BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Perusahaan akan mengalami hambatan atau masalah yang dihadapi dalam
persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks seiring berjalannya era globalisasi. Hal tersebut menuntut para pimpinan atau manajemen perusahaan untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini membuat pimpinan tidak dapat lagi secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan sehingga harus mendelegasikan sebagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada pihak lain, yaitu auditor internal. (L Setiadi, 2016) Menurut Afwan Ghany Saputra (Associate Researcher – CRMS Indonesia) Bandung, Indonesia, 6 Februari 2014, Berdasarkan survey KPMG, yang dilakukan terhadap 1500 anggota komite audit di 34 negara, ditemukan bahwa 43 persen dari koresponden mengakui betapa semakin sulitnya mengawasi sejumlah risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan. Sejumlah risiko utama yang dimaksud antara lain seperti risiko hukum/kepatuhan pada peraturan, korupsi/anti-suap. Risiko keuangan, dan /atau risiko IT dan cyber risk. Hal tersebut tidak terlepas dari semakin kompleks lingkungan regulasi, bisnis, dan oprasional yang dihadapi oleh perusahaan di berbagai
1
2
dunia. Hal ini dibutuhkannya suatu proses yang terstruktur dan sistematis untuk dapat mengidentifikasi risiko- risiko yang dihadapi setiap organisasi. Menurut ISO 31000:2009, risiko adalah pengaruh ketidakpastian terhadap pencapaian sasaran atau target perusahaan. Pengaruh (the effect) didefinisikan sebagai ketidaksesuaian (penyimpangan) terhadap sesuatu yang telah diperkirakan, bisa positif dan atau negatif. Sedangkan ketidakpastian (uncertainty) didefinisikan sebagai kurangnya informasi (baik informasi mengenaik kemungkinan terjadinya maupun dampaknya) terkait dengan suatu peristiwa (Hery, 2015:4) Manajemen yang buruk akan menimbulkan risiko yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan jika tidak dideteksi serta dikelola dengan baik. Untuk itu, perusahaan harus mengerti dan mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kegiatan usahanya (Sugiarto, 2006) Organisasi- organisasi di Indonesia sudah mulai menerapkan kerangka kerja manajemen risiko berbasis ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines sebagai bagian dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. Namun disadari atau tidak, penilaian akan tingkat kematangan dari penerapan manajemen risiko pun sama pentingnya dengan proses penerapan manajemen risiko itu sendiri, sebagai bagian dari proses monitoring and control. Usaha yang terus menerus dijalankan tidak ada artinya tanpa adanya monitoring dan control untuk mengetahui posisi organisasi kita saat ini, apakah proses yang dijalankan telah sesuai dengan yang direncanakan (Yosefin A, 2014).
3
Dalam perkembangannya, keberadaan fungsi Audit Internal itu sendiri menjadi sangat strategis bagi perusahaan karena peranannya sebagai mata dan telinga bagi perusahaan dan menjadi bagian utama dalam sistem peringatan dini (early warning system) perusahaan. Audit Internal merupakan aktivitas konsultasi dan penjamin yang objektif dan independen yang di rancang untuk memberikan nilai tambah serta maningkatkan operasi organisasi guna membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, dengan menggunakan suatu pendekatan yang terdisiplin dan sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemn risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan, The professional Practice Framework oleh The IIA Research Foundation 2012 (The Institute of Internal Auditors). Persyaratan mengenai Manajemen Risiko yang berlaku di BUMN tertuang dalam Permen BUMN No.Per – 01 /MBU/2011 tentang Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance). Peraturan ini GCG diartikan sebagai prinsip- prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berdasarkan peraturan perundang- undangan dan etika berusaha. PT. XXX didirikan sejak tahun 1965. PT. XXX kemudian bertransformasi menjadi sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991. Saat ini PT. XXX berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia. Panduan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. XXX merupakan penjabaran dari kaidah-kaidah Good Corporate Governance, berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN nomor
PER-01/MBU/2011
beserta perubahannnya
PER-
4
09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada BUMN dan Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Anggaran Dasar Perseroan, Visi dan Misi Perseroan, serta praktek-praktek terbaik dalam Good Corporate Governance. Berdasarkan penilaian, penelitian ini menarik untuk diteliti di PT. XXX industri didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Menurut laporan hasil asesmen penerapan Good Corporate Governance yang diberikan oleh BPKP perwakilan provinsi Jawa Barat kepada PT. XXX Industri (persero) tahun 2015 Nomor LGCG-1031/PW10/4/2015 menyatakan bahwa BPKP memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris di point 16b untuk mengintrusksikan komite audit untuk melakukan telaah atas kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaanya. Dan kepada Direksi di point 41 untuk menyempurnakan pelaksanaan program mananjemen risiko sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Bersama
Nomor 01/SKB/DK – DU/XII/2007 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Risiko Perusahaan dan keputusan Direktur Utama Nomor 173/SKEP/DU/XI/2008 tentang Pedoman Lindung Nilai Risiko. 2. PT. XXX memiliki piagam Satuan Pengawasan Interen (Internal Audit Charter) yang merupakan dasar pelaksanaan tugas tugas pengawasan pada auditor SPI.
