Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM 1. Dasar Hukum LPPD Sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 27
ayat (2) tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. 2007
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun tentang
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
kepada
Masyarakat,
disebutkan bahwa
LPPD
disampaikan kepada Pemerintah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Tahun Anggaran berakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan menyusun LPPD Kepala Daerah yang disampaikan kepada Pemerintah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah ke depan.
Dalam penyusunan LPPD Tahun 2012 ini peraturan perundang-undangan
yang digunakan sebagai landasan hukum adalah sebagai berikut: 1. 2.
Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo Undang–Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang–Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan.
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
1
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2011 -2015.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2012. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2012.
10. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 073 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2012. 11. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 012 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 073 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Anggaran 2012. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, LPPD Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan
BAB III
Urusan Desentralisasi
BAB II
BAB IV BAB V
BAB VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tugas Pembantuan
Tugas Umum Pemerintahan Penutup
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
2
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
2. Dasar Hukum Pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan a. Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Selatan Sejarah Pemerintahan di Kalimantan Selatan diperkirakan dimulai
ketika berdiri Kerajaan Tanjung Puri sekitar abad 5-6 Masehi. Kerajaan ini letaknya cukup strategis yaitu di Kaki Pegunungan Meratus dan di tepi sungai
besar sehingga di kemudian hari menjadi bandar yang cukup maju. Kerajaan Tanjung Puri bisa juga disebut Kerajaan Kahuripan, yang cukup dikenal
sebagai wadah pertama hibridasi, yaitu percampuran antar suku dengan segala komponennya. Setelah itu berdiri kerajaan Negara Dipa yang dibangun perantau dari Jawa.
Pada abad ke 14 muncul Kerajaan Negara Daha yang memiliki unsur-
unsur Kebudayaan Jawa akibat pendangkalan sungai di wilayah Negara Dipa.
Sebuah serangan dari Jawa menghancurkan Kerajaan Nagara Dipa ini. Untuk menyelamatkan, dinasti baru pimpinan Maharaja Sari Kaburangan segera naik tahta dan memindahkan pusat pemerintahan ke arah hilir, yaitu ke arah
laut di Muhara Rampiau. Negara Dipa terhindar dari kehancuran total,
bahkan dapat menata diri menjadi besar dengan nama Negara Daha dengan
raja sebagai pemimpin utama. Negara Daha pada akhirnya mengalami
kemunduran dengan munculnya perebutan kekuasaan yang berlangsung
sejak Pangeran Samudra mengangkat senjata dari arah muara, selain itu juga mendirikan rumah bagi para patih yang berada di muara tersebut.
Pemimpin utama para patih bernama Masih. Sementara tempat tinggal
para Masih dinamakan BANDARMASIH. Pangeran Samudra mendirikan
istana di tepi Sungai Kuin untuk para patih Masih tersebut. Kota ini kelak dinamakan BANJARMASIN, yaitu yang berasal dari kata BANDARMASIH.
Kerajaan Banjarmasin berkembang menjadi kerajaan maritim utama
sampai akhir abad 18. Sejarah berubah ketika Belanda menghancurkan
Keraton Banjar tahun 1612 oleh para raja Banjarmasin saat itu Panembahan
Marhum, pusat kerajaan dipindah ke Kayu Tangi, yang sekarang dikenal dengan kota Martapura.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
3
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Awal abad 19, Inggris mulai melirik Kalimantan setelah mengusir
Belanda tahun 1809. Dua tahun kemudian menempatkan Residen untuk Banjarmasin yaitu Alexander Hare. Namun kekuasaanya tidak lama, karena Belanda kembali.
Babak baru sejarah Kalimantan Selatan dimulai dengan bangkitnya
rakyat melawan Belanda. Pangeran Antasari tampil sebagai pemimpin rakyat
yang gagah berani. Ia wafat pada 11 Oktober 1862, kemudian anak cucunya
membentuk PEGUSTIAN sebagai lanjutan Kerajaan Banjarmasin, yang akhirnya dihapuskan tentara Belanda Melayu Marsose, sedangkan Sultan
Muhammad Seman yang menjadi pemimpinnya gugur dalam pertempuran. Sejak itu Kalimantan Selatan dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
Daerah ini dibagi menjadi sejumlah afdeling, yaitu Banjarmasin,
Amuntai dan Martapura. Selanjutnya berdasarkan pembagian organik dari Indisch Staatsblad tahun 1913, Kalimantan Selatan dibagi menjadi dua
afdeling, yaitu Banjarmasin dan Hulu Sungai. Tahun 1938 juga dibentuk
Gouverment Borneo dengan ibukota Banjarmasin dan Gubernur Pertama dr. Haga.
Sejarah pemerintahan di Kalimanatn Selatan juga diwarnai dengan
terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia ( ALRI ) Divisi IV
di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan
ditandatanganinya
Perjanjian
Linggarjati
menyebabkan
Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin
ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian
wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan
berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh
wilayah Kalimantan Selatan. Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 agustus 1945. Upaya yang
dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar
oleh Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan dijadikan propinsi tersendiri dengan Gubernur pertama Ir. Pangeran Muhammad Noor.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
4
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Pada Tanggal 19 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia menetapkan membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi,
ketetapan ini dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 dan Maklumat Wakil Presiden RI Nomor X tanggal 16 Oktober 1945. Salah satu dari Provinsi tersebut adalah Provinsi Borneo dengan ibukotanya
Banjarmasin. Selanjutnya pada tanggal 2 September 1945 Ir. Pangeran Muhammad Noor dilantik oleh Presiden RI sebagai Gubernur Borneo.
Tahun 1946 Pemerintah Belanda membagi Kalimantan menjadi 3
keresidenan dengan Stb.1946 Nomor 64 yaitu:
Residentis Zuid Borneo, meliputi afdeling-afdeling Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas Barito
Residentis Oost Borneo, meliputi afdeling-afdeling Samarinda dan Bulungan
Residentis West Borneo, dengan nama Daerah Istimewa Kalimantan Barat
Pada waktu pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat,
Kalimantan tidak dibentuk Negara Bagian tersendiri melainkan berupa satuan-satuan kenegaraan yaitu :
Dayak Besar (Stb. 1946 Nomor 134)
Kalimantan Tenggara, sebagai penggabungan 3 Neo-landschap (Stb. 1947 Nomor 3)
Daerah Banjar (Stb. 1948 Nomor 14) Kalimantan Timur
Daerah Istimewa Kalimantan Barat (Stb. 1948 Nomor 58)
Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan
yang merupakan puncak manifestasi Perjuangan Rakyat Kalimantan, dibacakan dan ditandatangani oleh Bapak Gerilya Kalimantan, Brigjen H.
