 ، ار )الرعد(42 : 13 ، … َو َسيَ ْعلَ ُم ْال ُكفﱠا ُر لِ َم ْن ُع ْقبَى ال ﱠد ِ َوالَ تَأْ ُكلُ ْوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل َوتُ ْدلُ ْوا بِھَا إِلَى ْال ُح ﱠك ِام … )البقرة(188 : 2 ، :
فِ َعا ٌل
15. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… فِ ْي ِه ِر َجا ٌل يُ ِحب ْﱡونَ أَ ْن يَتَ َ طھﱠر ُْوا … )التوبة(108 : 9 ، … أَ ْن َ ك فِ ْي َما َكانُ ْوا فِ ْي ِه يَ ْختَلِفُ ْونَ )الزمر(46 : 39 ، ت تَحْ ُك ُم بَ ْينَ ِعبَا ِد َ 20
قَا َل لَقَ ْد َ اج ِه … )ص(24 : 38 ، ك ِب ُسؤَا ِل نَ ْع َجتِ َ ظلَ َم َ ك اِلَى ِن َع ِ َوتَ ِس ْي ُر ْال ِجبَا ُل َس ْيرًا )الطور(10 : 52 ، ﷲُ الّ ِذيْ يُرْ ِس ُل الرﱢ يَا َح … )الروم(48 : 30 ، :
فُع ُْو ٌل
16. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
يَ ْو َم تَ ْبيَضﱡ ُوج ُْوهٌ َوتَ ْس َو ﱡد ُوج ُْوهٌ … )آل عمران(106 : 3 ، … فَتُ ْك َوى ِبھَا ِجبَاھُھُ ْم َو ُجنُ ْوبُھُ ْم َو ُ ظھ ُْو ُرھُ ْم … )التوبة(35 : 9 ، َوﷲُ أَ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن بُطُ ْو ِن أُ ﱠمھَا ِت ُك ْم الَ تَ ْعلَ ُم ْونَ َش ْيئًا … )النحل(78 : 16 ، َربﱠنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذ ھَ َد ْيتَنَا … )آل عمران(8 : 3 ، … َو ْال َحافِظُ ْونَ لِ ُحد ُْو ِد ﷲِ … )التوبة(112 : 9 ، :
ِف ْعالَ ٌن
17. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ف َعلَ ْي ِھ ْم ِغ ْل َم ٌ َويَطُ ْو ُ ان لَھُ ْم َكأَنﱠھُ ْم لُ ْؤلُ ٌؤ َم ْكنُ ْو ٌن )الطور(24 : 52 ، فَ َك ْيفَ تَتﱠقُ ْونَ إِ ْن َكفَرْ تُ ْم يَ ْو ًما يَجْ َع ُل ْال ِو ْلدَانَ ِش ْيبًا )المزمل(17 : 73 ، ضا َعتَھُ ْم فِ ْي ِر َحا ِل ِھ ْم … )يوسف(62 : 12 ، َوقَا َل لِفِ ْتيَانِ ِه اجْ َعلُ ْوا بِ َ اطي ِْن … )اإلسراء(27 : 17 ، إِ ﱠن ْال ُمبَ ﱢذ ِر ْينَ َكانُوْ ا إِ ْخ َوانَ ال ﱠشيَ ِ ت إِ ْذ تَأْتِ ْي ِھ ْم ِح ْيتَانُھُ ْم يَ ْو َم َس ْب ِت ِھ ْم … )األعراف(163 : 7 ، … إِ ْذ يَ ْغد ُْونَ فِي ال ﱠس ْب ِ :
فُ ْعالَ ٌن
18. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… إِ ﱠن َكثِ ْيرًا ِمنَ األَحْ بَار َوالرﱡ ْھبَ ِ ْ اط ِل … )التوبة: 9 ، اس بِ ْالبَ ِ ان لَيَأ ُكلُ ْونَ أَ ْم َوا َل النﱠ ِ ِ (34 21
:
فُ َعالَ ُء
19. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… َوالَ يَأْبَى ال ﱡشھَدَا ُء إِ َذا َما ُد ُع ْوا … )البقرة(282 : 2 ، … َوقَا َل ُش َر َكا ُؤھُ ْم َما ُك ْنتُ ْم اِيﱠانَا تَعْ بُد ُْونَ )يونس(28 : 10 ، … فَقَا َل الضﱡ َعفَا ُء لِلﱠ ِذ ْينَ ا ْستَ ْكبَر ُْو إِنﱠا ُكنﱠا لَ ُك ْم تَبَعًا … )ابراھيم(21 : 14 ، … أَ ْنتُ ُم ْالفُقَ َرا ُء اِلَى ﷲِ … )فاطر(15 : 35 ، اس َما َوالﱠھُ ْم ع َْن قِ ْبلَ ِت ِھ ُم الﱠتِ ْي َكانُ ْوا َعلَ ْيھَا … )البقرة: 2 ، َسيَقُ ْو ُل ال ﱡسفَھَا ُء ِمنَ النﱠ ِ (142 أَ ْف ِعالَ ُء
:
20. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… َو َما َج َع َل أَ ْد ِعيَا َء ُك ْم أَ ْبنَا َء ُك ْم … )األحزاب(4 : 33 ، ار … )الفتح(29 : 48 ، ُم َح ﱠم ٌد َرس ُْو ُل ﷲِ َوالﱠ ِذ ْينَ َم َعهُ أَ ِش ﱠدا ُء َعلَى ْال ُكفﱠ ِ ْض … )األنعام(128 : 6 ، س َربﱠنَا ا ْستَ ْمتَ َع َبعْ ُ … َوقَا َل أَ ْولِيَا ُؤھُ ْم ِمنَ ا ِإل ْن ِ ضنَا ِببَع ٍ ك َوھُ ْم أَ ْغنِيَا ُء … )التوبة(93 : 9 ، إِنﱠ َما ال ﱠس ِب ْي ُل َعلَى الّ ِذ ْينَ يَ ْستَأْ ِذنُ ْونَ َ :
فَ َعالِ ُل
21. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
