BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Adanya pengelolaan lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan dampak pada seluruh sistem kehidupan. Hal ini akan menimbulkan isu lingkungan di kalangan masyarakat. Saat ini, isu lingkungan tidak hanya terjadi di tingkat nasional namun telah mencapai tingkat internasional. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Nuswantara dalam Mulyani (2011), isu lingkungan seperti pemanasan global merupakan isu yang sangat menarik perhatian masyarakat dunia khususnya Indonesia. Beberapa kasus kerusakan lingkungan yang dialami di Indonesia adalah persoalan penebangan hutan secara liar (Illegal logging) yang menyebabkan kerusakan parah terhadap hutan di Indonesia. Pada periode 1990 hingga 2001 laju deforestisasi mencapai dua juta hektar per tahun sehingga mengakibatkan tutupan hutan berkurang dari 162 juta hektare menjadi 98 juta hektare selama kurun waktu 50 tahun belakangan ini (Ikhsan, 2008). Munculnya isu-isu lingkungan tersebut membuat pihak-pihak perusahaan baik dari internal maupun eksternal menjadi lebih terbuka akan pentingnya kinerja lingkungan perusahaan. Adanya isu lingkungan tersebut tentunya akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari internal perusahaan maupun pada eksternal perusahaan, khususnya pihak-pihak yang terkena 1
2
dampak atas isu lingkungan yang diakibatkan dan hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap keberlangsungan perusahaan. (Ikhsan, 2008). Adanya keterbukaan dan ketertarikan terhadap isu lingkungan bagi pihak-pihak perusahaan membuat beberapa perusahaan saat ini telah mengungkapkan
mengenai
aktivitas
pertanggungjawaban
terhadap
lingkungan dalam bentuk pelaporan akuntansi lingkungan. Hanya saja pengungkapan akuntansi lingkungan di Indonesia saat ini masih belum diatur secara khusus pada standar akuntansi yang berlaku, artinya pelaporan informasi mengenai akuntansi lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan masih bersifat sukarela (Hadi, 2012). Hal ini dijelaskan pula dalam PSAK No. 1 Tahun 2002, yang menyatakan: “perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktorfaktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industriyang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Salah satu industri yang berkaitan secara langsung dengan aktivitas lingkungan adalah industri pertambangan. Seperti yang diketahui, aktivitas industri pertambangan tidak akan pernah lepas dari lingkungan alam. Menurut Nugraha (2013) pada seminar short course Akuntansi Pertambangan yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang menyatakan bahwa dalam industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, yaitu meliputi eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi serta aktivitas pasca penambangan. Keempat aktivitas tersebut sangat berkaitan dengan lingkungan alam. Pada aktivitas ekplorasi perusahaan menyelidiki,
3
membuat perizinan atas penambangan dan melakukan pemboran eksplorasi yang selanjutnya evaluasi apakah daerah ekplorasi memiliki cadangan terbukti dan layak dijadikan area penambangan perusahaan. Pada tahap ini lah perusahaan tambang membuat Rencana Kerja Penutupan Tambang (RKPT) dimana perusahaan tambang diwajibkan untuk mengembalikan kondisi area tambang setelah masa penambangan usai ke kondisi awal sebelum penambangan dilakukan. Aktivitas terakhir adalah aktivitas pasca penambangan. Pada aktivitas ini perusahaan diwajibkan untuk melakukan penutupan atas tambang dan mengembalikan kondisi area yang ditambang menjadi mendekati kondisi sebelum dilakukan penambangan. Tahap ini merupakan realisasi dari RKPT yang telah disiapkan perusahaan pada tahap evaluasi kelayakan area tambang. Adanya keempat aktivitas penambangan tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang fatal apabila tiap-tiap perusahaan pertambangan tidak dapat mengelola dengan baik. Akibat munculnya dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan maka tiap perusahaan yang bergerak pada industri pertambangan diwajibkan untuk mengelola lingkungan hidup di sekitar area penambangan sesuai dengan yang tercantum pada PSAK 33 dan peraturan lain yang telah diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup serta PEMDA terkait. Penelitian ini mengambil objek penelitian pada lima perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan terdaftar di Bursa Efek
4
Indonesia, perusahaan tersebut adalah PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT. Adaro Energy Tbk (ADRO), PT. Harum Enegry (HRUM), PT. Berau Coal Energy Tbk (BRAU), dan PT. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN). Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BEI” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI? 2. Bagaimana penyajian informasi akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI? 3. Bagaimana kinerja akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI? 1.3. Batasan Masalah Ruang lingkup batasan masalah yang akan menjadi pembatas agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan dalam penelitian ini adalah lingkungan alam pada area pertambangan yang dimiliki oleh PT. Indo Tambangraya Megah Tbk, PT.
5
Adaro Energy Tbk, PT. Harum Enegry, PT. Berau Coal Energy Tbk, dan PT. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk. 2. Akuntansi Lingkungan pada penelitian berkaitan dengan biaya lingkungan perusahaan meliputi biaya bahan bakar, biaya reklamasi, biaya CSR yang berkaitan dengan lingkungan alam dan biaya lingkungan lainnya. 3. Biaya lingkungan yang dimaksud adalah biaya lingkungan yang berkaitan dengan aktivitas pertambangan dan dapat ditelusuri ke dalam catatan keuangan kelima perusahaan tambang batubara di Kalimantan. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis implementasi akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara. 2. Untuk menganalisis penyajian informasi akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara. 3. Untuk menganalisis kinerja akuntansi lingkungan pada perusahaan tambang batubara. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Perusahaan Dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
dan
pengevaluasian
menyajikan informasi akuntansi lingkungan perusahaan.
dalam
6
2. Bagi Pihak Lain Dapat dijadikan sebagai referensi bahan perbandingan kepada pihak lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis.