BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan perekonomian masyarakat bawah, menengah dan atas. Banyak usaha kecil maupun besar yang terpaksa harus gulung tikar atau paling tidak harus bertahan dengan tingkat efisiensi yang rendah. Hal ini diperburuk dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk miskin baik diperkotaan maupun dipedesaan sehingga mempertajam kesenjangan ekonomi masyarakat. Dengan terpuruknya ekonomi masyarakat ini menunjukan bahwa perekonomian rakyat belum berhasil dibangun dengan kuat, karena kebijakan masa lalu tidak cukup efektif untuk memberi peluang kepada ekonomi rakyat kecil atau golongan ekonomi lemah untuk berkembang (Wasiat P. Soegeng, 1996). Pasal 44 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian mengatakan bahwa Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan Unit Simpan Pinjam (USP) untuk anggota dan calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Ketentuan tersebut menjadi dasar dan ketentuan hukum bagi koperasi untuk melaksanakan kegiatan Unit Simpan Pinjam (USP) baik sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Atas dasar itu, maka pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi tersebut harus diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan UU Perbankan dan UU Perkoperasian. Peraturan tersebut dimaksudkan agar disatu pihak tidak bertentangan dengan UU 1
Perbankan dan dilain pihak untuk mempertegas kedudukan Koperasi yang bersangkutan sebagai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) / Unit Simpan Pinjam (USP) yang memiliki ciri, bentuk dan sistematika tersendiri (UU RI No. 25, 1992). Koperasi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian rakyat yang telah dianggap sebagai soko guru perekonomian rakyat dan sebagai soko guru perekonomian bangsa ternyata belum mampu untuk memainkan perannya, dengan kenyataan ini maka perlu kiranya diadakan perbaikan dan penataan kembali kinerja koperasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan koperasi dapat benar-benar mensejahterakan
seluruh
anggota
masyarakat
sekaligus
membangkitkan
perekonomian rakyat. Koperasi sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan, gotong royong serta mengutamakan kepentingan dalam hal ini adalah kesejahteraan seluruh anggota (masyarakat) adalah bentuk ideal ekonomi kerakyatan yang harus diberdayakan mengingat fungsi ekonomi koperasi adalah memperjuangkan kemakmuran yang merata bagi anggotannya, mempertinggi kesejahteraan rakyat melindungi golongan ekonomi lemah, sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional, sebagai salah satu urat nadi perekonomian, serta memperkuat kedudukan ekonomi Indonesia (Wasiat P. Soegeng, 1996). Peranan pemerintah dalam hal pembinaan sangat penting artinya bagi peningkatan kerja koperasi, yang diharapkan dapat meningkatkan volume usaha koperasi. Kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan koperasi juga menjadi factor lain sebagai pendorong meningkatkan jumlah modal sehingga volume pelayanan dan volume usaha akan meningkat, maka keuntungan yang diraih semakin besar. Apabila jumlah modal yang dikumpulkan semakin besar akan
menambah asset dan meningkatkan volume usaha. Dengan semakin banyak bidang usaha dari koperasi maka keuntungan yang dapat diraih semakin besar. Dengan demikian hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian sehingga perkembangan koperasi seperti apa yang diharapkan dapat terwujud (Wasiat P. Soegeng, 1996). Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang memiliki bidang usaha yaitu Unit Simpan Pinjam dan Simpanan Penyertaan Bantu Modal. Kegiatan Unit Simpan Pinjam (USP) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan meyalurkannya melalui kegiatan Unit Simpan Pinjam (USP) dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota koperasi, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka. Sedangkan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatanya hanya simpan pinjam. Untuk selalu meningkatkan kinerja keuangan koperasi maka akan dapat mewujudkan salah satu tujuan dari koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kinerja keuangan koperasi selain dianggarkan untuk kepentingan koperasi, juga dibagikan kepada anggotanya yang pembagiannya disesuaikan dengan besarnya jumlah modal dan jasa yang ditanamkan dalam koperasi (Dinas Koperasi Usaha Kecil Kota Semarang, 2002). Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau yang biasa disebut KSP, dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui berbagai aspek yang berpengaruh yaitu ; aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, dan rentabilitas dan likuiditas. Sedangkan analisis rasio keuangan adalah alat analisis
yang digunakan untuk mengukur kesehatan koperasi baik jangka pendek maupun jangka panjang, efektivitas dan efisiensi penggunaan dana. Alat-alat analisis rasio tersebut
berupa
likuiditas,
solvabilitas,
aktivitas
dan
rentabilitas.
Untuk
mendapatkan rasio keuangan tersebut dengan membandingkan elemen-elemen yang ada pada aktiva, pasiva dan rugi laba. Kesehatan keuangan koperasi jangka pendek dan jangka panjang penting diketahui koperasi agar koperasi dapat mengetahui posisi sumber dana, kualitas dana dan struktur dana yang digunakan oleh koperasi pada satu periode tertentu. Rasio ini pula digunakan untuk mengukur kinerja keuangan koperasi, apakah koperasi mampu mengalokasikan dan memilih sumber dana pada satu periode tertentu. Apabila koperasi tidak mampu memanage sumber dana, asal sumber dana, komposisi dana atau struktur dana maka koperasi kemungkinan akan mengalami kesulitan likuiditas atau solvabilitas, misalnya koperasi tidak mampu membayar hutang-hutang dalam jangka pendek. Hal ini apabila terjadi maka akan mengakibatkan terganggunya kontinuitas koperasi (Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi, 2004). Dengan adanya analisis kinerja keuangan diharapkan dapat meningkatkan peran serta anggota dalam memajukan koperasi yaitu dengan menginvestasikan sebagian uangnya dalam bentuk simpanan yang biasanya disebut dengan simpanan sukarela. Simpanan sukarela berfungsi untuk permodalan usaha-usaha koperasi diantaranya untuk pemberian kredit bagi anggota koperasi. Dengan demikian badan usaha koperasi harus dapat memperhitungkan seberapa besar pengeluaranpengeluaran usaha agar dapat mencapai kinerja keuangan yang diharapkan (Kertas Kerja Penilaian Klasifikasi Koperasi, 2004).
Selain menyarankan para anggotanya untuk menginvestasikan sebagian uangnya dalam bentuk simpanan sukarela. Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang mengharapkan para anggotanya untuk membayar simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan masa depan. Simpanan wajib dibayarkan pada saat mulai masuk menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang dan hanya dapat diambil jika anggota tersebut keluar dari keanggotaan koperasi tersebut. Adapun besarnya simpanan pokok tergantung pada tiap-tiap golongan anggota. Demikian juga dengan besarnya simpanan baik simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela maupun simpanan masa depan diharapkan dapat menambah permodalan koperasi yang nantinya berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diperoleh. Dengan demikian diharapkan kesejahteraan seluruh anggota koperasi dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang diambil dalam skripsi ini adalah : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM “TRISNO MANDIRI” SEMARANG.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :
Untuk menganalisis kinerja keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang. Rasio-rasio yang digunakan adalah : 1. Rasio Likuiditas : Current Ratio, Acid Tes Ratio / Quick Ratio, dan Cash Ratio. 2. Rasio Solvabilitas : Rasio Piutang atas Total Asset, Rasio Hutang atas Modal Sendiri, Rasio Hutang atas Aktiva Tetap, dan Rasio Hutang atas Piutang Anggota. 3. Rasio Rentabilitas : Profit Margin, Asset Turn Over, Return On Investment, dan Return On Total Asset.
1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi sejumlah kontribusi sebagai berikut : 1. Sebagai sarana untuk menerapkan teori dalam praktek sehingga mampu menerapkan kombinasi dengan tepat antara keadaan teoritis dengan keadaan praktisi. 2. Dapat menjadi salah satu acuan demi pengembangan literatur maupun riset berikutnya, dan memberikan kontribusi tentang Analisis Kinerja Keuangan Koperasi pada Universitas Muhammadiyah Semarang.
1.5. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Skripsi ini adalah : BAB I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan dasar teori yang digunnakan untuk analisis data yang meliputi pengertian koperasi, jenis-jenis koperasi, struktur organisasi KSP “Trisno Mandiri”, bidang usaha KSP “Trisno Mandiri”, standarisasi kesehatan koperasi, pengertian likuiditas, pengertian solvabilitas, pengertian rentabilitas, kerangka pemikiran teoritis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang yang meliputi jenis penelitian, obyek penelitian, data penelitian, metode pengumpulan data, definisi konsep, definisi operasional variable, serta metode analisa data dan alat analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini akan membahas mengenai analisis data yang diperoleh dari Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang yang meliputi gambaran umum perusahaan, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas serta pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran peneliti untuk koperasi.