َمثَ ُل الﱠ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ أَ ْم َوالَھُ ْم فِ ْي َس ِبي ِْل ﷲِ َك َمثَ ِل َحبﱠ ٍة أَ ْنبَتَ ْ ت َس ْب َع َسنَابِ َل … )البقرة: 2 ، (261 فَأَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِھ ُم ﱡ الط ْوفَانَ َو ْال َج َرا َد َو ْالقُ ﱠم َل َوال ﱠ ضفَا ِد َع … )األعراف(133 : 7 ، ي َوأَيﱠا ًما آ ِم ِن ْينَ )سبأ(18 : 34 ، … ِس ْير ُْوا فِ ْيھَا لَيَالِ َ َوأَ ْن َز َل الﱠ ِذ ْينَ َ ص ْي ِھ ْم … )األحزاب(26 : 33 ، ب ِم ْن َ صيَا ِ ظاھَر ُْوھُ ْم ِم ْن أَ ْھ ِل ا ْل ِكتَا ِ 22
:
فَ َعالِ ْي ُل
22. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ت ِمنَ النﱢ َسا ِء َو ْالبَ ِن ْينَ َو ْالقَنَا ِطي ِْر ْال ُمقَ ْن َ ط َر ِة … )آل عمران3 ، اس حُبﱡ ال ﱠشھَ َوا ِ ُزيﱢنَ لِلنﱠ ِ (14 : ْس اطي َ … قُلْ َم ْن أَ ْن َز َل ْال ِكتَ َ اس تَجْ َعلُ ْونَهُ قَ َر ِ اب الﱠ ِذيْ َجا َء ِب ِه ُم ْو َسى نُ ْورًا َوھُدًى لِلنﱠ ِ … )األنعام(91 : 6 ، اء ْال ُم ْؤ ِم ِن ْينَ يُ ْد ِن ْينَ َعلَ ْي ِھ ﱠن ِم ْن َجالَبِ ْيبِ ِھ ﱠن … ك َوبَنَاتِ َ اج َ ك َو ِن َس ِ يَا أَ ﱡيھَا النﱠ ِب ﱡي قُلْ ألَ ْز َو ِ )األحزاب(59 : 33 ، … َو َج َع َل لَ ُك ْم َس َرا ِب ْي َل تَ ِق ْي ُك ُم ْال َح ﱠر َو َس َرابِ ْي َل تَقِ ْي ُك ْم بَأْ َس ُك ْم … )النحل(81 : 16 ، :
اع ُل أَفَ ِ
23. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ب … )الكھف(31 : 18 ، او َر ِم ْن َذھَ ٍ … يُ َحلﱠ ْونَ فِ ْيھَا ِم ْن أَ َس ِ :
اعيْل أَفَ ِ
24. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
س ِم ْن َم ِعي ٍْن ) الواقعة(18 : 56 ، ار ْي َ بِأ َ ْك َوا ٍ ق َو َكاْ ٍ ب َوأَبَ ِ ضھ ُْم بَ ْعضًا َو َج َع ْلنَاھُ ْم أَ َحا ِدي َ ْث … … ُكلﱠ َما َجا َء أُ ﱠمةً َرس ُْولُھَا َك ﱠذب ُْوهُ فَا َ ْتبَ ْعنَا بَ ْع َ )المؤمنون23، اط ْي ُر األَ ﱠولِ ْينَ )األنعام(25 : 6 ، … يَقُ ْو ُل الﱠ ِذ ْينَ َكفَر ُْوا إِ ْن ھ َذا إِالﱠ أَ َس ِ :
اع ُل تَفَ ِ
25. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ب )الطارق(7 : 86 ، ب َوالتﱠ َرائِ ِ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بَي ِْن الصﱡ ْل ِ ي )القيامة(26 : 75 ، َكالﱠ إِ َذا بَلَ َغ ِ ت التﱠ َراقِ َ 23
:
اع ْي ُل تَفَ ِ
26. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… َما ھ ِذ ِه التﱠ َماثِ ْي ُل الﱠتِ ْي أَ ْنتُ ْم لَھَا عَا ِكفُ ْونَ )األنبياء(52 : 21 ، :
َمفَا ِع ُل
27. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
َوإِ ْذ َغد َْو َ ال … )آل عمران(121 : 3 ، ك تُبَ ﱢو ُ ت ِم ْن أَ ْھلِ َ ئ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َمقَا ِع َد لِ ْلقِتَ ِ أَفَلَ ْم يَ ْھ ِد لَھُ ْم َك ْم أَ ْھلَ ْكنَا قَ ْبلَھُ ْم ِمنَ ْالقُر ُْو ِن َي ْم ُش ْونَ ِف ْي َم َسا ِكنِ ِھ ْم … )طه(128 : 20 ، ْض لَھُ ﱢد َم ْ صلَ َو ٌ ات َو َم َسا ِج ُد ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َو َ ت َ اس بَ ْع َ … َولَ ْوالَ َد ْف ُع ﷲِ النﱠ َ ضھُ ْم بِبَع ٍ ي ُْذ َك ُر فِ ْيھَا ا ْس ُم ﷲِ َك ِث ْيرًا … )الحج(40 : 22 ، … َوآتَ ْينَاهُ ِمنَ ْال ُكنُوْ ِز َما إِ ﱠن َمفَاتِ َحهُ لَتَنُوْ أُ بِ ْالعُصْ بَ ِة … )القصص(76 : 28 ، لِيَ ْشھَد ُْوا َمنَافِ َع لَھُ ْم … )الحج(28 : 22 ، اع ْي ُل َمفَ ِ
:
28. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