Hassan Basry atas nama Rakyat Kalimantan Selatan pada tanggal 17 Mei 1949 sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Wilayah Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia Serikat dengan Keputusan Presiden
Nomor 137/8/9 tanggal 4 April 1950 menetapkan penghapusan daerahdaerah Banjar, Dayak Besar dan Kalimantan Tenggara sebagai Bagian Republik Indonesia Serikat dan memasukkannya kedalam Wilayah Republik Indonesia Yogyakarta.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
5
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Pada tanggal 14 Agustus 1950 Pemerintah Republik Indonesia
mengadakan penataan kembali pemerintahan di daerah yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Provinsi (Lembaran Negara 1950 Nomor 59) Dan membagi wilayah Republik Indonesia atas 10 Provinsi, dan satu diantaranya adalah Provinsi Kalimantan.
Gubernur
Kalimantan
pada
waktu
itu
dr.
MURJANI
mengeluarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Nomor 186/OPB/92/14 tentang Pembentukan beberapa Kabupaten, Daerah Istimewa dan Kotapraja, pada tanggal 14 Agustus 1950.
Pada tanggal 7 Januari 1953 dikukuhkan keputusan Gubernur
Kalimatan Nomor 186/OPB/92/14 tanggal 14 Agustus 1950 dengan Undangundang Darurat Nomor 2 Tahun 1953 (Lembaran Negara 1953 Nomor 8) dan
Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 (Lembaran Negara 1953 Nomor 9) tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten/Daerah
Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar dalam lingkungan Daerah Provinsi Kalimantan.
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan
pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Di wilayah Kalimantan, penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3
propinsi masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan. Pada tanggal 29 Nopember 1956 Presiden RI mengesahkan Undang-undang Nomor 25 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah
Barat dan Utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan
Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian Utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam
kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya.
Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi
Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
6
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Selanjutnya Pada tanggal 31 Mei 1989 Pemerintah Provinsi Daerah
Tingkat I Kalimantan Selatan dengan Surat Keputusan DPRD Provinsi Daerah
Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor 02 Tahun 1989 menetapkan tanggal 14
Agustus 1950 telah diselenggarakan pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan yang berkedudukan di Banjarmasin sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1950 dan pembentukan daerah-daerah
otonom Kabupaten dan setingkat Kabupaten berdasarkan Keputusan
Gubernur Kalimantan Nomor 186/OPB/92/14 tanggal 14 Agustus 1950 dan
selanjutnya dikukuhkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 2 dan 3 Tahun 1953.
b. Dasar Hukum Pembentukan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Sebagai dasar hukum pembentukan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah: Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang. Selanjutnya Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan mengacu pada terbentuknya daerah-daerah otonom di Kalimantan Selatan, yaitu sejak tanggal 14 Agustus 1950. B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis Provinsi Kalimantan Selatan terletak antara 114º 19’ 13”
– 116º 33’ 28” Bujur Timur dan 1º 21’ 49” - 4º 10’ 14” Lintang Selatan, secara
administratif terletak di bagian Selatan Pulau Kalimantan, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan 37.530,52 km2 atau hanya
6,98% dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan. Prosentase luas tertinggi kabupaten/kota di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Kotabaru
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
7
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan (25,11%), Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terendah adalah Kota Banjarmasin (0,19%).
Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah pantai,
dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah dengan 4
klasifikasi menunjukkan bahwa sebagian besar meliputi lahan datar (0-2%) seluas 1.625.384 Ha atau 43,31%, lahan bergelombang
(>2-15%) seluas
1.182.346 Ha atau 31,50%, lahan curam (>15-40%) seluas 714.127 Ha atau 19,02% dan lahan sangat curam seluas 231.195 Ha atau 6,16%.
Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK), Latosol,
Litosol, PMK Litosol, Komplek PMK Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan dan Alluvial.
Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak memiliki sungai, tercatat ada
sekitar 68 buah sungai, antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai
Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan. Sungai-sungai ini berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.
Pada umumnya daerah Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari dua
musim, yaitu musim kemarau (panas) dan musim hujan. Keadaan ini berkaitan dengan arus angin yang bertiup di Indonesia. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin tidak mengandung uap air
yang besar sehingga
mengakibatkan terjadinya kemarau. Sebaliknya pada bulan Maret arus angin banyak mengandung uap air dan mengakibatkan
terjadinya musim
penghujan. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember.
Temperatur rata-rata di Kalimantan Selatan berkisar antara 20,2ºC
sampai dengan 36,6ºC. Besarnya curah hujan tahunan (periode Januari s/d Desember 2010) berkisar antara 1.936 mm sampai 3.113 mm dengan jumlah hari hujan antara 78 – 194 hari.
Provinsi Kalimantan Selatan mencakup 11 kabupaten dan 2 kota, yaitu
Kabupaten Tanah Laut, Kotabaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu,
Balangan, serta Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Kota Banjarmasin sekaligus berfungsi sebagai Ibukota Provinsi. Kalimantan Selatan, terdiri dari
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
8
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan 152 Kecamatan, 143 Kelurahan dan 1.866 Desa. Secara terinci hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut :
Tabel 1.1.
Pembagian Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Selatan
No. 1 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
10. 11. 12 11
Kode Wilayah
Kabupaten /Kota
2 63.01
3 Kab. Tanah Laut
63.03
Kab. Banjar
63.02 63.04 63.05 63.06 63.07 63.08 63.09 63.10
63.11 63.71 63.72 63
Kecamatan
Jumlah Kelurahan
Desa
22
4
198
Kab. Kotabaru
Kab. Barito Kuala Kab. Tapin
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong
Kab. Tanah Bumbu Kab. Balangan
Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Sumber: Biro Pemerintahan Setdaprov. Kalsel, Tahun 2012
4 11
5 5
19
13
12
9
17 11 11 10 12 10 8
6 4 8 5 9 5 3
5
52
152
143
5
20
6 130
Luas Wilayah (Km2) 7 3.729,30
277
4.710,97
195 126 144 161 214
9.422,73 2.376,22
2.174,95 1.804,94 1.472,00 951,25
122
3.599,95
154
1.819,75
145 -
1.866
5.066,96 72,67
328,83
37.530,52
2. Gambaran Umum Demografis Jumlah penduduk Kalimantan Selatan berdasarkan data center SIAK
Kemendagri tahun 2012 sebanyak 4.145.843 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 2.127.184 orang dan perempuan sebanyak 2.018.659 orang.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pada tahun 2012 penduduk
Kalimantan Selatan terbanyak berada di Kabupaten Banjar dengan jumlah 645,608 jiwa atau sekitar 15,57% dari seluruh penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin memiliki penduduk terbanyak kedua dengan jumlah 638.114 jiwa pada tahun 2012 atau sekitar 15,39%.
