BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kondisi dunia usaha sekarang ini menuntut perusahaan agar bekerja secara efisien, efektif dan ekonomis untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya dilatar belakangi keinginan untuk memperoleh laba secara optimal dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya. Sehingga laba yang optimal dapat dicapai oleh sebuah perusahaan apabila penjualan sesuai dengan yang direncanakan dan biaya dapat ditekan seminimal mungkin, tetapi tidak harus mengabaikan kualitas produk. Untuk itu perusahaan harus dapat mengelola usahanya dengan baik, karena pada masa sekarang ini persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Disamping
mencari
laba
tujuan
perusahaan
juga
untuk
mempertahankan pertumbuhan yang terus menerus, kelangsungan hidup serta memperoleh kesan positif dimata publik. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan dituntut untuk menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Perusahaan tenun ikat troso “Srikandi Ratu” merupakan perusahaan manufaktur yang usahanya memproduksi kain tenun ikat yaitu jenis kain katun dan kain misris. Bagi perusahaan manufaktur biaya produksi
1
2
merupakan kompenen biaya yang sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap laba yang diharapkan, dimana biaya produksi sangat berpengaruh terhadap penentuan harga pokok yang nantinya akan menentukan tingkat laba yang diharapkan.
Dalam perusahaan manufaktur proses produksi
memegang peranan yang cukup penting karena sebagian besar biaya terjadi pada produksi. Menurut Abdul Halim (2010:5) Biaya produksi merupakan biaya biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual. Biaya produksi terdiri dari: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja 3. Biaya overhead pabrik Persediaan bahan baku merupakan komponen yang penting bagi perusahaan maka diusahakan agar persediaan selalu tersedia cukup banyak untuk menghindari resiko saat perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan barang, pembelian bahan baku harus mempertimbangkan kebutuhan bahan baku yang benar-benar akan dipakai dalam proses produksi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelian. Biaya tenaga kerja langsung merupakan pembayaran gaji dan upah karyawan yang secara rutin dilakukan oleh perusahaan. Segala informasi yang berkaitan dengan pembayaran gaji dan upah seperti jam kerja yang
3
diinginkan, jam lembur, penggolongan gaji dan upah karyawan ataupuin informasi lainnya. Dalam biaya overhead pabrik merupakan bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk baik dalam fisik maupun per unit. Setelah melihat permasalahan diatas, kiranya tepat untuk mengambil judul “ANALISIS REALISASI BIAYA PRODUKSI DI PERUSAHAAN TENUN IKAT TROSO SRIKANDI RATU JEPARA 1.2
Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah dalam penulisan ini adalah bidang akuntansi biaya yaitu mengenai analisis realisasi biaya produksi. Penelitian ini menitik beratkan pada proses produksi di Perusahaan Tenun Ikat Troso Srikandi Ratu Jepara yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang kain tenun, yang selanjutnya membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya biaya produksi di tahun 2010 dan 2011 kemudian menganalisisnya.
1.3
Rumusan Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana realisasi biaya produksi tahun 2010 dan 2012 diperusahaan? 2. Bagaimana analisis realisasi biaya produksi antara 2010 dengan 2012?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui realisasi biaya produksi ditahun 2010 dan 2012
4
2. Untuk mengetahui analisis realisasi biaya produksi ditahun 2010 dengan 2012 diperusahaan 1.5
Kegunaan Penelitian 1.
Bagi Peneliti Bagi peneliti, peneliti ini semoga berguna dalam membuka cakrawala, menambah wawasan akan obyek penelitian.
2.
Bagi perusahaan Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan dan penyempurnaan atas kekurangan yang mungkin ada pada sistem realisasi biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditahun 2010 dan 2011.
3.
