1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimanfaatkan untuk dapat bersaing dalam dunia usaha yang semakin ketat ini tetapi hal tersebut tidak dapat terlepas dari peran manusia didalam suatu sistem. PT. Schneider Electric Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat listrik seperti MCB (Miniature Circuit Breaker) dan panel listrik. Sebagai perusahaan besar dari Prancis, PT. Schneider Electric Indonesia dituntut untuk menjalankan sistem secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari sistem SPS (Schneider Production System) yang diadopsi dari TPS (Toyota Production System). Selain sistem yang bagus, perusahaan harus didukung oleh tenaga kerja yang terampil, produktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Manusia memiliki akal, budi, pikirin, kemauan serta latar belakang yang berbeda-beda tetapi manusia tidak dapat lepas dari kesalahan. Manusia sangat rentan melakukan kesalahan-kesalahan. Dalam suatu perusahaan, Operator bisa dikatakan handal apabila dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai ketentuan tanpa melakukan kesalahan (human error). Kehandalan seorang operator sangat berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, tidak ada biaya yang
2
terbuang karena tidak ada rework maupun reject akibat kesalahan manusia. Terjadinya kesalahan operator dapat menyebabkan kerugian-kerugian terhadap perusahaan seperti kerugian akibat keterlambatan pengiriman maupun material dan tenaga yang terbuang sia-sia.
Oleh karena itu, keandalan manusia (human reliability) perlu dipertimbangkan dalam memperhitungkan keandalan suatu sistem (system reliability). Pengukuran tingkat keandalan sistem penting untuk mengetahui seberapa jauh sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang telah ditentukan.
Kesalahan manusia dapat disebabkan karena beberapa hal. Beberapa penyebab utama kesalahan manusia adalah manusia mempunyai variabilitas yang tidak dapat dihindarkan yang pada dasarnya seorang manusia adalah sebuah variabel, dalam arti tidak ada seorangpun yang dapat mengerjakan sesuatu sama persis untuk kedua kalinya Selain itu, Kepuasan kerja seseorang juga dapat mempengaruhi performa manusia dalam melakukan pekerjaannya. Semakin seorang karyawan merasa puas, maka karyawan tersebut akan merasa senang dalam melakukan pekerjaannya dan bebas dari tekanan yang timbul dari pekerjaannya sehingga akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan mereka yang berdampak pada peningkatan produktifitas perusahaan. Hersey dan Blanchard (1988) berpendapat bahwa perilaku seseorang pada saat tertentu biasanya ditentukan oleh kekuatan tuntutan kebutuhannya. Untuk itu para pemimpin atau atasan perlu memahami tingkat kebutuhan seorang pekerja atau bawahannya sebagai suatu hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan yang secara luas tidak terpenuhi
3
cenderung menciptakan ketegangan dalam diri seseorang yang kemudian mendorongnya untuk berperilaku seperti meninggalkan organisasi (aktif-destruktif), berusaha memperbaiki kondisi (aktif-konstruktif), optimis menunggu membaiknya kondisi (pasif-konstruktif) dan membiarkan kondisi memburuk seperti sering datang terlambat, mengurangi upaya (effort) dalam bekerja sehingga tingkat kesalahan dalam bekerja akan meningkat. Upaya tersebut dilakukan sebagai jalan keluar untuk mengurangi ketegangan yang dihadapinya dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Jenis-jenis kebutuhan yang mendukung kepuasan kerja menurut Teori Maslow adalah kebutuhan fisiologik yang merupakan kebutuhan dasar manusia, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan akualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat memberikan motivasi kepada karyawan dalam bekerja. Namun hal tersebut harus diperhatikan karena jika salah satu kebutuhan tertentu terpenuhi maka kekuatan motivasi dari kebutuhan tersebut cenderung berkurang. Oleh karena itu untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang mana dari Teori Maslow yang akan memberikan dampak motivasi yang tinggi bagi karyawan sehingga dapat menjaga dan meningkatkan tingkat keandalan operator maka penulis akan melakukan penelitian mengenai hal tersebut.
1.2.
Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, permasalahan utama yang terjadi
di PT. Schneider Electric Indonesia adalah banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi pada proses perakitan produk MC Set yang dilakukan oleh operator. Salah satu
4
hal yang dapat memberikan pengaruh terhadap terjadinya kesalahan operator adalah permasalahan kepuasan kerja. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga akan dibahas mengenai kepuasan kerja yang didasarkan pada teori hierarki kebutuhan Maslow. Perumusan masalah dilakukan untuk memudahkan dalam pemecahan masalah dan membantu penulis agar penelitian menjadi lebih terarah. Adapun perumusan masalah tersebut adalah : 1. Uraian dan jenis pekerjaan apa saja yang dilakukan dalam proses perakitan produk MC Set? Berdasarkan uraian pekerjaan tersebut, jenis-jenis kesalahan apa saja yang dapat terjadi dan apakah efek dari kesalahan-kesalahan tersebut? 2. Berapakah nilai indeks kritis dan keandalan operator untuk setiap uraian pekerjaan? 3. Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja masing-masing operator MC Set? 4. Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja operator untuk masing-masing uraian pekerjaan? 5.
Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja operator untuk masing-masing jenis kebutuhan berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow?
6. Bagaimanakah hubungan antara tingkat keandalan operator dengan tingkat kepuasan kerja operator? 7. Bagaimanakah pengaruh tingkat kepuasan operator untuk masing-masing jenis kebutuhan terhadap tingkat keandalan operator?
5
8. Bagaimanakah urutan prioritas jenis kebutuhan yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja operator yang akan berdampak pada tingkat keandalan operator?
1.3.
Ruang Lingkup Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengukuran performansi keandalan
operator PT. Schneider Electric Indonesia dalam proses pembuatan MV Primary (MC Set) dengan menggunakan metoda Human Error & Criticality Analysis (HECA), serta pengukuran tingkat kepuasan kerja operator berdasarkan teori hierarki Maslow. Agar pembahasan tidak meluas dan lebih terarah sesuai tujuan, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di PT. Schneider Electric Indonesia Yang berlokasi di Cikarang sejak Februari 2010 – Juli 2010. 2. Karena produk-produk PT. Schneider Electric Indonesia Memiliki proses produksi yang rumit dan juga karena keterbatasan waktu maka penelitian dilakukan pada salah satu produk saja, yaitu MC Set. Pemilihan produk tersebut, berdasarkan hasil perhitungan proporsi jumlah defect atas produk yang dihasilkan. 3. Data jumlah defect yang digunakan adalah data jumlah defect selama 12 bulan, yaitu sejak Januari 2009 sampai dengan Desember 2009.
6
4. Data jumlah masing-masing jenis kesalahan yang digunakan adalah data jumlah kesalahan yang dilakukan oleh operator selama 6 bulan, yaitu sejak Juli 2009 sampai dengan Desember 2009. 5. Setiap operator diasumsikan memiliki beban kerja dan keahlian yang sama rata dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. 6. Pengukuran tingkat kepuasan kerja menggunakan kuesioner yang didasarkan pada teori hierarki kebutuhan Maslow. 7. Penelitian tidak dilakukan sampai tahap implementasi usulan perbaikan, namun hanya sampai tahap rekomendasi.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ini, memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi jenis kesalahan operator (human error mode) dan efek kesalahan (error effect) pada proses perakitan MC Set, beserta nilai probabilitas kesalahan operator dan efek kesalahan. 2. Untuk menghitung dan menganalisis tingkat keandalan operator untuk masingmasing uraian pekerjaan pada proses perakitan MC Set. 3. Untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan kerja masing-masing operator pada proses perakitan MC Set. 4. Untuk mengidentifikasi hubungan antara keandalan operator dengan kepuasan kerja operator.
7
5. Untuk mengidentifikasi urutan prioritas jenis kebutuhan yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja operator yang akan berdampak pada tingkat keandalan operator.
Selain itu, penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Untuk mengetahui tingkat keandalan operator untuk masing-masing uraian pekerjaan pada proses perakitan MC Set. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja masing-masing operator pada proses perakitan MC Set. 3. Untuk mengetahui hubungan antara keandalan operator dengan kepuasan kerja operator. 4. Dengan mengetahui urutan prioritas jenis kebutuhan yang harus diperhatikan, maka pihak perusahaan dapat membuat suatu perencanaan dalam rangka memperbaiki tingkat kepuasaan kerja operator. 5. Dengan memperbaiki tingkat kepuasan kerja operator, maka akan berdampak juga terhadap tingkat keandalan operator sehingga jumlah kesalahan yang dilakukan oleh operator akan berkurang.
8
1.5.
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1. Sejarah Perusahaan PT. Schneider Electric Indonesia yang berlokasi di East Jakarta Industrial Park (EJIP), Plot 4B no.1-2, Bekasi merupakan perusahaan Prancis yang memproduksi panel listrik. Produknya masuk ke Indonesia sejak tahun 1973 dengan merk Merlin Gerin dan pada tahun 1978 memperoleh izin untuk memproduksi MV (Medium Voltage) dan LV (Low Voltage) di Surabaya. Kemudian, pada tahun 1985 PT. Schneider Electric Indonesia mulai memproduksi MCB (Miniature Circuit Breaker) di Surabaya dan pada tahun 1995 pindah dari Surabaya ke Cikarang. Luas lahan PT. Schneider Electric Indonesia yang berlokasi di Cikarang adalah 48.110 m2, di mana 9.675 m2 digunakan untuk area produksi dan 3.290 m2 dimanfaatkan sebagai kantor. PT. Schneider Electric Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi alat-alat listrik seperti MCB (Miniature Circuit Breaker) dan panel listrik. Secara umum, terdapat dua jenis panel listrik yang dihasilakn PT. Schneider Electric Indonesia, yaitu MVP (Medium Voltage Panel) dan LVP (Low Volatge Panel). MVP dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu MV Primary (MC-Set) dan MV Secondary (SM6), dan LVP dibagi menjadi Okken dan Blockset. Sebelumnya, PT. Schneider Electric Indonesia juga memiliki painting shop dan metal shop. Namun, sejak Juni 2009, keduanya disubkontrakkan kepada pihak lain.
