BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1.1.1.
Sejarah dan Letak Geografis Pulau Belitung1
Gambar 1.1. Peta Pulau Belitung Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Belitung/ diakses 27 Sept 2015 pukul 08:20
Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ialah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan
pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatera Selatan.
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung terdiri atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung Timur, dan Kota Pangkal Pinang. Di Pulau Belitung terdapat dua daerah tingkat dua, yaitu Kabupaten Belitung yang beribukota di Tanjungpandan dan Kabupaten Belitung Timur yang beribukota di Manggar. Belitung atau Belitong
Billiton
sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatera yang diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata. Dahulu pulau ini dimiliki Britania Raya (1812) sebelum akhirnya ditukar kepada Belanda. Pulau Belitung terletak pada 107°31,5' 108°18' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan. Sebelah utara pulau dibatasi oleh Laut Cina Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Selat 1
Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Belitung pada 27 September 2015 pukul 08:13
Karimata, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Gaspar.
1.1.2.
Perkembangan Pariwisata di Belitung Pulau Belitung menempati peringkat ke-7 dari 56 obyek wisata di Sumatera yang direkomendasikan oleh wisatawan. Peringkat itu dilansir oleh tripadvisor.co.id, Minggu (1/4/2012) berdasarkan kalkulasi hasil polling sejumlah wisatawan (POS BELITUNG - Senin, 2 April 2012). Dulunya Pulau Belitung hanya difokuskan untuk pengembangan sektor ekonomi berupa eksplorasi komoditas kelapa sawit dan timah yang tergolong cukup melimpah.
Seiring dengan berjalannya waktu, komoditas tersebut
mulai berkurang produktivitasnya sehingga pemerintah setempat mulai mencari alternatif sektor lain untuk meningkatkan perekonomian daerahnya. Saat ini, Pulau Belitung semakin berkembang setiap tahunnya dengan ditingkatkannya sektor pariwisata.
Pulau ini menjadi salah satu destinasi
wisata favorit wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini bernilai positif karena meningkatkan perekonomian masyarakat seiring dengan usaha jasa akomodasi atau penginapan yang terus dikembangkan. Kabupaten Belitung yang terletak di bagian barat dari pulau memiliki sebuah bandara dan pelabuhan di ibukota Tanjungpandan sebagai gerbang masuk wisatawan yang akan datang ke Pulau Belitung. Data dari website resmi Pemerintah Kabupaten Belitung menunjukkan bahwa dari kunjungan tamu pada tahun 2013 di Kabupaten Belitung, 99,65 persen adalah tamu domestik dan 0,35 persen adalah tamu asing. Diperkirakan jumlah tersebut akan semakin bertambah setiap tahunnya.
Gambar 1.2. Grafik Kunjungan Tamu Domestik, 2013 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Tamu Asing dan Domestik, 2013 No.
Bulan Kunjungan Tahun 2013
Tamu Domestik (orang)
Tamu Asing (orang)
Jumlah (orang)
1.
Januari
12 194
101
12 295
2.
Februari
8 825
67
8 892
3.
Maret
9 551
31
9 582
4.
April
9 470
30
9 500
5.
Mei
11 554
25
11 579
6.
Juni
11 401
24
11 425
7.
Juli
11 752
69
11 821
8.
Agustus
12 987
56
13 043
9.
September
10 105
29
10 134
10.
Oktober
10 017
3
10 020
11.
November
8 985
6
8 991
12.
Desember
14 250
10
14 260
JUMLAH 2013
131 091
451
131 542
2010
49 118
1 383
50 501
2009
39 499
2 734
42 233
2008
29 983
2 053
32 036
2007
23 188
1 421
24 609
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung
Berdasarkan data mengenai jumlah kunjungan tamu asing dan domestik di Kabupaten Belitung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung, didapatkan kesimpulan bahwa setiap tahunnya terdapat kenaikan jumlah pengunjung dengan jumlah tamu domestik lebih banyak dibanding tamu asing.
Perkembangan tamu domestik pada setiap tahunnya selalu
meningkat, namun tidak untuk tamu asing yang mengalami penurunan. Jumlah kunjungan tamu asing dan domestik terbanyak ialah pada akhir tahun, tepatnya pada bulan Desember. Kunjungan tamu domestik terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Januari dimana bertepatan dengan libur akhir tahun dan pergantian tahun. Kunjungan tamu asing terbanyak terjadi pada bulan Januari
1.1.3.
Potensi dan Masalah Terletak di kawasan wisata pantai, tapak memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan dan dijadikan ciri khas serta daya tarik pengunjung. Tidak hanya potensi pada cakupan tapak saja, namun lingkungan di sekitar tapak juga bisa dikembangkan sehingga dapat dijadikan alternatif kegiatan yang akan ditawarkan kepada pengunjung. Beberapa potensi tersebut antara lain:
a. Pemandangan langsung ke arah laut
Gambar 1.3. Komentar postif pengunjung pada situs tripadvisor Sumber: http://www.tripadvisor.co.id/ diakses 2 Okt 2015pukul 08:15
Terletak di kawasan pantai wisata, Lor In menjadikan pemandangan alam Tanjung Tinggi sebagai daya tarik utamanya. Hamparan pasir putih dengan laut yang biru ditambah dengan batuan granit raksasa sebagai ciri khas Pantai Tanjung Tinggi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Lor In dengan membuat orientasi dari hotel ke arah pantai dan laut. Menurut retnowulandari_dr pengunjung asal Jakarta, menginap di hotel ini dapat merasakan ketenangan dengan pemandangan menghadap pantai yang amat cantik serta hamparan pasir putihnya yang bersih. Menurut Astrid I, pengunjung yang menginap pada September 2013 lalu, lokasi Lor In sangat dekat dengan pantai sehingga bisa untuk berenang serta bangunannya berbentuk bungalow dan menghadap ke pantai.
b. Kegiatan penunjang di pantai Wisatawan dan warga tampak memadati Pantai Wisata Tanjungtinggi, Kecamatan Sijuk, Minggu (2/8/2015). Airnya yang biru dan tenang cocok bagi anda dan buah hati menghabiskan waktu
berekrasi. Berbagai permainan sederhana mulai dari pelampung, perahu karet, hingga ban, bisa anda sewa untuk mengajak buah hati berakhir pekan. Satu yang lumayan menarik, yakni sepeda air. Pria yang akrab disapa Cake menyediakan sewa sepeda air ini. Pengunjung pantai wisata Tanjung Tinggi dapat menyewa sepeda air ini seharga Rp 50 ribu per setengah jam. (BANGKAPOS.COM, BELITUNG
Minggu, 2 Agustus
2015, 18:18 WIB)
c. Perayaan upacara adat sebagai wisata budaya Masyarakat Desa Tanjongtinggi Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung akan menggelar ritual adat lokal Muang Jong di kawasan pantai Bilik, Desa Tanjongtinggi, 7-11 Oktober 2015 mendatang. "Tahun kemarin di pantai Teluk Limau kita lakukan, rencana tahun ini di pantai Bilik Tanjung Tinggi," kata ketua Panitia Muang Jong di Desa Tanjongtinggi, Yudi kepada posbelitung.com, Senin (31/8/2015) pagi ini. Muang jong, merupakan salah satu aset budaya daerah yang harus dilestarikan, dan perlu mendapat perhatian. Tujuan dari kegiatan itu, untuk mencipatakan kesadaran masyarakat, akan penting menjaga kelestarian laut. (POSBELITUNG.COM, BELITUNG
Senin, 31
Agustus 2015, 10:55 WIB)
d. Penyelenggaraan festival-festival
Gambar 1.4. Artikel: Panitia Kewalahan Atur Penonton Tari Pendulang Sumber: http://belitung.tribunnews.com/ diakses 2 Okt 2015pukul 08:34
Atraksi Tari Pendulang Timah pada hari puncak Festival Laskar Pelangi 2015 di depan Hotel Lor In, Sabtu (29/8/2015) sore mampu menarik perhatian banyak penonton. Panitia pun sempat kewalahan
mengatur animo masyarakat yang berada sedekat mungkin dengan para penari.
nimo penonton yang
begitu besar, apalagi di sana bukan hanya masyarakat tapi juga banyak posbelitung.com, Minggu (30/8/2015). kemas
menjadi
sebuah
paket
(POSBELITUNG.COM, BELITUNG
kata
Alex.