أَ ﱠما ال ﱠسفِ ْينَةُ فَ َكانَ ْ ت لِ َم َسا ِك ْينَ يَ ْع َملُ ْونَ فِي ْالبَحْ ِر … )الكھف(79 : 18 ، َولَ ْو أَ ْلقَى َم َعا ِذ ْي َرهُ )القيامة(15 : 75 ، صا ِب ْي َح … )فصلت(12 : 41 ، … َو َزيﱠنﱠا ال ﱠس َما َء ال ﱡد ْنيَا ِب َم َ ْب … )سبأ(13 : 34 ، اري َ يَ ْع َملُوْ نَ لَهُ َما يَ َشا ُء ِم ْن َم َح ِ فَأ َ ﱠما َم ْن ثَقُلَ ْ از ْينُهُ )القارعة(6 : 101 ، ت َم َو ِ :
اع ُل يَفَ ِ
29. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini. :
24
اع ْي ُل يَفَ ِ
30. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ض … ) الزمر(21 : 39 ، أَلَ ْم تَ َر أَ ﱠن ﷲ أَ ْن َز َل ِمنَ ال ﱠس َما ِء َما ًء فَ َسلَ َكهُ يَنَابِ ْي َع ِفي األَرْ ِ فَ َوا ِع ُل
:
31. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
َوإِ َذا ا ْل َك َوا ِكبُ ا ْنتَثَ َر ْ ت )اإلنفطار(2 : 82 ، … لَ ُك ْم فِ ْيھَا فَ َوا ِكهُ َكثِ ْي َرةٌ … )المؤمنون(19 : 23 ، ظھَ َر ِم ْنھَا َو َما بَ َ ش َما َ طنَ … )األنعام(151 : 6 ، اح َ … َوالَ تَ ْق َربُوا ْالفَ َو ِ … َويُرْ ِس ُل ال ﱠ ُصيْبُ ِبھَا َم ْن يَ َشا ُء … )الرعد(13 : 13 ، اع َ ق فَي ِ ص َو ِ يُ ْع َر ُ ص ْي َواألَ ْقد َِام )الرحمن(41 : 55 ، ف ْال ُمجْ ِر ُم ْونَ بِ ِس ْي َماھُ ْم فَي ُْؤ َخ ُذ بِالنﱠ َوا ِ اع ْي ُل فَ َو ِ
:
32. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ب َكان ْ َويُ َ طافُ َعلَ ْي ِھ ْم بِآنِيَ ٍة ِم ْن فِ ﱠ ار ْي َرا )اإلنسان(15 : 76 ، ض ٍة َوأَ ْك َوا ٍ َت قَ َو ِ :
اع ُل فَيَ ِ
33. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.
اع ْي ُل فَيَ ِ
:
34. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
س َو ْال ِجنﱢ … )األنعام(112 : 6 ، َو َكذلِ َ ك َج َع ْلنَا ِل ُك ﱢل نَ ِب ﱟي َع ُد ًّوا َشيَ ِ اط ْينَ ِ اإل ْن ِ :
فَ َعائِ ُل
35. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ثُ ﱠم آل ِتيَنﱠھُ ْم ِم ْن بَي ِْن أَ ْي ِد ْي ِھ ْم َو ِم ْن خ َْلفِ ِھ ْم َو َع ْم أَ ْي َمانِ ِھ ْم َوع َْن َش َمائِلِ ِھ ْم … )األعراف(17 : 7 ، ك َو َم ْن يُ َع ﱢ ظ ْم َش َعائِ َر ﷲِ فَإِنﱠھَا ِم ْن تَ ْق َوى ْالقُلُ ْوبُ )الحج(32 : 22 ، ذ لِ َ … َوي ُِحلﱡ لَھُ ُم الطﱠ ﱢيبَ ُ ات َويُ َح ﱢر ُم َعلَ ْي ِھ ُم ْال َخبَا ِئ َ ث … )األعراف(157 : 7 ،
25
ي َوالَ ْالقَالَئِ َد … يَا أَ ﱡيھَا الﱠ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا الَ تُ ِح ﱡل ْوا َش َعائِ َر ﷲِ َوالَ ال ﱠشھ َْر ْال َح َرا َم َوالَ ْالھَ ْد َ )المائدة(2 : 5 ، :
فَ َعالَى
36. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
َوآتُوا ْاليَتَا َمى أَ ْم َوالَھُ ْم َوالَ تَتَبَ ﱠدلُوا ْال َخبِي َ ب )النساء(2 : 4 ، ْث بِالطﱠيّ ِ إِنﱠا آ َمنﱠا بِ َربﱢنَا لِيَ ْغفِ َر لَنَا َخ َ طايَانَا … )طه(73 : 20 ، )(tidak ada
فُ َعالِي
37. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
:
فُ َعالَى
38. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
… َوإِ ْن يَأْتُوْ ُك ْم أُ َسا َرى تُفَا ُدوْ ھُ ْم … )البقرة(85 : 2 ، :
فَ َعالِ ﱡي
39. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
ي َكثِ ْيرًا )الفرقان(49 : 25 ، اس ﱠ ي ِب ِه بَ ْل َدةً َم ْيتًا َونُ ْس ِقيَهُ ِم ﱠما َخلَ ْقنَا أَ ْن َعا ًما َوأَنَ ِ لِنُحْ ِي َ ي َواِ ْن ھُ ْم ِإالﱠ يَ ُ ظ ﱡن ْونَ )البقرة(78 : 2 ، َو ِم ْنھُ ْم أُ ﱢمي ْﱡونَ الَ يَ ْعلَ ُم ْونَ ْال ِكبَ َ اب إِالﱠ أَ َما ِن ﱠ َو َز َرابِ ﱡي َم ْبثُ ْوثَةٌ )الغاشية(16 : 88 ،
26
BAB III PERILAKU SINTAKSIS JAMAK TAKSIR DALAM ALQURAN
3.1. I’rab jamak taksir dalam Alquran. Jamak taksir dalam bahasa Arab memiliki i’rab sesuai dengan jabatannya dalam kalimat.
