BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa secara umum. dalam bidang linguistik terdapat beberapa kajian, salah satunya dari kajian itu adalah kajian tentang makna, baik makna sebenarnya maupun makna kiasan. Ilmu yang mempelajari makna disebut semantik. Semantik sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia karena bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi haruslah memiliki makna yang tepat agar terjadi komunikasi yang efektif terhadap teman atau mitra bicara. Salah satu kajian dari semantik yaitu relasi makna, relasi makna merupakan hubungan semantik yang terdapat pada satuan bahasa yang satu dengan bahas lainnya. Satuan bahasa itu dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Dan relasi makna itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan
makna,
kegandaan
makna atau
kelebihan
makna,
dalam
pembicaraan relasi makna itu biasanya dibicarakan masalah-masalah mengenai: sinonim, antonim, homonim, homograf, homofon, polisemi, hiponim dan hipernim. sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama; antonim adalah kata-kata yang berlawanan makna; homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda; homograf adalah kata-kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda; homofon adalah kata-kata yang ucapannya sama, tetapi ejaannya dan artinya berbeda; polisemi adalah satu kata yang memiliki makna banyak; hiponim
Universitas Sumatera Utara
adalah
kata-kata yang
tingkatnya
ada di
bawah kata
yang
menjadi
superordinat/hipernim (kelas atas), sedangkan hipernim adalah sebaliknya.. Dari uraian hubungan makna atau relasi makna di atas yang akan dibicarakan pada penelitian ini adalah bentuk atau wujud polisemi. polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda, makna polisemi juga mempunyai hubungan makna walaupun sedikit atau hanya kiasan. Bahasa Batak Toba (yang disingkat BBT), merupakan salah satu bahasa yang digunakan oleh penutur asli suku Batak Toba yang terdapat di Sumatera Utara. Suku Batak Toba pada umumnya mendiami daerah tingkat dua,yaitu Kabupaten Tapanuli Utara yang berpusat di Tarutung, Kabupaten Toba Samosir yang berpusat di Balige, Kabupaten Humbang Hasundutan yang berpusat di Dolok Sanggul dan Kabupaten Samosir yang berpusat di Pangururan. Luas daerah kebudayaan Batak Toba adalah 10.605 km2 Umumnya tanahkawasan ini terletak pada ketinggian 70-2300 km2 di atas permukaan laut. Posisinya berada pada 20-30 Lintang Utara, dan 98O -99,5O Bujur Timur. Kawasan diseluruh wilayah Toba dapat dikelompokkan pada dua daerah yang luas, yaitu antara kawasan yang terdapat di Pulau Samosir dan di luarnya. Kawasan yang terletak dipulau samosir adalah Pangururan sebagai kota yang terbesar di kawasan itu, ditambah simbolon, Nainggolan, Palipi, Mogang, Rianiate,Pintubatu, Pintusona, Hutanamora, Ambarita,Ronggurnihuta, Simaindo, Ajibata, Lontung, Urat, Tomok dan lain-lain. Kawasan di luar pulau Samosir yang terletak di pinggiran Danau Toba adalah: Porsea, Balige, Muara, Bakkara, Tipang, Janjiraja, Holubung, Sabulan, Tamba, Sihotang, Janjimartahan, Harianboho, Boho,
Universitas Sumatera Utara
Limbong, Tano ponggol, Tulas, Sagala, Silalahi dan lain-lain. Kawasan lain yang termasuk lingkup daerah Toba, termasuk yang terletak di sekitar Balige dan Porsea antara lain: Janjimatogu, Rautbosi, Siraiturut, Lumbanjulu, Narumonda, Dair,
Siahaan,
Janjimaria,
Silaen,
Tambunan,
Sonakmalela,
Hinalang,
Soposurung, Sitorang, Sigumpr, Laguboti, Lumban nabolon, Dolok Nauli, Sipintupintu, dan lain-lain. Kawasan di daerah Hullang antara lain: Dolok sanggul, Lintongnihuta, Pollung, Hutapaung, Parlilitan dan lain-lain. Dari Parlilitan menuju Sidikalang, terdapat kampung: Pakkat, Simallupak, Ele, Hariarapintu, Laekole, teerus ke Parbuluan, Bangun, Simpang tolu dan Sidikalang, Kawasan dilembahSilindung dan Humbang, antara lain: Tarutung, Sipahutar,siborongborong, Pagarbatu, Simarpinggan, Sipoholon, Silindung, Hutabarat, Lumbansiagian, Simorangkir, Lobuhole, Hutapea dan lain-lain. Kawasan didaerah Pangaribuan dan sekitarnya, antara lain; Hutagurgur, Sipahutar, Onan Tukka, Siabalabal, Peahuta, Sibikke, Pangaribuan, Gultom, Pansur Natolu, Aek Nauli, Panjaitan, Sigotom, Sormin, Dolok Sitarindah dan lain-lain. Kawasan di daerah Julu antara lain, Siamsom, Pearaja, Siparpar, Sibatu-batu, Pantis, Siantalobung, Aek Sitapian, Hutabuntul, Golat, Pasarsirongit, Simataniari, Hutajulu, Onan Hasang, Lumbanraja, simanampang, Sigompulon, Simangonding, Sibaganding, Lobupining, Lobunte, Sialang, Farikmatia dan lain-lain. Kawasan di Pahae Jae, antara lain: Pangagoan, Sarulla, Janji Angkola Di dalam BBT fenomena kebahasaan seperti polisemi sangatlah banyak di jumpai khususnya pada bahasa lisan seperti dalam percakapan sehari-hari. namun, penelitian yang membahas tentang polisemi dalam BBT belum ada sampai
Universitas Sumatera Utara
sekarang. inilah yang mendasari peneliti untuk meneliti polisemi dalam BBT. 1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah berikut. 1. Bagaimana bentuk kata polisemi dalam BBT? 2. Apa sajakah kategori bentuk kata polisemi dalam BBT? 3. Apa penyebab perubahan makna polisemi dalam BBT?
1.3 Pembatasan Masalah Sehubungan dengan masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada bentuk kata polisemi, kategori bentuk polisemi dan perubahan makna polisemi pada BBT di Desa Onan Runggu III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara dan tidak menyinggung analisis makna lain dalam relasi makna.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian mempunyai tujuan tertentu yang memberi arah dan pelaksanaan tertentu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan bentuk kata polisemi dalam BBT. 2. Mendeskripsikan kategori kata polisemi dalam BBT. 3. Menjelaskan penyebab perubahan polisemi dalam BBT.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian polisemi BBT ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut: 1. Menambah pengetahuan masyarakat bahasa mengenai polisemi BBT. 2. Menjadi salah satu referensi bagi penelitian lainnya yang sejenis. 3. Dapat melestarikan BBT.
Universitas Sumatera Utara