BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif. Untuk mendukung aktivitas tersebut, diperlukan mobilitas berupa transportasi yang memadai. Jasa transportasi yang ada meliputi jalur darat seperti bus dan kereta api, jalur laut seperti kapal, dan jalur udara seperti pesawat udara. Banyaknya jumlah penyedia jasa transportasi mendorong persaingan antara penyedia jasa transportasi untuk memberikan pelayanan yang baik guna memuaskan keinginan konsumen. Di daerah Sumatera Utara khususnya, bus menjadi sarana transportasi darat yang sangat diminati dibandingkan kereta api. Kualitas pelayanan pada kereta api dan kondisi fasilitas fisik yang ada masih belum memenuhi standar pelayanan minimum ini menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya peminat pengguna jasa kereta api. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian untuk memperbaiki kondisi fasilitas fisik yang ada pada stasiun kereta api. Perbaikan ini memerlukan peninjauan dan penilaian pada skala mikro ergonomi. Namun seiring dengan perkembangan keilmuan saat ini, penilaian ini tidak bisa hanya dari sisi mikro ergonomi, tetapi perlunya pendekatan dari sisi makro ergonomi untuk bisa mengimplementasikan perbaikan yang ada pada lingkungan organisasi. Makro ergonomi merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas kebawah yang diterapkan pada
perancangan sistem kerja secara keseluruhan dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick & Kleiner, 2002) Stasiun Kereta Api di wilayah Medan-Sumatera Utara merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada dibawah pengawasan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 9
tanggal 8 Febuari tahun 2011 mengenai Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api, stasiun kereta api yang ada di Medan masih belum memenuhi standar yang ada khususnya pada fasilitas ruang tunggu. Hal ini meliputi kurang jelasnya informasi mengenai nama dan nomer kereta api, kurang jelasnya informasi mengenai tarif kereta api dan tidak terdapat peta jaringan jalur kereta api yang menggambarkan rute perjalanan kereta api. Oleh sebab itu perlu adanya identifikasi dan penilaian kondisi fasilitas ruang tunggu serta analisis dan evaluasi yang diberikan untuk peningkatan kualitas yang ada dengan pendekatan makro ergonomi. Dengan pendekatan makro ergonomi, akan dilakukan perancangan sistem kerja pada stasiun kereta api secara keseluruhan dan usulan perbaikan kondisi fasilitas ruang tunggu pada khususnya yang dapat diimplementasi oleh pihak pengelola kereta api sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna jasa kereta api. Dengan adanya peningkatan kualitas pelayanan kereta api di Medan, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna kereta api sehingga kereta api bisa menguasai dan menjadi leader untuk jasa transportasi darat di wilayah Sumatera Utara.
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini yaitu kondisi fasilitas ruang tunggu pada Stasiun Kereta Api di Medan yang masih belum memenuhi standar pelayanan minimum sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan pendekatan Mikro Ergonomi dan Makro Ergonomi guna peningkatan kualitas pelayanan dan menjadikan kereta api sebagai leader jasa transportasi darat di Sumatera Utara.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada fasilitas ruang tunggu pada Stasiun Kereta Api di Medan. 2. Menganalisis kondisi fasilitas ruang tunggu pada Stasiun Kereta Api di Medan dengan pendekatan Mikro Ergonomi dan Makro Ergonomi. 3. Memberikan usulan perbaikan fasilitas ruang tunggu Stasiun Kereta Api di Medan dengan pendekatan Mikro Ergonomi dan Makro Ergonomi guna peningkatan kualitas pelayanan dan menjadikan kereta api sebagai leader jasa transportasi darat di Sumatera Utara.
1.4. Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah: 1.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan sesuai standar.
2.
Waktu pengamatan untuk pengumpulan data lingkungan kerja dimulai 30 menit sebelum jadwal keberangkatan karena penumpang pada umumnya sudah berada di ruang tunggu paling lama 30 menit sebelum jadwal keberangkatan.
3.
Tidak ada perbedaan tingkat intensitas bunyi (dB) pada setiap titik pengukuran. Sedangkan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di Stasiun Kereta Api di wilayah Medan,Sumatera Utara. 2. Pengamatan hanya dilakukan pada bagian ruang tunggu Stasiun Kereta Api. 3. Perbaikan pada fasilitas ruang tunggu Stasiun Kereta Api mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No: PM 9 tanggal 8 Febuari tahun 2011 mengenai Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api dan Manual For Standarization and Specification for Railway Station in India by Ministry of Railway Government of India pada bulan Juni tahun 2009.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai usulan perancangan fasilitas ruang tunggu Stasiun Kereta Api di Medan.
2.
Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori-teori ergonomi dan makro ergonomi, khususnya dalam perancangan fasilitas kerja dengan pendekatan Makro Ergonomi yang telah diperoleh di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan-permasalahan praktis.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri Menambah jumlah dan mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang Makro Ergonomi dan perancangam sistem kerja di Departemen Teknik Industri.
1.6. Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN berisikan latar belakang penelitian, tujuan
penelitian, asumsi dan batasan masalah penelitian, manfaat penelitian untuk perusahaan, mahasiswa serta Departemen Teknik Industri, dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir. BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN berisikan sejarah industri
(perusahaan), ruang lingkup bidang usaha, tenaga kerja dan beberapa hal yang mendukung informasi mengenai Stasiun Kereta Api di Medan yang berada dibawah pengawasan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
BAB III
LANDASAN TEORI berisikan teori-teori yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang dikaji dalam tugas akhir ini, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori ini mencakup tentang teori-teori yang mendukung permasalahan, teori mengenai kereta api di Indonesia, teknik sampling, uji validitas dan reabilitas, pengaruh lingkungan kerja terhadap penumpang, makro ergonomi, metode Makro Ergonomi Analisis dan Desain (MEAD). BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, kerangka konseptual, tahapan penelitian, variabel penelitian, metode dan instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data, arahan analisis dan pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran. BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA berisi tentang
pengumpulan data pendahuluan, berupa pengumpulan indikator kualitas pelayanan pada stasiun kereta api melalui kuesioner yang disebar kepada pengguna jasa kereta api di Medan. Mengidentifikasi data hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan dengan pendekatan Mikro Ergonomi dan pendekatan Makro Ergonomi dengan metode MEAD. BAB VI
ANALISIS DAN EVALUASI berisikan analisis guna memperjelas
hasil pengolahan data. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu berupa perancangan fasilitas ruang tunggu untuk meningkatkan kenyamaman pengguna kereta api.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang perbaikan kondisi fasilitas ruang tunggu pada Stasiun kereta api. Sedangkan saran yang diberikan berisi tentang usulan perbaikan fasilitas ruang tunggu dengan pendekatan Makro Ergonomi pada stasiun kereta api di Medan.