BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Lingkungan kerja pada sektor migas sangat beresiko akan terjadinya kecelakaan akibat kerja, kebakaran atau peledakan bahkan pencemaran lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melaksanakan setiap proses kerja pemeliharaan, perbaikan atau perluasaan pembangunan di area terbatas atau khusus diperlukan adanya suatu ijin kerja panas. Surat permohonan/ permintaan ijin kerja ini harus dibuat secara lengkap sebelum pekerjaan yang menyangkut operasi dalam memperbaiki suatu peralatan atau pekerjaan yang menyangkut modifikasi atau konstruksi baru dan inspeksi untuk memberikan kesempatan kepada yang berkepentingan ( bagian opeerasi ) dapat mempersiapkan tempat kerjanya dan mengeluarkan ijin yang sesuai. Izin Kerja Panas adalah suatu dokumen tertulis yang menyatakan ijin kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang menggunakan api atau dapat menimbulkan sumber panas yang dapat menyalakan bahan mudah terbakar sesuai dengan syarat-syarat keselamat kerja yang telah di tentukan menurut standar operating prosedur yang telah ada. Izin kerja panas ini berfungsi untuk memastikan pekerja melakukan proses kerja secara aman sehingga dapat meminimalisir bahkan menghindari terjadi kecelakaan akibat kerja yang dapat merugikan tenaga kerja atau merusak asset yang di miliki oleh perusahaan. Oleh karena itu keberadaan izin kerja panas sangat penting di dalam proses kerja pada, 1
khusus nya pekerjaan yang dilakukan di sektor minyak dan gas ( Migas ).Semakin banyak syarat-syarat yang terkandung di dalam dokumen izin kerja panas maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kelalaian dalam bekerja, maka akan semakin tinggi pula pencapaian target dari suatu pekerjaan. Masing-masing pekerja memiliki penyerapan yang berbeda mengenai pengetahuan Ijin Kerja Panas, meskipun di dalam pelaksanaan nya perusahaan dalam hal ini perusahaan telah memberikan informasi baik berupa buku pedoman maupun safety talk tentang Ijin Kerja Panas kepada para pekerja sebelum proeses pekerjaan di
mulai. Pengetahuan pekerja mengenai ijin kerja panas yaitu
kemampuan dari dalam diri pekerja yang berasal dari penilaian pekerja tehadap segala resiko di dalam proses kerja panas sehingga dapat merubah perilakunya dalam melakukan proses kerja panas tersebut. Tetapi akan sangat tidak efektif apabila ijin kerja aman yang di berikan tidak di imbangi oleh kesadaran untuk berperilaku aman ( safety behavior ) pada saat bekerja oleh para pekerja. Perilaku aman kerja ( safety bahevior ) adalah salah satu faktor besar lainnya yang sangat memperngaruhi bahkan sangat penting dalam pembentukan lingkungan kerja yang aman ( safe environment ). Oleh karena itu sangat perlu dilakukan komunikasi mengenai perilaku aman kerja terhadap para pekerja sebelum melakukan pekerjaan. Hal ini bertujuan agar para pekerja mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang memiliki resiko tinggi terjadi kecelakaan kerja dan proses kerja seperti apa yang aman di lakukan selama pekerjaan berlangsung. Oleh karena itu saya sebagai peneliti memiliki ketertarikan untuk mengambil topik skripsi dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN PEKERJA TERHADAP PROSEDUR SERTA PENERAPAN
2
IZIN KERJA PANAS
(HOT WORK PERMIT) DALAM PROSES KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA SUB-KONTRAKTOR PADA ZONA MERAH DI PT. PERTAMINA (PERSERO)“. Fungsi dari penelitian ini nantinya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan pekerja dalam memahami ijin kerja panas dan sejauh mana pekerja menerapkan ijin panas tersebut dalam hal ini perilaku aman pekerja dalam melakukan setiap proses pekerjaan di lingkungan kerja yang akhirnya dapat menghindari para pekerja dari kejadian – kejadian kecelakaan kerja semaksimal mungkin.