Senin, 31 Agustus 2015, 09:39
WIB)
e. Wisata mangrove Tanjung Tinggi Marlisa Ayu Trisia (27) kini sedang menempuh kuliah S3 di Department of Resources and Environmental Policy, Fakultas Pertanian, Ehime University, Jepang. Sebuah penelitian tentang hutan mangrove (bakau) di Kabupaten Belitung ikut berperan mengantarkannya ke Negeri Matahari Terbit. Kisahnya pada 2010 lalu, Ayu melaksanakan penelitian tentang mangrove untuk studi S1-nya di Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Daerah penelitiannya di sebuah pulau di kawasan Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk. Dari penelitian itu, Ayu jadi tahu bahwa mangrove Belitung jauh lebih baik. Pasalnya, tahun 2012 Ayu kembali melakukan penelitian S2 untuk studinya di Ehime, University. Bedanya penelitian S2 itu mengambil lokasi di hutan mangrove, Lombok. Di sana Ayu diajak mengunjungi obyek eco wisata mangrove. "Percayalah, mangrove di Belitong ternyata lebih bagus dari mereka, dulu saya pernah penelitian S1 si pulau dekat Tanjung Tinggi, mangrove nya amazing, keren, di selat nasik juga," kata Ayu kepada posbelitung.com,
TANJUNGPANDAN
Senin
(8/6).
(POSBELITUNG.COM,
Rabu, 10 Juni 2015, 08:49 WIB)
Selain potensi-potensi, terdapat beberapa masalah atau ancaman yang tidak hanya berasal dari internal tapak namun juga dari eksternal. Hal tersebut perlu diselesaikan ataupun diantisipasi. tersebut antara lain:
Beberapa masalah atau ancaman
a. Fasilitas hotel resort yang belum memadai
Gambar 1.5. Komentar negatif pengunjung pada situs tripadvisor Sumber: http://www.tripadvisor.co.id/ diakses 2 Okt 2015pukul 09:11
Pembenahan fasilitas terutama pada guestroom menjadi salah satu poin penting dalam redesain Lor In Hotel & Resort. Dari beberapa ulasan pengunjung pada situs www.tripadvisor.co.id didapatkan beberapa fakta bahwa pelayanan hotel masih jauh dari kata sempurna. Menurut Mac J pengunjung asal Jakarta, hotel ini membutuhkan perubahan yang drastis karena temboknya terkelupas, TV yang jelek, banyak makhluk aneh (hewan kecil dan serangga).
Sedangkan menurut BenniBlanco
pengunjung asal Jakarta, kamar pada hotel ini terlihat kuno dan kotor, banyak hewan dan serangga, listrik yang sering padam, restoran dengan makanan yang buruk, staf yang tidak dapat berbahasa inggris, kurangnya alternatif kegiatan lain yang menarik pada hotel, lokasi jauh dari kota.
b. Coretan pada batuan granit di sekitar pantai Keunikan batubatu granit yang menjadi icon pariwisata Belitung kembali terusik. Pasalnya ditemukan empat coretan baru pada empat batu di Tanjungtinggi, Sijuk, Kamis (07/07/2011).
