BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa sebagai pilar demokrasi dari waktu ke waktu mengalami perubahan seiring dengan berubahnya kebutuhan dan budaya manusia. Memegang peran penting sebagai penyalur informasi, media massa yang kini terdiri dari media cetak, media elektronik dan media online berkembang mengikuti dinamika yang ada di masyarakat. Ketiga jenis media ini dijadikan sumber informasi oleh masyarakat Indonesia, terbukti dengan eksistensi dan bertambahnya jumlah institusi media hingga sekarang. Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Simalungun, Mixnon Andreas Simamora, pada bulan Juni 2014 menyatakan: “Media menjadi indsutri yang menjanjikan dilihat dari jumlah perusahaan di bidang informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi yang cepat memberitahukan kita apa yang terjadi di seluruh belahan bumi.”1 Radio merupakan salah satu dari media penyiaran yang bersifat periodik, dalam arti disiarkan secara terus-menerus pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Radio konvensional membutuhkan frekuensi untuk bersiaran. Namun kini jumlah frekuensi radio di Indonesia sudah sangat banyak dan pemberian izin frekuensi untuk radio non pemerintah dilakukan secara “first come first served” sehingga frekuensi radio di beberapa kota besar sudah habis.2 Radio streaming sebagai salah satu produk media online menjadi sebuah alternatif bagi media penyiaran khususnya radio untuk menyalurkan informasi tanpa penggunaan frekuensi. Radio streaming membutuhkan perangkat tambahan berupa server yang terkoneksi dengan internet. Pendengar dari radio streaming dapat 1
Abdul Muamar. Mixnon: Media Itu Industri yang Menjanjikan. Diperbarui 1 Juni 2014. Terarsip di http://medan.tribunnews.com/2014/06/01/mixnon-media-itu-industri-yang-menjanjikan. 2 Denny Setiawan. 2010. Alokasi Frekuensi: Kebijakan dan Perencanaan Spektrum Indonesia. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika. hal. 52
1
mendengarkan siaran secara real time dengan koneksi internet melalui perangkat berbasis komputer. Dreamers Radio merupakan salah satu radio streaming di Indonesia, berlokasi di PT. Mediaworks Indonesia Bellepoint Commercial Row Jl. Kemang Selatan VIII No. 55 Unit G, Jakarta. Sebagai radio streaming yang berdiri pada tahun 2011, Dreamers Radio memiliki tagline “The Best Streaming Radio in Town” karena Dreamers Radio merupakan radio yang memanfaatkan komputer, server dan koneksi internet dalam proses produksi dan distribusinya. Dengan kata lain, Dreamers Radio murni terlahir sebagai radio streaming tanpa adanya kepemilikan frekuensi dan keberadaan pemancar. Meskipun Dreamers Radio berdiri sebagai radio streaming namun memiliki tingkat profesionalitas yang sama dengan radio konvensional lainnya; memiliki banyak penyiar, program acara, iklan, kegiatan off air, kerjasama dengan berbagai lembaga dan sebagainya. Selain itu, sifat media online yang tidak terbatas dimanfaatkan oleh Dreamers Radio dengan membuat layanan-layanan lain untuk pendengarnya di samping mendirikan radio streaming. Keberadaan Dreamers Radio merupakan salah satu contoh dari penggunaan media online sebagai alternatif atas keterbatasan jumlah frekuensi yang tersedia. Menjadikan anak muda yang akrab dengan internet sebagai target audience utama, maka penggunaan media online menjadi jalan keluar yang tepat. Berdiri sebagai radio streaming dan beragam layanan yang diberikan oleh Dreamers Radio kepada pendengarnya tidak lepas dari manajemen media yang terus dilakukan. Manajemen media radio terutama radio streaming masih sedikit diteliti dalam kajian ilmu komunikasi. Peneliti merasa bahwa penelitian ini menarik karena membahas manajemen media sebuah radio streaming yang tidak hanya berfokus pada bidang penyiaran namun juga memenfaatkan sifat internet yang tidak terbatas tersebut menjadi layanan untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya.
2
B. Rumusan Masalah “Bagaimana manajemen media Dreamers Radio sebagai radio streaming?” C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui manajemen media yang dilakukan oleh Dreamers Radio sebagai radio streaming.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat sosial dari penelitian ini yaitu memberikan wawasan lebih mengenai manajemen media online khususnya radio streaming kepada masyarakat. Dengan begitu diharapkan masyarakat lebih bisa berperan aktif dalam bermedia dan lebih cerdas dalam memilih dan memanfaatkan media.