9
PT. Schneider Electric Indonesia memiliki visi menjadi Global Specialist in Energy Management agar penggunaan energy listrik menjadi Safe (lebih aman), Reliable (dapat diandalkan), Efficient (hemat), Productive (produktif) dan Green (ramah lingkungan). Menjadi Global Specialist in Energy Management ini artinya bahwa PT. Schneider Electric Indonesia lebih memfokuskan pada Energy Management antara sisi pembangkitan dan sisi pengguna. Jadi PT. Schneider Electric Indonesia tidak bergerak pada energy production (misal: produsen sistem pembangkitan) dan Energy usage (misal: produsen pompa, conveyor,dll), melainkan bergerak sebagai energy management yang mengatur penggunaan energi listrik antara pengguna (energy users) dan pembangkitan (energy producer) sehingga energi listrik dapat dipergunakan secara: Safe, Reliable, Efficient, Productive and Green seperti telah disebutkan di atas.
10
1.5.2. Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Schneider Electric Indonesia (sumber : PT. Schneider Electric Indonesia)
11
1.5.3. Proses Produksi Proses perakitan MC Set terdiri dari 9 line, yaitu LV Box Line; Cassette Line; Basic Housing Line; VT Assy Line; Gravier Line; Prewiring and Wiring Line; CB Line; Main Line dan FQC-FAT-Finishing.
1.5.3.1. LV Box Line LV Assy Assy 1. Ambil base plate dan letakkan di atas jig LV BOX preparation. 2. Fix semua hexagonal nut pada base plate gunakan avdel nutsert. 3. Ambil frame kanan dan kiri. 4. Fix semua hexagonal nut pada frame kanan kiri, gunakan avdel nutsert. 5. Pasang frame kanan kiri pada base plate. 6. Ambil pigura. 7. Fix semua hexagonal nut pada pigura, dan mur tempel M6 2mm. 8. Pasang pigura pada pada base plate dan fix dengan VIS TH M6x20 dan washer D6. 9. Ambil tutup atas. 10. Pasang tutup atas pada bagian atas LV Box. 11. Ambil ambang dan pasang nutsert. 12. Pasang karet list. 13. Pasang ambang di atas tutup atas
12
14. Pasang karet bentuk lingkaran pada LV Box. 15. Ambil dan pasang pin stopper. 16. Ambil locking pintu dan pasang. 17. Ambil engsel pintu. 18. Pasang engsel pintu. 19. Pasang pin pada engsel pintu. 20. Ambil dan pasang ambang depan.
G-Tray Preparation 1. Siapkan base plate G-Tray dan pasang karet list pada sisi lubang pada part base plate G-Tray. 2. Siapkan cable Duct dan potong sesuai dengan kebutuhan. 3. Siapkan mounting rail. 4. Join cable Duct di atas base plate G-Tray, setelah itu join mounting rail di atas base plate G-Tray menggunakan rivet gun G2.
Join G-Tray to LV Assy 1. Angkat dan masukkan G-Tray ke dalam LV Assyartment. 2. Sesuaikan dengan lubang yang ada pada LV Assyartment, dan fix dengan screw M6x20 dan washer D 12. 3. Ulangi step 2 untuk sisi yang lainnya.
13
4. Ulangi step 2 untuk bagian tengah bawah. Dan pasang tutup cable Duct.
LV Door Preparation 1. Ambil pintu LV Box dan letakkan di atas LV Box Door Assy Jig. 2. Pasang karet pada sisi-sisi pintu, gunakan palu nylon untuk membantu pemasangan. 3. Pasang pin pada bagian samping pintu dengan bantuan palu besi. 4. Ambil paku rivet yang berulir ukuran 6.5x14.1 mm. 5. Pasang paku rivet bersamaan dengan bobbin, sehingga bobbin menjadi stopper pin. Gunakan rivet gun G3. 6. Ambil 1 set handel pintu. 7. Assembly handel pintu bersamaan dengan lindah kunci, sisipkan bobbin diantara handel pintu dan lubang kunci dan kencangkan dengan kunci torsi 6Nm. 8. Pasang handel pintu yang kedua, join menggunakan washer D6 dan nut nyl stop M6. 9. Ambil mekanis pintu. 10. Pasang mekanis pintu pada kedua lidah kunci dan kencangkan dengan pin pengunci. Gunakan tang snapring. 11. Pasang 4 buah M6 hexagonal nutsert di samping pintu. 12. Pasang baut stopper pintu.
14
Join LV Door to LV Comp 1. Ambil LV Door. 2. Pasang LV Door pada LV Comparment. Fix dengan screw M6x16. 3. Ambil dan assembly stopper dengan menggunakan rivet dan bobbin. 4. Pasang busbar ground pada LV Box Comp.