Ketua Lembaga
Layanan
juga
Pariwisata
Belitung
(L2PB)
yang
pimpinan
Belitungisland.com, Kusumah Kosasih melihat tambahan coretan yang ada tersebut pada, Kamis (07/07/2011) saat mengantarkan tamu. Ia menyesalkan aksi vandalisme ini kembali terjadi di aset pariwisata Belitung. Aksi vandalisme oleh orang yang tak bertanggungjawab ini jelas merugikan pariwisata Belitung. Batubatu granit, lanjut Kusumah,
merupakan salah satu kekuatan pariwisata Belitung guna menarik wisatawan. (BANGKAPOS.COM, BELITUNG
Jumat, 8 Juli 2011,
20:44 WIB)
c. Minimnya MCK Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung harus segera mencoba ruang komunikasi dengan pemilik kawasan wisata Pantai Tanjungtinggi, Kecamatan Sijuk. Hal tersebut guna merealisasikan pembangunan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) serta tempat bilas di lokasi wisata tersebut. Menurut Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Belitung Ishak Holidi, keluhan mendasar yang masih sering terdengar adalah terkait sarana untuk buang air dan kamar bilas yang belum memadai. kendala
terbesar jika
dibangun
permanen
Cuma
fasilitas tersebut
di
Tanjungtinggi maka perlu permisi dan mendapatkan persetujuan dari pemilik lahan yang sah. Tentunya pemda harus mengkoordinasi terlebih dahulu tapi tak ada salahnya dicoba membuka ruang komunikasi dengan pemilik l
kata Ishak, kepada
bangkapos.com, BELITUNG
Minggu
(5/6/2011).
(BANGKAPOS.COM,
Minggu, 5 Juni 2011, 15:07 WIB)
d. Sampah berserakan di pesisir pantai Pantai Tanjung Tinggi yang merupakan aset pariwisata Kabupaten Belitung, sebulan terakhir ternoda oleh sampah-sampah yang berserakan di tepi pantai. Mulai dari sampah bekas makanan dan minuman, beberapa potongan kayu dan sampah sejenis rumput laut membanjiri pinggir pantai. Kondisi ini seolah dibiarkan oleh pengunjung pantai maupun warga yang berjualan di sepanjang pantai. Kalau musim angin barat ya seperti inilah, sampah mulai berdatangan di tepi pantai. Sebenarnya tidak di Tanjung tinggi ini saja yang dibanjiri sampah, beberapa pantai lainnya juga mengalami nasib sama,
ujar Marki,
seorang pengunjung pantai. Sementara menurut pemilik rumah makan di sekitar pantai, Farina, banyaknya sampah di pinggir pantai tersebut sebagian besar dibawa oleh gelombang air laut. Namun demikian, lanjut farina, setelah musim barat berganti, warga sekitar bergotongroyong
membersihkan pantai yang sempat menjadi lokasi syuting film Sang Pemimpi dan iklan produk sabun yang dibintangi Dian Sastro ini. Nanti juga bersih lagi pak. Kami biasanya gotong royong membuang sampahsampah ini, tambahnya. (BANGKAPOS.COM, TANJUNGPANDAN Jumat, 18 Februari 2011, 17:25 WIB)
e. Rencana pembangunan hotel baru di Tanjung Tinggi Direktur PT Ranati Asriningati (Rining) malah tersenyum lebar saat disinggung soal besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun tiga hotel tersebut. Ia mengaku tidak terlalu memikirkan soal biaya. Dikatakannya, untuk pembangunan fisik bangunan tahap pertama, pihak perusahaan akan mengucurkan dana antara Rp 50-60 miliar. Bagi dia investasi sebesar itu bukannya tanpa perhitungan. Pihak perusahaan juga sudah menjalin kerjasama dengan agen pemasaran internasional untuk mendatangkan wisatawan ke Belitung. Pembangunan hotel GBU dan Lor In diperkirakan selesai dalam waktu 18 bulan sampai dua tahun. Dalam kurun waktu tersebut, pihaknya berharap Belitung juga sudah memiliki bandara dan pelabuhan internasional. Untuk pengembangan golf, pihak Ranati menggunakan sistem keanggotaan (membership). Pembelian kartu membership nantinya akan diganjar dengan bonus satu kavling tanah di dalam areal lapangan golf. Sistem ini diyakini akan mendorong prilaku baru warga ibukota Jakarta. Mereka bisa pergi pagi untuk bermain golf dan pulang sore untuk melanjutkan aktivitas di Jakarta. Bonus satu kavling tanah diharapkan akan mendorong para anggota untuk membangun rumah pribadi agar mereka bisa meluangkan waktu lebih lama untuk bermain golf. (POSBELITUNG.COM, SIJUK
Senin, 1
Juni 2015, 10:56 WIB)
f.