Manfaat praktis yang diambil yaitu penggunaan media online sebagai alternatif dalam dunia penyiaran. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi contoh dan referensi dalam pembuatan sebuah media yang lebih inovatif dan siap mengimbangi kebutuhan masyarakat serta menjangkau target audience seluas-luasnya.
Manfaat akademis yang didapat yaitu menambah referensi tentang manajemen media radio streaming dan media online sebagai media alternatif dalam media penyiaran. Referensi mengenai radio streaming masih jarang ditemui. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu akademisi dan orang-orang yang menekuni bidang penyiaran dan media online dalam membaca dan memahami perkembangan teknologi yang ada.
E. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini berguna untuk menuntun peneliti dalam berpikir tentang aspek-aspek dasar dalam penelitian.
3
1. Manajemen Media Sebelum membahas tentang manajemen media, ada baiknya apabila kita memahami makna manajemen terlebih dahulu. “Management is attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources.”3 Setiap organisasi memiliki manajemen agar tujuan dari organisasi tersebut tercapai. Media sebagai organisasi yang memiliki peran dalam masyarakat juga membutuhkan manajemen yang sesuai. Manajemen media tidak hanya memerhitungkan output dan profit namun juga pengaruh yang dibawanya kepada masyarakat. Komunikasi merupakan ilmu interdisipliner sehingga dapat mengadopsi ilmu dari bidang lain sehingga prinsip dasar dalam manajemen dapat diaplikasikan dalam ranah komunikasi seperti dalam manajemen media. Menurut Amir Effendi Siregar dkk4: “Manajemen media adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan
media
dengan
prinsip-prinsip
dan
seluruh
proses
manajemennya dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang bersifat komersial maupun sosial, media sebagai institusi komersial maupun sosial.” Media sebagai suatu industri komersil maupun sosial yang berhubungan dengan masyarakat memiliki manajemen untuk mengatur segala hal yang ada di balik media tersebut demi tercapainya tujuan. Manajemen media dibutuhkan selain untuk mendapatkan keuntungan dan memberikan layanan atau informasi kepada masyarakat, juga digunakan untuk menjaga dan mengontrol image media tersebut di mata publik. Fokus dari manajemen sebuah media adalah proses dari perencanaan hingga pengawasan. Sedangkan yang menjadi lokus dalam manajemen media yaitu organisasi atau institusi media itu sendiri.
3
Richard L.Daft dan Dorothy Marcic. 2008. Management: The New Workplace 7th edition. China: Cengage Learning. hal.8 4 Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta: UII dan Total Media. hal. 29
4
Ada beberapa hal yang membedakan antara industri media dengan industri lainnya. Menurut Priest dalam Albarran5, perbedaan pertama yaitu industri media memroduksi informasi, bukan barang konkret, dan karakteristik-karakteristik ekonomi yang mendasari sebuah informasi berbeda dengan produk dari organisasi lainnya. Karakteristik ekonomi yang dimaksud yaitu karakteristik yang berhubungan dengan permintaan, produksi, pasar, dan kondisi pendistribusian sehingga membuat manajemen media memiliki lingkungan yang berbeda dibanding manajemen yang banyak ditemukan di industri lainnya. Perbedaan kedua menurut Albarran 6 yaitu produk media memiliki nilai sosial yang tinggi karena peran informasi dan konten media bermain dalam proses ekonomi, sosial, dan politik. Media merupakan salah satu industri penting dalam masyarakat sehingga praktek manajemen media memiliki implikasi yang lebih dibanding sebagai masalah ekonomi dalam korporasi. Dalam hal penelitian, perbedaan antara penelitian tentang manajemen media dengan studi organisasi lainnya yaitu fokus dari manajemen media yang lebih luas. Manajemen media melihat bagaimana efek dari sebuah manajemen organisasi pada masyarakat dan konten media, tidak hanya fokus pada bagaimana output atau pengeluaran finansial. Konten yang dihasilkan oleh media merupakan public good, yaitu produk yang tidak akan habis meskipun dikonsumsi oleh banyak orang dan tidak membutuhkan biaya yang besar untuk mendapatkannya. Jumlah dan jenis sumber daya dalam sebuah institusi media beragam bergantung apakah institusi tersebut komersil atau sosial, apakah berdiri sebagai media komunitas, swasta atau publik.