Bagi Masyarakat Bagi masyarakat luas, peneliti ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan refrensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah serupa.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Biaya Untuk mengelola suatu perusahaan diperlukan informasi biaya yang sistematis dan komperatif. Informasi ini membantu manajemen untuk dapat menetapkan sasaran laba perusahaan dimasa yang akan dating, menetapkan
target
departemen
menuju
pencapaian
sasaran
akhir,
mengevauasi keefektifan rencana dan lain sebagainya. Pengertian
biaya
menurut
Carter
dan
Usry
(2004:29)
mendefinisikan biaya adalah nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Sedangkan pengertian biaya menurut Mulyadi (1990:7) yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satua uang, 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 2.1.1 Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya,biaya digolongkan dengan berbagai macam cara . Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas
6
dasar
tujuan
yang
hendak
dicapai
dengan
penggolongan
tersebut,karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes” Menurut
Mulyadi
(1990:
11-14)
ada
lima
cara
penggolongan biaya yaitu: 1. Obyek Pengeluaran Dalam cara penggolongan ini ,nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan baku, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi,fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh
karena
itu
dalam
perusahaan
manufaktur
biaya
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a. Biaya Produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya Administrasi dan Umum
7
Merupakan
biaya-biaya
untuk mengkoordinasi
kegiatan
produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang di Biayai Biaya ini dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu: a. Biaya Langsung ( Direct Cost ) Biaya Langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada,maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.. dengan demikian biaya langsung ini akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya Tak Langsung ( Indirect Cost ) Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. 4. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Biaya ini dapat digolongkan menjadi: a. Biaya Variabel ( Variabel Cost ) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
8
b. Biaya Semi Variabel ( Semi Variabel Cost ) Biaya Semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya Semi Tetap ( Semi Fixed Cost ) Biaya Semi Tetap adalah biaya yang tetap umtuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatn tertentu. 5. Jangka Waktu Manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Pengeluaran Modal ( Capital Expenditures ) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi ( biasanya 1 tahun ). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi atau dideplesi. b. Pengeluaran Pendapatan ( Revenue Expenditures ) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini
9
dibebankan
senagai
biaya
dan
dipertemukan
dengan
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. 2.2
Biaya Produksi Pada perusahaan industri, biaya produksi merupakan salah satu biaya yang sangat besar nilainya karena biaya ini terdidri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi merupakan unsur biaya yang sangat pokok dan penting karena biaya ini menentukan harga pokok barang yang dihasilkan dan dijual sehingga biaya produksi tersebut dapat menjadi pedoman untuk menentukan harga jual dan untuk perencanaan laba. Menurut Supriyono produksi
(2000:93) adalah sebagai berikut: “Biaya
meliputi semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.” Menurut Mulyadi ( 1990:12 ) Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap tuk dijual. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk yang yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Secara garis besar produksi dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Produksi atas dasar pesanan 2. Produksi massa
10
2.2.1 Biaya Bahan Baku Menurut Abdul Halim (2010:39) Bahan Baku adalah merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan. Menurut Mulyadi (1990:127) yang dimaksud bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Biaya unut organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang dan bagian akuntansi persediaan. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur, dapat diperoleh dari pembelian local, impor atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku, perusahaan tirkan biayabiaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Metode penentuan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi yaitu: a. Metode identifikasi khusus b. Metode masuk pertama keluar pertama c. Metode masuk akhir keluar pertama d. Metode rata-rata bergerak e. Metode biaya standar f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
11
Ada dua metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi yaitu: 1. Metode mutasi persediaan (perpectual inventory method) Dalam sistem ini mutasi bahan baku dicatat dalam catatan akuntansi (kartu persediaan), sehingga harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi dan harga pokok bahan baku akhir dapat diketahui setiap saat tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan. 2. Metode persediaan fisik (physical inventory method) Dalam metode ini mutasi persediaan bahan baku tidak dicatat dalam catatan akuntansi, sehingga harga pokok persediaan bahan baku awal dan akhir dihitung dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap persediaan bahan baku. Masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku: a. Sisa bahan (Scrap Material) Sisa bahan adalah bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses produksi. Ada tiga cara perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan: 1. Diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut. 2. Diperlakukan sebagai pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
12
3. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha (Other Income) b. Produk rusak (Spoiled Goods) Produk rusak adalah yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. ( Mulyadi,1990:155) Perlakuan terhadap produk rusak: 1. Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu atau factor luar biasa yang lain, maka harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan. Jika produk rusak tersebut masih laku dijual maka hasil penjualannya
diperlakukan
sebagai
pengurang
biaya
produksi pesanan yang menghasilkan produk rusak tersebut. 2. Jika produk rusak tersebut merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk maka kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut didalam tarif biaya overhead pabrik c. Produk cacat (Defective goods) Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan tetapi dengan mengeluarkan biaya
13
pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. (Mulyadi,1990:160) Perlakuan biaya pengerjaan kembali produk cacat sanagt tergantung pada penyebab terjadinya produk cacat tersebut yaitu: 1. Apabila disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tidak normal maka biaya pengerjaan kembali produk cacat akan dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. 2. Apabila disebabkan oleh hal yang bersifat normal maka biaya pengerjaan kembali produk cacat akan dibebankan pada seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya pengerjaan kembali ke dalam tarif biaya overhead pabrik. 2.2.2 Biaya Tenaga Kerja Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah suatu alat kekuasaan manusia baik yang berupa tenaga jasmani (tenaga fisik) maupun yang berupa tenaga rohani (pikiran) yang ditujukan kepada usaha produksi. Menurut Sadono Sukirno (2004:7) tenaga kerja bukan saja berarti buruh yang terdapat dalam perekonomian tetapi tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Sedangkan menurut Mulyadi (1990:175) tenaga kerja merupakan
14
usaha fisisk mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Menurut Mas’ud Machfoedz (1989:111) Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan bahan dasar sampai menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja (Labour Cost) adalah harga yang dibayarkan untuk penggunaan sumber daya manusia. Biaya tenaga kerja ada yang bersifat langsung dan ada yang bersifat tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung memiliki tiga ciri yaitu: 1.
Dapat dengan mudah ditelusuri dengan produk.
2.
Merupakan biaya utama untuk menghasilkan suatu produk
3.
Dapat secara langsung diidentifikasi dengan produksi suatu produk. Dalam perusahaan manufaktur, penggolongan kegiatan
tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut: 1.
Penggolongan
menurut
fungsi
pokok
dalam
organisasi
perusahaan. Biaya golongan ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu produksi, pemasaran dan administrasi. Oleh karna itu perlu ada penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja non pabrik, dengan demikian biaya tenaga kerja manufaktur digolongkan menjadi : biaya tenaga kerja produksi,
15
biaya tenaga
kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja
administrasi dan umum. 2. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan. Misalnya departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen: bagian pulp, bagian kertas, dan bagian penyempurnaan. 3.
Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Misalnya: Dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor, dan penyelia (superintendent).
4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua: a.
Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi yang jasanya dapat diurut secara langsung produk.
b.
Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diurut pada produk. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja
dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
16
a.
Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendididkannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaannya.
b.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja
c.
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu. Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:166-167)
Biaya tenaga kerja dapat dibagi kedalam tiga golongan besar berikut ini: a.
Gaji dan upah
b.
Premi lembur
c.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja Sedangkan dalam kegiatannya biaya tenaga kerja dibagi
menjadi tiga yaitu: 1.
Pencatatan waktu kerja Pencatatan waktu kerja merupakan pengumpulan data mengenai jumlah jam kerja karyawan. Terdapat dua dokumen yang di gunakan dalam pencatatan waktu kerja yaitu: a. kartu hadir (time card) yang digunakan untuk yang mencatat jumlah jam kerja karyawan dalam satu hari.
17
Time
card
merupakan
dokumen
sumber
untuk
menghitung jumlah upah. b. Kartu jam kerja (labor job ticket) yang dibuat setiap hari untuk
setiap
karyawan
menurut
pekerjaan
yang
dilaksanakan. 2.
Perhitungan jumlah gaji dan upah Perhitungan jumlah gaji dan upah merupakan tugas departemen personalia.
3.
Alokasi biaya tenaga kerja Alokasi biaya tenaga kerja dibukukan atas dasar kartu hadir dan kartu jam kerja yang merupakan dokumen sumber untuk mengalokasikan biaya tenaga kerja kepada setiap pesanan, departemen atau produk.
2.2.3 Biaya overhead pabrik Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:175) Biaya overhead pabrik adalah elemen biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan Menurut Mulyadi (1990:55) Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan : a.
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
18
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini: a. Biaya bahan penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. b. Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahaan, bangunan pabrik, mesim-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. c. Biaya tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdidri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari: keryawan yang bekerja dalam departemen pembantu dan keryawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi.