Polemik kepemilikan lahan Pantai Tanjung Tinggi Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) memastikan pihaknya tetap akan mengarahkan Pantai Bilik, Desa Tanjungtinggi, Kecamatan Sijuk sebagai area publik. Komitmen ini juga disampaikan kepada PT Ranati selaku pemilik lahan di pantai tersebut. Pantai itu tetap area publik dan untuk mengalihkan jalan yang di tepi pantai itu tidak mudah
karena itu jalan negara, dan memang kami belum membahas pengalihan jalan,
katanya kepada Pos Belitung, Jumat, (4/4). Sanem mengaku
dirinya telah mendengar lansung paparan PT Ranati mengenai rencana pengembangan kawasan wisata Tanjungtinggi. Dalam paparan tersebut belum membahas soal rencana pengembangan area Pantai Bilik. Ia menjelaskan pihaknya memilih untuk bersikap kooperatif dengan PT Ranati. Sebab, pemkab juga punya kepentingan agar penataan Tanjungtinggi
bisa
berjalan
secara
baik.
(POS
BELITUNG,
TANJUNGPANDAN Sabtu, 5 April 2014, 11:00 WIB)
g. Ancaman kabut asap pada musim kemarau Pelaku pariwisata mengeluhkan kabut asap dampak kebakaran lahan dan hutan juga menyelimuti beberapa lokasi wisata di kawasan Kecamatan Sijuk, Kamis (10/9) sore. Kabut asap ini menyebabkan para pengunjung dan wisatawan serta pelaku wisata merasakan pedih di mata dan terganggunya pernafasan. Pimpinan DeBelitong Tour and Travel Riviani menyebutkan beberapa lokasi wisata yang terdampak kabut asap diantaranya di kawasan Pantai Tanjung Tinggi dan Tanjung Kelayang (Keciput). Kabut asap yang terjadi ini akibat kebakaran lahan dan hutan di kawasan dekat kedua pantai tersebut. Di Tanjungtinggi dan Keciput banyak
asap
dari
pinggir-pinggir
semak
terbakar.
Pengunjung
mengeluhkan matanya pedih karena asap itu, sebut Riviani kepada Pos Belitung, Kamis (10/9). Riviani menambahkan, munculnya kabut asap dari kebakaran semak belukar tak jauh dari lokasi pantai ini mengganggu kegiatan pariwisata di daerah yang menjadi unggulan pariwisata Belitung ini. Pasalnya dengan adanya kabut asap tersebut, pengunjung maupun masyarakat sekitar terganggu.
(BANGKAPOS.COM, BELITUNG
Kamis, 10 September 2015, 20:28 WIB)
h. Ketika rumah panggung nan besar yang merupakan rumah adat khas Belitung sudah tak ada lagi, sebuah replika rumah panggung yang khusus didirikan oleh pemerintah setempat, menjadi oase di tengah kegersangan rumah budaya di pulau ini. Memang, rumah panggung
sederhana yang kecil kadang masih bisa ditemukan. Namun, sebagian besar sudah dimodifikasi nuansa modern. Sementara, rumah adat yang besar yang keseluruhannya terbuat dari kayu dan tanpa sekat-sekat, sudah tidak ada. Menurut Yayat, pengelola Rumah Adat Belitung, rumah panggung terakhir di Belitung adalah sebuah rumah panggong Tuan Kuase. Rumah panggong, merupakan sebutan khas masyarakat Belitung untuk rumah panggung. (BANGKAPOS.COM, BELITUNG
Minggu,
9 Desember 2012, 09:52 WIB)
i.
Kurangnya alternatif tempat wisata di Belitung
Gambar 1.6. Artikel:Belitung Permata Tersembunyi Sumber: Koran Pos Belitung online, Senin, 2 April 2012
Selain kritik, sejumlah wisatawan juga memberikan sanjungan mengenai potensi pariwisata Belitung. Salah satunya, Eko T Stanislaus, asal Jakarta. Ia menulis ulasannya tentang Belitung dengan judul diunggah 29 Januari 2012.
pantai yang indah, budaya yang eksotik, beberapa pemandangan indah, tapi, itu saja. Anda dapat pergi dan melakukan perjalanan keliling pulau selama satu atau dua hari, dan kemudian annda mungkin tidak tahu ke (POS BELITUNG halaman 7 Senin, 2 April 2012)
j.