ْ َ أa’yunun pada ayat : Kata عي ٌُن (179
: 7 ،صر ُْونَ بِھَا … )األعراف ِ … َولَھُ ْم أَ ْعي ٌُن الَ يُ ْب
misalnya, memiliki i’rab rafa’, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai
mubtada muakhkhar, tanda rafa’nya adalah dhammah zhaahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang begini berlaku pula pada kata
(3 : 98 ،)البينة
, pada kata
(20 : 39 ، )الزمر (27 : 35
, pada kata
, pada kata
(4, pada kata ِر َجا ٌل (108 (19
, pada kata
ٌ ُغ َر ف
َ ِق ط ٌع
ُفَ َوا ِكه
dalam ayat
ٌفِ ْيھَا ُكتُبٌ قَيﱢ َمة
dalam ayat
ٌ ف ِم ْن فَ ْوقِھَا ُغ َر ٌ … لَھُ ْم ُغ َر … ٌف َم ْبنِيﱠة
dalam ayat
،ال ُج َد ٌد بِيْضٌ … )فاطر ِ َ… َو ِمنَ ْال ِجب
ُج َد ٌد
dalam ayat
dalam ayat
ٌُكتُب
ٌ او َر َ ِض ق : 13 ،ات … )الرعد ِ ط ٌع ُمتَ َج ِ َْوفِي األَر
َ َ… فِيْ ِه ِر َجا ٌل ي ُِح ﱡبوْ نَ أَ ْن يَت : 9 ،طھﱠرُوْ ا … )التوبة
dalam ayat
: 23 ،… لَ ُك ْم فِ ْيھَا فَ َوا ِكهُ َكثِيْ َرةٌ … )المؤمنون
. Kata رى َ ُ ْالقpada ayat
(101 : 7
،ك ِم ْن أَ ْنبَائِھَا … )األعراف َ ك ْالقُ َرى نَقُصﱡ َعلَ ْي َ تِ ْل
memiliki i’rab rafa’, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai mubtada,
tanda rafa’nya adalah dhammah muqaddarah, karena akhir katanya mu’tal.
27
Kata
األَ ْشھُ ُر
(5 : 9 ،فَإِ َذا ا ْن َسلَ َخ األَ ْشھُ ُر ْالحُ ُر ُم … ) التوبة
pada ayat
, memiliki
i’rab rafa’, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai fa’il, tanda rafa’nya adalah dhammah zhaahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang begini berlaku pula pada
ٌأَصْ َحاب
kata
kata ر ُ األَ ْنھَاdalam ayat , pada kata pada kata kata
أَ ْع َما ٌل
ٌأَ ْل ِسنَة
ُْالفِ ْتيَة
ُال ﱠس َح َرة
(44 : 7 ،َونَادَى أَصْ َحابُ ْال َجنﱠ ِة … )األعراف
dalam ayat
(25 : 2 ،ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِھَا األَ ْنھَا ُر … )البقرة ٍ … أَ ﱠن لَھُ ْم َجنﱠا
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
ْ ط َ ِك َحب (217 : 2 ،ت أَ ْع َمالُھُ ْم … )البقرة َ ِ… فَأُولـئ
dalam ayat (24 Kata
,
ُ ص (62 : 16 ،ب … )النحل َ ف أَ ْل ِسنَتُھُ ُم ْال َك ِذ ِ َ … َوت, pada
(10 : 18 ،ْف … )الكھف ِ إِ ْذ أَ َوى ْالفِ ْتيَةُ إِلَى ْال َكھ, , pada kata pada kata
ْال ُكفﱠا ُر
,pada kata
ٌ ِغ ْل َم ان
(113 : 7 ، َو َجا َء ال ﱠس َح َرةُ فِرْ عَوْ نَ … )األعراف,
(42 : 13،ار )الرعد ِ … َو َسيَ ْعلَ ُم ْال ُكفﱠا ُر لِ َم ْن ُع ْقبَى ال ﱠد
dalam ayat
, pada
ٌ ف َعلَ ْي ِھ ْم ِغ ْل َم ُ َويَطُ ْو : 52 ،ان لَھُ ْم … )الطور ٌأَ ْنفُس
pada ayat
(85 :2 ،ثُ ﱠم أَ ْنتُ ْم ھ ُؤالَ ِء تَ ْقتُلُ ْونَ أَ ْنفُ َس ُك ْم … )البقرة
,
memiliki i’rab nashab, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai maf’ul bih, tanda nashabnya adalah fathah zhahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang begini berlaku pula pada kata
(36 : 36 (102 kata
, pada kata
, pada kata
ٌاَ ْفئِ َدة
pada kata
