http://mb.ipb.ac.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sektor pertanian yang merupakan tempat para petani mencari nafkah, pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul tanggung jawab paling besar mengingat akan dijadikan kompensasi dari sektor lain yang tidak tumbuh atau mengalami pertumbuhan negatif. Disamping itu, sektor pertanian diharapkan pula senantiasa mampu menegakkan swasembada pangan, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, meningkatkan pendapatan petani dan menghasilkan devisa melalui peningkatan ekspor. Meningkatnya nilai kurs US$ terhadap Rupiah disisi lainnya dapat menguntungkan bagi jenis usaha ekspor yang banyak menggunakan kandungan lokal, seperti usaha di bidang pertanian (agribisnis) khususnya buah-buahan, sehingga adanya peningkatan nilai kurs US$ terhadap Rupiah dapat dijadikan suatu
peningkatan
ekspor.
Meningkatnya
devisa
diharapkan
meningkatkan ketahanan ekonomi lndonesia dari krisis ekonomi.
dapat Volume
ekspor buah-buahan lndonesia pada tahun 1990 sebesar 53.767 ton dengan nilai sebesar 28.982 ribu dollar Amerika Serikat sedangkan pada bulan Januari sampai dengan Agustus 1997 volume ekspor buah-buahan lndonesia sebesar 122.873 ton dengan nilai devisa sebesar 62.541 ribu dollar Amerika Serikat. Peningkatan devisa dari ekspor buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 1. Upaya-upaya dalam rangka mendorong peningkatan ekspor hasil pertanian akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Perdagangan global yang makin terbuka
menimbulkan peluang-peluang pasar ekspor hasil pertanian yang semakin
http://mb.ipb.ac.id/
terbuka pula.
Dilain fihak, pesaing-pesaing juga akan semakin besar dalam
memperebutkan pasar global.
Globalisasi pasar menuntut peningkatan daya
saing produk-produk yang dipasarkan. Tabel 1. Keragaan Volume dan Nilai Ekspor Buah-buahan Tahun
Nilai Ekspor ( x 1000
Volume ekspor (ton)
I IS$.\
163.192 245.731 122.873
1995 1996 Januari - Agustus 1997 Pertumbuhan (%)
66.374 121.700 62.541 31 070
30 430
Sumber : Biro Pusat Statistik (1997)
Pengembangan
hortikultura
atau
buah-buahan
pada
khususnya
merupakan sumber pertumbuhan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara khusus. Potensi hortikultura terutama buah cukup besar untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan pasar dalam negeri atau ekspor, baik dalam bentuk segar atau olahan. Meningkatnya jumlah penduduk dan pengetahuan gizi masyarakat merupakan pangsa pasar potensial bagi komoditas buah-buahan. Begitu pula dengan
berkembangnya
sektor
industri
pariwisata
dan
agroindustri
mengakibatkan permintaan akan buah-buahan sebagai bahan baku industri semakin meningkat, baik jumlah maupun kualitasnya. Sementara itu, konsumsi buah-buahan di Indonesia masih menunjukkan angka yang rendah, yaitu sekitar 40 kkallkaplhr (kilo kalorilkebutuhan akan panganlhari) atau hanya 2% saja dari konsumsl energi yang dianjurkan (Menpangan, 1995). Hal ini memberikan indikasi bahwa buah-buahan belum mendapat tempat sebagaimana mestinya dalam hidangan makanan pangan
http://mb.ipb.ac.id/
sehari-hari pada sebagian masyarakat. Buah-buahan yang dikonsumsi tidak hanya dalam bentuk segar, akan tetapi juga dalam bentuk olahan seperti buah kalengan, sari buah atau minuman ringan dalam bentuk konsentrat. Masalah kualitas merupakan salah satu bagian penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi perusahaan dalam menjalankan strategi operasinya. Dalam era global competition saat ini dan yang akan datang akan terjadi kecenderungan proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih berkualitas dan lebih murah jika dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi. Terlebih-lebih lagi dengan ditanda tanganinya persejuan General Agreement on Tariff and Trade (GATT), yang menyebabkan arus globalisasi semakin kuat, akan mengakibatkan perusahaan yang berorientasi pasar dan beroperasi secara efisien sajalah yang akan mampu dapat hidup terus. Operasi pabrik dalam era globalisasi dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas produk. Kecenderungan tersebut perlu diantisipasi melalui kemitraan dengan para pemasok atau supplier bahan baku dengan standar kualitas sesuai yang diinginkan. Manajemen kualitas yang efektif menghendaki para pemasok dapat menunjukkan bukti bahwa keseluruhan bahan yang dipasokkan memenuhi standar kualitas tertentu.
Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan
teknik-teknik pengawasan kualitas untuk menentukan apakah akan menerima atau menolak suatu produk yang dikirim oleh para pemasok.
Selain itu,
manajemen kualitas yang efektif menghendaki pula agar tidak meneruskan pengerjaan produk yang cacat atau rusak pada proses berikutnya atau tidak meneruskannya kepada para konsumen. Untuk itu diperlukan pengawasan
http://mb.ipb.ac.id/
kualitas agar dapat mengurangi jumlah produk cacat yang ditimbulkan oleh sistem operasi perusahaan. Untuk memberikan arahan atau panduan bagi pelaksanaan kegiatan peningkatan dan pengendalian mutu perlu diterapkan suatu sistem pengendalian mutu total (Total Quality Control).
Sistem pengendalian mutu tersebut
diharapkan memberikan landasan motivasi mutu positif yang mendasar bagi seluruh tingkatan manajemen perusahaan. Disamping itu dengan pengendalian mutu diharapkan manajemen perusahaan mampu menyelenggarakan usaha berdasarkan kekuatan dan keyakinan atas mutu produk dan memungkinkan manajemen perusahan begerak maju dalam volume pasar, dan perluasan bauran produk dengan derajat penerimaan pelanggan yang tinggi, stabilitas keuntungan dan pertumbuhan perusahaan yang pesat (Feigenbaum, 1992). Pesatnya
perkembangan agribisnis
komoditi
buah-buahan,
akan
menciptakan suatu kondisi persaingan usaha yang cukup ketat. Menurut Porter (1985), terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri yaitu pendatang baru yang potensial. ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan diantara perusahaan yang ada. Persaingan antara perusahaan terjadi antara lain dalam ha1 harga produk atau jasa, differensiasi produkljasa, dan juga melalui persaingan mutu produkljasa yang diperdagangkan. Kunci sukses untuk mencapai tujuan organisasi adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing. Kunci sukses industri pengolahan buah-buahan seperti pasta pisang (banana puree)dan pasta sirsak (soursop/guanabana puree) dalam menembus
http://mb.ipb.ac.id/
pasaran ekspor, akan terletak pada produk yang dihasilkan yaitu mutu, produktivitas yang tinggi, pengiriman yang tepat waktu, dan harga yang bersaing. Untuk mendukung ha1 tersebut dalam menghasilkan suatu produk yang bermutu, tidak cukup hanya mengandalkan mutu bahan baku saja tetapi juga teknologi operasi dan produksi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, produk olahan buah-buahan khususnya pasta buah dapat menjadi produk ekspor andalan yang memiliki peluang pasar yang cukup besar, karena kebutuhan bahan pangan olahan setiap saat senantiasa terus meningkat karena pertambahan jurnlah penduduk yang besar. PT. Horti Nusantara sebagai salah satu perusahaan pengolahan buahbuahan khususnya pasta buah seperti pasta pisang (banana puree) dan pasta sirsak (soursop/guanabana puree) yang terbesar di Indonesia, mulai berproduksi secara efektif sejak tahun 1996. Selain itu perusahaan juga memproduksi pasta pepaya (papaya puree), pasta mangga (mango puree), dan lain-lain. Kapasitas produksi perusahaan adalah 6000 ton per tahun, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru
* 30% dari kapasitas yang ada.
Produk pasta yang dihasilkan
sebagian besar di ekspor ke luar negeri, antara lain ke Singapura. Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, Jerman, Selandia Baru dan Swiss. Untuk pasaran lokal hanya bagi segmen industri pengolahan pangan yang pada tahun 1997 menyerap i- 50 ton per tahun sedangkan pada tahun 1998 menyerap i- 100 ton per tahun. Produksi yang dibuat saat ini berdasarkan pesanan (job order) dari konsumen, selain itu perusahaan juga memberikan deskripsi produk (product description) untuk produk pasta pisang dan pasta sirsak yang secara umum meliputi penilaian terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur. jelasnya dapat dilihat pada pada Lampiran 1.
Untuk lebih
http://mb.ipb.ac.id/
B. ldentifikasi Masalah Pesatnya perkembangan agribisnis buah-buahan menciptakan kondisi persaingan usaha yang ketat diantara perusahaan yang ada. Strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi PT Horti Nusantara di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat, adalah meningkatkan kualitas buah-buahan dan mutu pasta buah yang dihasilkan secara terus menerus.