Kurang promosinya batik belitung Salah satu oleh-oleh yang bisa menjadi pilihan wisatawan berkunjung ke Belitung adalah batik Belitong. Kini telah hadir rumah batik Belitong di Jalan Madura nomor 1 Tanjungpandan yaitu batik
Belitong. Misalnya menggunakan motif simpor, keremunting, dan kantong semar. Masalah harga tidak terl
Batik Belitong ini sudah dikenal di Surabaya dan pernah dipakai fashion show. Pernah juga show tunggal tahun 2006 di Jakarta. Bahkan pada waktu Putri Juwita mengikuti ajang putri Indonesia, semua baju dari
(BELITONGEKSPRES.CO.ID, TANJUNGPANDAN
1.1.4.
31 Januari 2015)
Kondisi Eksisting Fasilitas Penginapan di Belitung pada Umumnya dan Tanjung Tinggi pada Khususnya Tanjung Tinggi merupakan salah satu desa tujuan wisata yang baru berkembang di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Selain Tanjung Tinggi terdapat desa wisata lainnya di Kecamatan Sijuk, seperti Tanjung Kelayang, Keciput, Tanjung Binga, dll. Masing-masing desa tersebut memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Tanjung Tinggi sebagai desa yang masih baru, mulai dilirik oleh wisatawan dengan Pantai Bilik sebagai pantai andalannya. Pantai Bilik berada dalam lingkup Pantai Tanjung Tinggi dimana pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Laskar Pelangi. Pantai ini memiliki hamparan pasir yang putih dan halus, laut yang berwarna biru cerah, dan banyak batu granit dengan ukuran yang besar sebagai ciri khasnya.
Tabel 1.2. Jumlah Hotel/Penginapan, Kamar, dan Tempat Tidur Menurut Kecamatan, 2013 Hotel / Penginapan No.
Kecamatan
Kamar
Tempat Tidur
-
0
0
2
-
976
1 313
Non
Bintang
Bintang
Bintang
Bintang
Bintang
2
3
4
5
-
-
-
-
18
2
3
1.
Membalong
2.
Tanjungpandan
3.
Badau
-
-
-
-
-
0
0
4.
Sijuk
2
-
1
-
-
35
53
5.
Selat Nasik
-
-
-
-
-
0
0
2
0
1 011
1 366
JUMLAH 2013
20
2
4
2012
22
609
841
2011
18
307
429
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Belitung, diketahui pada tahun 2013 di Kabupaten Belitung terdapat 28 hotel/penginapan dengan total 1.011 kamar tidur dan 1.366 tempat tidur.
Tanjungpandan sebagai pusat kota,
memiliki hotel/penginapan terbanyak berjumlah 25 dengan total 976 kamar dan 1.313 tempat tidur. Selain itu terdapat tiga hotel/penginapan lainnya yang berada di Sijuk dengan total 35 kamar dan 53 tempat tidur. Sedangkan dari segi bintang, terdapat 20 penginapan dengan kelas non-bintang, dua hotel dengan kelas bintang 2, empat hotel dengan kelas bintang 3, dua hotel dengan kelas bintang 4, dan belum ada hotel dengan kelas bintang 5. Data pada tabel 1.1. mengenai jumlah kunjungan tamu asing dan domestik tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah tamu yang berkunjung ke Kabupaten Belitung pada tahun 2013 sebanyak 131.542 orang.
Jika
diasumsikan tamu yang menginap sebanyak 30%, maka akan mencapai angka 39.500 orang. Data pada tabel 1.2. mengenai jumlah hotel/penginapan, kamar, dan tempat tidur menurut kecamatan tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah kamar pada hotel/penginapan di lima kecamatan tersebut sebanyak 1.011 kamar. Jika diasumsikan dalam satu tahun terdapat 52 minggu dimana kamar pada hotel/penginapan akan terisi penuh pada akhir pekan, dikali dengan jumlah 1.011 kamar yang tersedia, maka akan mencapai angka 52.600 kamar. Bila dikaitkan antara tabel 1.1. dan tabel 1.2., maka akan dihasilkan data
dimana terdapat 39.500 orang yang akan menginap di hotel/penginapan di Kabupaten Belitung dengan jumlah kamar yang tersedia sebanyak 52.600 kamar.
