BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten, namun juga digunakan secara luas untuk berbagai kepentingan pendidikan
sepertipada
aspek
elektronik(e-learning),
pemerintahan perbankan
elektronik
(e-government),
elektronik(e-banking),
bisnis
elektronik(e-commerce), media sosial (social media)maupun hiburan(multimedia). Layanan internet yang sedemikian rupa tentunya harus didukung oleh sistem dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memadai. Agar mendapatkan kualitas internet yang lebih handal, teknologi jaringan internet baik dari sistem maupun infrastrukturnya juga terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Kabel serat optis(optical fiber) dipercaya menjadi media transmisi jaringan isyarat kabel yang paling handal sampai saat ini. Kemampuan kabel serat optis sebagai media penghantar isyarat pada jaringan lebih baik dari kabel tembaga (copper) maupun koaksial (coaxial) dalam hal pesat transmisi data, jarak tempuh sinyal dan ketahanan terhadap gelombang elektromagnet (FTTH Council, 2008). Mulai tahun 1990-an, infrastruktur kabel optis telah digunakan oleh penyedia layanan telekomunikasi dalam pembangunan infrastruktur tulang
1
2
punggung jaringan (backbone network)sistem komunikasi hingga jaringan akses untuk menjangkau pelanggan bisnis (Brillyansyah, 2012). Dengan teknologi terkini, infrastruktur transmisi kabel optis dapat digunakan lebih jauh hingga langsung ke kawasan pelanggan sehingga dapat menjamin kualitas layanan yang lebih baik. Pemilihan jenis arsitektur jaringan serat optis mempertimbangkan kebutuhan pelanggan dan ketersediaan layanan dari penyedia baik operator maupun Internet Service Provider (ISP) di suatu tempat. Khususnya di Indonesia, implementasi layanan jaringan berbasis kabel serat optis sedang dan terus berkembang yang nantinya diharapkan akan menggantikan seluruh jaringan transmisi yang masih menggunakan kabel tembaga dengan tujuan meningkatkan layanan akses internet jalur lebar (broadband)kepada masyarakat. Fiber To The Home (FTTH) adalah salah satu solusi arsitektur jaringan transmisi serat optis dari penyedia layanan (service provider) sampai ke pelanggan (customer). Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optis yang dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional (tembaga dan koaksial) dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Service yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN), dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan. Khususnya di Yogyakarta, pada awalnya arsitektur jaringan FTTH mulai diimplementasikan untuk perumahan kelas menengah ke atas. Hal ini dikarenakan masih tingginya biaya investasi infrastruktur teknologi jaringan serat optis.
3
Namun pada perkembangannya, pihak penyedia layanan dan pemerintah terus berupaya mengembangkan infrastruktur teknologi jaringan serat optis dengan harapan semua wilayah akan masuk ke dalam area liputan (coverage area) jaringan transmisi serat optis. Beberapa tahun terakhir, di Yogyakarta terdapat bangunan apartemen yang jumlahnya diprediksi akan terus bertambah. Lain halnya dengan hotel, apartemen ditujukan sebagai tempat hunian yang tetap. Hal ini tentu dapat menjadi pertimbangan bagi para pengembang untuk memfasilitasi ketersediaan layanan internet berkecepatan tinggi sebagai bentuk investasi jangka panjang guna memberikan layanan dan fasilitas kepada penghuninya. Investasi ini didasari oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses informasi dan multimedia untuk berbagai keperluan seperti komunikasi, bisnis, serta hiburan, yang tentunya membutuhkan teknologi jaringan layanan internet yang handal. Selain sebagai bentuk pelayanan dan fasilitas bagi penghuni, jaringan internet jalur lebar juga dapat digunakan sebagai infrastruktrur jaringan internal perusahaan seperti sistem manajemen terpadu dan sistem keamanan berbasis video pengawasan (video surveillance) pada bangunan apartemen. Umumnya arsitektur FTTH digunakan untuk menjangkau kawasan pelanggan dalam satu lingkungan yang jaraknya tidak terlalu berjauhan seperti perumahan. Untuk bangunan bertingkat seperti perkantoran, hotel, rumah sakit, sekolah, maupun gedung perkuliahan digunakan arsitektur Fiber To The Building (FTTB) yang masih menggunakan kabel tembaga untuk sistem transmisi di dalam
4
bangunan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi biaya dikarenakan kebutuhan layanan untuk operasional gedung yang saat ini belum terlalu tinggi. Lain halnya dengan bangunan bertingkat residensial seperti apartemen. Selain digunakan untuk operasional gedung, layanan internet juga diharapkan dapat menjadi fasilitas bagi penghuninya. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan desain arsitektur instalasi jaringan yang dapat menjamin kualitas layanan yang baik untuk masing-masing penghuni apartemen. Arsitektur FTTH dipercaya sebagai arsitektur jaringan serat optis yang paling baik dalam segi pesat transmisidatanya karena menggunakan media transmisi kabel serat optis sepenuhnya sampai ke terminal pelanggan. 1.2
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menganalisis kelayakan
