BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang pesat dan tingkat persaingan yang semakin
tinggi, menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efisien dan ekonomis dalam mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat bertahan dan bersaing di dalam era perekonomian sekarang ini. Seiring juga dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba yang optimum dan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dan usahanya.
menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta mengembangkan Persediaan menjadi salah satu unsur dalam perusahaan yang paling
aktif dan juga memiliki peran penting sebagai investasi sumber daya yang besar nilainya dan signifikan pengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan. Begitu pentingnya peran persediaan, maka diperlukan suatu pemilihan metode penilaian akuntansi persediaan yang tepat bagi suatu perusahaan.
Salah satu
arti penting pemilihan metode penilaian akuntansi persediaan yaitu untuk proses pengendalian persediaan. Persediaan dalam perusahaan mempunyai fungsi sebagai unsur dalam harga pokok penjualan di dalam laporan laba rugi dan sebagai unsur aktiva di dalam neraca. Metode persediaan digunakan untuk tujuan utama yaitu untuk memilih prediksi arus biaya yang paling mencerminkan laba optimal, sesuai
Universitas Sumatera Utara
kondisi yang ada sehingga perusahaan mampu menciptakan hasil usaha yang baik. Penerapan metode penilaian akuntansi persediaan dalam perusahaan akan berpengaruh pada laporan laba rugi dan neraca dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus berdasarkan standar yang telah ditetapkan, salah satu dalam memilih metode penilaian akuntansi persediaan yang telah ditetapkan oleh standar yang ada yaitu PSAK No. 14. Pada PSAK 14 (1994), ada tiga metode pemilihan akuntansi persediaan yaitu First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO), dan metode ratarata atau weighted average. Sejalan petumbuhan ekonomi dunia, Indonesia telah merespon perubahan-perubahan sistem pelaporan keuangan terkini dengan melakukan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standar). Pada tahun 2008, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mencanangkan konvergensi PSAK ke IFRS dan secara penuh pada tahun 2012 (full adoption) sehingga sekarang ini terdapat revisi yang membedakan metode akuntansi persediaan. Jika sebelum revisi terdapat 3 metode akuntansi persediaan yang diakui, maka setelah adanya revisi, metode akuntansi yang diakui hanya FIFO dan weighted average. Dengan kata lain, metode LIFO sudah tidak diakui di PSAK 14 (revisi 2008).
PSAK 14 (revisi 2008) berbanding lurus dengan
peraturan perpajakan di Indonesia.
Dapat
kesamaan
akuntansi
pengakuan
metode
dikatakan
demikian
persediaan
yang
karena boleh
dipergunakan. PSAK 14 (revisi 2008) dan peraturan perpajakan di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
sama-sama hanya mengakui FIFO dan weighted average saja sebagai metode akuntansi
persediaan.
Hal
ini
tercermin
dalam Undang-Undang Pajak
penghasilan No. 36 tahun 2008 dimana metode akuntansi persediaan yang diakui hanya FIFO dan metode rata-rata. Tetapi apabila suatu perusahaan dalam laporan keuangan menggunakan metode identifikasi khusus atau LIFO maka untuk tujuan pajak harus membuat kembali dengan metode yang diperbolehkan yaitu metode rata-rata dan FIFO. Perbedaan
metode penilaian
akuntansi
persediaan
yang
diterapkan
dalam perusahaan juga mempengaruhi nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba bersih perusahaan. Dalam kondisi harga yang semakin meningkat (inflasi), metode FIFO akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang tinggi dan harga pokok penjualan yang rendah, sehingga laba bersih menjadi tinggi. Sebaliknya metode LIFO akan menghasilkan persediaan akhir yang rendah, harga pokok penjualan yang tinggi, dan laba bersih yang rendah. Sedangkan metode rata-rata tertimbang akan menghasilkan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan dan laba bersih yang nilainya berada diantara metode FIFO dan metode LIFO (Warren dkk, 2008: 412). Menurut Niehaus (1989) menyatakan bahwa terdapat konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Konflik ini timbul karena adanya perbedaan hasil ekonomi yang diharapkan.