Kesimpulannya ialah hotel/penginapan yang ada di Kabupaten
Belitung sudah mencukupi kebutuhan. Belum tersedianya hotel bintang 5 di Kabupaten Belitung menjadikan hal ini sebagai peluang untuk para investor atau developer untuk mengembangkan usaha hotel mereka. Kenyataannya hotel bintang 5 diminati oleh pengunjung kelas menengah keatas sebagai akomodasi penginapan dan sarana berlibur mereka selama di Belitung dengan kualitas yang berkelas tinggi. Mirisnya, di Kecamatan Sijuk khususnya Desa Tanjung Tinggi, sebagai desa wisata, hal tersebut belumlah terpenuhi. Hanya terdapat tiga hotel di Kecamatan Sijuk, yang mana Lor In Hotel & Resort menjadi satu-satunya hotel di Tanjung Tinggi dengan kelas bintang 3. Padahal Tanjung Tinggi merupakan desa wisata yang terkenal akan keindahan pantainya sehingga cocok jika memiliki fasilitas penginapan dengan kelas mewah. Hotel-hotel yang ada di Kabupaten Belitung saat ini hanya terkonsentrasi di pusat kota, yaitu Tanjungpandan dengan jarak ±30 km dari Tanjung Tinggi. Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan hotel/penginapan di Kabupaten Belitung sudah tercukupi sehingga tidak dibutuhkan adanya pembangunan hotel baru.
Namun, belum tersedianya
akomodasi penginapan yang mencukupi di Tanjung Tinggi sebagai desa wisata dan belum adanya hotel bintang 5 di Kabupaten Belitung menjadikan redesain sebagai jalan keluarnya.
1.1.5.
Redesain Lor In Hotel & Resort Lor In Hotel & Resort berada di Pantai Tanjung Tinggi, Desa Sijuk, Kabupaten Belitung. Berada di kawasan wisata Pantai Tanjung Tinggi, hotel ini merupakan satu-satunya hotel yang ada di Desa Tanjung Tinggi. Hal ini menjadikan Lor In Hotel & Resort menjadi pemegang kuasa akomodasi penginapan di Desa Tanjung Tinggi.
Lokasinya yang tenang dan berada
persis di tepi pantai membuat Lor In Hotel & Resort cukup banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Belitung. Pengunjung dapat memilih berenang di laut ataupun di kolam renang air tawar. Selain itu, kamar-kamar
yang disediakan berbentuk bungalow dan disuguhi pemandangan laut yang amat cantik. Banyaknya kelebihan lingkungan alam yang ditawarkan membuat harga yang ditawarkan Lor In Hotel & Resort Belitung untuk per malamnya cukup tinggi. Namun, fasilitas-fasilitas yang disediakan masih belum sesuai dengan harga yang dibayarkan. Bangunan hotel sudah mulai terlihat kotor dan rapuh termakan usia. Aktivitas yang ditawarkan pada hotel pun terbatas sehingga wisatawan cenderung bosan dan lebih memilih untuk pergi ke luar hotel. Dengan adanya redesain Lor In Hotel & Resort dan peningkatan kelas hotel
menjadi
bintang
5
diharapkan
bisa
menyelesaikan
berbagai
permasalahan dan kepengelolaan hotel bisa menjadi lebih baik lagi.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.
Permasalahan Umum Bagaimana mendesain ulang sebuah hotel resort yang terletak di kawasan pantai sebagai wadah dari pelayanan yang berkelas dengan konsep memadukan unsur moderen dan lokal
1.2.2.
Permasalahan Tapak a. Bagaimana mendesain hotel resort yang rekreatif dan interaktif b. Bagaimana mengolah tapak agar menyatu dengan alam dan lingkungan sekitar
1.2.3.