Dengan luas wilayah Kalimantan Selatan sekitar 37.530,52 kilometer
persegi yang didiami oleh 4.145.843 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Selatan adalah sebesar 110 orang perkilometer persegi.
Kabupaten/kota yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kota
Banjarmasin yakni sebesar 8.780 orang perkilometer persegi. Kabupaten
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
9
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Kotabaru merupakan kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yakni sebesar 35 orang perkilometer persegi.
Data jumlah penduduk Kalimantan Selatan tahun 2012 menurut
kabupaten/kota diperlihatkan pada Tabel 1.2. berikut : Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan Menurut Kabupaten/Kota (Orang)
No. 1
Kabupaten/Kota 2
1
Kab. Tanah Laut
3
Kab. B a n j a r
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
Jumlah Penduduk
Laki-Laki
Perempuan
172.685
156.745
3
177.363
Kab. Kotabaru
330.933
Kab. Barito Kuala
156.178
Kab. T a p i n
91.558
4
314.675
645.608
147.521
89.756
114.476
Kab. Hulu Sungai Utara
130.512
131.058
Kab. Tabalong
131.464
Kab. Tanah Bumbu
159.353
Kab. Balangan
71.981
Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan
137.682 124.579 146.471
70.704
326.586
311.528
2.127.184
2.018.659
Sumber : Data center SIAK Kemendagri Tahun 2012
120.699
5
338.449
116.940 140.932
2012
161.086
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Total
112.378
329.430 303.699 181.314 231.416 278.614 261.570 256.043 305.824 142.685 638.114 233.077
4.145.843
3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Kalimantan Selatan memiliki posisi strategis, yang secara Geografis
terletak di tengah-tengah kepulauan Nusantara dan diapit dua Alur Laut Kepulauan Indonesia serta memiliki potensi Sumber Daya Alam yang besar
untuk dipromosikan dan dijual ke pasar berskala Regional maupun
Internasional khususnya pada sektor pertanian, pertambangan, kehutanan,
perkebunan, peternakan, perikanan laut dan darat serta eco-cultural tourism yang didasarkan atas keunikan aneka ragam budaya-budaya lokal
dan keanekaragaman hayati. Potensi unggulan daerah Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
10
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan yang dilihat berdasarkan perkembangan nilai ekspor dan impor tahun 2011 – 2012 diuraikan dibawah ini.
1) Perkembangan Ekspor
Total nilai ekspor Kalimantan Selatan tahun 2012 mencapai
US$9,61miliar atau turun sebesar 1,01 persen dibanding nilai ekspor tahun 2011 yang mencapai US$9,71 miliar. Penurunan terjadi selama 8 bulan dan hanya pada bulan Maret, September, Oktober dan November 2012 nilai
ekspor mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya. Turunnya nilai ekspor
kelompok bahan bakar mineral (batubara dan lignit) dan kelompok minyak
& lemak hewan/nabati (minyak sawit) merupakan penyebab turunnya ekspor Kalimantan Selatan. Dari kedua kelompok ini nilai ekspor pada
tahun 2012 turun masing-masing sebesar US$57,41 juta dan US$29,60 juta atau total keduanya mencapai US$87,01 juta.
Penurunan nilai ekspor setiap bulannya bervariasi. Penurunan ekspor
terbesar terjadi pada bulan Januari 2012 sebesar 20,00 persen terhadap
bulan Desember 2011. Penurunan ini lebih disebabkan oleh turunnya ekspor kelompok bahan bakar mineral (batubara 28,81 persen dan lignite turun 26,48 persen). Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Selatan tahun 2011 – 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.3. berikut : Tabel 1.3.
Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Selatan tahun 2011 – 2012 Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Nilai Ekspor (US$) 2011 528.969.431 609.331.656 693.084.148 723.211.262 770.478.985 900.071.177 913.765.605 767.206.128 779.656.668 961.532.080 1.014.107.175 1.047.183.284 9.708.597.599
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
Nilai Ekspor (US$ ) 2012 837.776.846 816.187.108 997.802.460 980.811.656 882.399.253 831.554.637 677.434.973 609.533.379 625.291.721 724.851.166 893.668.638 733.396.883 9.610.708.720
% Perubahan Terhadap 2011 58,38 33,95 43,97 35,62 14,53 (7,61) (25,86) (20,55) (19,80) (24,61) (11,88) (29,96) (1,01)
11
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Bila dilihat dari perubahan ekspor dari bulan yang sama tahun 2012
terhadap 2011 maka ekspor pada bulan Januari 2012 adalah naik yang
tertinggi sebesar 58,38 persen dibanding bulan Januari 2011 dan penurunan tertinggi pada bulan Desember 2012 yang turun 29,96 persen
dibanding bulan Desember 2011. Nilai ekspor Kalimantan Selatan pada
bulan Desember 2012 mencapai US$733,40 juta atau turun sebesar 17,93
persen dibanding nilai ekspor bulan November 2012 yang mencapai US$893,67 juta.
a) Ekspor Menurut Kelompok Barang Komoditi utama penyumbang ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan
Desember 2012 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 dijit tetap kelompok barang bahan bakar mineral dengan nilai US$ 8,42 miliar. Sementara itu, Kelompok barang lemak & minyak hewan/nabati menduduki
urutan kedua dengan nilai US$763,84 juta. Nilai ekspor Kalimantan Selatan menurut komoditi tahun 2011 – 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.4. berikut: Tabel 1.4.
Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Menurut Komoditi tahun 2011 – 2012
Kelompok barang Bahan bakar mineral Lemak & minyak hew an/nabati Kayu, Barang dari kayu Bijih, Kerak, dan Abu logam Berbagai produk kimia Karet dan Barang dari karet Ampas/Sisa Industri makanan Jerami/Bahan anyaman Ikan dan Udang Biji-bijian berminyak Jumlah 10 Kelompok Barang Lainnya Total Ekspor
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
Nilai (US$)
Jan – Des 2011
8.478.487.738 793.425.507 14.918.035 195.004.389 160.752.456 918.163 13.412.886 10.098.642 2.491.567 440.163 9.669.949.546 38.648.053 9.708.597.599
Jan – Des 2012
8.421.076.680 763.835.696 198.260.725 172.310.082 15.108.477 10.669.114 16.005.480 2.331.323 2.568.750 486.636 9.602.652.963 8.055.757 9.610.708.720
Persen Perubahan Jan – Des 2012 Thd 2011 ‐0,68 ‐3,73 1.229,00 ‐11,64 ‐90,60 1.062,01 19,33 ‐76,91 3,10 10,56 ‐0,70 ‐79,16 ‐1,01
12
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Dari 10 kelompok barang ekspor Kalimantan Selatan pada tahun 2012
hanya 2 kelompok barang yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu kelompok kayu, barang dari kayu
yang mengalami kenaikan yang signifikan mencapai 1.229,00 persen dan kelompok karet dan barang dari karet naik 1.062,01 persen, sedangkan
kelompok barang lainnya ada pula yang mengalami penurunan sampai dengan 90,60 persen.
Kontribusi terbesar dari total ekspor bulan Desember 2012 adalah
kelompok barang bahan bakar mineral tetap memberikan kontribusi terbesar 89,62 persen,
sedangkan kelompok barang lemak & minyak
hewan/nabati dan kelompok kayu, barang dari kayu memberikan kontribusi masing‐masing sebesar 5,85 persen dan 2,26 persen. Peranan ekspor ketiga kelompok barang ini pada bulan Desember 2012 sudah
mencapai 97,73 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan. Jika dilihat dari komoditi yang diekspor, maka 5 komoditi ekspor Kalimantan Selatan yang mempunyai nilai besar adalah batubara (82,49 %), lignite ( 7,12 %),
minyak mentah kelapa sawit (5,85 %), kayu lapis (1,96 %) dan bijih besi
(1,73%). Dari ke 5 komoditi tersebut memberikan kontribusi 99,15 persen dari total ekspor bulan Desember 2012.
b) Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama Tiga besar negara tujuan utama ekspor Kalimantan Selatan tahun 2012
adalah China, India dan Jepang. Nilai ekspor ke China sebesar US$2,49 miliar diikuti India sebesar US$2,07 miliar dan Jepang US$1,61
miliar. Komoditi terbesar yang diekspor ke China adalah batubara dan lignite sedangkan komoditi utama yang di ekspor ke India adalah batubara
dan minyak sawit (CPO) dan komoditi terbesar yang diekspor ke Jepang adalah batubara.
Nilai ekspor ke 10 negara tujuan utama pada tahun 2012 dibandingkan
dengan tahun 2011 sebagian besar mengalami peningkatan, seperti ke
India, Pakistan dan Thailand, namun ada pula yang mengalami penurunan
seperti ke China dan Jepang. Nilai ekspor Kalimantan Selatan menurut negara tujuan tahun 2011 – 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.5 berikut:
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
13
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Tabel 1.5 Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Menurut Negara Tujuan Tahun 2011 – 2012
Negara Tujuan
Nilai (US$)
Jan – Des 2011
Jan – Des 2012
China
2.754.207.122
2.492.368.793
Jepang
1.779.191.827
1.609.737.658
India
Korea
1.718.871.621 611.471.822
Philippina
396.889.277
Hongkong
238.093.549
Spanyol
234.988.030
Thailand
207.271.832
Taiwan
Pakistan
Jumlah 10 Negara Tujuan Lainnya
Total Ekspor
638.359.405
64.932.656
12,63
542.647.191
‐2,50
429.503.769 259.491.576 338.126.168 321.695.063 590.078.121
‐6,15 1,18 0,78 3,74 4,15
‐1,75
94.309.804
45,24
866.195.495
‐18,62
8.744.598.360
9.708.597.599
9.610.793.855
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan
‐9,51
2.066.640.217
8.644.277.141 1.064.320.458
Persen Perubahan Jan – Des 2012 Thd 2011
1,16
‐1,01
2) Perkembangan Impor Nilai impor Kalimantan Selatan pada tahun 2012 mencapai US$3,51
miliar atau naik 5,33 persen dibanding nilai impor tahun 2011 yang hanya
mencapai US$3,33 miliar. Kenaikan nilai impor pada tahun 2012 lebih disebabkan naiknya nilai impor kelompok bahan bakar mineral mencapai US$201,60 juta atau naik 7,62 persen. Selama tahun 2012 nilai impor
Kalimantan Selatan mengalami fluktuasi setiap bulannya. Turun naiknya
nilai impor setiap bulan cukup besar berkisar antara 5 ‐79 persen. Penurunan yang terbesar terjadi pada bulan Januari 2012 yang turun 41,06
persen dari bulan Desember 2011, penurunan ini disebabkan oleh turunnya
kelompok bahan bakar mineral sebesar 46,01 persen atau turun sebesar
US$202,03 juta dari keadaan bulan desember 2011. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Mei 2012 yang mencapai 79,85 persen, kenaikan ini
terjadi karena naiknya impor kelompok bahan bakar mineral sebesar
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
14
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan US$136,87 juta atau naik 77,52 dari keadaan bulan April 2012 dan juga kenaikan nilai impor kelompok kendaraan dan bagiannya sebesar US$41,70 juta atau naik 154,36 persen. Nilai Impor Kalimantan Selatan Tahun 2011 ‐ 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6.
Nilai Impor Kalimantan Selatan Tahun 2011 - 2012
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Nilai Impor (US$ ) 2011
138.112.035 220.386.467 311.903.053 362.182.112 285.401.480 306.830.839 203.341.368 279.956.917 213.518.476 246.418.585 324.992.132 439.110.770 3.332.154.234
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan
Nilai Impor (US$ ) 2012
237.078.844 318.520.389 341.624.155 226.043.142 406.547.364 276.870.323 172.976.701 248.618.889 407.858.610 234.851.554 311.316.593 327.590.344 3.509.896.908
% Perubahan
Terhadap bulan sebelumnya (46,01) 34,35 7,25 (33,83) 79,85 (31,90) (37,52) 43,73 64,05 (42,42) 32,56 5,23 ‐
Terhadap 2011 71,66 44,53 9,53 (37,59) 42,45 (9,76) (14,93) (11,19) 91,02 (4,69) (4,21) (25,40) 5,33
a) Impor Menurut Kelompok Barang Menurut kelompok barang, sampai bulan Desember 2012 tiga
kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi adalah kelompok
bahan bakar mineral, diikuti oleh kelompok kendaraan dan bagiannya serta kelompok mesin‐mesin/peralatan mekanik. Nilai impor untuk ketiga
kelompok barang tersebut masing‐masing adalah sebesar US$2,85 miliar, US$308,09 juta, dan US$199,62 juta dengan kontribusi masing‐masing sebesar 89,93 persen, 4,95 persen dan 2,96 persen. Ketiga kelompok barang ini telah memberikan kontribusi sebesar 97,84 persen.
