BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permasalahan mengenai konsumen terutama mengenai makanan bukanlah merupakan hal yang baru begitu pula mengenai perlindungan konsumen. Pada zaman dahulupun Plato (425-347SM) telah melarang keras para penjual bahan makanan yang menentukan harga, menyamaratakan harga tanpa mempertimbangkan perbedaan mutu bahan yang baik dengan bahan yang buruk. Tahun 1906 di Amerika terbit sebuah buku yang berjudul the Jungle karangan Upton Sinclair yang memaparkan tentang kejelekan pengolahan daging di industri makanan. Dampak dari buku ini selain membuat gempat masyarakat, telah memaksa pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan untuk melindungi kepentingan konsumen.3 Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tenteang perlindungan konsumen yang selanjutnya disebut dengan UUPK adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Undang-Undang tersebut juga menegaskan bahwa pelaku usaha berkewajiban untuk menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu 3
James.F.Engel, dan Roger D. Blackwell, 1995, Perilaku Konsumen Jilid, Bina Rupa Aksara, Jakarta, Hlm .460.
2
barang dan atau jasa yang berlaku.4 Pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan, Namun dalam realitasnya banyak pelaku usaha yang kurang atau bahkan tidak memberikan perhatian yang serius terhadap kewajiban maupun larangan tersebut, sehingga berdampak pada timbulnya permasalahan dengan konsumen. Perilaku pelaku usaha dalam melakukan strategi untuk mengembangkan bisnisnya inilah yang seringkali menimbulkan
kerugian
bagi
konsumen
sehingga
banyak ditemukan
pelanggaran-pelanggaran yang merugikan para konsumen dalam tingkatan yang dianggap membahayakan kesehatan maupun jiwa para konsumen. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah konsumen tersebut ialah dengan membentuk suatu lembaga yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut dengan BPOM yang salah satu tugasnya adalah untuk mengatasi agar makanan yang mengandung zat berbahaya tidak beredar dimasyarakat. BPOM memiliki jaringan Nasional dan Internasional serta memiliki kewenangan dalam penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi dalam melakukan pengawasan dan peredaran obat dan makanan yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk termasuk untuk
4
Pasal 7 butir (d) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3
melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik didalam maupun diluar negeri. Selain itu, dengan semakin ketatnya persaingan usaha pada era globalisasi ini juga mendorong para pelaku usaha tidak lagi memperhatikan ketentuan- ketentuan yang berlaku, dalam hal ini pelaku industri rumah tanga yang memproduksi produk makanan olahan, seperti tidak segan-segan mengunakan bahan berbahaya sebagai bahan tambahan dalam memproduksi produk makanan seperti plastik misalnya. Saat ini plastik sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena murah, praktis, ringan, mudah didapatkan dan ekonomis. Namun tidak semua masyarakat menggunakannya untuk penggunaan yang tepat, salah satunya yaitu sebagai bahan yang diduga dapat membuat keripik lebih rapuh. Di Indonesia aneka ragam makanan ringan yang digoreng atau biasa disebut gorengan dengan mudah dapat ditemui salah satunya adalah keripik. Keripik banyak diminati oleh masyarakat karena rasanya renyah dan gurih. Banyaknya pedagang yang menjual makanan gorengan tersebut membuat para pedagang saling bersaing untuk membuat dagangan mereka laku terjual. Salah satu usahanya adalah membuat makanan gorengan tersebut terasa renyah dan gurih serta tahan lama yaitu dengan memasukkan plastik kedalam minyak goreng yang mendidih. Plastik dicampur bersamaan saat menuang minyak goreng ke dalam wajan kemudian meleleh dalam minyak panas. Lelehan
4
plastik tersebut membuat minyak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya yang ada pada plastik dan akan menempel pada makanan yang digoreng. Makanan gorengan yang mengandung plastik jika dikonsumsi oleh manusia dapat menimbulkan penyakit kanker. Contoh seperti adanya berita peredaran keripik ubi dibeberapa tempat di Aceh seperti Bireuen dan Saree yang di goreng menggunakan plastik yang berasal dari minuman gelas kecil plastik yang di masukan kedalam minyak panas sehingga bisa berbaur dengan minyak panas tersebut. Hal ini dilakukan agar si kripik bisa tahan lama. Dari contoh diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen menjadi pihak yang paling dirugikan sehingga eksistensi konsumen tidak sepenuhnya dihargai karena tujuan utama dari penjual adalah memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya .5 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut , penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mendapatkan solusi terbaik dan efektif serta perlu kiranya diketahui lebih jauh pelaksanaan perlindungan konsumen pembeli keripik ubi atas peredaran Keripik ubi yang diproduksi dengan bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat di kabupaten Bireun serta
upaya
hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen pembeli keripik ubi jika konsumen tersebut dirugikan. 5
Anonim, 2014, sehat lewat adab makan, http://aceh.tribunnews.com/ 2013/06/11/sehat-lewat-adabmakan, diakses pada 13 Februari 2015.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, selanjutnya penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan konsumen yang diberikan terhadap konsumen pembeli keripik ubi atas peredaran Keripik ubi yang diproduksi dengan bahan berbahaya bagi kesehatan masyarakat di kabupaten Bireun? 2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen pembeli keripik ubi apabila dirugikan oleh pelaku usaha ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif : a.