1.5.3.2. Cassette Line Assy Cassette 1. Ambil frame samping sebelah kanan. 2. Pasang 2 support bentuk L untuk memasang lock support plate pada frame samping sebelah kanan. 3. Assembly lower connecting bearing, upper connecting bearing pada drive crank. 4. Ambil 2 pcs holding rod, kemudian assembly spring dan spring blade.
1.5.3.3. Basic Housing Line Assy Frame to Cassette 1. Set cassette pada lifting. 2. Pasang earthing mechanism pada cassette 3. Pasang frame kanan dan frame kiri pada cassette. 4. Pasang table cover bushing
15
5. Pasang base plate pada cubicle. 6. Pasang tiang belakang kanan dan kiri. 7. Pasang skate trolley di bawah base plate.
Earthing Mechanism Preparation 1. Siapkan earthing switch link dan part yang lain (rod, stick, coil). 2. Assembly earthing switch link dengan rod, gunakan 2 buah screw, 2 buah washer dan 2 buah nuts. 3. Siapkan signalisation link. Pasang 1 buah screw, 2 buah washer dan I buah nut.
Assy Earthing Mechanism 1. Pasang screw pada earthing switch. 2. Letakkan earthing switch link dengan rod di atas ES. 3. Pasang earthing switch link dengan rod di atas axe yang ada pada box. 4. Pasang flat washer dan pin. 5. Assembly signalisation link dengan coil, washer dan nut. 6. Beri grease pada axe sebelum di assembly dengan earthing switch link.
16
Base Plate Preparation 1. Ambil base plate. 2. Fixing support R/L pada base plate. 3. Pasang real bottom dengan base plate. 4. Pasang bottom plate dan rubber glade.
Assy Base Plate 1. Naikkan cubicle menggunakan lifting. 2. Letakkan base plate di atas trolley, kemudian naikkan ketinggian trolley. 3. Pasaang cage nut pada base plate. 4. Letakkan bottom plate di atas base plate, fix kan dengan 6 buah screw M6 dan 6 buah washer D6. Kencangkan menggunakan kunci torsi 8 Nm. 5. Assembly base plate dibawah cubicle, kencangkan dengan rivet pada sisi samping. 6. Ambil trolley. 7. Letakkan trolley pada bagian bawah base plate, sesuaikan base plate dengan pengunci pada trolley. 8. Lepaskan cubicle dari lifting.
17
Earthing Box Preparation 1. Siapkan box. 2. Pindahkan 4 screw dari cover. 3. Siapkan part CB engaging block up yang akan di assembly : a. Support
d. Screw
b. Coils
e. Nuts
c. Contact washer f. Slide Block 4. Posisikan slide block si dalam box. Cek fungsinya. 5. Pasang support pada slide block. 6. Pasang screw, contact washer, dan nuts. Cek kembali funsi slide block. 7. Siapkan part interlocking CB : a. Lock
g. Nuts
b. Lock Support h. Contact Washer c. Coils d. Spacer
i. Spring j. Spacer
e. Flat Washer k. Screw (long) f. Screw
l. Washer
8. Pasang screw, flat washer, spacer, dan nuts. 9. Assembly locking panel dengan screw, coil, washer, dan nuts. 10. Pasang locking panel pada box. Gunakan screw, washer, spacer dan nuts.
18
11. Pasang spring dan cek fungsinya. 12. Siapkan part VPIS : a. Voltage presence box b. Wires c. 2 Screws d. Grommet 13. Koneksikan kabel pada box. 14. Pasang VPIS pada earthing box, gunakan screw. 15. Letakkan 3 buah collar. 16. Cable way berada di dapan box, kemudian pindahkan earthing screw. 17. Siapkan protection wires. 18. Pasang protection wires di dalam box. Dan letakkan 2 buah earthing cable. 19. Koneksikan VPIS cable pada protection wires menggunakan terminal koneksi. 20. Gunakan tang untuk menekan part. Kemudian tutup cover. 21. Pasang grommets. 22. Lepaskan screw dan buka cover. 23. Siapkan lock. a. Ronis Type atau b. Profalux type 24. Pasang lock dan cam direction pada cover.
19
25. Siapkan electromagnetic locking. 26. Pasang electromagnetic locking di atas support. 27. Pasang long screw. 28. Siapkan dan pasang ES electrical signalling.
Assy Earthing Box 1. Siapkan earthing box yang sudah selesai di rakit. 2. Pasang earthing box pada cubicle dan fixing dengan 2 buah screw dan 2 buah washer. 3. Pasang cover pada earthing box dan fixing dengan 4 buah screw dan 4 buah washer. Gunakan kunci torsi 8Nm.
