BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sangat memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi Indonesia melalui penyediaan sumber pendanaan jangka panjang bagi dunia usaha. Realita tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang go public dan jumlah dana yang dapat dihimpun untuk tujuan yang produktif serta aktivitas transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika dilihat dari potensi yang ada, maka tidak ada alasan bahwa pasar modal tidak akan berkembang dengan baik di masa yang akan datang. Potensi pengembangan pasar modal cukup besar baik ditinjau dari sudut supply maupun demand. Potensi dari sudut supply dapat dilihat dari besarnya jumlah perusahaan yang diperkirakan dengan mudah dapat memenuhi persyaratan go public. Di sisi lain, dalam menilai kinerja perusahaan diperlukan informasi yang relevan dan penentuan alat ukur kinerja perusahaan yang tepat. Laporan keuangan (financial statement) merupakan suatu dasar pengukuran kinerja perusahaan yang dapat kita peroleh dari BEI secara periodik, khususnya untuk perusahaan yang go public. Hasil analisis laporan keuangan akan diperoleh informasi lengkap dan akurat mengenai kinerja perusahaan. Menurut Carolina (2006:27), pemilik atau pemegang saham dapat menggunakan laporan keuangan untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya pada perusahaan yang bersangkutan, dan digunakan pula sebagai pembanding dengan perusahaan lain yang berkaitan dengan tingkat
kesehatan perusahaan. Dari beberapa alternatif penilaian kinerja salah satunya adalah analisis secara fundamental. Analisis fundamental yang sering dikenal dengan financial ratio (rasio keuangan), diantaranya adalah analisis profitabilitas perusahaan. Profitabilitas adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang, maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan (Haryanto dan Toto, 2003:34). Selain profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan (firm size) juga memiliki hubungan dengan struktur finansial perusahaan. Dimana Weston (2001) yang dikutip Trisusilowati (2006:35), mengatakan dalam pemilihan cara pembiyaan, perusahaan besar yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang akan memilih penambahan penjualan saham biasa karena penjualan ini tidak akan banyak mempengaruhi pengendalian perusahaan. Sebaliknya perusahaan kecil mungkin lebih senang menghindari penerbitan saham biasa dalam usahanya untuk tetap mengendalikan perusahaan sepenuhnya. Hal ini, karena dalam perusahaan kecil terdapat keyakinan prospek perusahaan dan laba yang diperoleh besar, sehingga sering bersedia mengambil hutang yang tinggi. Pendapat lain dikatakan Riyanto (2007:78), bahwa suatu perusahaan besar dimana saham perusahaan tersebar luas, setiap perluasan modal sahamnya akan mempunyai pengaruh kecil terhadap kemungkinan hilangnya pengendalian dari pihak dominan terhadap perusahaan. Sebaliknya perusahaan kecil dimana saham tersebar dilingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan berpengaruh besar terhadap hilangnya
kontrol pihak dominan terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan besar cenderung mengeluarkan saham baru, dan perusahaan kecil cenderung mengambil modal asing (hutang) dalam mendanai perusahaannya agar struktur finansialnya terjaga.Banyak perusahaan atau industri yang menggunakan aktiva tetap relatif lebih besar dari pada aktiva lancar. Akibatnya, perusahaan akan dibebani biaya tetap (fixed cost) lebih relatif tinggi. Adanya fixed cost yang tinggi dapat menekan keuntungan perusahaan atau bahkan perusahaan dapat menderita kerugian. Selain itu, penggunaan banyak aktiva tetap pada beberapa perusahaan industri tersebut dapat mengakibatkan struktur kekayaan kurang sehat, dalam arti besarnya aktiva tetap kurang diimbangi oleh adanya aktiva lancar yang memadai.Struktur kekayaan yang kurang sehat dapat mempengaruhi struktur finansial atau struktur keuangan. Struktur finansial (financial stucture) dapat digunakan sebagai penentu sumber dana dengan aturan struktur finansial yang vertikal dan aturan struktur finansial yang horizontal. Aturan struktur yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya jumlah modal sendiri.Aturan struktur finansial tersebut menetapkan bahwa besarnya jumlah hutang dalam suatu perusahaan dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi modal sendiri (Riyanto, 2007:79).Karena dengan kinerja keuangan yang baik dapat mendorong investor untuk berinvestasi, maka analisis laporan keuangan sangat penting, dengan mengetahui laporan keuangan dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan (Munawir, 2007:85).
