13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemakai laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok, konsumen dan masyarakat umum lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pihak internal dan eksternal. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena melalui laba dapat dinilai tingkat kinerja manajemen, tingkat kemampuan menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingkat risiko investasi dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Teori keagenan (agency theory) menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri (disfunctional behaviour) dan atau perusahaannya.
14
Untuk itu manajemen melakukan manajemen laba (earning management) karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen. Perataan laba merupakan bagian dari manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Perataan laba dijadikan sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba meliputi penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode sama dengan jumlah laba periode sebelumnya. Dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut. Perataan laba dilakukan manajemen untuk memperbaiki citra perusahaan dimata pihak eksternal yaitu jika perusahaan memiliki risiko yang rendah, jika variabilitas laba diyakini merupakan faktor penting untuk menilai risiko. Selain itu, perataan laba dilakukan manajemen untuk memberi informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba dimasa yang akan datang, meningkatkan relasi- relasi usaha, serta untuk meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen. Apapun tujuan dan alasan yang melatarbelakangi manajemen melakukan perataan laba, tetap saja tindakan tersebut dapat merubah kandungan informasi atas laba yang dihasilkan perusahaan. Hal ini perlu diwaspadai oleh pengguna laporan keuangan, karena informasi yang telah mengalami penambahan atau
15
pengurangan tersebut dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan diambil. Income smoothing didefinisikan sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu (Rivard, 2003 dalam Budiasih, 2009). Perataan laba mempunyai dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik perataan laba artifisial. Perataan laba riil adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen mengambil tindakan untuk menyusun kejadian-kejadian ekonomi sehingga menghasilkan aliran laba yang rata. Perataan laba artifisial adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen memanipulasi saat pencatatan akuntansi untuk menghasilkan aliran laba yang rata (Atmini, 2000 dalam Suwito, 2005). Penulis melihat ada suatu fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini. Sebab, perataan laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang tidak etis sebab manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan untuk melakukan tindakan yang tidak etis ini.
16
Ukuran perusahaan diproksikan sebagai total aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut Suwito (2005) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti (2005). Akan tetapi hasil penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba (income smoothing). Financial
leverage
menunjukkan
proporsi
penggunaan
utang
untuk
membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba. Menurut Dewi (2010), financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba (income smoothing). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septoaji (2002). Akan tetapi hasil penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena secara logis merupakan alat pengukur kinerja manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para pemegang saham. Menurut Syahriana (2006), net profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2007). Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Septoaji
17
(2002) menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba. Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2007) operating profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian yang dilakukan oleh Syahriana (2006) menyatakan bahwa operating profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba. Penulis kembali memperhatikan adanya suatu fenomena menarik di mana dari penelitian terdahulu di atas ditemukan adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian tersebut. Melihat ketidakkonsistenan tersebut, penulis ingin kembali meneliti tentang faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perataan laba dalam sebuah perusahaan. Peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Alasan pemilih memilih perusahaan yang bergerak di bidang itu adalah karena perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and building construction cukup banyak dilirik oleh para investor untuk menginvestasikan dana milik mereka. Perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and building construction memiliki tingkat resiko yang relatif rendah, tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan cenderung lebih stabil dibandingkan
18
dengan perusahaan bidang lainnya sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan lebih akurat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah periode penelitian, bidang perusahaan yang dipilih, serta variabel independen yang dipilih. Berdasarkan fenomena serta latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti ingin mengkaji fenomena tersebut lebih lanjut dalam penelitian ini.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah yaitu: “apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin baik secara simultan maupun parsial terhadap
perataan laba (income smoothing) pada
perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel yakni ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing).
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan property,
19
real estate and building construction yang terdapat di Bursa Efek Indonesia . 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bermanfaat menjadi bahan referensi tambahan dalam penelitian yang berkaitan dengan perataan laba. 3. Bagi investor maupun calon investor, diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan untuk memahami faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perataan laba.