Assy Roof 1. Tempatkan cubicle pada panggung roof. 2. Pasang 4 buah mur temple. 3. Ambil partisi. 4. Posisikan partisi pada cubicle. Sesuaikan lubang yang ada pada cubicle yang sudah dipasang mur tempel dan fix menggunakan screw M6 dan washer M6. 5. Pasang 4 buah rivet pada frame roof.
20
6. Kencangkan screw yang ada pada step 4 dengan menggunakan kunci torsi 8 Nm. 7. Assembly flap. 8. Fixing flap dengan 18 screw M6, 18 washer M6, dan 9 plastik rivet. Kencangkan screw dengan kunci torsi M8.
Door MV Preparation 1. Ambil dan letakkan pintu MV door di atas meja kerja. 2. Ambil rod dan beri grease pada setiap lubang sleding. 3. Pasang rod pada pintu MV Door. 4. Fix rod dengan 3 guiding axles dan 3 nylstop nuts dan kencangkan dengan kunci torsi 12 Nm. 5. Pasang centring axle dan coil pada rod, fix dengan rivet dari bagian dalam cubicle. 6. Ambil handle pintu. 7. Pasang handle pada MV Door dan fixing dengan screws, kencangkan dengan kunci torsi 8Nm. 8. Ambil spring dan spring support, beri paku rivet sebagai penekan spring. 9. Pasang spring support, handle nut, dan latch kemudian kunci dan lepaskan paku rivet.
21
10. Kencangkan mekanis dengan screw, fixing dengan kunci torsi 8Nm. 11. Beri grease pada locking rod. 12. Letakkan locking rod pada MV Door dan fix dengan coil, pada bagian atas gunakan grifaxe clip dan dibagian bawah menggunakan rivet
Assy Door MV 1. Pasang pintu pada cubicle dengan arah yang berlawanan. Sesuaikan dengan engsel pintu. Mulai dari engsel yang bawah kemudian engsel yang atas. Gunakan screw. 2. Pasang belt. Gunakan screw. 3. Pasang plastik pada pintu. 4. Pasang sypnotic respecting, pasang dari kiri ke kanan.
Label 1. Pasang stiker danger pada shutter. 2. Pasang stiker danger pada base cassette. 3. Pasang stiker breaker, earthing, dan VT. 4. Pasang stiker Schneider pada bagian atas tengah pada MV Door
22
1.5.3.4. VT Comp Line VT Comp Assy 1. Pasang roda pada bottom plate. 2. Pasang frame kanan dan kiri, kemudian pasang screen dan rear plate. 3. Rakit part mekanik pada frame kanan, kemudian beri grease. 4. Pasang rear plate atas 5. Pasang busbar dibawah bottom plate. 6. Pasang support fuse house 7. Pasang part biele dan selector 8. Pasang part Entrelec operating lever CTC dan auxiliary contact CTC 9. Pasang tutup belakang bagian bawah 10. Pasang tutup belakang bagian atas 11. Masukkan VT kemudian fixkan
VT Install and Wiring 1. Pasang fuse house pada compartment. 2. Masukkan fuse pada fuse house, kemudian pasang fuse cap. 3. Pasang busbar VT. 4. Potong kabel sesuai kebutuhan, pasang cubing & schoen kabel. 5. Pasang kabel pada auxiliary. 6. Join busbar VT dengan busbar frame.
23
7. Wiring VT. 8. Pasang kabel pada socket VT, kemudian join dengan cover VT. 9. Pasang cover socket VT. 10. Pasang limit switch dan support limit switch,
kemudian pasang
selongsong kabel pada schoen limit switch. 11. Pasang tutup VT atas, kemudian pasang label.
1.5.3.5. Gravier Line Gravier Process 1. Lihat list CB dan panel yang akan di grafir, kemudian form CB dan panel. Beri nama project pada form tersebut. 2. Bawa name plate ke station mesin garfir kemudian masukkan data entry template CB dan panel dengan melihat form. 3. Letakan name plate CB dan panel pada mesin garfir. Setting jig mesin garfir agar sesuai dengan CB dan panel. 4. Tekan tombol start pada mesin grafir untuk memulai Letakkan name plate CB pada bin. Pasang nameplate CB sesuai dengan panelnya.
Printing Process 1. Chek nomer seri CB dari produksi. 2. Cek spesifikasi panel dan CB.
24
3. Input ke database name plate CB SCI. 4. Kemudian print menggunakan zebra printer.
Marking Process 1. Buka shortcut to table name. 2. Masukkan data. 3. Buka MC-Set name plate dan select Record. 4. Kemudian marking.
1.5.3.6. Prewiring and Wiring Line Install Assyonent to LV Top 1. Pasang rel 2. Siapkan terminal untuk sistem dan power. 3. Join terminal system dan power di atas rel.
Install Assyonent To LV Door 1. Ambil dan pasang sepam pada LV Door, dan kencangkan dengan obeng (+). 2. Pasang push button opening dan closing, kencangkan dengan obeng (+). 3. Pasang kunci untuk CB Control Local Remote, dan kencangkan dengan obeng (+).