األَ ْز َوا ُج
ٌاَئِ ﱠمة
dalam ayat
ٌظة َ ِغ ْل
ٌأَسْلِ َحة
dalam ayat
،ق األَ ْز َوا َج ُكلﱠھَا … )يس َ َسُ ْب َحانَ الﱠ ِذيْ َخل
dalam ayat
dalam ayat
: 4 ،… َو ْليَأْ ُخ ُذ ْوا أَسْلِ َحتَھُ ْم … )النساء
(12 : 9 ،ر … )التوبة ِ … فَقَاتِلُ ْوا أَئِ ﱠمةَ ْال ُك ْف, pada
(37 : 14 ،اس تَھ ِْويْ اِلَ ْي ِھ ْم … ) ابراھيم ِ … فَاجْ َعلْ أَ ْفئِ َدةً ِمنَ النﱠ,
dalam ayat
َ … َو ْليَ ِج ُد ْوا فِ ْي ُك ْم ِغ ْل, pada kata (123 : 9 ،ظةً … )التوبة 28
ٌِح ْليَة ُرسُ ٌل ُسبُ ٌل
(12 : 35 ،… َوتَسْتَ ْخ ِرج ُْونَ ِح ْليَةً تَ ْلبَس ُْونَھَا … )فاطر
dalam ayat
dalam ayat dalam ayat
dalam ayat
(38 : 13 ،ك … )الرعد َ َِولَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُرسُالً ِم ْن قَ ْبل
(69 : 16 ،ك ُذلُالً … )النحل ِ … فَا ْسلُ ِك ْي ُسبُ َل َربﱢ
(64 : 40 ،ص َو َر ُك ْم … )المؤمن ُ َص ﱠو َر ُك ْم فَاَحْ َسن َ … َو ْال َم ْوتَى
Kata
, pada kata
pada ayat
, pada kata
, pada kata
صُ َو ٌر
.
(73 : 2 ،ك يُحْ يِى ﷲُ ْال َم ْوتَى … )البقرة َ ِ… َكذل, memiliki
i’rab nashab, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai maf’ul bih, tanda nashabnya adalah fathah muqaddarah, karena akhir katanya mu’tal. Model yang begini berlaku pula pada kata pada kata
َ َخ طايَى
ْاليَتَا َمى
dalam ayat
dalam ayat (73
ٌ أَرْ ُجpada ayat Kata ل
(2 : 4 ،َوآتُوا ْاليَتَا َمى أَ ْم َوالَھُ ْم … )النساء
,
َ إِنﱠا آ َمنﱠا بِ َربﱢنَا لِيَ ْغفِ َر لَنَا َخ : 20 ،طايَانَا … )طه
(31 : 24 ،… َوالَ يَضْ ِر ْبنَ بِاَرْ ُجلِ ِھ ﱠن … )النور
, memiliki
i’rab jarr, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai majrur bi harfî jarr, tanda jarrnya adalah kasrah zhahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang begini berlaku pula pada kata kata
صا ٌر َ أَ ْن
kata
ٌاِ ْخ َوة
أَ ْنعُ ٌم
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
ْ … فَ َكفَ َر (112 : 16 ،ت بِا َ ْنع ُِم ﷲ … )النحل
(192 : 3 ،ار )آل عمران َ … َو َما ِللظﱠالِ ِم ْينَ ِم ْن أَ ْن ٍ ص
,
pada
, pada
(5 : 12 ،ك … )يوسف َ ِك َعلَى اِ ْخ َوت َ ي الَ تَ ْقصُصْ ر ُْؤيَا قَا َل يَا بُنَ ﱠ
ٌ صح ُف ُ
dalam ayat
(63 : 16 ،ك … )النحل َ ِ تَا|ِ لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا إِلَى اُ َم ٍم ِم ْن قَ ْبل, pada kata ص ٌم َ ِع
dalam ayat dalam ayat
dalam ayat
(13 : 80 ،ُف ُم َك ﱠر َم ٍة ) عبس ٍ ي صُح ْ ِف
أُ َم ٌم
, pada kata
(10 : 60 ،ص ِم ْال َك َوافِ ِر … )الممتحنة َ … َوالَ تُ ْم ِس ُك ْوا بِ ِع (188 : 2 ،ام … )البقرة ِ … َوتُ ْدلُ ْوا بِھَا إِلَى ْال ُح ﱠك
, pada kata
, pada kata
, pada kata
ْال ُح ﱠكا ُم ُاَلتﱠ َرائِب 29
dalam ayat dalam ayat
ْ (7 : 86 ،ب )الطارق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بَي ِْن ِ ِب َوالتﱠ َرائ ِ الصﱡل
, pada kata
َم َسا ِك ُن
(128 : 20 ،… َك ْم أَ ْھلَ ْكنَا قَ ْبلَھُ ْم ِمنَ ْالقُر ُْو ِن يَ ْم ُش ْونَ فِ ْي َم َسا ِكنِ ِھ ْم … )طه
ْ pada ayat Kata القَ ْتلَى
.