2. Media Online Keberadaan internet di tengah masyarakat saat ini dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dengan jangkauan dan kapasitas yang tidak terbatas. Pengetahuan yang memadai dan kemudahan mengaksesnya membuat masyarakat semakin akrab dengan internet sehingga sebagian masyarakat W. C. Priest. An Information Framework for The Planning and Design of “Information Highways”. dalam Alan B. Albarran. 2006. Handbook of Media Management and Economics. New Jersey: Lawrence Elbraum Associates. Hal.40 6 Ibid 5
5
Indonesia kini mulai mengonsumsi informasi sehari-hari melalui internet. Hasil survei tahun 2013 mengenai tingkat penggunaan internet di Indonesia yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 7 menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet mencapai 71,19 juta orang, meningkat 13% dari tahun sebelumnya yaitu 63 juta orang. Survei tersebut juga menyatakan bahwa penggunaan internet untuk mengonsumsi informasi berita dan barang/jasa sangat tinggi, menduduki urutan kedua setelah pengiriman/penerimaan e-mail. Hal ini menunjukkan seberapa besar signifikansi dan minat masyarakat Indonesia terhadap internet, ditambah dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan layanan jasa internet di berbagai wilayah. Media online merupakan media dengan penyampaian informasi yang berbeda dengan media terdahulunya yaitu media cetak dan elektronik. Media online membutuhkan perangkat berbasis komputer dan koneksi internet untuk mencari dan menerima informasi. Internet dengan sifatnya yang tidak terbatas dan tidak dimiliki oleh siapapun menjadikan pengguna internet bebas dalam bermedia. Penggunaan istilah media online sering diartikan sebagai situs berita atau praktek jurnalistik secara tertulis yang dipublikasikan melalui internet. Namun menurut Ashadi Siregar dalam Kurniawan8, media online dapat diartikan sebagai: Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (baca-komputer dan internet). Di dalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mailonline, dll, dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya. Praktek jurnalistik tidak sebatas penulisan berita namun juga mencakup isi siaran radio dan televisi. Maka dari itu, radio dan televisi yang membutuhkan komputer dan internet dalam proses produksi dan distribusi kontennya juga disebut media online.
7
Harian TI.com. Survei BPS: Jumlah Pengguna Internet Indonesia Tahun 2013 Tembus 71 Juta Orang. Diperbarui 21 Januari 2014. Terarsip di http://harianti.com/survei-bps-jumlah-penggunainternet-indonesia-tahun-2013-tembus-71-juta-orang/. 8 Agung Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan. hal. 20
6
Media online memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media terdahulunya. Menurut Iswara dalam Yusuf9, karakteristik media online yaitu: a. Kecepatan (aktualitas) informasi Praktek jurnalistik yang menggunakan internet sebagai media memiliki keunggulan satu tingkat dibanding media cetak maupun elektronik, yaitu lebih cepat dalam pendistribusian informasi. Umumnya masyarakat harus menunggu esok hari untuk mengetahui apa yang terjadi pada hari ini pada media cetak dan menunggu beberapa saat setelah peristiwa di lapangan dalam media elektronik, meskipun kini laporan mengenai sebuah peristiwa melalui media elektronik juga semakin cepat. Melalui media online, informasi dapat didistribusikan bersamaan dengan peristiwa yang ada saat itu. Hal ini juga mendukung salah satu nilai berita yaitu aktualitas. Karena media online mudah diakses, maka penyampaian informasi cenderung singkat dan padat.
b. Adanya pembaruan (updating) informasi Sifat internet yang tidak terbatas dan dapat diakses kapan saja membuat media online dapat memerbarui informasi yang telah dipublikasikan sebelumnya dengan informasi yang lebih panjang dan lengkap. Pembaruan informasi dan publikasi tidak memiliki batas waktu dan terus berlangsung selama masih relevan dengan informasi inti, berbeda dengan penayangan program televisi pada saat primetime dan breaking news yang ada pada media elektronik.
c. Interaktivitas Berbeda dengan media cetak dan elektronik yang komunikasinya berjalan satu arah, media online memberikan keleluasaan kepada para penggunanya untuk memberikan umpan balik dengan cepat. Salah satu 9
Iwan Awaluddin Yusuf. Lebih Dekat dengan Konvergensi Media dan Manajemen Media Online. Diperbarui 29 Agustus 2010. Terarsip di http://bincangmedia.wordpress.com/2010/08/29/lebihdekat-dengan-konvergensi-media-dan-manajemen-media-online/.