25
4. Pasang lampu indikator (CB Open, CB closed, CB Tripped), dan kencangkan dengan obeng (+).
Install Assyonent to G-Tray 1. Pasang MCB pada mounting rail. 2. Pasang thermostat pada mounting rail. 3. Pasasng terminal telemecanique 4 mm atau 6 mm pada mounting rail.
Prewiring 1. Cek ukuran dan jumlah kabel yang akan dipotong. 2. Buat list untul label yang akan ditempel pada kabel. 3. Siapkan kabel 4. Ukur panjang kabel yang akan dipotong. 5. Potong kabel. 6. Ikat kabel dan beri label. 7. Masukkan selubung cubing pada kabel. 8. Kupas ujung kabel. 9. Siapkan schoen. 10. Pasang schoen pada ujung kabel yang akan sudah dikupas, kemudian crimping schoen. 11. Buka ikatan kabel, dan gantung kabel pada bench.
26
12. Siapkan cubing. 13. Ambil dan masukkan cubing di dalam selubung cubing. 14. Buka ikatan kabel, dan gantung kabel pada bench.
Wiring LV Box 1. Siapkan komponen yang akan di wiring. 2. Buat lebel printing menggunakan alat “brother”. 3. Gunting lebel printing. 4. Tempel lebel pada komponen. 5. Pasang lebel printing pada komponen pintu dan pada belakang pintu. 6. Wiring komponen pada pintu dan rapikan kabel menggunakan cable ties. 7. Wiring socket CB. 8. Wiring auxiliary contact. 9. Wiring bagian dalam LV Box. 10. Wiring bagian atas LV Box. 11. Cek hasil wiring menggunakan multitester. 12. Pasang tutup belakang LV Box.
1.5.3.7. CB Line Customized of CB Level P 1. Lepaskan gear .
27
2. Lepaskan mur dari baut yang ada pada gear , kemudian simpan. 3. Beri locktite270 di baut motor yang sudah dilepas. 4. Pasang kembali mur pada baut. 5. Pasang motor pada gear dengan cara mengencangkan baut yang dilepas saat melepas gear pada motor. 6. Assembly kembali gear & motor spring charge ke CB. Gunakan torsi 12Nm. 7. Pasang spring gear box ke stopper charge CB. 8. Pasang kabel under voltage (+ dan -) yaitu kabel no 90 & 91. 9. Lepas 2 baut pada support under voltage. 10. Masukkan under voltage pada CB dan kencangkan pada support under voltage menggunakan kunci torsi 12Nm. 11. Pasang ujung kabel under voltage ke terminal No 90 & 91, dan kencangkan pada support under voltage menggunakan kunci torsi 12Nm. 12. Lepaskan kabel closing coil. 13. Pasang kabel YF1 dan YF2 pada closing coil, posisi di dalam dan pasang/kencangkan baut accessories (2 pcs) dengan torsi 12 Nm. 14. Pasang kabel YO1 dan YO2 pada opening release, posisi di bagian luar dengan closing coil dan kencangkan baut accessories (2 pcs) dengan torsi 12 Nm. 15. Install kabel motor kapasitor.
28
16. Cabut (uninstall) 4 pcs kabel jumper dari terminal. 17. Install kabel yang telah dilepas. 18. Masukkan anti pumping pada posisinya, yang berada pada bagian atas. 19. Masukkan kabel socket antipumping sesuai dengan no terminal pada CB dan no kabel pada anti pumping.
Test of CB and Test Record 1. Ambil Socket CB dan amplifier. 2. Hubungkan socket CB dengan amplifier dan pasha RST. 3. Hidupkan power supply dan set tegangannya. 4. Siapkan ociloscop. 5. Nyalakan ociloscop, setting program untuk Test CB. Tekan tombol closed pada alat keyboard dan lihat hasilnya. Save hasil dengan no CB. 6. Hitung presentase tegangan +10% dan -10% dari tegangan awal setting pada power supply dengan hasil 121. Tekan tombol close pada keyboard, lihat hasil pada osiloscope dan assyuter. Save hasilnya sesuai no seri CB. 7. Save hasil pengetesan, isi auto control dengan melihat hasil test.
Earthing Truck 1. Siapkan material yang akan di assembly. 2. Pasang key lock.
29
3. Pasang stopper 4. Pasang latch pada bagian belakang key lock dan stopper. 5. Pasang support lock pada CB dengan menggunakan screw M6 dan Bolt M8. 6. Pasang mismatch pada cubicle dan cocokkan pada latch sesuai dengan bus A atau bus B.
1.5.3.8. Main Line CT Preparation 1. Ambil support CT, pasang rivet dan coil. 2. Pasang 6 buah mur temple. 3. Siapkan screw, washer dan nut untuk assembly earthing bars. 4. Fix bars pada support CT. Gunakan kunci torsi 8 Nm. 5. Ambil 3 buah CT dan letakkan di atas support, sesuaikan dengan lubang pada support. 6. Fix CT pada support CT dan kencangkan dengan kunci torsi 28 Nm. 7. Ambil dan pasang busbar koneksi.
