9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara rutinitas. Salah satu sarana yang mendukung lancarnya kegiatan manusia itu sendiri adalah alat transportasi. Alat transportasi sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas seseorang, bahkan dapat dikatakan aktivitas seseorang dapat tertunda jika alat transportasinya tidak mendukung. Salah satu alat transportasi yang berkembang saat ini adalah sepeda motor. Tingginya permintaan terhadap sepeda motor didorong oleh harga sepeda motor yang terjangkau oleh masyarakat, semakin mudahnya cara memiliki sepeda motor dan mudah dalam perawatan. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memberikan keterangan pertumbuhan produksi sepeda motor yang mengalami kenaikan, tahun 2008 lalu produksi sepeda motor sejumlah 4,7 unit, pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 5,8 juta unit, dan pada tahun 2010 diprediksi akan naik menjadi 6,3 juta unit (www.aisi.or.id/diakses tanggal 11 April 2010). Terjadinya kenaikan produksi sepeda motor juga akan menaikkan kebutuhan pada oli sepeda motor sebagai kebutuhan mesin agar tetap terjaga dengan baik. Sepeda motor yang dirawat dengan baik dan tertatur merupakan faktor penting dalam menjaga kondisi kendaraan yang baik. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah oli sebagai pelumas yang berada pada mesin kendaraan. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah penggantian rutin oli pelumas.
Universitas Sumatera Utara
10
Merek pelumas yang berbagai macam jenis tersedia di pasaran. Jumlah pesaing di pasar yang semakin meningkat akan menimbulkan ketajaman persaingan diantara merek-merek meningkat. Data menyebutkan, ada 198 produsen pelumas lokal dan impor yang menjajakan sekitar 250 merek. Tetapi dari ratusan merek itu yang terdistribusi secara nasional dan memiliki volume penjualan cukup besar, yakni Mesran, Prima XP, Fastron, Enduro 4T, Evalube, Top-1, Federal, Pennzoil, Agip, Castrol, Shell Helix, Fuchs Oli, Total, dan Motul (www.aisi.or.id/diakses tanggal 11 April 2010). Pelumas yang dibutuhkan sangat tinggi. Di Indonesia belum ada lembaga yang menghitungnya secara detail. Namun, beberapa sumber menyebutkan kebutuhan pelumas secara nasional diperkirakan sekitar 700 juta kiloliter per tahun. Melihat potensi pasar pelumas yang besar itu, banyak perusahaan pelumas yang turut memperebutkan pasar. Tabel 1.1 Volume Penjualan Oli di Indonesia Jenis Volume Penjualan Pertamina 54% Penzzoil 12% TOP-1 11% Castrol 5% Shell 3% Agip 3% Yamalube 2,4% Motul 1% Sumber : www.kontan.co.id (diakses tanggal 26 Mei 2010) Tabel di atas menjelaskan tingkat volume penjualan secara nasional beberapa Oli di Indonesia. Menurut data dari Asosiasi Pelumnas Indonesia (Aspelindo), Pertamina sampai saat ini masih mendominasi pasar sampai sekitar 54% pasar konsumsi produk seperti Fastron, Mesran, Mesran Super, Mesran
Universitas Sumatera Utara
11
Prima, Meditran, Prima XP, Federal, 2T Enviro, Rored dan lain-lain. Bahkan merk Mesran dari Pertamina merupakan penguasa terbesar pasar pelumas Indonesia, terutama untuk mencukupi kebutuhan sepeda motor. Setelah Pertamina disusul pemain utama lainnya yaitu Penzzoil (12%), Evalube(12%), Top 1 (11%), Castrol
(5%),
Shell
(3%),
Agip
(3%),
Motul
(1%)
(http://wahyublocknote.blogspot.com). Sedangkan penjualan Oli Yamalube berhasil menembus angka 2,4 % (www.kontan.co.id). Yamaha Indonesia terus mengalami kenaikan nilai penjualan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan fenomena pasar yang sangat luar biasa. Sebagai pabrikan sepeda motor yang tak pernah berhenti berinovasi, Yamaha memiliki tekad untuk menjadi no.1 di hati konsumen Indonesia. Hal ini dikarenakan Yamaha yang mengutamakan kepuasan konsumen dalam hal ini tidak hanya berkonsentrasi untuk menjual produknya, tetapi sadar betul bahwa tingkat pelayanan after sales service sangat besar pengaruhnya pada nilai guna sepeda motor itu sendiri. Pasar oli yang diperebutkan beberapa persaingan ini tentunya tidak terlepas dari pertumbuhan pasar sepeda motor dan peningkatan produksi sepeda motor. Produsen kendaraan khususnya sepeda motor semakin bijak dengan menyesuaikan produksi oli sesuai dengan tipe sepeda motor yang diproduksi, salah satunya adalah Oli Yamalube. Seiring
dengan
lajunya
perkembangan
teknologi
Yamaha,
serta
meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap oli pelumas yang berkualitas, Yamalube sebagai oli berstandar kualitas dari Yamaha Motor Co. Japan, diformulasi khusus untuk sepeda motor Yamaha. Adapun keunggulan yang
Universitas Sumatera Utara
12
dimiliki Oli Yamalube yaitu dapat menjadikan performa mesin lebih tinggi, bersifat ramah lingkungan, efisien, dan tahan lama. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasikan pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar trerhadap suatu produk. Konsumen menjadi fokus perhatian pabrik. Konsumen merupakan pusat dari seluruh usaha pemasaran. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman konsumen melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka ( Kotler: 2000:246), dalam hal ini positioning dan brand awareness merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan
dalam
melakukan
pembelian
terhadap
suatu
perusahaan. Positioning sering disebut sebagai strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk yang kita tawarkan (Kartajaya: 2004:11). Kartajaya mempunyai definisi sendiri, positioning didefinisikan sebagai the strategy to lead your customer credible, yaitu upaya mengarahkan pelanggan anda secara kredibel atau dengan kata lain untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Semakin kredibel anda di mata pelanggan, semakin kukuh pula positioning anda.