7
contoh media online yang memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi yaitu discussion group atau forum. Para pengguna internet dari berbagai wilayah dapat menuliskan pemikirannya mengenai sebuah topik diskusi. Media online seperti situs berita juga selalu menyediakan ruang di bagian bawah berita untuk komentar dari pembaca maupun keluhan untuk redaksi.
d. Personalisasi Pengguna media online memiliki self control, yaitu kebebasan untuk mengonsumsi informasi mana saja yang dianggap penting atau menarik. Hal ini berbeda dengan media cetak terutama media elektronik, dimana semua informasi diberikan langsung kepada masyarakat tanpa adanya kendali untuk memilih dan menyaring informasi. Dalam media online, pengguna dapat mencari informasi yang diinginkan melalui mesin pencari (search engine). Maka dari itu banyak media online terutama portal berita memberikan kategori terhadap berita yang mereka publikasikan.
e. Kapasitas muatan dapat diperbesar Karakteristik yang menjadi salah satu keunggulan media online adalah
tidak
ada
batasan
kapasitas
untuk
memroduksi
dan
mendistribusikan informasi. Media online umumnya memiliki bank data yang mampu menampung sejumlah informasi dalam jumlah besar sehingga pengguna dapat mengakses informasi yang sudah lama sekalipun.
f. Hyperlink Informasi yang dipublikasikan melalui media online dapat terhubung dengan informasi terkait lainnya baik dalam situs yang sama atau berbeda. Selain itu, pengguna media online juga dapat terhubung dengan pengguna lainnya di wilayah yang berbeda.
8
3. Radio Streaming Media massa (mass media) adalah sebutan bagi media yang sering dipergunakan dalam komunikasi massa. Media menyalurkan pesan yang ditujukan oleh khalayak banyak dan diterima dalam waktu yang sama. Dalam ilmu komunikasi, media massa mengacu pada alat, benda atau perangkat yang menyebarkan informasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap jenis media massa memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk media elektronik misalnya, karakteristik televisi dan radio dapat dibedakan dari sifat informasi yang diberikan. Berbeda dengan televisi yang menyajikan informasi secara audiovisual, radio menyajikan informasi yang bersifat auditif. Sifat informasi yang auditif dari radio melahirkan dua ciri khas; pendengar menjadi aktif dan multitasking. Radio dalam ilmu komunikasi tidak hanya diartikan sebagai media untuk mendengarkan informasi. Radio mencakup proses siaran dari stasiun lalu ditransmisikan menggunakan pemancar hingga mengubah gelombang radio menjadi gelombang suara. Gelombang radio dipancarkan oleh pemancar sehingga tersebar di berbagai tempat dan dapat diterima oleh pesawat radio. Morissan
10
mengemukakan lima syarat penyiaran dan diurutkan
berdasarkan apa yang pertama kali dibutuhkan: 1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio 2. Harus ada sarana pemancaran transmisi 3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver) 4. Harus adanya siaran (program atau acara) 5. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan Berdasarkan Ketersediaan frekuensi radio dan sarana pemancaran transmisi merupakan syarat utama dalam radio konvensional. Radio FM dan AM yang ada kini telah memiliki frekuensi dan sarana pemancaran sendiri dengan perencanaan yang tidak mudah dan peraturan yang tidak sedikit. Untuk frekuensi, 10
Morissan. 2013. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. hal. 33
9
