BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahan melakukan eksploitasi sumber daya alam dan masyarakat sosial semakin tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan merugikan kehidupan manusia. Para pemilik modal, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) UU Nomor 40 Tahun 2007. Melalui undang-undang ini, industri atau korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya. Industri atau korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan hidup, tetapi juga pada isu-isu sosial dari masyarakat yang merasakan langsung dampak-dampak negatif dari operasi perusahaan. Industri atau korporasi berperan 1
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup (Siregar, 2007:1). Pola community development merupakan bentuk CSR yang saat ini banyak dipraktikkan oleh perusahaan besar. Implementasi community development merupakan modal sosial (social capital) yang dapat dimanfaatkan dan didayagunakan. Suharto (2005:2) menjelaskan bahwa “modal sosial adalah sumber (resource) yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas, sehingga timbul kepercayaan, serta saling pengertian”. Pola hubungan sosial inilah yang mendasari kegiatan bersama atau kegiatan kolektif antar warga masyarakat. Kegiatan bersama antar warga masyarakat dapat terbangun bila terpenuhi ketersediaan elemen-elemen modal sosial. Elemen-elemen modal sosial tersebut adalah kepercayaan, kohesifitas, altruisme, gotong-royong, jaringan, dan kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui beragam mekanisme, seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat, dan menurunnya tingkat kekerasan serta kejahatan (Suharto, 2005:2). Ketika CSR diimplementasikan melalui model alternatif implementasi CSR yang berbasis pemanfaatan modal sosial, maka akan lebih bermakna bagi pemberdayaan masyarakat, baik ekonomi, sosial, maupun budaya secara berkelanjutan. Pelaksanaan CSR oleh sebuah perusahaan memberi banyak manfaat diantaranya adalah mempertahankan dan mendongkrak brand image perusahaan
(Wibisono, 2007:78). Menurut Wibisono, reputasi destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Hal inilah yang menjadi modal non finansial bagi perusahaan bagi stakeholder-nya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan. Teori kontrak sosial adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang bagaimana suatu perusahaan memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat agar bisa bertahan hidup dengan memberi manfaat bagi masyarakat, yaitu melalui interaksi perusahaan dengan masyarakat. Secara sosiologi konsep teori kontrak sosial lebih relevan digunakan sebagai landasan CSR, karena teori ini menegaskan bahwa pada hakekatnya konsep CSR bukan hanya sebuah konsep manajemen belaka, melainkan di dalamnya terkandung pemikiran dan ideologi yang mendalam sejalan dengan perubahan masyarakat dan tuntutan atas kebutuhan bisnis itu sendiri. Program Corporate Social Responsibility di Indonesia dimulai dari sejarah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring dengan perkembangannya, pedoman terkait dengan pembinaan usaha kecil di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir melalui Peraturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan.
Aktivitas PKBL merupakan wujud nyata dari program penanggulangan dan pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, dan masyarakat miskin merupakan sasaran utamanya. Dalam PKBL tersebut, BUMN menyisihkan sebagian laba bersih yang dihasilkan. Jumlah penyisihan laba untuk pelaksanaan program adalah maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Bina Lingkungan. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan CSR sebagai modal sosial untuk keamanan dan kelancaran operasional melalu simpati dan kepercayaan masyarakat sekitar. Program CSR yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur diharapkan meminimalkan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, PT PLN (Persero) juga melaksanakan PKBL dengan menggunakan sebagian dana dari laba bersih yang dihasilkan, sebagai bentuk pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat dan tanggung jawabnya kepada Pemerintah. Sebagai perusahaan BUMN yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur secara konsisten terus berupaya untuk maju sekaligus memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, terutama untuk menghindari isu-isu maupun sentiment negative dari masyarakat terkait dengan dampak negatif yang timbul dari akibat operasional perusahaan.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Amalia (2012) tentang Evaluasi Penerapan Corporate Social Responsibility melalui Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pada PT Adhi Karya (Persero). Hasil penelitian menyatakan bahwa PT Adhi Karya (Persero) telah melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
BUMN
Nomor
KEP-
234/MBU/2003 yang kemudian digantikan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2007. Pelaksanaan Program Kemitraan dengan memberikan pinjaman atau kredit dengan jasa administrasi ringan melalui bantuan kantor-kantor wilayah perusahaan yang tersebar di bagian-bagian Indonesia. Dana disalurkan kepada berbagai sektor usaha skala kecil menengah dengan jasa administrasi 6% per tahun. Sedangkan pelaksanaan Program Bina Lingkungan PT Adhi Karya (Persero) memiliki program Green Company. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan banyak melibatkan aplikasi teknologi canggih. Semua teknologi tersebut ramah dengan lingkungan seperti pengolahan limbah maupun emisi karbondioksida yang berlebih, yang dapat menambah pengaruh pemanasan global yang telah mengancam bumi. Di luar lingkungan proyek, PT Adhi Karya (Persero) juga melakukan kegiatan penanaman 10.000 bibit pohon mahoni di Yogyakarta, perusahaan juga ikut serta dalam rangka Kampanye Penanaman Satu Miliar Pohon (OBIT Compaign).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Modal Sosial pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan?”.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Modal Sosial yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kontribusi Praktis Bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pertimbangan kepada manajemen mengenai Corporate Social Responsibility saat ini, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, dibandingkan dengan BUMN lain dari penelitian-penelitian serupa yang telah ada.
b.
Kontribusi Teoretis Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi referensi sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
c.
Kontribusi Kebijakan Sebagai evaluasi implementasi Corporate Social Responsibility apakah sudah sesuai dengan pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Pembahasan masalah ini dimaksudkan agar arah pembahasan dalam skripsi ini tidak melebihi topik permasalahan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Sebab dengan luasnya permasalahan yang ada dalam PT PLN (Persero), penulis menyadari bahwa waktu, tenaga, dan data-data yang diperoleh dan kemampuan pada diri penulis sangat terbatas. Oleh karena itu yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Modal Sosial pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya.