BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal pikiran dan berbagai macam potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dirinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut siswa agar mampu memanfaatkan potensi inteklektual yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki individu dapat berkembang melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Usaha sadar dan terencana tersebut terlaksana lewat pendidikan yang diperoleh di sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah diharapkan mampu menjalankan fungsinya secara penuh sehingga mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa agar menjadi siswa yang berkualitas. Nampaknya seluruh jenis dan jenjang pendidikan khususnya pendidikan formal, hanya menekankan pada pengembangan aspek kecerdasan intelektual, padahal perlu dikembangkan kecerdasan-kecerdasan lain sehingga siswa dapat berkembang secara utuh
dan maksimal. Hal tersebut terindikasi dengan orang tua yang lebih bangga dengan anaknya yang pandai secara intelektual, tetapi kurang dapat mengapresiasi siswa yang memiliki potensi di luar aspek intelektual. Siswa yang memiliki potensi di luar aspek intelektual cenderung dipandang sebelah mata dan dianggap tidak berbakat. Hal ini menggambarkan minimnya tentang pemahaman pendidikan dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Kecerdasan sebagai kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai tingkat dalam setiap kehidupan, dalam hal ini adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan sesuatu hal yang berguna dalam masyarakat. Kecerdasan yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan bentuk yang paling penting dalam kehidupan, karena dengan kecerdasan siswa mampu memelihara hubungan baik dengan orang lain secara efektif, siswa mampu mempertimbangkan konsekuensi dan perilaku sendiri serta mengantisipasi perilaku orang lain. Keberhasilan dalam kehidupan seseorang seringkali sangat tergantung pada kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan untuk memahami orang lain, memotivasi orang lain, bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal dibangun antara lain atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Kecerdasan interpersonal meliputi kemampuan membentuk dan mempertahankan suatu hubungan dan siswa menjadi mudah melakukan interaksi dengan orang lain. Seorang siswa bisa memiliki nilai yang tinggi pada setiap mata pelajaran sehingga secara akademisnya unggul dibanding dengan teman-teman lainnya, tetapi disisi lain
siswa tidak memiliki teman bermain, jika dilihat dalam kemampuan verbalnya (kecerdasan linguistic) dan berpikir sistematis (kecerdasan logis-matematis) sangat kuat tetapi tidak memiliki keterampilan dalam menjalin hubungan dan komunikasi dengan orang lain (kecerdasan interpersonalnya rendah). Pada kehidupan siswa tidak hanya membutuhkan kecerdasan linguistik ataupun kecerdasan logis-matematis tetapi memerlukan juga kecerdasan interpersonal. Siswa yang tidak memiliki kecerdasan interpersonal tidak akan mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain sekalipun memiliki IQ yang tinggi, disini menggambarkan kecerdasan interpersonal tidak kalah pentingnya dengan kecerdasan logis-matematis yang selalu dianggap menguasai kecerdasan seseorang.
Siswa yang gagal mengembangkan kecerdasan interpersonal, akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya, siswa mudah tersisihkan secara sosial. konflik interpersonal juga menghambat siswa untuk mengembangkan dunia sosial secara matang. Akibatnya siswa merasa kesepian, merasa tidak berharga, dan suka mengisolasi diri, pada akhirnya akan
menyebabkan mudah menjadi depresi dan kehilangan kebermaknaan
hidup. Kecerdasan interpersonal yang rendah merupakan satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Siswa dengan kecerdasan interpersonal yang rendah cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Salah satu upaya untuk mendidik dan membina siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah yaitu dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok, kegiatan bimbingan kelompok berupa pemberitahuan informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri dan masalah hubungan antar pribadi. Tujuan bimbingan kelompok untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain. Berdasarkan hasil wawancara peneliti ketika melakukan PPL pada SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016, ditemukan ada siswa yang tidak dapat berkomunikasi dengan teman dalam kelas, tidak bisa bergaul dengan temannya, suka menyendiri saat mengerjakan tugas, tidak suka mengerjakan tugas kelompok, tidak mau bergaul dengan teman-temannya dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya. Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul.:“Profil Kecerdasan Interpersonal Siswa dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan Kelompok siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana profil kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apa implikasi profil kecerdasan interpersonal bagi layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui implikasi profil kecerdasan interpersonal bagi layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi kepala sekolah sebagai penanggung jawab sekolah untuk dapat mengkordinir semua personil sekolah agar merencanakan program layanan yang dapat meningkatkan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan sesama. 2. Bagi Konselor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi konselor untuk dapat membantu siswa menjalin interaksi sosial dengan orang lain, membantu memiliki pemahaman sosial, membantu siswa merasakan dan mengamati perubahan yang ditunjukkan orang lain serta membantu siswa mengembangkan komunikasi sosial. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru mata pelajaran agar dapat lebih mengetahui perilaku siswa khususnya yang berhubungan dengan kecerdasan interpersonal.
4. Bagi Siswa Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, membantu siswa untuk dapat menjalin hubungan serta dapat berkomunikasi dengan teman-teman.
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini mengacu pada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan, agar hal-hal yang diteliti terarah pada fokus penelitian. Lingkup tersebut meliputi: 1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah :variabel tunggal yaitu : profil kecerdasan interpersonal 2. Populasi dan sampel a) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 43 orang siswa b) Sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016 c) Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 1 Kota Kupang
d) Waktu penelitian Penelitian ini diperkirakan akan belangsung selama 3 (Tiga) bulan yaitu mulai dari bulan Maret-Mei tahun 2016. F. Penegasan Konsep Menurut Effendi (1989:32) “Penegasan konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, kelompok atau individu tertentu”. Penegasan konsep yang dijelaskan merupakan titik tolak dalam merumuskan teori mengenai penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa konsep penting yang terdapat pada topik penelitian di atas. Konsep-konsep yang dimaksudkan adalah: 1. Kecerdasan interpersonal Menurut Siswoyo dkk (2008: 114) “kecerdasan interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan selera, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain”. Menurut Safaria (2005: 23) “kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan relasi, mempertahankan hubungan dan membangun hubungan baru”. Berdasarkan konsep tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk menjalin suatu relasi dengan orang lain, mempertahankan relasi, mengetahui perbedaan-perbedaan orang lain, tujuan motivasi dan perasaan orang lain. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun
pelajaran 2015/2016 untuk dapat mengenal diri sendiri, mengetahui yang diinginkan dalam belajar dan mengetahui yang penting dan tidak penting selama siswa belajar di sekolah. 2. Implikasi bagi bimbingan kelompok Poerwadarminta
(1993:347)
menyatakan
bahwa
implikasi
adalah
“keterlibatan atau keadaan terlibat”. Sedangkan menurut Indrawan (2003 : 43) implikasi adalah “suatu keterlibatan, termasuk atau tersimpul, yang disugestikan tetapi tidak dinyatakan”. Menurut Romlah (2003:3) bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Menurut Wibowo (2005: 17) bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi-diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu angota-angota kelompok untuk membantu tujuan-tujuan bersama. Dalam kaitan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan implikasi bagi bimbingan
kelompok adalah sumbangan dari hasil penelitian ini bagi
pengembangan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kota Kupang tahun pelajaran 2015/2016 agar dapat membantu siswa mengenal diri sendiri, mengetahui yang diinginkan dan mengetahui yang penting dan tidak penting.