radio konvensional harus menetapkan frekuensi yang akan digunakan. Penetapan frekuensi sebuah radio harus memerhatikan posisi frekuensi radio lain sehingga tidak terjadi interferensi (gangguan karena adanya tumpukan/tabrakan siaran dengan radio lain) dan radio juga harus memerpanjang masa pemakaian frekuensi tiap lima tahun sekali. Radio juga harus menentukan jenis pemancar dan lokasi di mana pemancar tersebut dipasang. Radio streaming muncul sebagai media online dimana koneksi internet sangat dibutuhkan untuk mengakses konten yang ada di dalamnya. Konsep streaming dapat dijelaskan sebagai cara mengakses informasi dalam media yang ada di internet secara real time tanpa harus menunggu informasi tersebut selesai ditransfer. Pada awalnya, banyak situs internet yang memuat audio/video dalam ukuran kecil. Namun semakin besar file yang dimuat membatasi pengguna internet untuk mengakses sehingga harus menunggu file tersebut selesai diunduh (download). Pengunduhan file membutuhkan waktu lebih lama dan pengguna internet tidak dapat menerima isi pesan yang ada dalam file tersebut dalam waktu yang singkat sehingga terjadi penundaan penerimaan pesan. Konsep streaming hadir untuk menyalurkan isi pesan tersebut kepada pengguna internet sesuai dengan waktu ketika pesan tersebut diproduksi. Proses streaming membutuhkan koneksi internet yang stabil sehingga penyaluran tidak terputus. Apabila sebuah stasiun televisi atau radio mengadakan live streaming, maka penonton atau pendengar yang mengaksesnya melalui internet tidak dapat memundurkan siaran tersebut untuk mengulang pesan yang sama. Apabila proses streaming sedang berlangsung dan koneksi internet terputus, maka isi siaran yang akan muncul saat koneksi internet kembali stabil adalah siaran yang ditransfer oleh stasiun televisi atau radio tersebut saat itu juga dan pengguna akan kehilangan isi pesan yang ditransfer selama koneksi internet terputus. Maka dari itu, streaming bersifat real time. Radio streaming atau internet radio menggunakan sistem audio streaming. Fitria Yuni Puspitasari dan Agus Virgono 11 mengartikan streaming 11
Fitria Yuni Puspitasari dan Agus Virgono. 2009. Internet Radio Streaming. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.hal.1
10
sebagai: Sebuah teknologi yang mampu mengkompresi dan menyusutkan ukuran file audio dan video agar mudah ditransfer melalui jaringan internet. Dengan kata lain, radio streaming merupakan radio dengan sistem pengaliran data. Data yang berisi siaran akan bisa didengar oleh user saat itu juga dan tidak terputus selama tidak ada masalah dari sumber (radio) dan gangguan koneksi. Sebagai institusi media, alat paling utama yang dibutuhkan oleh radio streaming adalah komputer dan server. Mikrofon dan mixer dibutuhkan apabila radio tersebut memiliki program dan membutuhkan siaran (sebagian radio streaming yang ada hanya memutar lagu-lagu dari komputer). Sedangkan alat utama yang dimiliki oleh pendengar adalah perangkat berbasis komputer (smartphone, laptop, tablet, dll). Perangkat kedua pihak baik stasiun radio maupun pendengar harus terkoneksi internet.
Gambar 1.1 Konsep Media Streaming
Sumber: Richard W. Wiggins, Building a Community Information Network: A Guidebook Chapter 8: Overview of Streaming Audio and Video, hal. 8-2
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa konten berupa file audio atau video yang telah di-encode akan disalurkan menggunakan streaming server melalui internet sehingga perangkat berbasis komputer yang dimiliki oleh user dapat mengakses konten tersebut selama terkoneksi dengan internet dan memiliki plugin untuk streaming. Data yang disalurkan dari server menuju komputer user berupa
11
paket. Data akan mengalir terus-menerus seperti air yang tersimpan dalam sebuah wadah yang telah dilubangi terlebih dahulu di bagian bawahnya. Apabila air (data) dalam wadah (streaming) tersebut masih ada maka aliran yang keluar dari lubang akan lancar. Kadang aliran data tersendat sehingga muncul proses buffering. Buffer dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan dan pengumpulan data sementara ketika paket berisi data yang dialirkan habis atau terjadi gangguan pada koneksi internet. Proses buffering pada audio streaming kadang ditandai dengan berhentinya audio selama beberapa detik.
