1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha yang ada di Indonesia pada saat ini
menyebabkan permintaan atas audit laporan keuangan semakin meningkat pula dan menjadi sumber informasi bagi para investor dan calon investor untuk menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua perusahaan go public wajib menerbitkan laporan keuangan pada setiap akhir periode akuntansi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat, khususnya kepada investor dan calon investor. Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam hal pelaporan keuangan (financial reporting). Dan untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang disampaikan harus relevan, wajar, dan didukung dengan pengungkapan yang memadai. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian dalam suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Dan hampir di semua negara memiliki pasar modal, karena pasar modal menjadi pusat perhatian para investor dan memiliki peranan yang sangat penting bagi penguatan ketahanan ekonomi pada suatu negara.
1
2
Menurut Givoly dan Palmon, 1982 (dalam Rachmawati 2008) informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat, bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bilamana tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut akan menjadi sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan untuk para pengguna laporan keuangan tersebut. Dan sebaliknya jika terdapat penundaan dalam laporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan pengambil keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2015), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan secara akurat, valid, dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan tersebut, seperti kreditor, investor, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 BAPEPAM-LK semakin memperketat peraturan dan diikuti dengan dikeluarkannya surat keputusan ketua BAPEPAM-
3
LK, Nomor : Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), sebanyak 50 emiten telat melaporkan laporan keuangan dan diantaranya merupakan perusahaan keuangan di Indonesia. Laporan keuangan yang terlambat dilaporkan tersebut mencakup laporan realisasi penggunaan dana, laporan keuangan tengah tahunan, laporan tahunan, dan laporan hasil pemeringkatan efek. Atas keterlambatan itu, total denda yang langsung disetorkan ke kas negara senilai mencapai Rp 1 miliar (BAPEPAM, 2006). Laporan keuangan auditan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor. Laporan keuangan berguna sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Penyusunan laporan keuangan harus dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, persyaratan ini mengacu pada pasal 69 UU Pasar Modal, peraturan nomor VIII.G.7 dan PSAK nomor 8. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) audit delay merupakan rentang waktu yang dibutuhkan auditor dalam menyelesaikan auditnya. Dengan kata lain, audit delay disini diasumsikan sebagai jumlah hari dari akhir periode tahun buku pada sebuah perusahaan hingga ditandatanganinya laporan keuangan yang telah diaudit sebagai akhir dari standar pekerjaan lapangan yang telah dilakukan.
4
Variabel audit delay inilah yang nantinya akan dihitung berdasarkan jumlah hari dari akhir periode tahun buku perusahaan hingga ditandatanganinya laporan keuangan auditan tersebut oleh auditor. Menurut Lawrence dan Bryan, 1998 (dalam Rustiana, 2007) mendefinisikan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Sedangkan menurut Ashton et al. 1987 (dalam Kartika, 2009), audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay, sehingga perusahaan diharapkan
dapat
mengantisipasi
terjadinya
audit
delay
pada
laporan
keuangannya, khususnya bagi perusahaan yang terdaftar di saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangannya sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay, yaitu total aset, profitabilitas, leverage, opini auditor, dan ukuran KAP. Total aset merupakan cara dalam mengukur ukuran perusahaan. Apabila total aset suatu perusahaan adalah besar maka semakin singkat audit delay-nya. Hal tersebut disebabkan oleh ketatnya manajerial sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga selalu mengawasi aktivitas perusahaan yang dijalankan sebagaimana mestinya. Utami (2006) menyatakan bahwa total aset berpengaruh terhadap audit delay.
