BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Entitas perbankan sudah bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat di Indonesia, banyak ragam dan jenis layanan yang ditawarkan oleh perbankan. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor perbankan di berbagai lini kehidupan. Entitas perbankan dapat membantu masyarakat dalam hal pembiayaan dan investasi yang mengumpulkan dana dari masyarakat dan disalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau kredit, yang kemudian tujuan utamanya adalah memberikan kemandirian tersendiri bagi pembangunan masyarakat Indonesia. Sektor perbankan memberikan peran yang vital terhadap perekonomian suatu negara dengan memberikan pembiayaan kepada badan usaha maupun masyarakat perorangan (Ahmad dkk, 2014). Perkembangan entitas perbankan di Indonesia mengalami fase yang cukup baik, namun pertumbuhan bank syariah di Indonesia masih dikatakan lamban mengingat mayoritas penduduk Negara Indonesia adalah beragama Islam. Seiring dengan lahirnya Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, telah memungkinkan bank syariah beroperasi sepenuhnya sebagai Bank Umum Syariah (BUS) atau dengan membuka Unit Usaha Syariah (UUS). Era globalisasi saat ini telah menempatkan bank syariah sebagai pesaing utama
1
2
bank konvensional. Sudah seharusnya kedua jenis bank ini menjaga kepercayaan stakeholder terkait untuk dapat tetap terus tumbuh dan bersaing secara kompretitif dalam persaingan perbankan nasional, dengan begitu ketika terjadi perubahan kondisi perekonomian yang fluktuatif sektor perbankan dapat mempertahankan kinerja dan eksistensinya. Atas dasar permasalahan tersebut maka perlu dilakukan suatu evaluasi dan penelitian terhadap kinerja perbankan untuk menilai kemampuan bank dalam mengelola kinerjanya serta untuk mengukur berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan dalam melayani nasabah dan masyarakat secara umum. Penelitian ini dilandasi atas permasalahan lain mengenai kasus Bank Century pada saat krisis tahun 2008 yang berawal dari kesalahan dalam melakukan pengelolaan oleh manajemen dan pemegang saham atau pemiliknya. Tata kelola perusahaan yang salah ini kemudian berpengaruh terhadap menurunnya kinerja keuangan bank, hal ini didengar oleh para nasabah bank sehingga para nasabah melakukan penarikan uang mereka secara bersama-sama dan hal ini memicu terjadinya rush dan bank tidak dapat mengembalikan uang para nasabah, serta naiknya tingkat kredit macet yang membuat bank semakin kehilangan kemampuannya untuk mengembalikan dana milik nasabah (www.tempo.co). Hal ini sangat erat kaitannya dengan mekanisme penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang ada pada perusahaan khususnya sektor perbankan, jika perusahaan dikelola dengan baik hal seperti ini seharusnya dapat dihindari.
3
Peran institusi seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga penting guna meningkatkan kualitas Good Corporate Government (GCG) pada industri perbankan di Indonesia. Selain itu perbankan nasional juga perlu mengajak para stakeholdernya, seperti perhimpunan bank-bank nasional (PERBANAS) dan Institut Bangkir Indonesia (IBI) untuk menstimulasi implementasi GCG bank yang semakin baik dalam menghadapi pasar bebas ekonomi ASEAN (www.keuangan.co). Pemerintah pun juga telah mendorong perbankan khususnya perbankan BUMN untuk meningkatkan kinerjanya untuk menghadapi persaingan dengan perbankan regional lainnya ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung. Kasus lain mengenai kredit macet terjadi pada Bank Jatim. Berdasarkan hasil audit Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat dugaan penyimpangan ketentuan perbankan pada Bank Jatim Cabang Jombang. Pada periode Oktober 2010 sampai dengan Maret 2012, Bank Jatim Kantor Cabang Jombang memberikan fasilitas kredit usaha (KUR) kepada 55 debitur total Rp 24,850 milliar, yang tidak sesuai dengan SOP di Bank Jatim. Menurut organisasi Masyarakat Transparansi (Matra) Jawa Timur, hal ini menandakan sistem tata kelola bank sedang dalam kondisi yang buruk sehingga memicu terjadinya penyimpangan dalam kegiatan operasional bank khususnya dalam hal penyaluran kredit kepada masyarakat. Selain berpotensi melanggar UU Perbankan, dugaan penyimpangan ini juga berpotensi merugikan keuangan Negara, karena bagaimana pun Bank Jatim merupakan
4
badan usaha milik pemerintah yang notabene uang yang dikelola dan berputar di dalamnya adalah uang Negara (radaronline.co.id & news.detik.com). Salah satu pelajaran yang dipelajari dari krisis keuangan dan krisis global telah membuka kesadaran pemerintah dan pengusaha mengenai pentingnya mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dan manajemen risiko di indonesia khususnya pada sektor perbankan. GCG juga merupakan dasar untuk menjalankan kinerja keuangan perusahaan dengan baik (Rogers, 2008). Abu-Tapanjeh (2006) berpendapat bahwa GCG merupakan elemen penting dalam going concern suatu perbankan. Pada bulan Januari 2006, Bank Indonesia mengumumkan peraturan mengenai implementasi GCG bagi bank-bank umum yaitu peraturan BI nomor 8/4/PBI/2006. Tujuan dari dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk mengurangi risiko operasional bank dan untuk meningkatkan kinerja bank, mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, dan meningkatkan kondisi atau keadaan manajemen internal suatu bank (Respati dkk, 2014). Kasus tersebut menjelaskan bahwa kinerja keuangan dapat menjadi tolak ukur kondisi perbankan melalui penerapan GCG. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Good Corporate Governance (GCG) terhadap kualitas penyaluran kredit dan profitabilitas pada kinerja keuangan perbankan dengan data yang diambil dari Annual Report perbankan konvensional dan syariah pada periode 2012-2014. Kinerja keuangan entitas perbankan disini dalam menilai profitabilitas dan kualitas penyaluran kredit, sedangkan pelaksanaan GCG dijabarkan dengan
5
menggunakan kelima prinsip-prinsip GCG yaitu Akuntabilitas, Transparansi, Responsibilitas, Independensi, Kewajaran dan Kesetaraan. Penelitian Respati dkk (2014) mengenai Penyusunan Indeks Tata Kelola Perbankan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perbankan Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa hampir semua perbankan yang telah go publik telah melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) di perusahaan masing-masing, terdapat arah yang positif bahwa semakin baik pelaksanaan GCG makan akan mengarah pada kinerja perbankan yang lebih baik lagi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu menggunakan 5 prinsip lengkap GCG pada variabel independen. Variabel dependen pada penelitian saat ini melihat dari kualitas penyaluran kredit kepada debitur dan profitabilitasnya dalam mengukur kinerja keuangan entitas perbankan. Farida dkk (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap timbulnya earnings management dalam menilai kinerja keuangan perbankan di Indonesia. Hasil dari penelitian penerapan GCG terhadap earnings management di perusahaan perbankan Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan hanya pada proksi kepemilikan manajerial saja. Tindakan
earnings management tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja keuangan di perusahaan perbankan Indonesia. Tidak ada hubungan penerapan GCG terhadap kinerja keuangan yang dimediasi oleh tindakan earnings management dalam entitas perbankan Indonesia. Perbedaan dengan penelitian saat ini adalah pada penggunaan variabel dependen yaitu menilai kualitas penyaluran kredit dan
6
profitabilitas pada kinerja keuangan perbankan, sehingga akan dapat diukur seberapa baik kemampuan bank dalam penyaluran kredit kepada debitur dan perusahaan menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya. Variabel independen mengenai GCG juga akan dibahas lebih mendalam pada tiap prinsip-prinsip GCG yang ada. Triyono (2014) juga pernah melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas corporate governance, kepemilikan institusi, terhadap kinerja dan risiko perusahaan yang masuk pada rangking Corporate Governance Perception Index (CGPI). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas corporate governance dan kepemilikan institusi terhadap kinerja, nilai perusahaan serta risiko perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas corporate governance berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai dan risiko perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat bahwa perusahaan dengan kualitas Good Corporate Governance yang baik mempunyai kinerja perusahaan yang lebih baik pula. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemangku kepentingan perusahan bahwa kualitas tata kelola perusahan memberikan sinyal positif terhadap kinerja perusahaan khususnya di bidang perbankan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil penelitian ini dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Entitas Perbankan di Indonesia (Studi pada perbankan konvensional dan syariah di Indonesia pada tahun 2012-2014)” dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan
7
khususnya bagi sektor perbankan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, merumuskan kebijakan serta mengambil keputusan guna kemakmuran masyarakat.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ketepatan waktu pelaporan keuangan mempengaruhi kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah? 2. Apakah jumlah penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Dewan Pengawas Syariah (RDPS) mempengaruhi kinerja keuangan entitas perbankan konvensional dan perbankan syariah? 3. Apakah jumlah beban gaji dan tunjangan karyawan mempengaruhi kinerja keuangan entitas perbankan konvensional dan perbankan syariah? 4. Apakah jumlah komite audit yang ada di dalam perusahaan mempengaruhi kinerja keuangan entitas perbankan konvensional dan perbankan syariah? 5. Apakah jumlah dewan komisaris independen yang ada di dalam perusahaan mempengaruhi kinerja keuangan entitas perbankan konvensional dan perbankan syariah?
8
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapat dalam penelitian ini antara lain: 1. Memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara ketepatan waktu pelaporan keuangan terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah. 2. Memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara jumlah penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Dewan Pengawas Syariah (RDPS) terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah. 3. Memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara jumlah beban gaji dan tunjangan karyawan terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah 4. Memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara jumlah komite audit terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah. 5. Memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara jumlah dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah.
9
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai: 1. Penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur dan kontribusi pemikiran bagi peneliti pada penelitian selanjutnya terutama dalam kaitannya
dengan
implementasi
mekanisme
Good
Corporate
Governance (GCG) pada entitas perbankan konvensional dan syariah di Indonesia. 2. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi kalangan masyarakat luas dalam rangka melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan entitas perbankan konvensional dan syariah di Indonesia serta memberikan informasi mengenai kualitas kredit yang disalurkan perbankan kepada masyarakat. 3. Bagi manajemen, penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan masukan kepada para internal manajemen perusahaan perbankan di Indonesia mengenai mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang baik demi menunjang kinerja yang lebih baik. 4. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan para investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dilihat dari sisi profitabilitas pada kinerja keuangan dan kesehatan perusahaan.
10
E. Sistematika Penulisan Penelitian ini memiliki sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab. Masing-masing bab secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah dalam penelitian yang memuat uraian mengenai alasan dan motivasi untuk melakukan penelitian, perumusan masalah yang diangkat, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini. Bab ini juga menjelaskan mengenai kerangka pemikiran yang melandasi timbulnya hipotesis penelitian serta keterkaitan variabel-variabel dalam penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang rencana dan metode penelitian, yang meliputi: populasi dan sampel, variabel, definisi operasional, dan mekanisme pengujian hipotesis yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. BAB IV : PEMBAHASAN Bab
ini
menguraikan
tentang
deskripsi
objek
penelitian,
menunjukkan hasil analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data melalui instrumen penelitian yang digunakan
11
BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang disarikan dari permasalahan, tujuan, analisis data dan pembahasan hasil analisis penelitian. Bab ini juga berisi keterbatasan dan saran untuk penelitian berikutnya.
1
1