Join CT to Cubicle 1. Pasang 4 buah mur tempel. 2. Ankat CT menggunakan crane.
30
3. Letakkan CT di atas CT support trolley. 4. Masukkan CT ke dalam cubicle. 5. Sesuaikan dengan lubang tempat mur tempel. 6. Fixing busbar CT dengan kunci torsi 40 Nm. 7. Fixkan CT dengan kunci torsi 15 Nm. Dan pindahkan CT support trolley.
Assy Busbar to CT 1. Assembly busbar koneksi pada sisi no1 ke CT dengan screw M12x25, dan sisi no 2 menghadap ke earthing. Gunakan kunci torsi 40Nm. 2. Fixing busbar connection pada earthing switch dengan 2 buah screw M10x35. 3. Assembly CT pada bagian dengan busbar derivation, gunakan screw M12x40 dengan kunci torsi 50Nm. Kemudian koneksikan CT dengan CT dengan screw M12x25 dan contact washer. 4. Assembly busbar connection dengan screw M12x40 dan contack washer. Gunakan kunci torsi 50Nm.
Join LV Box to Cubicle 1. Siapkan cubicle. 2. Ambil alat dan pasang di atas LV Box. 3. Angkat LV Box secara perlahan.
31
4. Posisikan LV Box berada di dalam cubicle. Turunkan LV Box dengan perlahan-lahan. 5. Beri cukup ruang antara LV Box dengan cubicle untuk jalannya kabel. 6. Pada cubicle bagian dalam, kabel selalu berhubungan diantara kanan dan kiri bagian pada dalam cubicle. 7. Fixing LV Box, dan gunakan kunci torsi 10Nm. 8. Pasang cage nut. 9. Pasang plug dan fixing dengan rivet. 10. Pindahkan posisi rod CB dan pasang contactor pada box. 11. Ganti rod dan fixing.
Fall Down Cable for 1 CT 1. Wiring ground Bar yang ada pada LV Box. 2. Masukkan kabel ground Bar ke bawah LV Box. 3. Rapihkan kabel menggunakan kabel ties. 4. Masukkan kabel dari komponen yang ada pada G-Tray k bawah LV box. 5. Rapihkan dengan kabel ties. 6. Beri jarring selubung di rangkaian kabel yang sudah dirapihkan dengan kabel ties. 7. Ambil dan pasang Cable Duct.
32
Wiring CT 1. Ambil CT yang sudah di prepare dan gunakan handlift untuk membawa CT ke cubicle. 2. Potong kabel disesuaikan dengan kebutuhan. 3. Kupas kabel. 4. Ambil schoen crimping cable gunakan tang crimping. 5. Wiring CT sesuai gambar dimulai dari R, S, lalu T. 6. Pasang Cable Duck. 7. Buka baut yang ada pada busbar kemudian connection. 8. Rapihkan kabel menggunakan kabel ties.
Wiring Socket PT 1. Siapkan kabel untuk proses wiring. 2. Potong kabel sesuai kebutuhan. 3. Kupasbagian ujung kabel. 4. Periksa ulang gambar sebelum proses wiring. 5. Wiring kabel pada socket CT sesuai dengan gambar. 6. Rapihkan kabel. 7. Join socket dengan cubicle dan gunakan baut tempel.
Wiring Earthing Box
33
1. Cek drawing. 2. Wiiring pada auxiliary earthing box sesuai dengan drawing. 3. Wiring pada push button earthing box.
Assy Ground Bar 1. Siapkan main collector. 2. Assembly main collector pada cubicle. 3. Fixing earth collector (1) dan horizontal connecting (2) pada cubicle. 4. Fixing horizontal connecting diantara earth collector dan collector connecting.
Assy Auxiliary 1. Siapkan auxiliary. 2. Pasang support auxiliary. 3. Join assy conection auxiliary hubungkan dengan auxiliary dengan stang cassette. 4. Wiring auxiliary dan pasang pada mechanism cassette.
Assy Heater 1. Siapkan part heater.
34
2. Koneksikan clips pada resistor. 3. Pasang mur temple pada base plate. 4. Letakkan heater dan kencangkan resistor.
Assy Screne 1. Ambil screne. 2. Rapikan bagian ujung screne dari sisa proses punching menggunakan plat. 3. Join screne dengan cubicle pada bagian samping kanan dan kiri cubicle sebagai penyekat earthing dengan dinding cubicle. 4. Fixing dengan hardware baut 6x16 dan gunakan kunci angin 10 atau pas ring 10.
Assy Slide Plate 1. Pasang side plate sebelah kiri dengan cubicle dan fixing dengan rivet 6.5. 2. Pasang side plate sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan rivet 6.5. 3. Pasang side plate upper sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan rivet 6.5. 4. Pasang side plate upper sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan rivet 6.5.