Untuk mengetahui perlindungan konsumen terhadap konsumen pembeli keripik ubi atas peredaran Keripik ubi yang diproduksi dengan bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat
b. Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen ketika dirugikan oleh pelaku usaha penjual keripik.
6
2. Tujuan Subjektif Agar diperolehnya data-data relevan dan informasi mengenai objek penelitian yang diperlukan dalam menyusun penulisan hukum guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Keaslian Penelitian Berdasarkan
penelusuran kepustakaan penulis di perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada mengenai perlindungan hukum konsumen yang sudah sangat banyak
dilakukan,
sepanjang
pengetahuan
penulis, tidak ditemukan penelitian tehadap Perlindungan konsumen terhadap peredaran Keripik ubi yang diproduksi dengan bahan yang berbahaya bagi kesehatan . Berikut
terdapat
beberapa
penelitian
mengenai
perlindungan
konsumen yang penulis temukan diantaranya yaitu : Penulisan hukum dari penelitian yang dilakukan oleh Yosep Sudaryono pada tahun 2010 yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEREDARAN DAN PENYEDIAAN DAGING ASUH
7
(AMAN,SEHAT,UTUH
DAN
HALAL)
OLEH
UNIT
RUMAH
PEMOTONGAN HEWAN (RPH) DINAS PERTANIAN KABUPATEN KLATEN”. Lokasi penelitian dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) dinas pertanian kabupaten klaten. Penulisan hukum yang dibuat dari penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis berbentuk skripsi dengan fokus pembahasan mengenai pelaksanaan perlindungan konsumen terhadap peredaran daging yang tidak ASUH oleh RPH Dinas Pertanian Kabupaten Klaten dan upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen daging ASUH ketika mendapatkan daging yang tidak ASUH; Penulisan hukum dari penelitian yang dilakukan oleh Puspa Wikansari pada tahun 2012 yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KABUPATEN YOGYAKARTA”. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Yogyakarta dengan mengunjungi beberapa depot air minum. Penulisan hukum yang dibuat dari penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis berbentuk skripsi dengan fokus pembahasan mengenai perlindungan hukum konsumen yang menggunakan jasa air minum isi ulang pada Depot Air Minum serta membahas mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen ketika dirugikan oleh pihak pelaku usaha. Penelitian di atas berbeda dengan penulisan yang dilakukan oleh penulis. Penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis berjudul “Perlindungan
8
konsumen terhadap peredaran Keripik ubi yang diproduksi dengan bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat di kabupaten Bireun.” Penelitian bertempat di BPOM kabupaten Bireun mengenai perlindungan konsumen yang diberikan oleh UUPK dan BPOM kabupaten Bireun terhadap konsumen pembeli keripik ubi yang menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan , serta mengenai upaya hukum yang dapat ditempuh oleh konsumen ketika dirugikan oleh pelaku usaha. Perbedaan tidak hanya terletak pada judul tetapi juga
permasalahan yang di angkat lokasi penelitian, serta instansi yang
dipilih untuk melakukan penelitian hukum. Dengan demikian, penulis menyatakan bahwa penulisan hukum yang ditulis oleh penulis yang berbentuk skripsi ini asli dan bukan merupakan karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelae kesarjanaan di suatu perguruan tinggi.
E. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat akademis Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan atau data informasi di bidang ilmu hukum bagi kalangan akademis untuk mengetahui dinamika masyarakat dan perkembangan hukum, serta proses penanganannya, khususnya terhadap masalah perlindungan
9
yang diberikan kepada konsumen. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan pranata peraturan hukum , khususnya hukum dagang dalam penanggulangan peredaran bahan makanan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. 2. Secara Praktis Manfaat penelitian ini secara praktis sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam
upaya penanggulangan pelanggaran
hukum perlindungan terhadap konsumen. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat kepada seluruh masyarakat , agar tidak hanya mengetahui tetapi juga mengerti dan memahami tentang pemilihan makanan yang baik dan tidak mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.