Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Potensi tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study (HPPS) pada tahun 1983 adalah 75.000 MW, dan angka ini diulang kembali pada Hydro power inventory study pada tahun 1993. Namun pada laporan Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon Koei pada tahun 2011, potensi tenaga air setelah menjalani screening lebih lanjut adalah 26.321 MW, yang terdiri dari proyek yang sudah beroperasi sebesar 4.338 MW, proyek yang sudah direncanakan dan sedang konstruksi sebesar 5.956 MW dan potensi baru sebesar 16.027 MW. (Sumber : RUPTL PLN 2015-2024). Potensi tenaga air di Indonesia merupakan ranking ke-9 dari potensi tenaga air di dunia. Dengan memperhatikan potensi tenaga air di Indonesia sebesar 74.976 MW, sedangkan total daya terpasang hanya sebesar 3.972,41 MW, kiranya jelas bahwa potensi tenaga air di Indonesia masih sangat besar yang dapat dikembangkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ke-10 negara dengan ranking urutan terbesar dapat di lihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 : Ranking Potensi Tenaga Air Negara-negara di Dunia No.
Negara
Potensi Tenaga Air (MW)
1 2 3 4 5 6
Uni Sovyet Cina Amerika Canada Jepang Norwegia
1.100.000 676.000 648.000 218.000 130.000 105.000 I-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab I Pendahuluan 7 8
Swedia Perancis
85.000 76.000
9 10
Indonesia Italia
74.976 60.000
(Sumber : Soedibyo-Perkembangan Pembangunan PLTA di Indonesia)
Bendungan maupun bendung adalah salah satu bentuk pemanfaatan potensi sungai yang telah banyak diterapkan di Indonesia. Salah satu bendungan yang terkenal yaitu Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat di mana pada dasarnya digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan penyediaan air minum. Agar sistem bendungan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka perencanaan dan desain harus dilakukan dengan baik dan benar dan mengacu kepada peraturan (code) yang berlaku. Spillway merupakan struktur hidraulik yang cukup penting di mana dibangun untuk melepaskan kelebihan (surplus) air atau debit banjir yang tidak dapat ditampung di dalam bendungan. Banyak kasus keruntuhan bendungan terjadi karena kapasitas spillway yang tidak cukup dalam mengalirkan debit banjir tersebut. Selain itu, aliran dengan kecepatan yang cukup tinggi yang mengalir dari mercu spillway menuju kembali ke sungai dapat mengakibatkan gerusan yang cukup berbahaya sehingga dapat menyebabkan peristiwa keruntuhan bendungan. Dalam perencanaan suatu bendungan, haruslah dipikirkan cara untuk mengalirkan air menuju ke hilir. Pelimpah banjir diperlukan untuk mengalirkan air saat banjir. Suatu spillway haruslah memiliki kapasitas untuk mengalirkan banjir besar tanpa merusak bendungan ataupun bangunan-bangunan pelengkap lainnya. I-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab I Pendahuluan Spillway juga harus menjaga muka air waduk tetap di bawah tinggi maksimum yang ditetapkan. Kapasitas pengaliran dari bangunan pelepasan, dan simpanan yang tersedia. Penetapan nilai desain debit banjir rencana berkaitan dengan tingkat pengamanan yang harus dipenuhi oleh waduk, yang pada akhirnya tergantung pada jenis bendungan, letaknya, serta akibat-akibat yang terjadi apabila bendungan itu jebol. Suatu bendungan tinggi yang menampung air dalam jumlah yang besar dan terletak di hulu suatu daerah permukiman haruslah mempunyai tingkat pengamanan yang jauh lebih tinggi daripada suatu bendungan yang menampung air sedikit dan daerah hilirnya tidak berpenduduk.
I-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab I Pendahuluan 1.2
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang lingkup pada tugas akhir ini adalah mengenai Tinjauan Terhadap Kapasitas Dimensi Hidrolis Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat dengan mengabaikan waduk yang ada di bagian hulu dari waduk jatiluhur yaitu waduk saguling dan waduk cirata. Melihat luasnya cakupan studi mengenai Tinjauan Terhadap Kapasitas Dimensi Hidrolis Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat, maka dibatasi sebagai berikut :
1.3
1.
Pengumpulan data
2.
Perhitungan debit banjir rencana
3.
Perhitungan flood routing banjir pada Bendungan Jatiluhur
4.
Kapasitas spillway Bendungan Jatiluhur
5.
Perhitungan tinjauan dimensi hidrolis mercu spillway
Maksud dan Tujuan Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kapasitas dimensi hidrolis spillway terhadap curah hujan dan debit air dari hulu Bendungan Jatiluhur. Tujuan dari tugas akhir ini adalah diharapkan akan mampu menghitung dan menentukan dimensi hidrolis spillway bendungan terhadap routing banjir rencana yang masuk ke Bendungan Jatiluhur berdasarkan curah hujan dan meninjau ulang kapasitas hidrolis spillway Bendungan Jatiluhur.
I-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab I Pendahuluan 1.4
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang yang dengan singkat mengulas mengapa penelitian dilakukan dan manfaat/hasil yang diharapkan, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Yang dimaksud dengan tinjauan pustaka adalah semua rujukan yang termuat dalam tugas akhir dan berisikan teori, peraturan dan batasan-batasan yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Dan seyogyanya tidak hanya dikutip tetapi juga mengulasnya.
BAB III
METODE PENELITIAN Tugas akhir yang merupakan penelitian, bab ini berisi diagram alir penelitian atau kerangka kerja yang akan dilakukan beserta uraian-uraian dari kerangka tersebut.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS Berisikan hasil pengolahan data/pembahasan/perancangan dan analisisnya.
Bab-bab
pembahasan
dapat
ditambah
sesuai
kebutuhan dan disajikan secara bersistem. BAB V
PENUTUP Berisi simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang diberikan guna penelitian atau pengembangan lebih lanjut. I-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/