Oleh karena itu
diperlukan suatu tekniklmetoda pengendalian mutu dan peningkatan mutu yang tepat, sehingga dapat dijadikan sebagai panduan dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Tanpa adanya usaha peningkatan pengendalian mutu, suatu saat PT Horti Nusantara akan dihadapkan pada resiko, tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya, sehingga akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba. PT. Horti Nusantara sebagai produsen pasta buah-buahan terbesar di Indonesia saat ini memberikan perhatian utama terhadap mutu agar setiap produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumennya. Disamping tuntutan mutu yang prima sesuai dengan harapan konsumen, PT. Horti Nusantara dituntut pula untuk dapat memenuhi pesanan tepat waktu (punctual delivery) dan tepat jumlah (quantity).
Manajemen PT. Horti Nusantara berupaya untuk
menekan produk cacatlafkir (reject).
Yang dimaksud dengan produk cacat
adalah produk yang tidak sesuai dengan standar mutu (specification) yang telah ditetapkan oleh perusahaan ataupun konsumen. Adanya produk cacat merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Dalam ha1 ini manajemen berupaya agar biaya tersebut dapat ditekan serendah mungkin karena tidak efisien, dan akan mengurangi laba perusahaan. Sehingga perlu pengawasan mutu yang lebih baik dalam proses
http://mb.ipb.ac.id/
produksi. Jadi, tanpa adanya usaha peningkatan pengendalian mutu, suatu saat PT. Horti Nusantara dapat dihadapkan pada resiko kehilangan reputasi karena perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya, sehingga tidak mampu bersaing. C. Perurnusan Masalah
Persaingan pasar yang ketat, persyaratan mutu teknis atas dasar ketentuan-ketentuan I S 0 (International Organization for Standardization) rnaupun HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) sangat menuntut kecermatan teknologi pengolahan oleh PT Horti Nusantara. Hal ini berlaku sejak memilih bahan baku sampai pengepakan dan pemasaran produknya serta proses-proses yang menuntut disiplin tinggi. Untuk dapat bersaing di pasaran domestik dan luar negeri PT Horti Nusantara harus dapat memilih distinctive competence dan competitive advantage. Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan meningkatkan mutu produk, karena mutu produk adalah faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengatasi kendala yang terjadi agar proses produksi lebih efektif dan efisien dirumuskan masalah yang terjadi di perusahaan sebagai berikut : 1. Permasalahan apa yang dominan menyebabkan terjadinya produk cacat? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kerusakan produk?
3. Bagaimana standar
toleransilbatas kendali kerusakan produk
yang
ditetapkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengendalian mutu? 4. Bagaimana upaya untuk mengurangi terjadinya produk cacat pada PT. Horti
Nusantara?
http://mb.ipb.ac.id/
D. Tujuan Geladikarya Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan geladikarya ini adalah menentukan metode pengendalian mutu pasta buah yang tepat bagi perusahaan PT Horti Nusantara. Untuk menghasilkan metode tersebut perlu dipelajari antara lain : 1.
Kesiapan perusahaan dalam rangka penerapan I S 0 9002
2.
Sistem pengendalian mutu yang telah dilaksanakan PT. Horti Nusantara.
3.
Permasalahan dominan penyebab terjadinya produk cacat.
4.
Standarltoleransi kendali produk cacat perusahaan.
5.
Upaya-upaya perusahaan untuk mengurangi terjadinya produk cacat.
E. Manfaat Geladikarya Geladikarya ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan sehingga dapat membantu perusahan dalam menganalisa sistem manajemen pengendalian mutu yang diterapkan dengan demikian dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada.
F.
Ruang Lingkup Penelitian Dengan mempertimbangkan keterbatasan data dan waktu, maka ruang
lingkup geladikarya berfokus kepada proses produksi, khususnya pada sistem pengendalian mutu, mulai dari bahan baku pisang dan sirsak (yang tiba di pabrik) sampai menjadi produk pasta pisang (banana puree) dan pasta sirsak (soursop/guanabana puree). Dilain fihak, pengkajian kesiapan perusahaan dalam penerapan sistem manajemen mutu IS0 9002 dibahas sampai strategi kegunaannya di masa akan datang. Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahap memberikan rekomendasi, sedangkan implementasinya diserahkan kepada pihak manajemen PT. Horti Nusantara, Mojokerto.