(178 : 2 ،صاصُ فِي ْالقَ ْتلَى … )البقرة َ ِب َعلَ ْي ُك ُم ْالق َ ِ… ُكت,
memiliki i’rab jarr, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai majrur bi harfî jarr, tanda jarrnya adalah kasrah muqaddarah, karena akhir katanya mu’tal. Model yang begini berlaku pula pada kata
ي ْ اص ِ النﱠ َو
(41 : 55
ص َ ٍ صيَا
, pada kata
dalam ayat dalam ayat
،ي َواألَ ْقد َِام )الرحمن ْ اص ِ … فَي ُْؤ َخ ُذ بِالنﱠ َو َ ََوأَ ْن َز َل الﱠ ِذ ْين ب ِم ْن ِ ظاھَر ُْوھُ ْم ِم ْن أَ ْھ ِل ْال ِكتَا
(26 : 33 ،ص ْي ِھ ْم … )األحزاب َ ِ صيَا Kata ل ُ ِ َسنَابpada ayat
ْ ََمثَ ُل الﱠ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ أَ ْم َوالَھُ ْم فِ ْي َسبِي ِْل ﷲِ َك َمثَ ِل َحبﱠ ٍة أَ ْنبَت ت َس ْب َع
(261 : 2 ،َسنَابِ َل …)البقرة
, memiliki i’rab jarr, sesuai dengan jabatannya dalam
kalimat sebagai majrur bi harfî jarr, tanda jarrnya adalah fathah, karena kata itu termasuk kategori shighah muntaha al-jumu’. Model yang begini berlaku pula pada kata dalam ayat
َم َسا ِكي ُْن (79
(31 : 18 ،ب … )الكھف ٍ َاو َر ِم ْن َذھ ِ … يُ َحلﱠ ْونَ فِ ْيھَا ِم ْن أَ َس
dalam ayat
, pada kata
, pada kata
, pada kata
ْ َأَ ﱠما السﱠفِ ْينَةُ فَ َكان : 18 ،ر … )الكھف ِ ْت لِ َم َسا ِك ْينَ يَ ْع َملُ ْونَ فِي ْالبَح
صابِ ْي ُح َ َم
ُاريْب ِ َم َح
او ُر ِ أَ َس
dalam ayat
41 ،صابِ ْي َح … )فصلت َ َو َزيﱠنﱠا ال ﱠس َما َء ال ﱡد ْنيَا بِ َم:12
dalam ayat (13 : 34 ،ْب … )سبأ َ اري ِ يَ ْع َملُوْ نَ لَهُ َما يَ َشا ُء ِم ْن َم َح.
Paparan di atas menunjukkan bahwa i’rab jamak taksir dalam Alquran sesuai dengan teori yang berlaku. Penulis tidak menemukan penyimpangan dalam hal i’rab. 3.2. Perilaku jenis kata jamak taksir dalam Alquran.
30
Jamak taksir dalam bahasa Arab mempunyai hukum-hukum tertentu.
ْ َ أa’yunun pada ayat : Kata عي ٌُن (179
misalnya, diberi hukum mufrad muannats, berdasar kepada dhamiir yang kembali
kepadanya yaitu ayat
بِھَا
. Perilaku sintaksis seperti ini berlaku pula pada kata ر ُ األَ ْنھَا
dalam
(25 : 2 ،ريْ ِم ْن تَحْ تِھَا األَ ْنھَا ُر … )البقرة ٍ … أَ ﱠن لَھُ ْم َجنﱠا, pada kata أَ ْع َما ٌل ِ ْت تَج
dalam ayat ayat
: 7 ،ْصر ُْونَ بِھَا … )األعراف ِ … َولَھُ ْم أَ ْعي ٌُن الَ يُب
ْ ط َ ِك َحب (217 : 2 ،ت أَ ْع َمالُھُ ْم … )البقرة َ ِ… فَاُولئ
. pada kata
ٌأَ ْل ِسنَة
dalam
ُ ص (62 : 16 ،ب أَ ﱠن لَھُ ُم ْال ُح ْسنَى … )النحل َ ف أَ ْل ِسنَتُھُ ُم ْال َك ِذ ِ َ … َوت, pada kata ْال ِجبَا ُل
dalam ayat (10
: 52 ،َوتَ ِس ْي ُر ْال ِجبَا ُل َس ْيرًا )الطور
, pada kata
(106 : 3 ،ُوهٌ … )آل عمران ْ ُوهٌ َوتَسْ َو ﱡد ُوج ْ تَبْيَضﱡ ُوج
ْ ُوج ٌُوه
ٌُجنُ ْوب
, pada kata
(35 : 9 ،… فَتُ ْك َوى بِھَا ِجبَاھُھُ ْم َو ُجنُ ْوبُھُ ْم َوظُھُ ْو ُرھُ ْم … )التوبة dalam ayat
(163 : 7 ،… إِ ْذ تَأْتِ ْي ِھ ْم ِح ْيتَانُھُ ْم يَ ْو َم َس ْبتِ ِھ ْم … )األعراف
dalam ayat
ازي ُْن ِ َم َو
ْ َفَأ َ ﱠما َم ْن ثَقُل (6 : 101 ،از ْينُهُ )القارعة ِ ت َم َو
ْ َوإِ َذا ْال َك َوا ِكبُ ا ْنتَثَ َر (2 : 82 ،ت )اإلنفطار
, pada kata
(52 : 21 ،… َما ھ ِذ ِه التﱠ َماثِ ْي ُل الﱠتِ ْي أَ ْنتُ ْم لَھَا عَا ِكفُ ْونَ )األنبياء Kata
األَ ْشھُ ُر
dalam ayat
يَ ْو َم
dalam ayat
, pada kata
ٌ َِح ْيت ان
, pada kata
َم َسا ِج ُد
ْ … لَھُ ﱢد َم ٌ صلَ َو (40 : 22) …ات َو َم َسا ِج ُد َ ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َو َ ت
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
, pada kata
, pada kata
التﱠ َماثِيْ ُل
ُْال َك َوا ِكب
dalam ayat
.