Nilai Impor
Kalimantan Selatan Menurut Komoditi tahun 2011 – 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.7.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
15
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Tabel 1.7. Nilai Impor Kalimantan Selatan Menurut Komoditi tahun 2011 – 2012 Kelompok barang
Bahan bakar mineral Kapal laut Mesin‐mesin/peralatan mekanik Kendaraan dan bagiannya Pupuk garam, belerang, kapur berbagai produk kimia kertas/karton kayu, barang dan kayu gula dan kembang gula Jumlah 10 Kelompok Barang Lainnya Total Impor
Nilai (US$) Jan – Des 2011 Jan – Des 2012 2.645.357.014 71.451.283
2.846.958.103 91.117.309
299.078.524 55.095.925 1.463.679 613.834 263.073 1.752.670 4.081.000
308.094.135 27.162.402 3.580.703 1.119.860 470.358 1.755.496 69.726
222.514.225
3.301.671.227 30.483.007 3.332.154.234
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan
199.615.646
% Perubahan Jan – Des 2012 Thd 2011 7,62 27,52
3.479.943.738 29.953.170 3.509.896.908
‐10,29
3,01 ‐50,70 144,64 82,44 78,79 0,16 ‐98,29 5,40 ‐1,74 5,33
Lima Komoditi impor Kalimantan Selatan yang mempunyai nilai besar
adalah bahan bakar diesel otomotif/minyak solar (75,62%), bahan bakar
motor lainnya tanpa timbal (14,06 %), kapal angkutan barang dengan tonnase > 500 (4,37%) eksavator/loader (2,80%) dan kendaraan pengangkut barang >45 ton (1,15%).
Kontribusi 10 kelompok barang impor utama pada bulan Desember
2012 adalah sebesar 99,98 persen dan pada Januari – Desember 2012
sebesar 99,15 persen terhadap total nilai impor Kalimantan Selatan. Dari sisi perkembangan, nilai impor 10 kelompok barang utama pada bulan Desember 2012 naik 5,57 persen dibanding dengan bulan November 2012,
sedangkan pada periode Januari – Desember 2012 naik 5,40 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya b) Impor Menurut Negara Asal
Nilai impor Kalimantan Selatan terbesar pada tahun 2012 adalah
berasal dari Malaysia dengan nilai US$1,13 miliar. Berada di urutan kedua
adalah Singapore dengan nilai mencapai US$978,41 juta. Sedangkan diurutan ketiga dengan nilai impor US$634,35 juta adalah Korea.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
16
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Nilai impor 2012 yang mengalami kenaikan persentase sangat besar
adalah impor dari Taiwan yang naik sebesar 345,92 persen walaupun nilai ekspornya hanya naik US$3,61 juta.
Selama bulan Desember 2012, kontribusi nilai impor dari Korea Selatan
mencapai 55,66 persen dari total nilai impor Kalimantan Selatan.
Sedangkan impor dari Singapore dan Malaysia memberikan kontribusi
sebesar 22,90 persen dan 12,07 persen. Kontribusi 10 negara utama pemasok impor ke Kalimantan Selatan pada bulan Desember 2012
mencapai 99,96 persen terhadap total nilai impor Kalimantan Selatan. Dilihat dari sisi perkembangan, impor dari 10 negara asal utama dibulan
Desember 2012 naik 10,74 persen dibanding nilai impor pada bulan November 2012 , sedangkan nilai impor pada periode bulan Januari – Desember 2012 naik 7,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya dengan kontribusi sebesar 96,23 persen. Nilai Impor Kalimantan Selatan Menurut Negara Asal tahun 2011 – 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.8. berikut :
Tabel 1.8.
Nilai Impor Kalimantan Selatan Menurut Negara Asal Tahun 2011 – 2012
Negara Asal Korea
Singapura Malaysia Jepang Perancis India China Thailand Amerika Serikat Taiwan
Jumlah 10 Negara Asal Lainnya
Total Impor
Nilai (US$) Jan – Des 2011 Jan – Des 2012 90.009.797
634.350.663
1.408.029.735 788.754.432 19.508.708 74.192.887 203.640.051 395.818.525 24.919.045 142.472.808 809.050
978.408.972 1.133.791.168 18.895.492 34.085.718 165.822.936 186.150.662 58.536.100 164.075.163 3.607.790
183.999.196
132.172.244
3.148.155.038 3.332.154.234
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
3.377.724.664 3.509.896.908
% Perubahan Jan – Des 2012 Thd 2011 604,76 ‐30,51 43,74 ‐3,14 ‐54,06 ‐18,57 ‐52,97 134,91 15,16 345,93 7,29
‐28,17 5,33
17
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
Selain ekspor, potensi daerah juga dapat dilihat dari gambaran tingkat
pariwisata khususnya dari jumlah kunjungan wisatawan. Wisatawan
domestik dan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota-kota
seperti Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura terutama melalui pintu masuk Bandara Syamsudin Noor selama tahun 2012 wisatawan domestik
mencapai 522.060 dan wisatawan mancanegara pada tahun 2012 tercatat sebanyak
25.862
US$12.413.760.
orang
dengan
perolehan
devisa
mencapai
b. Pertumbuhan Ekonomi 1)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2012 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,73 persen dibanding tahun 2011. Nilai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan pada tahun 2012
mencapai Rp. 34,42 triliun sedangkan pada tahun 2011 sebesar Rp. 32,55 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku PDRB Kalimantan Selatan tahun 2012 naik sekitar 7,7 triliun rupiah lebih yaitu dari Rp. 68,19 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp. 75,92 triliun tahun 2012.
Selama tahun 2012, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,85 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 9,78
persen, sektor jasa-jasa 8,54 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 8,22 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,06 persen, sektor listrik dan air bersih 6,93 persen, sektor industri pengolahan
4,02 persen, sektor pertanian 3,6 persen dan terkecil adalah sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 2,64 persen. Sepertinya pada tahun 2012, sektor tersier tumbuh sangat baik dibanding sektor primer dan sekunder.
Tingginya pertumbuhan sektor bangunan terutama didorong oleh
makin maraknya pembangunan perumahan di Kalimantan Selatan,
terutama perumahan yang makin berkembang di luar Kota Banjarmasin
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
18
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan yaitu di pinggiran Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah
Laut, dan Kabupaten Tanah Bumbu. Pembangunan yang dilakukan oleh swasta
juga
cukup
berkembang
baik
berupa
bangunan
maupun
infrastruktur usaha. Sementara itu dari pos anggaran pemerintah juga terdapat peningkatan pembangunan baik gedung, jalan, dan bangunan lainnya. Kinerja sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang salah satunya tercermin pada kinerja perbankan memperlihatkan kecenderungan terus membaik.
Data laporan Bank Indonesia Banjarmasin menyebutkan kredit yang
disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan, demikian pula jumlah simpanan masyarakat pada perbankan, selain itu
lembaga pembiayaan mengalami pertumbuhan kinerja yang sangat
signifikan karena besarnya permintaan kredit barang. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Pertumbuhan Tahun 2012 diperlihatkan pada Tabel 1.9. berikut :
Tabel 1.9.
Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Pertumbuhan Tahun 2012
Lapangan Usaha 1
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi
6. Perdagangan, Restoran, dan Hotel 7. Transportasi dan Komunikasi 8. Keuangan,Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
PDRB dengan migas
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 2011 2
2012 3
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) 2011 4
2012 5
Laju Pertumbuhan 2012 (Persen) 6
13,696,209.72
14,603,477.66
7,534,324.55
7,805,272.54
3.60
6,270,582.19
6,865,260.06
3,351,184.86
3,485,904.61
4.02
16,659,913.71 390,928.55
3,994,602.18
18,008,900.38 435,473.90
2,019,648.46
6,697,260.05
2,872,516.05
3,075,250.68
3,438,297.87
3,923,864.40
68,186,882.70
67,481,898.93 PDRB tanpa migas Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
177,866.82
1,838,543.18
12,394,973.26
7,295,337.40
166,337.95
7,447,870.28
4,553,773.15
10,447,231.32 5,993,779.78
7,256,241.35
8,440,149.69
75,923,132.54 75,217,459.21
5,129,508.89 1,342,551.05 3,061,388.96
32,552,596.84 32,101,102.95
5,631,058.69 1,452,927.41 3,322,737.40
34,418,536.89 33,986,939.48
2.64 6.93 9.85 9.78 7.06 8.22 8.54 5.73 5.87
19
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh 9,78 persen
dalam tahun 2012 memberikan andil terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan. Dari pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 5,73 persen, 1,54 persen disumbang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. 2)
PDRB Per Kapita
PDRB perkapita merupakan PDRB (atas dasar harga berlaku dibagi
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun). Pada tahun 2012 angka
PDRB perkapita diperkirakan mencapai Rp.20.032.489 (2.133,10 US$) dengan laju peningkatan sebesar 8,56 persen dibandingkan dengan PDRB
perkapita tahun 2011 sebesar Rp.18.453.206 (1.964,94 US $). PDRB per kapita Kalimantan Selatan Tahun 2011-2012 diperlihatkan pada Tabel 1.10. berikut :
Tabel 1.10. PDRB per kapita Kalimantan Selatan Tahun 2011-2012 Lapangan Usaha
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) Indeks Peningkatan (persen) Nilai (US $)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
3)
2011
Tahun
2012
16,163,163
17,546,457
2.133,10
1.964,94
11.87
8.56
Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 Dan 2012 Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas
dasar harga berlaku Kalimantan Selatan tahun 2012 sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1.11. menunjukkan perubahan masih dalam kisaran yang kecil dibandingkan struktur ekonomi tahun 2011. Tiga sektor utama
yaitu
sektor
pertanian,
sektor
pertambangan
dan
sektor
perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan sebesar 59,28 persen pada tahun 2012. Sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 19,23
persen, sektor pertambangan dan sektor perdagangan masing-masing mempunyai peranan sebesar 23,72 persen dan 16,33 persen. Dibandingkan dengan struktur ekonomi tahun 2011, pada tahun 2012 terjadi penurunan peranan pada sektor pertanian dan sektor pertambangan, sementara sektor
perdagangan, hotel, dan restoran justru menunjukkan gejala kenaikan peran. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.11. berikut:
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
20
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
Tabel 1.11. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Restoran, dan Hotel 7. Transportasi dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB dengan migas
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
4)
2011 20.09 24.43 9.20 0.57 5.86 15.32 8.79 5.04 10.70 100.00
2012 19.23 23.72 9.04 0.57 6.00 16.33 8.82 5.17 11.12 100.00
PDRB Menurut Penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 senilai Rp. 75,92
triliun sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumahtangga dan
lembaga nonprofit sebesar Rp. 35,95 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi net ekspor sebesar Rp. 10,37 triliun, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp. 11,82 triliun, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp. 16,01 triliun. Dibandingkan
dengan tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 68,19 triliun menjadi Rp. 75,92 triliun. Hal tersebut didukung oleh peningkatan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada Tabel 1.12 berikut.
Tabel 1.12.
Nilai PDRB Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012 dan Laju Pertumbuhan Tahun 2012
Komponen Penggunaan Konsumsi Rumahtangga dan Lembaga Non Profit Konsumsi Pemerintah PMTB Perubahan Stok Ekspor Dikurangi Impor PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 2011 2012 32,084,505.15 10,250,707.16 13,994,885.16 (2,808,637.14) 49,244,474.30 34,579,051.92 68,186,882.70
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
35,946,584.58 11,821,104.56 16,008,629.06 1,778,810.14 51,484,502.48 41,116,498.28 75,923,132.54
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) 2011 2012 14,774,065.60 4,247,316.95 5,861,227.70 (1,545,083.69) 22,386,900.35 13,171,830.07 32,552,596.84
15,665,452.76 4,545,640.75 6,420,708.06 740,130.14 22,349,530.69 15,302,925.52 34,418,536.89
Laju Pertumbu han 2012 (%) 6.03 7.02 9.55 147.90 -0.17 16.18 5.73
21
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 yang
tercatat sebesar 5,73 persen, didorong oleh hampir semua komponen PDRB
penggunaan, yakni konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit yang
tumbuh sebesar 6,03 persen, konsumsi pemerintah 7,02 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 9,55 persen. Sementara ekspor mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 0,17 persen dan impor sebagai pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 16,18 persen. 5)
Perkembangan Inflasi
Indikator lain yang sangat penting dalam menentukan kondisi dan
stabilitas perekonomian daerah adalah inflasi. Inflasi selain berkaitan
dengan interaksi antara penawaran dan permintaan, juga tidak lepas dari
faktor-faktor lainnya seperti tata-niaga dan kelancaran distribusi barang dan jasa, serta peran kebijakan pemerintah di bidang moneter. Inflasi dalam
arti sempit adalah peningkatan harga barang dan jasa kebutuhan dasar masyarakat secara rata-rata.
Perhitungan inflasi Kalimantan Selatan
mengacu pada perhitungan inflasi kota Banjarmasin.
Pada bulan Desember 2012 Kota Banjarmasin mengalami inflasi
sebesar 0,85 persen. Dari 66 kota di Indonesia, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 2,57 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,02 persen.
Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,29 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 0,81 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,01 persen dan kelompok
transport komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen. Sementara itu deflasi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah (administered goods inflation) pada Bulan
Desember 2012 secara umum mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, harga
yang bergejolak (volatile goods inflation) inflasi sebesar 2,52 persen dan komponen inti (core inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,31 persen. Sepanjang tahun 2012, harga yang diatur pemerintah mengalami
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
22
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan inflasi 4,02 persen, harga yang bergejolak 10,56 persen dan komponen inti
mengalami inflasi 4,46 persen. Laju inflasi tahun kalender (JanuariDesember) 2012 tercatat sebesar 5,96 persen. Dari 7 kelompok
pengeluaran, sepanjang tahun 2012 kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 7,85 persen,
sedangkan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi terendah sebesar 0,50 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2012
secara
umum
menunjukkan
adanya
kenaikan.
Berdasarkan
hasil
pemantauan BPS Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007 = 100, pada bulan Desember 2012 Kota Banjarmasin mengalami inflasi 0,85 persen atau terjadi kenaikan Indeks
Harga Konsumen (IHK) dari 142,26 pada bulan November 2012 menjadi 143,47 pada bulan Desember 2012.
Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar
2,29 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,81 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar
sebesar 0,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,01 persen dan kelompok
transport komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen. Sementara itu deflasi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah (administered goods inflation) pada Bulan
Desember 2012 secara umum mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, harga yang bergejolak (volatile goods inflation) inflasi sebesar 2,52 persen dan
komponen inti (core inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,31 persen. Sepanjang tahun 2012, harga yang diatur pemerintah mengalami
inflasi 4,02 persen, harga yang bergejolak 10,56 persen dan komponen inti mengalami inflasi 4,46 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2012 tercatat sebesar
5,96 persen. Dari 7 kelompok pengeluaran, sepanjang tahun 2012
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 7,85 persen, sedangkan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi terendah sebesar 0,50 persen.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
23
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2012
secara umum menunjukkan
adanya kenaikan. Berdasarkan hasil
pemantauan BPS Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007 = 100, pada bulan Desember 2012 Kota
Banjarmasin mengalami inflasi 0,85 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 142,26 pada bulan November 2012 menjadi 143,47 pada bulan Desember 2012.
Sepuluh komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar
terjadinya inflasi selama bulan Desember 2012 adalah: ikan gabus, daging
ayam ras, ikan bakar, bawang merah, telur ayam ras, angkutan udara, ikan nila, sawi hijau, daging sapi, dan ikan bandeng. Sedangkan sepuluh
komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi selama bulan Desember 2012 adalah: ikan patin, kacang panjang, emas perhiasan, ikan
sepat, bawang putih, gula pasir, cabe rawit, bensin (pertamax), minyak goreng, dan ikan sepat siam. seperti terlihat pada Tabel 1.13.
Tabel 1.13. Laju Inflasi Kota Banjarmasin Bulan Desember 2012 dan Tahun Kalender 2012 menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100) Kelompok Pengeluaran
135.40 159.43 142.80
143.47 173.50 154.01
Inflasi Laju Inflasi Des Tahun 2012*) Kalender 2012**) 0.85 5.96 2.29 8.83 0.81 7.85
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan 4 Bakar
128.62
135.96
0.04
5.71
5 6 7 8
142.18 119.80 121.15 108.72
147.74 124.73 124.64 109.26
-0.08 0.29 0.01 0.22
3.91 4.12 2.88 0.50
1 U m u m 2 Bahan Makanan 3 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau
Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
IHK Desember 2011
IHK Des 2012
*) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2012 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2012 terhadap IHK bulan Desember 2011
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
24
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Dilihat dari kelompok pengeluaran, sumbangan inflasi terbesar pada
bulan Desember terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,6190
persen dan sumbangan inflasi terkecil terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,0005 persen. Sumbangan inflasi selama
bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2012 terbesar terjadi pada
kelompok bahan makanan sebesar 2,3570 persen dan terkecil terjadi pada
kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0712 persen, seperti terlihat pada Tabel 1.14.
Tabel 1.14.
Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Banjarmasin Bulan Januari - Desember 2012
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok
UMUM/TOTAL Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman dan Tembakau Perumahan, Air Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
Andil bulan Desember 0,85 0,6190 0,1890 0,0081 -0,0061 0,0102 0,0005 0,0299
Andil Bulan Jan-Des 5,96 2,3570 1,7988 1,1466 0,3030 0,1464 0,1374 0,0712
Dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012, secara
umum di Banjarmasin sudah terjadi inflasi sebesar 5,96 persen. Dilihat dari
kelompok pengeluaran, inflasi tahun kalender terbesar terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 7,85 persen, sedangkan inflasi tahun kalender terkecil terjadi pada kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen. Sepuluh komoditas yang memberikan pengaruh terbesar selama tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 1.15 dan 1.16.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
25
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Tabel 1.15. Sepuluh Pendorong Inflasi Utama selama Tahun 2012 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komoditas Ikan gabus Sewa rumah Ikan bakar Gula pasir Daging ayam ras Emas perhiasan Rokok kretek filter Bawang putih Tarif air minum pam Bahan bakar rumah tangga
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
Jan-Des 2012 Persen perubahan Andil Harga 61,07 10,36 26,65 23,84 12,16 7,05 7,98 86,99 10,16 4,32
0,97 0,63 0,44 0,39 0,27 0,23 0,21 0,20 0,20 0,15
Tabel 1.16. Sepuluh Penahan Inflasi (Deflasi) Utama selama Tahun 2012
No
Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angkutan udara Cabe merah Udang basah Telur ayam ras Jagung manis Ketela pohon Kentang Rempela hati ayam Tomat sayur Ikan saluang
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
Jan-Des 2012 Persen perubahan Andil Harga -7,69 -0,06 -27,23 -0,05 -4,47 -0,05 -4,08 -0,04 -42,20 -0,03 -42,12 -0,03 -32,26 -0,03 -26,00 -0,03 -35,78 -0,03 -15,83 -0,03
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah (administered goods inflation) secara umum di
bulan Desember 2012 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, harga yang
bergejolak (volatile goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 2,52 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi
sebesar 0,31 persen. Sepanjang tahun 2012, harga yang diatur pemerintah
mengalami inflasi 4,02 persen, harga yang bergejolak 10,56 persen dan
komponen inti mengalami inflasi 4,46 persen. Laju inflasi Kota Banjarmasin Tahun 2012, menurut Komponen diperlihatkan pada Tabel 1.17.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
26
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan
Tabel 1.17 Laju inflasi Kota Banjarmasin Tahun 2012, menurut Komponen
IHK Des 2011
Komponen
U m u m Diatur Pemerintah Bergejolak (Volatile) Inti (core)
IHK Des 2012
135.40 136.46 160.51 126.24
2
143.47 141.95 177.46 131.87
Inflasi Inflasi Andil bulan Tahun Inflasi Des Kalender Desember 012 *) 2012**) 2012 0.85 0.03 2.52 0.31
5.96 4.02 10.56 4.46
*) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2012 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2012 terhadap IHK bulan Desember 2011 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
0.8503 0.0045 0.6669 0.1789
INFLASI TAHUNAN Sampai dengan bulan Desember 2012 ini, laju inflasi tahun kalender
mencapai 5,96 persen. Dilihat dari 5 tahun terakhir, kondisi tahun 2012
masih lebih tinggi dari tahun 2009 dan 2011 namun jauh lebih rendah dibandingkan kondisi tahun 2007, 2008 dan 2010 seperti diperlihatkan pada Tabel 1.18.