B. Identifikasi Masalah Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan
di
lingkungan
kerja
di
sektor
perminyakan pada umumnya sangat peka dan riskan akan terjadinya kecelakan kerja, kebakaran atau pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dalam setiap pelaksanaan kerja pemeliharaan, perbaikan, modifikasi atau konstruksi baru di area terbatas perlu adanya surat ijin kerja. Hal ini bertujuan agar : 1. Untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya akibat kecelakaan di lingkungan kerja 2. Menjamin lokasi kerja benar-benar aman untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga memberi rasa aman bagi tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. 3. Sebagai alat kontrol terhadap kegiatan pekerja selama bekerja di lingkungan area terbatas 4. Untuk tercapainya target kerja 5. Untuk mengamankan asset yang dimiliki perusahaan.
3
Perilaku aman kerja merupakan suatu hal yang harus di terapkan dalam setiap proses kerja. Karena tidak ada kecelakaan yang hanya disebabkan oleh faktor tunggal, namun merupakan rangkaian sebab akibat yang saling terkait. Sebagian besar peristiwa kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakannya yang tidak aman, perilaku yang tidak aman dari seseorang pekerja tersebut dipengaruhi oleh tingkah laku, kondisi fisik dan pengetahuan yang dimiliki pekerja tersebut. Oleh karena itu untuk mencapai target kerja yang maksimal dengan cara meminimalisir kecelakaan kerja yang mungkin terjadi diperlukan sistem kerja aman yang bertujuan untuk mengatur dan menjamin pekerja untuk tetap berperilaku aman selama menjalankan proses kerja.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian yang saya lakukan lebih terarah, oleh karena itu subjek yang diambil oleh peneliti adalah para pekerja-pekerja sub kontraktor yang mengerjakan pekerjaan yang tergolong kedalam ijin kerja panas di zona merah PT. Pertamina. Sebagai variabel dependent yaitu perilaku aman pekerja dan sebagai variabel independet yaitu pengetahuan pekerja terhadap sistem ijin kerja aman. D. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian pada latar belakang serta identifikasi masalah yang telah di utarakan peneliti di atas, maka peneliti melakukan perumusan masalah, yaitu : Apakah ada hubungan antara pengetahuan pekerja mengenai sistem ijin aman kerja dengan perilaku aman pekerja ?” 4
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan pekerja mengenai prosedur serta penerapan ijin kerja panas (Hot Work Permit) dan perilaku aman pekerja sub-kontraktor di area zona merah PT. Pertamina (Persero). 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan mengenai ijin kerja panas pada tiap pekerja sub-kontraktor b. Mengamati perilaku aman kerja pada setiap pekerja sub-kontraktor. c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan mengenai ijin kerja panas dengan perilaku aman pekerja sub-kontraktor di area zona merah PT. Pertamina.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Sebagai suatu wahana dalam mengkristalisasi berbagai teori atau konsepkonsep yang diperoleh peneliti selama kuliah dan mengaplikasikan sebagai alat untuk melihat secara langsung dan nyata persoalan-persoalan di lapangan. b. Sebagai tolak ukur dalam menilai kemampuan mahasiswa dalam penerapan ilmu serta pengetahuan yang di peroleh sesuai dengan tujuan bidang studinya.
5
2. Bagi Lahan penelitian a. Dapat mengembangkan kemitraan dengan fakultas dan institusi guna kegiatan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. b. Memperoleh masukan dalam rangka pengembangan atau penerapan program guna pencapaian pelayanan prima bagi masyarakat. c. Sebagai jembatan untuk penelitian yang berhubungan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerja serta regulasi yang mengatur pekerjaan tersebut yang merupakan faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya kemungkinan untuk terjadi kecelakaan kerja agar dapat membentuk suatu wadah ( organisasi ) dengan program-program yang dapat mengatasi terjadinya kecelakaan kerja
3. Bagi Institusi Pendidikan a. Terbinanya suatu hubungan kemitraan dengan intitusi tempat penelitian dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan dan keselamatan kerja. b. Dapat memberikan tambahan informasi dan memperkaya khasanah dalam ilmu pengetahuan, khhususnya ilmu-ilmu kesehatan serta menambah referensi kepustakaan bagi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan ( FIKES ) Universitas Esa unggul yang dapat bermanfaat bagi para pembaca.
6