5
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini tingginya profitabilitas diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). ROA digunakan karena mampu menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dari keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian Carbaja dan Yadnyana (2015) menyatakan profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Leverage diartikan sebagai perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi hutang yang lebih banyak daripada jumlah ekuitas, maka auditor akan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan karena rumitnya prosedur audit akun hutang serta penemuan buktibukti audit yang lebih kompleks terhadap pihak-pihak kreditur perusahaan. Penelitian Lestari (2010) menyatakan terdapat pengaruh leverage terhadap audit delay. Opini auditor merupakan hasil simpulan dari proses audit yang telah dilakukan oleh auditor dan juga merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran suatu laporan keuangan. Selain itu, opini audit merupakan media yang digunakan oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat disekitar lingkungannya. Dalam hal ini pengaruh opini auditor terhadap audit delay masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Dalam penelitian Rustiarini
6
dan Sugiarti (2013) menyatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2011) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun berbeda dengan penelitian Utami (2006) bahwa ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Indeks LQ 45 berisi 45 emiten yang dalam setiap 6 bulan sekali, tepatnya pada setiap awal bulan Februari dan bulan Agustus di sesuaikan. Artinya emitenemiten tersebut didalamnya akan berubah. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai bagian dari komponen IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) serta penyedia sarana yang obyektif dan terpercaya untuk analisa keuangan, manajer investor, memonitor bursa saham serta pergerakan nilai saham-saham yang sedang aktif di bursa. Duduk di jajaran LQ 45 merupakan suatu kehormatan bagi sebuah perusahaan karena itu berarti pelaku pasar modal sudah mengakui dan percaya bahwa tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan ini baik. Namun bagi yang sudah berada di dalamnya harus tetap bekerja keras untuk tetap mempertahankannya. Saham yang masih berada dalam kriteria akan tetap bertahan dalam jajaran LQ 45 sedangkan yang sudah tidak memenuhi kriteria akan diganti dengan yang lebih memenuhi syarat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45, karena perusahaan LQ
7
45 merupakan perusahaan yang sahamnya paling aktif diperjual belikan. Dengan aktifnya perusahaan yang diperjual belikan seharusnya perusahaan yang masuk dalam LQ 45 harus mematuhi peraturan dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) yaitu menerbitkan laporan keuangan auditan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal tutup buku. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika (2009) dengan sampel penelitian menggunakan perusahaan LQ 45 diperoleh nilai maksimal (max) audit delay sebesar 156 hari, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Purnamasari (2012) dengan sampel penelitian menggunakan perusahaan LQ 45 diperoleh nilai maksimal (max) audit delay sebesar 131 hari. Dari dua penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa masih adanya perusahaan LQ 45 yang melanggar peraturan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali beberapa faktor-faktor pada penelitian terdahulu yang mempengaruhi audit delay. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel, sampel dan tahun penelitian, yaitu penelitian ini menggunakan variabel independen total aset, profitabilitas, leverage, opini auditor, dan ukuran KAP untuk mengukur pengaruh audit delay. Sampel perusahaan yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit DelayPada Perusahaan Liquid 45 ”.
8
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah-masalah penelitian yang telah dibahas
sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah Total Aset berpengaruh terhadap audit delay padaperusahaan LQ45? 2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45? 3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45? 4. Apakah Opini Auditor berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45 ? 5. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45 ? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk menguji pengaruh Total Aset terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45. 2. Untuk menguji pengaruh Profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45. 3. Untuk menguji pengaruh Leverage terhadap audit delaypada perusahaan LQ 45. 4. Untuk menguji pengaruh Opini Auditor terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45.
9
5. Untuk menguji pengaruh Ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45. 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya yaitu : 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan referensi bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam usaha meningkatkan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit, khususnya pada total aset, profitabilitas, leverage, opini auditor, dan ukuran KAP. Serta mendapatkan pemahaman yang berguna dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan mengenai pelaksanaan audit dan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan berinvestasi. 3. Manfaat Kebijakan a. Bagi Auditor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi auditor untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan LQ 45 di Indonesia.
10
b. Bagi Calon Investor dan Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. c. Bagi Kantor Akuntan Publik, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan ketika menentukan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi terjadinya audit delay agar dapat diminimalkan, sehingga laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipublikasikan tepat waktu. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini membatasi masalah pada lima variabel yang
kemungkinan mempengaruhi audit delay yaitu Total Aset, Profitabilitas, Leverage, Opini Auditor, dan Ukuran KAPpada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.