19
d. Biaya-biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin, dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan dipabrik. e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run. f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerluka pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adlah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan. b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume produksi Biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dapat dibagi menjadi tiga golongan:
20
a. Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu b. Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan c. Biaya overhead pabrik semivariabel Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c.
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: a. Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
21
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu: 1.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka.
2.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini: 1.
Menyusun anggaran biaya overhead pabrik Dalam menyususn anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiaran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik: kapasitas praktisi, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang diterapkan.
2.
Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan
biaya
overhead
pabrik
kepada
produk
diantaranya adalah satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung dan jam mesin. Factor-faktor yang mempertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah: a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominant jumlahnya dalam departemen produksi.
22
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominant tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai 3.
Menghitung tarif biaya overhead pabrik Setelah tingkat kapasitas yang akan dicpai dalam periode anggaran ditentukan dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun
serta
dasar
pembebananya
telah
dipilih
dan
diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik. 2.3
Peneliti Terdahulu Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Metode yang digunakan Analisis Biaya Peneliti Produksi pada PTPN menggunakan II Pabrik Gula SEI Semayang (Mazli analisis deduktif Wardhani:2003) dan induktif Judul
dengan pendekatan kualitatif
Hasil PG.SEI Semayang dalam mengalokasikan biaya produksi bersama dengan perbandingan 91,01% (SHS) dan 80,99% (tetes) tanpa keluar biaya mengeluarkan biaya tambahan untuk SHS akibatnya harga pokok produksi untuk tetes terlalu tinggi PG.SEI Semayang saat ini tidak dapat menjalankan usahanya secara efisien karena bahan baku yang ada tidak mencukupi ditambah lagi mutunya kurang memenuhi standar
23
2.4
Kerangka Teotitis Berdasarkan pada uraian landasan teori diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Bagi perusahaan manufaktur biaya produksi merupakan kompenen biaya yang sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap laba yang diharapkan, dimana biaya produksi sangat berpengaruh terhadap penentuan harga pokok yang nantinya akan menentukan tingkat laba yang diharapkan.
Dalam
perusahaan manufaktur proses produksi memegang peranan yang cukup penting karena sebagian besar biaya terjadi pada produksi. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan untuk mengetahui realisasi biaya produksi di perusahaan tenun ikat troso “Srikandi Ratu” jepara di tahun 2010 dan tahun 2011, kemudian realisasi tersebut di analisis dengan cara dibandingkan dengan demikian dapat diketahui selisih-selisih yang terjadi dan kemudian bisa ditarik kesimpulan.
24
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian Untuk memudahkan dalam menganalisis data dan pembahasan dibutuhkan suatu rancangan penelitian. Rancangan penelitian merupakan suatu proses yang terjadi atas rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulannya artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian tidak memerlukan pengujian secara matematik statistik, tetapi mengguraikan data dengan cara memberikan pengertian, penjelasan dan penaksiran pada data yang dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.
1.2
Jenis dan Sumber Data a.
Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung artinya data-data tersebut berupa data primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
25
b.
Sumber data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua macam, yaitu: 1. Internal Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:149) data internal merupakan dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan,
dicatat dan disimpan didalam
suatu
organisasi. 2. Eksternal Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:149) data eksternal merupakan Dokumen-dokumen yang umumnya disusun oleh
suatu
entitas
selain
peneliti
dari
organisasi
yang
bersangkutan. 1.3
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara: 1. Studi pustaka Pengumpulan data yang diperoleh dari literatur dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya tulisan-tulisan yang memuat suatu informasi. Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis membutuhkan dokumen berupa laporan keuangan dan dokumen pendukung lainnya.
26
3. Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan denga cara komunikasi secara langsung antara pewancara kepada subyek penelitian. 3.4
Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis kualitatif Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak memerlukan pengujian secara matematik statistik, tetapi hanya dianalisis berdasarkan pendapat peneliti. Peneliti mengguraikan data dengan cara memberikan pengertian, penjelasan dan penaksiran pada data yang dianalisis. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kualitatif dimana analisis datanya menggunakan metode induktif.
2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah analisis secara matematik yang dilakukan terhadap data yang diperoleh.