Kerangka Konsep Manajemen dalam institusi termasuk institusi media tidak dapat dipisahkan dari strategic management atau manajemen strategis. Menurut Rumelt, Schendel dan Teece dalam Albarran12 : “Strategic management is primarily concerned with the integration of firm decisions with goals, products/services offered, competitive approaches in the market, business scopes and diversity, organization structure, etc. “ Manajemen strategis memiliki jangkauan ilmu yang luas dan gabungan beberapa kerangka pemikiran mencakup pemasaran, model industri dan organisasi, perserikatan, dan sebagainya. Manajemen strategis erat kaitannya dengan competitive advantage atau keunggulan bersaing. Pada dasarnya semua perusahaan dalam industri yang sama saling bersaing agar lebih unggul dari pesaingnya. Maka dari itu, tiap perusahaan memiliki strategi khusus agar mampu bersaing dan mencapai target sesuai visi yang dimiliki. Ada beberapa landasan konseptual dalam manajemen strategis untuk melihat manajemen dalam institusi media dengan fokus yang berbeda. Penggunaan landasan konseptual dapat disesuaikan dengan penelitian yang 12
Alan B. Albarran. Op.Cit. hal. 162
12
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti melihat manajemen media dalam Dreamers Radio menggunakan salah satu konsep dalam manajemen strategis yaitu RBV (resource-based view) lalu dilanjutkan dengan konsep adopsi inovasi (innovation adoption). RBV merupakan konsep dalam manajemen strategis yang melihat lingkungan internal organisasi yaitu sumber daya. Organisasi dalam pandangan RBV dilihat sebagai sekumpulan sumber daya yang heterogen sehingga menghasilkan organisasi yang berbeda dengan organisasi lainnya. Sumber daya dianggap sebagai pendorong utama dalam profitabilitas sebuah organisasi. Menurut Kostopoulos, Spanos dan Prastacos13, “The central premise of RBV addresses the fundamental question of why firms are different and how firms achieve and sustain competitive advantage by deploying their resources.” Pada penelitian ini, konsep RBV digunakan untuk melihat lingkungan internal Dreamers Radio yang berkenaan dengan sumber daya. RBV diposisikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara Dreamers Radio sebagai institusi media dengan penggunaan teknologi dalam produksi dan distribusi konten. Penyusunan strategi untuk pencapaian hasil yang sesuai harapan organisasi juga merupakan bagian dalam konsep ini sehingga pada akhir penelitian ini dapat diketahui bagaimana strategi dalam manajemen media Dreamers Radio. Pengelolaan sumber daya dan penyusunan strategi dalam manajemen media Dreamers Radio saja belum menjawab masalah yang ingin diteliti. Kedua hal tersebut belum mampu mengupas bagaimana teknologi yang ada dalam Dreamers Radio sebagai radio streaming. Maka dari itu, peneliti menghubungkan konsep RBV dengan konsep lain yang mampu melihat penggunaan teknologi dalam manajemen sebuah institusi media.
13
Konstantinos C. Kostopoulos, Yiannis S. Spanos, Gregory P. Prastacos. The Resource- Based View of The Firm and Innovation: Identification of Critical Linkages. hlm. 2
13
Sebagai radio streaming, perbedaan mendasar dibanding institusi media lain yang telah ada sebelumnya yaitu teknologi yang digunakan. Dreamers Radio merupakan media online karena dalam proses produksi dan distribusi konten, institusi ini memanfaatkan internet sejak awal berdiri hingga saat ini. Konsep kedua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adopsi inovasi. Kata adoption atau adopsi 14 dalam kamus merriam-webster.com diartikan sebagai the act or process of beginning to use something new or different (tindakan atau proses awal untuk menggunakan sesuatu yang baru atau berbeda), dan kata innovation atau inovasi15 diartikan sebagai the act or process of introducing new ideas, devices, or methods (tindakan atau proses memerkenalkan ide, perangkat atau metode baru). Adopsi inovasi dapat diartikan sebagai tindakan untuk menggunakan ide atau perangkat baru. Rogers16 mengaitkan adopsi dan inovasi dengan kecepatan (rate of adoption): rate of adoption is the relative speed with which in innovation is adopted by members of a social system. Peran institusi media terutama institusi komersil dalam mengadopsi teknologi merupakan langkah awal dalam sebuah masyarakat yang mengadopsi sebuah teknologi. Karakteristik perusahaan media dan karakteristik teknologi yang diadopsi merupakan faktor inti dalam adopsi media yang merupakan sumber daya dalam perusahaan. Adopsi inovasi menerangkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut menerima dan menggunakan teknologi baru dalam proses produksi dan distribusi konten sehingga berkaitan dengan konsep pertama yaitu RBV yang fokus pada bagian internal perusahaan. Adopsi inovasi dalam sebuah institusi juga berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Christensen
17
mengenai
disruptive innovation
yang
menggambarkan proses sebuah perusahaan berinovasi untuk menghasilkan barang 14
Adoption (Def.2). Merriam Webster Online. Terarsip di http://www.merriamwebster.com/dictionary/adoption. 15 Innovation (Def. 2). Merriam Webster Online. Terarsip di http://www.merriamwebster.com/dictionary/innovation. 16 Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovation Third Edition. New York: The Free Press. hal.23 17 Clayton M. Christensen. Disruptive Innovation. Terarsip di http://www.claytonchristensen.com/key-concepts/.