Universitas Sumatera Utara
13
Brand awareness (kesadaran akan merk) dari perusahaan tersebut, dimana apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik dimata pelanggan maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan loyalitas tersendiri di dalam hati para pelanggan, sehingga pelanggan akan melakukan pembelian pada perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Suatu perusahaan terutama perusahaan jasa akan mendapatkan nilai yang baik oleh para pelanggannya di sebabkan oleh faktor-faktor pendukung yang biasa digunakan dalam bauran pemasaran jasa, seperti kualitas pelayanan yang baik, fasilitasfasilitas yang memadai sehingga menciptakan kenyamanan. Positioning dan brand awareness merupakan persepsi pelanggan terhadap pembelian secara keseluruhan. Persepsi pelanggan terhadap positioning dan brand awareness yang dimiliki oleh Oli Yamalube akan dapat memberikan dampak positif bagi pelanggan yang kemudian akan menciptakan minat bagi pelanggan untuk mengambil keputusan melakukan pembelian Oli Yamalube. Pemberian atau pelayanan jasa oleh perusahaan akan dapat mengalami kegagalan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan apabila perusahaan tidak mengetahui bentuk layanan yang sebenarnya diinginkan pelanggan. Hal ini harus dapat dihindari oleh perusahaan-perusahaan karena dalam membangun positioning dan brand awareness yang baik dimata pelanggan perusahaan harus menciptakan kesan yang baik pula tentu saja dengan mengetahui bentuk layanan yang diinginkan oleh pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
14
Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang melakukan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha). Tabel 1.2 Jumlah Penjualan Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari No. Tahun Jumlah Pembelian 1 Januari 2010 1115 botol 2 Februari 2010 1144 botol 3 Maret 2010 1200 botol Sumber: CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) (2010) Tabel di atas menunjukkan terjadinya kenaikan pembelian Oli Yamalube setiap bulan. Pada bulan Februari terjadi kenaikan sebesar 29 unit dari bulan Januari, begitu juga pada bulan Maret terjadi kenaikan sebesar 56 unit dari bulan Februari. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pembelian Oli Yamalube meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Positioning dan Brand awareness Terhadap Keputusan Pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha)”
B. Perumusan Masalah Pada penelitian ini permasalahan yang muncul adalah: “Apakah faktor positioning dan brand awareness mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha)?”
Universitas Sumatera Utara
15
C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dari perumusan yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literatur (Kuncoro, 2003). Keputusan pembelian merupakan keputusan yang diambil oleh konsmen untuk membeli merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang didapat (Kotler, 2001: 221). Lupiyoadi (2001 : 48) mengemukakan positioning mencakup perancangan penawaran dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan menganggap penting posisi perusahaan di antara pesaing. Dinamika pesaing bisnis yang semakin ketat antara berbagai perusahaan dalam menghasilkan dan menjual produknya memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar masyarakat terdorong untuk membeli produk perusahaan. Positioning bertujuan untuk membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasanya dari pesaing. Istilah positioning mengacu pada upaya penempatan atau menggerakkan suatu produk ke suatu tingkatan yang diinginkan dan sesuai dengan perhatian konsumen. Aaker (1997 : 90) mengemukakan brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek
Universitas Sumatera Utara
16
tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satusatunya dalam kelas produk bersangkutan. Pada penelitian ini ada dua faktor yang diteliti dalam pengambilan keputusan pembelian factor tersebut adalah positioning dan brand awareness dari perusahaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Positioning (X1) Keputusan Pembelian (Y) Brand Awareness (X2)
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Aaker (1997), Kotler (2001), Lupiyoadi (2001), Kuncoro (2003) diolah oleh penulis
D. Hipotesis Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu Faktor positioning dan brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor positioning dan brand awareness terhadap pengambilan keputusan untuk
Universitas Sumatera Utara
17
melakukan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha). 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan minat melakukan pembelian Oli Yamalube. b. Bagi peneliti lain Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan positioning dan brand awareness terhadap keputusan melakukan pembelian. c. Bagi penulis Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan dengan positioning dan brand awareness terhadap keputusan melakukan pembelian.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh positioning (X1) dan brand awareness (X2) sebagai variabel independen terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).