Tabel 1.18
Inflasi bulanan dan tahun kalender tahun 2007 – 2012
No. 1 2
Inflasi Desember
2007
2008
2009
2010
2011
2012
7,78
11,62
3,86
9,06
3,98
5,96
Januari – Desember
(Tahun kalender)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
Tahun (%)
1,15
-0,03
0,26
1,17
1,07
0,85
27
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Prospek Perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2013 Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi Perekonomian Kalimantan Selatan di triwulan I-2013 diperkirakan
dapat tumbuh pada kisaran 5,3%-5,8% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan laporan yaang mencapai 6,04% (yoy).
Dari sisi
permintaan, kinerja ekspor diperkirakan belum sepenuhnya pulih
meskipun dengan tingkat kontraksi yang lebih landai. Sementara sesuai siklusnya, kinerja investasi dan konsumsi pemerintah juga akan mengalami
pelambatan selama triwulan I-2013. Meskipun telah ada komitmen Pemerintah Daerah untuk mempercepat realisasi belanja daerah sehingga
diharapkan pada triwulan pertama mampu melakukan penyerapan dana hingga 20 persen dari total anggaran, namun pelaksanaannya akan sulit
mengingat pada awal triwulan biasa berada pada fase persiapan dan proses lelang. Sementara itu, penopang pertumbuhan diperkirakan berasal dari
konsumsi rumah tangga yang tetap akan tumbuh kuat seiring dengan peningkatan pendapatan melalui realisasi UMP 2013. Selain itu, dengan tingkat inflasi yang relative stabil, dan terjaganya suku bunga perbankan
pada tingkat yang rendah diharapkan akan menjaga daya beli masyarakat sehingga konsumsi masih akan terjaga pada level yang tinggi. Selain itu,
kebijakan pemerintah dengan menaikkan batas Pendapatan Tidak Kena
Pajak (PTKP) yang akan berlaku mulai awal triwulan I-2013 diperkirakan akan berdampak positif pada kinerja konsumsi rumah tangga, karena dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Dari sisi penawaran, sektor pertanian diperkirakan tumbuh moderat
seiring dengan masih adanya beberapa daerah yang masih panen walaupun
masa panen raya telah lewat. Disamping itu, harga karet dan kelapa sawit yang belum kembali normal meskipun mulai ada perbaikan harga
internasional, diperkirakan turut mempengaruhi petumbuhan di sektor ini.
Di sisi lain, sektor pertambangan diperkirakan masih mengalami fase kontraksi meskipun tidak sedalam pada triwulan laporan. Penopang
pertumbuhan
diperkirakan
berasal
dari
sektor
perdagangan dan sektor industri pengolahan. Selain didukung oleh pasar
lokal yang luas dengan daya beli yang kuat, kinerja sektor perdagangan juga
akan terakselerasi berkat penyelenggaraan aktivitas Meeting, Incentive,
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
28
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Conference, dan Exhibition (MICE) yang sudah mulai marak sejak triwulan I2013. Adanya peringatan Maulid Nabi dan Tahun Baru Imlek, serta libur
akhir pekan yang cukup panjang di akhir triwulan laporan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor perdagangan ini. Sementara itu, sektor industri yang akan mengalami peningkatan terutama adalah industry yang berbasis makanan dan minuman. Peningkatan pada sektor ini juga
didukung oleh beroperasinya PLTU Asam-Asam III dan IV sebesar 2x60 megawatt, yang diharapkan dapat mengatasi gangguan listrik yang selama ini cukup mengganggu kinerja dunia usaha. Melambatnya
pertumbuhan
ekonomi
pada
triwulan
I-2013
mendatang juga diperkuat oleh hasil survey terhadap pelaku usaha yang cenderung bersikap pesimis dalam memasuki triwulan I-2013, seperti yang tercermin pada ekspektasi indeks kegiatan usaha yang menunjukkan
kecenderungan menurun dari 20,04 pada triwulan IV-2012 menjadi 10,34 di triwulan I-2013. Hal tersebut mengakibatkan angka indeks ekspektasi penggunaan tenaga kerja pada triwulan mendatang juga mengalami
penurunan menjadi hanya sebesar 1,22 pada triwulan I-2013 dari sebelumnya yang tercatat 1,66. Perkiraan Inflasi Laju inflasi Kota Banjarmasin pada triwulan I-2013 diperkirakan
bergerak relatif stabil dibandingkan triwulan IV-2012, yaitu berada pada
kisaran 5,89% ± 1% (yoy). Tekanan inflasi pada triwulan mendatang akan
ditahan oleh inflasi inti yang diperkirakan stabil sepanjang triwulan I-2013. Sementara itu pasokan komoditas volatile food diperkirakan akan tertekan pada awal triwulan akibat cuaca yang kurang bersahabat.
Dari sisi permintaan, tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat.
Meskipun sempat mengalami gangguan pasokan sayur-sayuran, buah dan bumbu-bumbuan di awal triwulan I-2013, namun ketersediaan pasokan pangan diperkirakan akan membaik seiring komitmen Pemerintah Daerah dalam menjamin kecukupan pangan. Khusus dari sisi produksi, pasokan
beras varietas lokal yang masih cukup berlimpah di pasar diperkirakan juga mampu mengimbangi peningkatan permintaan masyarakat sehingga mampu meredam inflasi pada triwulan mendatang.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
29
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I Pendahuluan Dari sisi ekspektasi masyarakat, tekanan inflasi juga relatif stabil.
Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa Indeks
Ekspektasi Konsumen terhadap harga-harga dalam 3 bulan mendatang bergerak tipis dari 132,20 pada akhir triwulan IV-2012 menjadi 132,50 pada awal triwulan I-2013.
Kondisi tersebut terjaga berkat kembali lancarnya pasokan volatile
food yang sempat terhambat oleh cuaca yang kurang kondusif selama Januari 2013. BMKG setempat memperkirakan bahwa selama akhir
triwulan I-2013 kondisi cuaca akan lebih stabil sehingga dapat menjaga kelancaran distribusi antar pulau maupun antar provinsi.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
30