(5 : 9 ،فَا ِ َذا ا ْن َسلَ َخ األَ ْشه ًُ◌ ُر ْالحُ ُر ُم … )التوبة
diberi
hukum jamak mudzakkar. Hal itu terbukti dengan fî’il madhi yang dilakukannya yaitu
انسلخ
Perilaku sintaksis seperti ini terjadi pula pada kata
ُأَصْ َحاب
dalam ayat
31
dalam
ْالفِ ْتيَةُ
dalam ayat
ار … )األعراف(44 : 7 ، َونَادَى أَصْ َحابُ ْال َجنﱠ ِة أَصْ َح َ اب النﱠ ِ
, pada kata
ْف … )الكھف(10 : 18 ، السﱠ َح َرةُ , pada kataإِ ْذ أَ َوى ْالفِ ْتيَةُ إِلَى ْال َكھ ِ ْال ِخيَ َرةُ
dalam ayat
pada kata
ayat :
َ ,و َجا َء ال ﱠس َح َرةُ فِرْ ع َْونَ … )األعراف(113 : 7 ،
dalam
ْال ُكفﱠا ُر
dalam
ار )الرعد(42 : 13 ، ِر َجا ٌل َ … , pada kataو َسيَ ْعلَ ُم ْال ُكفﱠا ُر لِ َم ْن ُع ْقبَى ال ﱠد ِ
ayat
dalam
ان … , pada kataفِ ْي ِه ِر َجا ٌل يُ ِحب ْﱡونَ أَ ْن يَتَ َ ِغ ْل َم ٌ طھﱠر ُْوا … )التوبة(108 : 9 ،
ayat
dalam
ف َعلَ ْي ِھ ْم ِغ ْل َم ٌ َ , pada kataويَطُ ْو ُ ان لَھُ ْم … )الطور(24 : 52 ،
ayat
… َوالَ يَأْبَى ال ﱡشھَدَا ُء إِ َذا َما ُد ُعوْ ا … )البقرة(282 : 2 ،
ayat
… َوقَا َل ُش َر َكا ُؤھُ ْم َما ُك ْنتُ ْم اِيﱠانَا تَ ْعبُد ُْونَ )يونس(28 : 10 ،
ayat
dalam
pada kata
ال ﱡشھَدَا ُء ُش َر َكا ٌء
الضﱡ َعفَا ُء
ر ِھ ْم … )األحزاب(36 : 33 ، … أَ ْن يَ ُك ْونَ لَھُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ِم ْن اَ ْم ِ
, pada kata
, pada kata
… فَقَا َل الضﱡ َعفَا ُء لِلﱠ ِذ ْينَ ا ْستَ ْكبَر ُْو إِنﱠا ُكنﱠا لَ ُك ْم تَبَ ًعا … )ابراھيم(21 : 14 ، اس َما َوالﱠھُ ْم ع ْ َن قِ ْبلَتِ ِھ ُم … )البقرة، َسيَقُ ْو ُل ال ﱡسفَھَا ُء ِمنَ النﱠ ِ
dalam ayat
dalam ayatال ﱡ سفَھَا ُء pada kata
س َربﱠنَا ا ْستَ ْمتَ َع بَ ْعضُنَا dalam ayatأَ ْولِيَا ٌء … َوقَا َل أَ ْولِيَا ُؤھُ ْم ِمنَ ا ِإل ْن ِ
, pada kata
(142 : 2
ْض … )األنعام(128 : 6، بِبَع ٍ
BAB IV
32
TEMUAN PENELITIAN 4.1. Perilaku sintaksis jamak taksir dalam Alquran. Dari paparan di atas penulis menemukan 4 macam perilaku jamak taksir dalam Alquran dari segi jenis kata, yaitu : a.
Kata
اَألَ ْشھُ ُر
pada ayat
فَإ ِ َذا ا ْن َسلَ َخ األَ ْشھُ ُر ْالحُ ُر ُم
diberi hukum mudzakkar, padahal
menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang diberi hukum satu muannats. b.
Kata
َ ِق ط ٌع
pada ayat
ٌ او َر َ ِض ق ات ِ ط ٌع ُمتَ َج ِ َْوفِي األَر
diberi hukum jamak muannats
salim, padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang diberi hukum satu muannats. c.
Kata
ٌقِ َر َدة
pada ayat
ََاشئِ ْين ِ ُك ْونُ ْوا ِق َر َدةً خ
diberi hukum jamak mudzakkar salim,
padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang diberi hukum satu muannats. d.
Kata ي اس ﱡ ِ َ أَنpada ayat
ي َكثِيْرًا اس ﱠ ِ ََونُسْقِيَهُ ِم ﱠما َخلَ ْقنَا أَ ْن َعا ًما َوأَن
diberi hukum mufrad
mudzakkar, padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak berakal yang diberi hukum jamak mudzakkar salim. e.
Perilaku sintaksis jamak taksir di dalam Alquran merupakan bagian dari kemukjizatan Alquran.
4.2. Implikasi Temuan terhadap Pengajaran Nahwu
33
Secara substansial pengajaran Nahwu bertujuan untuk mendidik pembelajar agar memiliki kemampuan untuk memahami seluk-beluk kalimat dalam bahasa Arab. Secara operasional pengajaran ini bertujuan untuk (1) membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang jenis kata dalam bahasa Arab, (2) membekali mereka dengan pengetahuan tentang jabatan kata dalam kalimat (3) membekali mereka dengan pengetahuan tentang tentang teori al-I’rab (perubahan bunyi pada setiap ujung kata sesuai dengan jabatannya dalam kalimat) (4) memberi mereka pengetahuan dalam mengaplikasikan teori. Pada gilirannya, pembelajar diharapkan memiliki keterampilan dalam memahami kalimat bahasa Arab, menyusun kalimat yang baik dan benar sesuai dengan kaidah Nahwu.