Universitas Sumatera Utara
18
2. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu: a. Variabel Positioning (X1) Positioning merupakan segala upaya mendesain produk dan merek agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumen, apakah faktor harga, kualitas, berbeda, dan pelayanan dapat menjadi alasan melakukan pembelian. b. Variabel Brand Awareness (X2) Brand awareness adalah ukuran kesadaran akan suatu merek perusahaan oleh konsumen menggunakan faktor-faktor pendukung diantaranya mudah dikenal, berbeda, familiar, dan memiliki sifat komitmen. c. Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian (Y) Pengambilan Keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian Oli Yamalube.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator
Variabel Positioning (X1)
Segala upaya mendesain produk dan merek agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumennya.
a. Harga b. Kualitas c. Pelayanan d. Positioning dipersepsikan secara positif oleh konsumen
Brand Awareness (X2)
Sejauh mana sebuah merek dikenal atau tinggal di benak konsumen
a. b. c. d.
Keputusan Pembelian (Y)
Mengenai cara konsumen mengetahui kebutuhan, mencari informasi, dan menganalisis alternatif dalam memilih produk yang akan dibeli
a. b. c. d. e. f. g.
Mudah dikenal Memiliki ciri khas Rasa suka Memiliki sifat komitmen Harga Kualitas Berbeda Pelayanan Mudah dikenal Familiar Memiliki sifat komitmen
Skala Pengukuran Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Sumber: Aaker (1997), Kotler (2001)
3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran dan dalam penelitian ini adalah Skala Likert sebagai alat utuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiono, 2005: 86). Kriteria pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut : Variabel bebas yaitu persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan diukur dengan skala likert dengan menggunakan angka 1 sampai dengan angka 5. Tingkatan indikator dengan skala Likert ini adalah: 5
= Sangat Setuju
Universitas Sumatera Utara
20
4
= Setuju
3
= Kurang Setuju
2
= TidakSetuju
1
= Sangat Tidak Setuju
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) yang berlokasi di Jl. Letda Sujono No.55-56 Medan. Penelitian dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Juni 2010.
5. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003 : 103). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata dari konsumen CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) yang pernah melakukan transaksi pembelian produk Oli Yamalube sejak bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2010 yang berjumlah 1153 orang. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya ( Situmorang dan Ginting 2008:151). Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004: 78), yaitu:
n=
N 1+Ne²
Universitas Sumatera Utara
21
Dimana:
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan = 10%
Sehingga: n =
1153 1 + 1153(0.1)²
n = 92,019 dan digenapkan menjadi 92 orang Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak 92 orang dengan taraf kesalahan 10%. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria dan tujuan tertentu, yaitu : a. Kriteria bahwa konsumen yang pernah melakukan transaksi
pembelian
minimal dua kali pada bulan Februari sampai dengan Maret terhadap produk Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha). b. Pelanggan berumur 17-60 tahun, karena dianggap berada
pada usia
yang sudah mampu mengambil keputusan. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman pelanggan yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai kualitas pelayanan dan kepuasan pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).
6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha), jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.
7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan para karyawan dan manajer CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha). b. Kuesioner Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden. c. Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha), jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan realibilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Apabila r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila r
hitung
< r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data
yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain.
Universitas Sumatera Utara
23
Bila r
hitung
>r
tabel,
maka kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila
r hitung < r tabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di Dealer Yamaha Medan Barat. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for Windows.
9. Metode Analisis Data a. Metode Deskriptif Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum. b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).
Universitas Sumatera Utara
24
2. Uji Heteroskedastisitas Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Artinya variabel indepen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104). Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Universitas Sumatera Utara
25
Y=a+b1X1+b2X2+e Dimana: Y = Keputusan Pembelian a
= Konstanta
b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Persepsi Positioning b2 = Koefisien Regresi X2 X2 = Brand Awreness e
= Standart Error
Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu: 1. Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian konsumen. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut: Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Ha: b1≠ b2 ≠ 0, artinya variabel be bas (X1,X2) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% 2. Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
26
Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 3. Koefisien Determinan (R²) Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat hubungan variabel bebas (X1,X2) dan variabel terikat (Y) positif atau negatif hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).
Universitas Sumatera Utara