arsitektur jaringan FTTH pada bangunan apartemen bertingkat. Subjek pada penelitian adalah salah satu bangunan apartemen bertingkat yang berada di Yogyakarta.Parameter kelayakan arsitektur jaringan FTTH dengan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) diukur dari beberapa parameter, antara lain anggaran daya (link power budget) dan anggaran waktu bangkit (rise time budget). 1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah yang diangkat
adalah perancangan dan analisis kelayakan desain jaringan FTTH pada bangunan apartemen. Perancangan desain jaringan FTTH mempertimbangkan alokasi
5
jumlah dan persebaran pelanggan pada bangunan apartemen sehingga akan diketahui kebutuhan dan penempatan perangkat yang digunakan. Dengan demikian diperlukan penelitian dan pengamatan bagaimana menentukan perancangan desain jaringan FTTH yang sesuai untuk bangunan apartemen bertingkat. Untuk itu dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Perancangan jaringan awal dari sentral sampai ke ruangan di dalam bangunan yang akan dilayani. 2. Penentuan jenis dan peletakan perangkat pada setiap lantai bangunan apartemen sesuai kebutuhan dan persebaran pelanggan. 3. Konfigurasi pemilah pasif (passive splitter) yang digunakan. 4. Penentuan anggaran daya dan anggaran waktu bangkit sebagai parameter yang akan digunakan. 1.4
Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini akan membahas tentang perencanaan desain arsitektur jaringan FTTH dengan standar teknologi GPON yang digunakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2. Simulasi dan perhitungan parameter kelayakan arsitektur jaringan mengikuti standar ITU-T G.984 dan standar PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan mengabaikan faktor spesifikasi perangkat keras yang digunakan. 3. Penelitian inihanya membahas desain jaringan arsitektur FTTH dari
pemutus saluran optis (Optical Line Termination, OLT) sampai pemutus
6
jaringan optis (Optical Network Termination, ONT) pada bangunan apartemen bertingkat yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini tidak membahas tentang jaringan instalasi dalam ruangan atau Instalasi Kabel Rumah (IKR). 4. Bill of Material (BoM) dan Bill of Quantity (BoQ) yang dibuat berdasarkan referensi dari pihak ketiga dan hanya sebagai bahan acuan. Merek, spesifikasi, dan harga perangkat mungkin berbeda pada implementasinya. 1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Akademis Penelitian tentang perencanaan arsitektur jaringan FTTH dengan teknologi GPON ini dapat menjadi acuan untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan ajar mahasiswa tentang salah satu arsitektur jaringan serat optis modern. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan pengembang apartemen sebagai salah satu referensi untuk implementasi jaringan internet jalur lebar yang dapat digunakan sebagai sistem manajemen terpadu, sistem keamanan maupun sebagai fasilitas kepada penghuni apartemen. 1.6
Metode Penelitian Metode yang dilakukan selama melakukan penelitian dan penulisan
laporan adalah sebagai berikut:
7
1. Studi literatur Mempelajari buku, jurnal, dan bahan literatur lain yang berkaitan dengan konsep Fiber To The Home (FTTH) dengan teknologi GPON baik dari segi perencanaan, aplikasi serta perangkat yang digunakan. 2. Konsultasi dengan dosen pembimbing Konsultasi tentang jalannya penelitian yang dilakukan
dan dalam
penulisan laporan. Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing 1 dan 2. 3. Pendataan di lapangan Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan observasi ke lapangan dan desain bangunan apartemen bertingkat itu sendiri. Objek dalam penelitian ini adalah salah satu bangunan apartemen bertingkat residensial di Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang berada dalam kawasan yang dilayani oleh jaringan transmisi serat optis PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 4. Diskusi dengan pihak penyelenggara jaringan serat optis Diskusi tentang perangkat dan standar teknologi yang digunakan oleh perusahaan penyedia jaringan serat optis dalam hal ini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 1.7
Sistematika Penelitian Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab ditambanh dengan
lampiran dan daftar istilah yang diperlukan. Penjelasan mengenai tiap babnya adalah sebagai berikut:
8
Bab I Pendahuluan Berisi uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan penelitian. Bab II Dasar Teori Memuat tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan digunakan sebagai tinjauan pustaka penelitian, serta berisi tentang dasar-dasar teori yang memiliki relevansi dengan tema penelitian ini. Teori tentang teknologi dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian yang dapat dijadikan dasar pengetahuan terhadap penelitian yang dijalankan. Bab III Metode Penelitian Berisi mengenai sumber data penelitian, alat-alat yang digunakan dalam penelitian, desain rencana tapak (site plan) bangunan, perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian serta ilustrasi cara kerja soket perangkat ODP dan ODC. Urutan proses penelitian akan derepresentasikan menggunakan diagram alir (flowchart). Bab IV Hasil dan Pembahasan Berisi tentang hasil desain jaringan yang telah dirancang, hasil perhitungan uji kelayakan jaringan dan BoM dan BoQ. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian sejenis berikutnya.