14
atau jasa demi mendapatkan profit yang lebih tinggi. Namun disruptive innovation lebih menekankan pada bagaimana sebuah perusahaan berinovasi dengan produknya sehingga dapat diakses oleh audiens luas. Teknologi dalam penelitian ini tidak hanya dibahas dari segi pengelolaan dan penggunaan pada proses produksi distribusi secara teknis tapi juga bagaimana Dreamers Radio memutuskan untuk berdiri sebagai media online yang mengadopsi dan mengandalkan teknologi baru. Adopsi inovasi dalam manajemen media meliputi adoption decision atau pengambilan keputusan untuk mengadopsi teknologi baru dalam proses produksi dan distribusi konten. Gambar 1.2 Teori Perkembangan Inovasi Perusahaan Media dan Inovasi
Sumber: Olmsted dalam Albarran, Handbook of Media Management and Economics, hlm. 261
15
Dalam konsep adopsi inovasi, ada beberapa faktor yang memengaruhi seperti karakteristik media, kondisi pasar, kebijakan, dan sebagainya. Adopsi teknologi baru juga dapat dilihat dari berbagai perspektif seperti kewirausahaan dan strategi jaringan. Sebuah institusi media juga dapat digolongkan berdasarkan waktu dan bagaimana mereka menghadapi teknologi baru. Delapan faktor yang memengaruhi adopsi inovasi dalam organisasi pada Gambar 1.2 menghasilkan proposisi-proposisi yang berkembang dan dibandingkan apakah prediksi peneliti mengenai adopsi inovasi dalam institusi media sesuai dengan yang ada dalam manajemen media Dreamers Radio.
Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah manajemen media yang berfokus pada konten dalam Dreamers Radio. Peneliti akan menggali informasi yang dibutuhkan pada proses produksi dan distribusi konten. Peneliti akan melihat bagaimana Dreamers Radio melakukan kegiatan manajemennya sebagai media online dengan pengelolaan sumber terutama konten.
2. Metode Penelitian Seperti yang telah disinggung dalam latar belakang, peneliti tertarik meneliti manajemen media Dreamers Radio karena keunikannya sebagai institusi media yang memanfaatkan media online mampu berinovasi dengan mengembangkan kontennya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif studi deskriptif dalam penelitian ini. Alasan peneliti memilih studi deskriptif kare peneliti ingin melihat keseluruhan isi dalam objek
penelitian
terutama
konten.
“The
qualitative
research
is
characteristically exploratory, fluid and flexible, data-driven and contextsensitive.”18 Meskipun peneliti telah menentukan fokus penelitian, peneliti
18
Jennifer Mason. 2002. Qualitative Research 2nd Edition. London: SAGE Publication. Hal. 24.
16
juga harus melihat hal lain di luar fokus untuk melengkapi analisis. Selain itu peneliti juga perlu melihat fenomena dari berbagai sisi.
3. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, peneliti akan mendatangi kantor Dreamers Radio yaitu PT. Mediaworks Indonesia yang berlokasi di Kemang Selatan VIII No. 55 Unit G, Jakarta. Estimasi waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus – September 2014. 4. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti saat penelitian.
Observasi akan dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi langsung dengan mendatangi studio Dreamers Radio dan observasi tidak langsung dengan mengamati aktivitas Dreamers Radio di media online.
Interview dengan pihak Dreamers Radio dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan merekam tanya jawab peneliti dan narasumber, catatan hasil interview dan interview tidak langsung (melalui e-mail, messenger, dan sebagainya). Peneliti akan melakukan indepth interview dengan narasumber primer dan sekunder. Narasumber primer yaitu CEO dari Dreamers Radio, Daniel T. Hartono, General Manager dan juga kepala divisi yang ada. Narasumber sekunder dari penelitian ini yaitu Manager Dreamers Cafe dan CEO dari salah satu radio streaming yang ada di Jakarta.
Dokumen primer dan sekunder.
17
5.
Teknik Analisis data Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu menganalisis data-data, peristiwa dan perubahan yang didapat baik di lapangan dan website. Seluruh data tersebut dijelaskan secara deskriptif.
18