Permasalahan Bangunan a. Kurang sesuainya harga yang ditawarkan untuk penyewaan kamar dengan fasilitas yang didapatkan b. Bagaimana
mendesain
bangunan
yang
nyaman
dengan
konsep
memadukan unsur moderen dan lokal
1.3.
Tujuan Perancangan a. Mendesain ulang hotel resort menjadi lebih nyaman dengan fasilitas yang sesuai bintangnya b. Mewadahi aktivitas berlibur dan akomodasi wisatawan di Belitung khususnya di Desa Tanjung Tinggi
c. Menjadikan bangunan hotel resort sebagai ikon atau alternatif wisata baru di Belitung
1.4.
Pendekatan Perancangan Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah dari permasalahan diatas dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Deskriptif Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kawasan wisata Pantai Tanjung Tinggi, kawasan wisata sekitar, dan data lainnya yang berkaitan dengan keadaan kawasan b. Studi Literatur Mencari beberapa literatur yang menjelaskan landasan teori mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hotel resort di kawasan wisata pantai c. Survey Tapak Melakukan kunjungan ke tapak untuk mengetahui keadaan real dari tapak serta mencari potensi-potensi dan masalah-masalah yang ada pada tapak d. Analisis Melakukan analisis terhadap hasil survey yang didapatkan dan dibandingkan dengan hasil studi literatur sehingga dihasilkan prinsip-prinsip, standarstandar, persyaratan bangunan, dan kesimpulan e. Sintesis Hasil analisis yang sudah dilakukan, dituangkan kedalam proses perancangan dan selanjutnya diwujudkan dalam sebuah desain dan konsep
1.5.
Lingkup dan Batasan Perancangan Lingkup dan batasan perancangan pada bangunan ini adalah sebagai berikut: a. Perihal pemilihan redesain hotel resort di kawasan wisata Pantai Tanjung Tinggi untuk memfasilitasi aktivitas dan akomodasi wisatawan pada kawasan tersebut b. Perancangan dilakukan berdasarkan data yang didapat untuk selanjutnya diolah agar sesuai dengan tujuan dan menyelesaikan masalah yang ada c. Perencanaan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur untuk memperoleh wujud fisik bangunan yang sesuai dengan karakteristik hotel resort di tepi
pantai dan menekankan pada penyediaan fasilitas dengan konsep arsitektur tradisional Belitung yang dipadukan dengan arsitektur moderen
1.6.
Keaslian Penulisan Berdasarkan hasil penelusuran Penulis mengenai skripsi di perpustakaan JUTAP UGM, ditemukan sebanyak delapan puluh tujuh judul yang berkaitan Resort Belitung.
Resort di
Dimana ini baru pertama kali judul yang mengangkat tipologi
bangunan Hotel Resort di Belitung. delapan judul, yaitu: ional dan Modern di Yogyakarta dengan Pendekatan
i
Pekanbaru
dengan
Pendekatan
pandan,
Philip Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur
oleh Qadarsih, Nanik Indira Tri
Erwin M. Dari kedelapan judul di atas, tidak ada judul yang berkaitan dengan hotel resort di Belitung.
Diantaranya yang paling
Penumpang Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Tanjungpandan, Belitung dengan Pendekatan Ekspresi Daerah (Regionalisme).
1.7.
Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Berisikan
latar
belakang
penulisan,
rumusan
masalah,
tujuan
perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan perancangan, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka Berisikan teori-teori yang berkaitan dengan aspek perancangan hotel dan resort meliputi landasan teori, klasifikasi, jenis, dan standar-standar perancangan, teori-teori yang berkaitan dengan regionalisme dalam arsitektur, serta preseden bangunan yang dianggap sesuai dengan konsep perancangan.
Bab III : Tinjauan Lokasi Berisikan data-data awal dan hasil survey mengenai kondisi tapak yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keadaan alamiah pada tapak.
Bab IV : Pendekatan Konsep Desain Berisikan analisis berupa pendekatan konsep perancangan hotel dan resort meliputi pendekatan konsep programatik, arsitektur, struktur, utilitas, dan pendekatan regionalisme serta penyelesain permasalahan yang berkaitan dengan tema perancangan.