BAB V
34
PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. kategorisasi sintaksis jamak taksir dalam Alquran sesuai dengan kaidah nahwu, yaitu jamak taksir yang menunjukkan makhluk berakal dikategorikan jamak mudzakkar, sedangkan yang menunjukkan makhluk tidak berakal dikategorikan muannats tunggal. 2. I’rab jamak taksir dalam Alquran sesuai dengan teori yang berlaku, yaitu tanda rafa’nya dengan dhammah, tanda nashabnya dengan fathah dan tanda jarrnya dengan kasrah. 3. Karakteristik jamak taksir dalam Alquran adalah berupa penyimpangannya dari kaidah umum jamak taksir, yaitu ada jamak taksir dari yang tidak berakal diberi hukum mudzakkar, jamak muannats salim dan jamak mudzakkar salim, padahal seharusnya diberi hukum muannats tunggal. Juga ada jamak taksir dari yang berakal diberi hukum mufrad mudzakkar, padahal seharusnya diberi hukum jamak mudzakkar salim. Semua penyimpangan sintaksis jamak taksir dalam Alquran bernuansa Balaghah yang memiliki tujuan-tujuan tertentu.
5.2. Saran-saran Para pengajar nahwu hendaknya mendidik pembelajar agar memiliki kemampuan untuk memahami dan menjabarkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu nahwu termasuk kaidah-kaidah tentang perilaku sintaksis jamak taksir, serta menerapkannya dalam berbahasa Arab baik lisan maupun tulisan. DAFTAR PUSTAKA Alqurân al-Karîm
35
Al-Ashfahani, Raghib. Mu’jam Muyfradât Alfâzh al-Qurân, (Beirut : Dâr al-Fikr), 1985. Al-Asmar, Jarjas Isa. Qamus al-I’râb. (Beirut : Dâr al-‘Ilm li- al-Malayin), 1986. Al-Munjid fî al-Lughah wa al-A’lâm (Beirut : Dâr al-Masyriq), 1926, cet 28. Abbas, Hasan, Al-Nahwu al-Wâfî , (Beirut :Dâr Ihya al-Turâs), 1986. Abu Sa’id, Ahmad dan Husen Syararah, Dalîl al-I’râb wa al-Imlâ, (Beirut : Dâr al-Ilmi li al-Malâyin), 1980. Abdu al-Mujib, M. Kunci Ilmu Nahwu : Intisari Ibnu Mâlik. (Surabaya : Mahkota), 1980. Abdul Hamid, M.M. Audhah al-Masâlik ilâ Alfîyyah ibn Mâlik, (Beirut : Dâr Ihyâ al-Turâs al-‘Arabiy), 1966. Abdu al-Karim, Mujahid. Al-Dalâlah al-Lughawiyyah ‘inda al-‘Arab. (Mesir : Dâr alDiya), tt. Abdu al-Tawwab, Ramadhan. Fushûl fî Fiqh al-‘Arabiyyah. (Kairo : Maktabah al-Khanji), 1983. Al-Zarkasyi, Muhammad, Al-Burhân fî’ Ulum al-Qurân (Beirut : Dâr al-Ma’ârif), 1994. Badri, K. Bunyah al-Kalimât wa Nuzhum al-Jumlah Muthâbiqan ‘alâ al’Lughah al‘Arabiyyah al-Fushâ. (Jakarta : LIPIA), 1988. Basyir, Ahmad bin Abdullah. Al-Tahlîl al-Taqâbuli baina al-Nazhariyât wa al-Tathbîq. (Jakarta : LIPIA), 1988. Bogdan, R.C. and Biclen, S.K. Qualitative Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. (Boston : Allyn and Bacon), 1982. Chaer, A. Linguistik Umum. (Jakarta : PT Rineka Cipta), 1994. ---
Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. (Jakarta : Rineka Cipta), 2002.
36
Dahdah, A. Mu’jam Qawâ’id al-Lughah al-‘Arabiyyah fî Mu’jam wa Lauhât, (Beirut : Maktabah Libnan), 1981. Depdikbud. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka), 1992. Al-Fadli, A.H. Dirâsât fî al-I’râb. (Jeddah : Tihamah), 1984. Al-Ghalayaini. M. Jami’u al-Durûs al-‘Arabiyyah. (Beirut : Dâr al-Fîkr), 1990. Hasanaen, Salahuddin. Dirâsât fî ‘Ilmi al-Lughah. (Riyad : Dâr al-‘Ulum), 1989. Hidayat, D. Jawâhir al-Alfîyah li Ibni Mâlik. (Ciputat), 2001. Ibnu Jinni. Al-Khashâish. (Kairo : Dâr al-Kutub al-Mishriyyah), 1956. Kridalaksana, H. Kamus Linguistik, (Jakarta : Gramedia), 1993. M.Ramlan. Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, (Yogyakarta : CV Karyono), 1987. ---
Sintaksis, (Yoyakarta. : CV. Karyono), 2001.
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah. Mu’jam Alfâzh al-Qurân al-Karîm, (Mesir), 1990. Ni’mah, Fuad. Mulakhkhash Qawâ’id al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Beirut : Dar al-Tsaqafah al-Islamiyyah), 1988. Samsuri. Morfologi dan Pembentukan Kata. (Jakarta : DIKTI), 1988. Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Jakarta : Puspa Swara), 1997. Tamam, Hasan. Al-Lughah al-‘Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ. (Mesir : Al-Haiah alMishriyyah al-‘Ammah li al-Kitab), 1979. Tarigan, Henri Guntur. Pengajaran Morfologi, (Bandung : Angkasa), 1995. Umam, Chatibul. Aspek-Aspek Fundamental dalam Bahasa Arab, (Bandung : Al-Ma’arif), 1980.
37