1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki keistimewaan dan bermacam keunikan. Salah satu keunikan yang mendasar pada diri manusia adalah memiliki hakekat individualitas, hakekat sosialitas dan hakekat moralitas (Nawawi, 2005). Untuk mengaktualisasikan ketiga hakekat yang dimiliki manusia maka manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhanya dengan saling berinteraksi. Salah satu bentuk interaksi yang sering dilakukan adalah dengan membentuk organisasi. Organisasi diartikan sebagai suatu sistem, mengoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau umum. Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lainnya (Muhammad, 2004). Organisasi yang dibentuk memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Muhammad (2004) menyatakan bahwa tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini atau kondisi yang partisipan usahakan melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka. Adapun fungsi organisasi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggungjawab, memroduksi hasil produksi dan memengaruhi orang. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan formal pada tatanan perguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan BEM IPB berperan dalam menyampaikan aspirasi
2
mahasiswa kepada pihak institusi pendidikan, membela hak-hak mahasiswa jika terjadi ketidakadilan yang dirasa merugikan posisi mahasiswa dan membantu kelancaran kegiatan akademik dalam kampus. Organisasi kemahasiswaan ini keanggotaannya mencakup seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Kepemimpinan merupakan sebuah gejala universal yang terdapat dalam kehidupan berorganisasi. Kepemimpinan memiliki arti penting dalam pencapaian tujuan organisasi sehingga dapat dikatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan yang dialami, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tugas memimpin dalam organisasi itu (Oktaviani, 2004). Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan pada sebuah organisasi akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan bawahannya dalam rangka menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan (Rivai, 2007). Komunikasi menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dengan yang lainnya di dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka informasi bagi organisasi menjadi tidak ada sehingga koordinasi terganggu dan akhirnya akan menghambat tujuan organisasi yang bersangkutan. Suatu organisasi memerlihatkan pola komunikasi yang berbeda-beda dan perlu menjadi perhatian bagi para anggotanya. Pola komunikasi organisasi yang berbeda dilakukan oleh anggota organisasi berkaitan dengan motif, aktivitas dan tujuan seseorang berdasarkan
persepsi
dan
proporsi
terhadap
lingkungannya.
Pentingnya
komunikasi dalam aktivitas organisasi bertujuan mengubah perilaku anggota
3
sehingga mereka mengerti akan fungsi dan tujuan yang ingin dicapai organisasi serta mampu mencerminkan kinerja yang baik. Modal sosial diartikan sebagai suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama (Djohan, 2007). Di dalam prosesnya, gerakan itu ditopang oleh nilai dan norma yang khas yaitu kepercayaan, saling memberi dan menerima, toleransi, penghargaan, partisipasi, kerjasama dan proakif serta nilai-nilai positif yang bisa membawa kemajuan bersama. Modal sosial berserta komponennya menjadi perekat yang akan menjaga kesatuan kelompok. Modal sosial memiliki tiga pilar utama, yaitu kepercayaan (trust), jaringan sosial (social networking) dan norma sosial. Kepercayaan bagi sebagian analis sosial disebut bagian tak terpisahkan dari modal sosial dalam pembangunan yang menjadi “ruh” dari modal sosial. Jaringan sosial di dalam organisasi didominasi oleh hubungan kolektivitas dan jaringan sosial dengan pihak luar berperan besar dalam pengembangan organisasi (Alfiasari, 2004). Norma sebagai elemen penting pembentukan modal sosial juga diutarakan oleh Fedderke (1999) yang menyatakan bahwa sebuah organisasi sosial di dalamnya mengandung norma-norma berupa aturan informal dan nilai-nilai yang memfasilitasi adanya koordinasi diantara anggota dalam sebuah sistem sosial. Gaya kepemimpinan dan perilaku komunikasi organisasi yang dibangun dalam
organisasi
kemahasiswaan
akan
menentukan
organisasi
tersebut
beraktivitas. Dalam proses pencapaian tujuan dan menjaga kesatuan, seorang pemimpin organisasi kemahasiswaan memiliki peranan yang sangat penting. Terbentuknya modal sosial dalam organisasi kemahasiswaan memerlukan gaya kepemimpinan yang sesuai dan dapat dilihat dari perilaku komunikasi organisasi
4
yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan seseorang dalam hubungannya dengan perilaku komunikasi organisasi memiliki keterikatan yang erat dengan pembentukan modal sosial.
1.2 Perumusan Masalah Keefektivan dan kinerja organisasi turut ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpin yang menjadi pemegang wewenang dalam sebuah organisasi memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Penerapan gaya kepemimpinan oleh seorang pemimpin dalam proses pencapaian tujuan organisasi berhubungan dengan perilaku komunikasi organisasi. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh ketua organisasi dan komunikasi organisasi menarik untuk diketahui. Pembentukan modal sosial yang di dalamnya terdapat komponen kepercayaan, jaringan sosial serta norma sosial yang dapat membuat anggota organisasi untuk bergerak mencapai tujuan organisasi ditentukan oleh berbagai faktor. Dalam penelitian ini perumusan masalah yang diangkat adalah: 1. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan BEM IPB untuk pencapaian tujuan organisasi? 2. Bagaimana pola komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB? 3. Bagaimana pembentukan modal sosial yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB? 4. Sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan dan pola komunikasi organisasi dengan pembentukan modal sosial di dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB?
5
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah yang hendak dikaji di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh organisasi kemahasiswaan BEM IPB.
2.
Untuk mengidentifikasi pola komunikasi organisasi kemahasiswaan BEM IPB.
3.
Untuk menganalisis pembentukan modal sosial dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB.
4.
Untuk mengukur derajat hubungan gaya kepemimpinan dan pola komunikasi organisasi dengan pembentukan modal sosial dalam organisasi kemahasiswaan BEM IPB.
1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Hubungan gaya kepemimpinan dan pola komunikasi organisasi dengan pembentukan modal sosial” ini antara lain: 1. Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan kajian bagi penelitian lanjutan mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan juga modal sosial. 2. Bagi pihak Institut Pertanian Bogor atau instansi terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran fenomena yang terjadi di dalam organisasi
6
kemahasiswaan BEM IPB dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan kemahasiswaan yang dibuat terkait bidang kemahasiswaan. 3. Bagi penulis penelitian ini sebagai proses belajar dan memperbanyak pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah yang berhubungan dengan ilmu yang penulis ampu.