Aturan stuktur finansial yang vertikal maupun horizontal belum dapat ditetapkan besarnya modal asing (hutang) dan jumlah modal sendiri yang dianggap memadai yang dapat menjamin keseimbangan finansial.Dalam menentukan besarnya modal asing dan jumlah modal sendiri yang memadai perlu diperhitungkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi struktur finansial. Dalam hubungan ini menurut Ferri dan Jones (dalam Trisusilowati, 2006:58) menyatakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur finansial adalah (1) klasifikasi industri (industrial class), (2) Ukuran perusahaan (firm size), (3) variabel pendapatan (variability of income) dan (4) operating leverage. Mengingat, tidak sedikit perusahaan atau industri yang masih menggunakan aktiva tetap relatif lebih besar dibanding aktiva lancar, serta belum ditetapkannya besar modal
asing dan modal sendiri
yang menjamin keseimbangan
financial.Perlu kiranya dilakukan studi empiris pada beberapa perusahaan atau industri untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur finansial.Tetapi, karena adanya keterbatasan pengetahuan dan waktu, sehingga faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah; Pengaruh Struktur Keuangan Terhadap Kemampuan Perolehan Laba Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ 45 Di BEI.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok pembahasan dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana pengaruh struktur aktiva terhadap kemampuan perolehan laba pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012 ?
2.
Bagaimana pengaruh firm size terhadap kemampuan perolehan labapada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012 ?
3.
Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kemampuan perolehan labapada perusahaan yangtergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012 ?
4.
Bagaimana pengaruh struktur aktiva, firm sizedan struktur modal secara simultan terhadap kemampuan perolehan laba pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012 ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu, maka berdasar pada latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian adalah : a.
Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva terhadap kemampuan perolehan laba pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
b.
Untuk mengetahui pengaruh firm size terhadap structure financial pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun2009 - 2012.
c.
Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kemampuan perolehan laba pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
d.
Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, firm size dan struktur modal secara simultan terhadap kemampuan perolehan laba pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
2.
Manfaat Penelitian Diharapkan hasil dari penelitan ini dapat memberikan manfaat bagi beberapapihak berikut : a. Kontribusi Praktis 1) Bagi
pengusaha,
memberi
informasi
kepada
pihak
yang
berkepentingan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur finansial perusahaan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan penggunaan dana perusahaan. 2) Bagi investor dan calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham dengan melihat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur finansiil suatu perusahaan. 3) Bagi emiten dan calon emiten, diharapkan penelitian ini dapat memberikan petunjuk tentang pentingnya struktur finansial didalam
menentukan kebijakan perusahaan, seperti keputusan investasi, pembagian deviden dan kebijakan lainnya yang dapat mempengaruhi struktur keuangan. b. KontribusiTeoritis 1) Bagi STIESIA Indonesia Surabaya, dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pengaruh struktur aktiva,firm sizedan struktur modal terhadap kemampuan perolehan laba, tambahan wacana keilmuan, serta dapat dijadikan studi komparasi atau referensi pada penelitian berikutnya. 2) Bagi mahasiswa, selain sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) di STIESIA Indonesia Surabaya, mahasiswa secara langsung juga dapat mengimplementasikan pengetahuan teoritis kedalam kegiatan bisnis riil.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian ini membahas pengaruh struktur aktiva,firm sizedan struktur
modal secara simultan terhadap kemampuan perolehan laba dengan menggunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi-laba serta data harga saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012. Dalam penelitian ini kemampuan perolehan laba yang diteliti adalah dengan menggunakan konsep Return on Assetss, adalah bagian dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas sendiri merupakan alat evaluasi untuk pengukuran kinerja keuangan yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.