5
3. PT. XXX telah mengembangkan bisnis dalam produk produk dalam bidang bidang elektronika untuk industri dan prasarana seperti sistem persinyalan kereta api di berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera, sistem elektronila daya untuk kereta listrik, dan pembangkit listrik yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia. Sesuai pasal 2, BUMN wajib menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan dengan menyusun GCG manual yang di antaranya memuat board manual, manajemen risiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasn intern,mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan pada BUMN yang bersangkutan, tata kelola teknologi informasi, dan pedoman prilaku etika (code of conduct). Dari pasal ini terlihat strukturisasi dimana manajemen risiko dan pengendalian internal merupakan bagian dari governance. (Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER-01/MBU/2011) Manajemen risiko dan sistem pengendalian internal itu sendiri kemudian dijelaskan pada pasal 25 dan pasal 26. Dilihat dari struktur, proses dan komponen yang harus ada di dalam pengendalian internal sebuah BUMN, terlihat bahwa pengendalian internal dimaksud diadopsi dari kerangka COSO yang masyhur itu. Dengan kerangka seperti itu, audit internal merupakan fungsi yang memonitor ada dan berjalannya sistem dan proses pengendalian internal. Fungsi audit internal ini kemudian dipertegas kembali pada Pasal 28 yang mengatur mengenai fungsi pengawasan internal.
6
Maka manajemen menggunakan jasa auditor internal guna meminimalkan risiko. Menurut (Tugiman, 2006) internal auditing atau audit internal adalah suatu fungsi penilaian kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Dalam hal
ini, Auditor
Internal membantu manajemen melalui audit, review, evaluasi, pelaporan dan rekomendasi kecukupan dan efektivitas proses pengelolaan risiko. Manajemen bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko perusahaan dsn pengendaliannya. Sementara itu, Auditor Intern berperan sebagai konsultan yang mengindentifikasi, mengevaluasi, menerapkan metodologi pengelolaan risiko, dan memberikan masukan untuk perbaikam sistem pengendalian risiko. Apabila dalam suatu perusahaan belum memiliki struktur pengelolaan risiko, audit intern memberikan memahaman kepada manajemen mengenai perlunya pengelolaan risiko. Semakin berkembangnya perusahaan dan semakin kompleksnya kegiatan oprasi makan menodorong manajemen menggunakan tenaga Auditor Internal untuk dapat mengantisipasi ataupun meminimalisir risiko atau kejadian yang dapat mengganggu kegiatan oprasional perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Fariz Bagus Sujono (2015) dengan judul “Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas ERM (Enterprise Risk Management)”. Perbedaan kali ini adalah penulis hendak meneliti efektivitas manajemen risikonya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
7
“PERANAN AUDIT INTERNAL PADA EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO” ( Studi Kasus pada PT. XXX)” 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan audit internal telah dilaksanakan secara memadai. 2. Apakah Manajemen Risiko perusahaan telah dilaksanakan secara efektif. 3. Bagaimana peran audit internal pada efektivitas manajemen risiko. 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud sebagai bagan penulisan skeipsi yang
merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjanan Strata-1 (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Universitas Widyatama. 1. Untuk mengetahui kememadian pelaksanaan audit internal telah dilaksanakan. 2. Untuk mengetahui manajemen risiko perusahaan telah dilaksanakan secara efektif. 3. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas manajemen risiko.
8
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut. 1. Bagi Penulis a. Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan, kemampuan, dan pengetahuan setelah melakukan proses studi dibangku kuliah serta membandingkan antara teori yang diperoleh penulis di kelas dengan kondisi yang ada di lapangan. b. Sebagai data atau masukan dalam menyusun skripsi guna memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana. 2. Bagi Perusahaan a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi organisasi sehubungan dengan pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial organisasi. b. Sebagai informasi yang digunakan manajemen mengenai pentingnya motivasi yang ada pada tiap individu sebagai salah satu alat dalam meningkatkan kinerja organisasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya serta sebagai titik ukur penelitian yang lebih luas dan
9
mendalam mengenai pembahasan yang berkenaan dengan penelitian pada objek dan masalah yang sama. 1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
melakukan penelitian pada PT. XXX yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2017 sampai selesai.