35
Join CB To Cubicle 1. Siapkan bridle. 2. Masukkan CB ke dalam cubicle, kemudian lepaskan 2 buah screw. 3. Ambil bridle, 1 screw, 2 washer, dan 1 nut. 4. Pasang bridle di dalam cubicle. Pasang kembali screw yang dilepas. 5. Pasang pada sisi yang satu lagi. Ikuti step 2 sampai step 4. 6. Tempel tanda peringatan clamping. 7. Lepaskan 2 buah screw dari bridle. 8. Pasang 2 buah cage nuts. 9. Pasang support bridle. 10. Pasang 2 buah cage nuts di atas CB. 11. Pasang bridle dan kencangkan. 12. Pasang 4 screw , 8 washer, 4 nuts di atas box serta 2 screw dan 2 washer diatas CB. Tidak perlu dikencangkan. 13. Kencangkan screw yang berada di atas CB. 14. Kencangkan screw yang berada di box. 15. Kencangkan screw pada bridle. 16. Pasang steker.
Assy Back Plate 1. Siapkan back plate.
36
2. Join back plate dengan cubicle. 3. Fixing dengan hard ware baut 6x20 dan rivet 6.5.
Assy End Plate 1. Pasang end plate belakang kanan dan kiri. 2. Pasang end plate depan kanan dan kiri. 3. Pasang lifting pada end plate.
1.5.3.9. FQC – FAT – Finishing Lower Door Preparation 1. Siapkan screws AAA20000F0 dan washer AAA20001F0 dan assembly. 2. Siapkan dan assembly unity dengan griffax washer AAA20002F0. 3. Assembly unity pada pintu. 4. Pasang stick 3731760. 5. Sebelum assembly pintu pada cubicle, cek fixing 51237464F0. 6. Aaembly pintu dan kencangkan dengan kunci torsi 8 Nm
FQC Individual 1. Lihat dan verifikasi semua dokumen, seperti : autocontrol, drawing, dan spesifikasi umum dengan cara visual.
37
2. Dielectric Tes pada Main Circuit menggunakan dielectric tester. 3. Lakukan tes pada Auxiliary dan Control Circuit secara visual. 4. Cek Fungsional Test
FQC System 1. Lakukan tes individual dahulu sebelum melakukan Test system. 2. Pasang kabel bus wire pada terminal power yang berada di LV Box tiap cubicle yang akan dilakukan tes. 3. Periksa dengan drawing untuk mengecek kabel bus wire. 4. Lakukan pengetesan dengan cara menyalakan panel sesuai dengan drawing.
Join VT Assy Assy To Cubicle 1. Ambil Vt yang sudah di pepare dan sudah di cek oleh FQC, dan bersihkan VT. 2. Bersihkan cubicle yang akan dipasang VT, kemudian assembling VT ke dalam cubicle, kemudian pasang stopper VT. 3. Masukkan VT ke dalam cubicle dan fixing dengan dengan screw pada bagian depan bawah VT. 4. Pasang socket VT.
38
Assy Lower Door 1. Pasang engsel pintu pada bagian samping dalam cubicle. 2. Pemasangan engsel dilihat dari sampaing luar cubicle. 3. Siapkan pintu yang akan dipasang 4. Pasang engsel pintu untuk yang menempel dipintu, pasang pada bagian samping pintu. 5. Fix kan pintu dengan cubicle. 6. Siapkan plastik penutup untuk komponen pada pintu. 7. Pasang penutup pintu sesuai pada tempatnya. 8. Untuk pemasangan lower door, logo merlin gerin ditempatkan pada posisi atas 9. Pasang kunci pintu, dan kunci dengan penguncinya mengunakan alat bantu tang jepit 10. Posisi kunci pintu dalam keadaan terkunci. 11. Pada saat pintu dikunci, posisi pintu harus rapat dan lurus dengan cubicle.
2nd Finishing 1. Fixing flank pada ke dua sisi cubicle dengan 12 rivet. 2. Pasang stiker danger pada flank. 3. Pasang partisi dengan menggunakan 8 screw M6. 4. Fixing dengan kunci torsi 8 Nm.
39
Witness FAT 1. Chek main circuit dengan dielectrick test. 2. Lakukan Test pada auxiliary and control circuit, seperti: a. Kualitas assembling, install komponen, dan cat. b. Periksa interlock. c. Cek kelengkapan komponen auxiliary dan control circuit pada mounting. 3. Lakukan pengetesan pada system electrical, pneumatic, dan system hidrolik pada auxiliary. 4. Lakukan pengetesan hambatan tegangan pada main circuit.
Accecories 1. Ambil list accessories dari stock control untuk 1 project dan cocokan dengan drawing terlebih dahulu sebelum. 2. Minta supply material dari warehouse dan cocokan dengan list accessories. 3. Rapikan rhycem pada busbar. 4. Masukkan busbar terlebih dahulu sebelum material yang lain. 5. Siapkan consumable yang diperlukan untuk pemasangan accessories, masukkan dalam palstik dan beri identifikasi
40
6. Masukkan material accessories accessories dan tata yang rapi. 7. Packing roof.