Manajemen akan memilih metode yang
meningkatkan value perusahaan, yaitu metode yang menghasilkan laba yang besar yang mencerminkan keinginan investor, dengan harapan pihak manajemen akan memperoleh bonus yang besar pula. Namun kondisi tersebut tidak diharapkan oleh
Universitas Sumatera Utara
pemilik karena pemilik mempertimbangkan minimalisasi biaya pajak. Penerapan metode penilaian akuntansi persediaan yang berbeda akan menimbulkan dampak yang berbeda. Laporan laba perusahan akan berbeda antara penggunaan metode FIFO dan rata-rata. Karena hal itulah, penulis menganggap bahwa faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan persediaan menjadi penting. Dalam beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode akuntansi persediaan. Dari penelitian terdahulu, terdapat berbagai hasil yang berbeda-beda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Niehaus (1989) dalam penelitiannya menggunakan variabel kepemilikan manajemen, ukuran perusahaan, variabilitas persediaan dan leverage. Hasil menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajemen dan variabilitas persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak berpengaruh secara signifikan. Cushing dan Le Clere (1992) juga melakukan penelitian mengenai pemilihan metode akuntansi dan ia menggunakan variabel estimasi penghematan pajak, materialitas persediaan, variabilitas persediaan, inventory obsolence, ukuran perusahaan, dan current ratio.
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Sementara penelitian Mukhlasin (2001), variabel yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
berbeda, yaitu variabilitas persediaan, variabilitas laba akuntansi, ukuran perusahaan, intensitas persediaan dan variabilitas harga pokok persediaan. Hasil penelitiannya yaitu bahwa ukuran perusahaan, intensitas persediaan, dan variabilitas harga pokok perjualan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan sedangkan variabilitas persediaan dan variabilitas laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan. Taqwa (2001) pun meneliti hal ini terdapat variabel yang digunakan yaitu ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, financial leverage, variabilitas persediaan dan rasio lancar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan variabilitas persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilhan metode akuntansi persediaan sedangkan struktur kepemilikan, financial leverage dan rasio lancar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Dan penelitian yang dilakukan oleh Metallia (2007), penelitan ini menguji pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan terhadap pemilihan metode persediaan pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Peneilitan ini menghasilkan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode persediaan baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Taqwa (2001). Adapun yang membedakan penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan sebagian variabel yang berbeda, perbedaan sampel yang digunakan dan periodesasi penelitian. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitan ini didasarkan karena adanya
inkonsistensi pendapat dari penelitian-penelitan terdahulu
mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
persediaan pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman, dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi
Persediaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013”. 1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dari masalah tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ukuran perusahaan, financial leverage, intensitas persediaan, rasio lancar, struktur kepemilikan, variabilitas persediaan, variabilitas laba akuntansi, variabilitas harga pokok penjualan dan Etimasi penghematan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan?” 1.3.
Tujuan Penelitan Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diungkapkan dapat
diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah:
“ untuk mengetahui pengaruh
apakah ukuran perusahaan, financial leverage, intensitas persediaan, rasio lancar, struktur kepemilikan, variabilitas persediaan, variabilitas laba akuntansi,
Universitas Sumatera Utara
variabilitas harga pokok penjualan dan
estimasi penghematan pajak
mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur industri makanan dan miuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi
peneliti namun juga pembaca,
bagi pihak perusahaan, dan juga bagi pihak
akademik/peneliti selanjutnya. a. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan membantu dalam mengaplikasikan teori ke dalam dunia kerja. b. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan wawasan. c. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam memilih metode persediaan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. d. Bagi
akademik,
diharapkan
dapat
berguna
dalam
proses
pengembangan ilmu akuntansi khususnya tentang metode akuntansi persediaan dan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara