BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (2001:1) yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Menurut Trudil (dalam Pattiasina, 2005:1), bahasa bukanlah semata-mata untuk mengkomunikasikan informasi, tetapi juga merupakan alat yang sangat penting untuk memantapkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. Hubungan antara seseorang dengan orang lainnya dapat bertambah erat karena pemakaian bahasa yang tepat dan memiliki kesantunan. Sebaliknya, hubungan menjadi renggang atau bahkan terputus sama sekali disebabkan oleh pemakaian bahasa yang tidak sesuai dengan situasi atau tidak tepat konteksnya. Ketika seseorang melakukan sesuatu dengan kata-kata bersama orang lain, terjadilah tindak berbahasa. Kegiatan tersebut mengakibatkan terjadinya
1
2
pertukaran informasi antara penutur dan mitra tutur, dalam proses pertukaran informasi itu terjadilah percakapan. Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam peristiwa tutur banyak dilihat pada tujuan peristiwanya dan pada tindak tutur dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur ini menjadi dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya, tetapi mempunyai fungsi, mengandung maksud, dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur ata lawan bicara. Wujud-wujud tuturan yang dilontarkan oleh penutur didasari oleh maksud dan tujuan tertentu. Tujuan tuturan tidak lain adalah maksud penutur mengucapkan sesuatu atau makna yang dimaksud penutur dengan mengucapkan sesuatu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin ada tuturan yang tidak mengungkapkan suatu tujuan. Secara pragmatis setidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak perlokusi adalah tindak tutur
3
yang mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) atau efek bagi yang mendengarkannya. Tindak tutur ilokusi dalam komunikasi pada suatu penelitian penting untuk diperhatikan. Tindak ilokusi memberikan tantangan dalam penelitian kebahasaan, sebab tindak
ilokusi sulit
diidentifikasi karena terlebih dahulu
harus
mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Dengan demikian, tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Hymes (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 48) bahwa suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yaitu setting and scene, participant, ends, act sequences, key, instrumentalities, norm of interaction and interpretation, dan gendres. Jika huruf-huruf pertamanya dirangkai lazim disingkat SPEAKING. Pujian merupakan salah satu bagian dari tindak ilokusi ekspresif. Tindak ini mengungkapkan keadaan psikologis seseorang penutur kepada mitra tutur lewat tuturannya. Jenis tindak ini cendurung menyenangkan dan membuat penutur atau mitra tutur merasa dihargai, bahkan kadangkala timbul perasaan menyenangkan yang berlebih-lebihan. Fenomena seperti tindak bahasa sangat sering ditemui dalam pergaulan sehari-hari di berbagai kalangan kelompok masyarakat termasuk kelompok masyarakat Situbondo yang berinteraksi dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Islamiyah di Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo tempat penelitian ini difokuskan. Suatu penelaah lebih mendalam tentang penggunaan tindak tutur pujian membuktikan bahwa bentuk
4
tuturan itu muncul sesuai dengan konvensi atau aturan yang tidak tertulis namun dipahami, disepakati, dan dipergunakan oleh anggota masyarakat. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) adalah program lanjutan dari pemberantasan buta huruf yang diselenggarakan oleh PKBM Al Islamiyah Situbondo. Al Islamiyah 11 dan 12 adalah PKBM yang ada di Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo dan sekaligus menjadi tempat penelitian ini. Pembelajaran dilakukan di salah satu rumah murid tersebut. Kriteria pengajar di PKBM Al Islamiyah adalah seseorang yang memiliki profesi pendidikan di bidang keguruan sehingga berpengalaman dalam bidang pengajaran. Keaksaraan Usaha Mandiri itu sendiri setara dengan SMP tetapi bukan program penyetaraan paket A, B, atau C. Tetapi, Keaksaraan Usaha Mandiri merupakan program untuk menggali kreativitas dalam berwirausaha masyarakat dan lain sebagainya. Selama berlangsungnya pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri tersebut, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Madura dan dicampur dengan bahasa Indonesia karena para murid tersebut tidak banyak mengerti tentang bahasa Indonesia, bahkan tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk itulah tuturan dalam bahasa Madura lebih dominan digunakan dalam pembelajaran ini. Pembelajaran yang diteliti adalah semua mata pelajaran karena dalam satu mata pelajaran hanya berkisar satu kali pertemuan. Pelajaran yang dipelajari dalam sekolah ini lebih condong pada kehidupan nyata masyarakat sekitar. Misalnya, bercocok tanam atau pun hidup sehat. Tidak hanya dari segi teori, tetapi
5
para murid dibekali dengan praktik langsung yaitu praktik makanan sehat misalnya. Praktik tersebut diadakan setiap satu bulan sekali. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Pattiasina (2005) meneliti Bentuk Ekspresif Pujian Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Tutur Ambon. Penelitian itu menghasilkan temuan berikut. (1) Wujud verbal bentuk ekspresif pujian yang ditemukan berupa kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif. (2) Fungsi bentuk ekspresif pujian bahasa Indonesia dalam masyarakat Ambon, yaitu memperlembut penolakan, meminta, menyetujui, mengagumi, menyanjung, memperlembut
kritik,
membanggakan,
basa-basi,
motivasi,
memperhalus
larangan, memperhalus teguran, dan memperhalus perintah. (3) modus penyampaian bentuk ekspresif pujian bahasa Indonesia dalam masyarakat tutur Ambon yang ditemukan, yaitu modus tuturan langsung dan modus tuturan tidak langsung. Penelitian lain pernah pula dilakukan oleh Muslimah (2011) meneliti Tutur Pujian dalam Pembelajaran di TK Tunas Harapan Desa Sedayu Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan. Penelitian itu menghasilkan temuan berikut. (1) Bentuk tutur pujian guru dalam pembelajaran di TK Tunas Harapan Desa Sedayu Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan yang ditemukan berupa tutur pujian langsung dan tutur pujian tidak langsung. (2) Makna tutur pujian dalam pembelajaran di TK Tunas Harapan Desa Sedayu Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan yang ditemukan berupa makna menguatkan dan makna basa-basi. (3) Fungsi tutur pujian dalam pembelajaran di TK Tunas Harapan Desa Sedayu
6
Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan yang ditemukan berupa memberi penguatan dan berfungsi sebagai basa-basi. Selain penelitian di atas, penelitian serupa pernah dilakukan oleh Albitar Septian S. (2012) meneliti Analisis Tuturan Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar pada Kelas V SDN Sumbersari I. Penelitian itu menghasilkan temuan berikut. (1) Tuturan guru dalam mengawali pelajaran yang ditemukan berupa tindak tutur representatif/asertif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif. (2) Tuturan guru dalam menyampaikan pelajaran yang ditemukan berupa tindak tutur representatif/asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif. (3) Tuturan guru dalam menutup pelajaran yang ditemukan berupa tindak tutur representatif/asertif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur direktif. Lebih lanjut pada penelitian terdahulu juga pernah dilakukan oleh Siska Febri Indriana (2012) meneliti Tuturan Responsif Siswa terhadap Tuturan Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas di SMA Negeri 1 Batu. Penelitian tersebut menghasilkan temuan berikut. (1) Bentuk tuturan responsif siswa terhadap tuturan direktif guru dalam wacana interaksi kelas di SMA Negeri 1 Batu yang ditemukan berupa tindak tutur asertif, direktif, dan ekspresif. (2) fungsi tuturan responsif siswa terhadap tuturan direktif guru dalam wacana interaksi kelas di SMA Negeri 1 Batu yang ditemukan berupa tuturan direktif guru. (3) Strategi penyampaian tuturan responsif siswa terhadap tuturan direktif guru dalam wacana interaksi kelas di SMA Negeri 1 Batu yang ditemukan berupa tuturan secara langsung dan tuturan tidak langsung.
7
Penelitian-penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang hendak dilakukan peneliti. Penelitian yang akan dilakukan ini berobjek pada pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Al Islamiyah 11 dan 12 yang ada di Desa Awar-awar. Adapun mengenai fungsi verbal ekspresif pujian, yaitu menyanjung, memperlembut penolakan, meminta, menyetujui, mengagumi, dan motivasi. Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian terdahulu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan data alamiah dengan berbagai jenis latar dan partisipasi yang berbeda. Lebih lanjut pada fungsi-fungsi tersebut akan diungkap berdasarkan konteks pembelajaran yaitu interaksi guru dan murid di PKBM Al Islamiyah Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Selain latar belakang di atas, dengan tereksplorasinya penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangsih untuk meningkatkan sumber daya manusia, memberantas buta aksara dan menambah wawasan bagi pengelola. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dipandang perlu dilakukan telaah tentang “Tindak Tutur Pujian dalam Interaksi Pembelajaran di PKBM Al Islamiyah Desa Awar-Awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo”.
1.2 Jangkauan dan Pembatasan Masalah Menurut Austin (dalam Tarigan, 2009:34), tindak tutur terdiri dari tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi dapat dibagi berdasarkan beberapa jenis, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak ilokusi asertif antara lain, yaitu melapor dan mengumumkan. Tindak ilukosi
8
direktif, yaitu mendorong, mendesak, dan memerintahkan. Tindak ilokusi komisif, yaitu menawarkan dan menjanjikan. Tindak ilokusi ekspresif, yaitu memaafkan, memuji, dan menyatakan terima kasih. Tindak ilokusi ekspresif, salah satunya adalah pujian. Pujian tersebut dapat diterapkan melalui sebuah kalimat tulis maupun lisan. Menurut Richards (dalam Rahardi, 2005:71), kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan nilai komunikatifnya. Berdasarkan nilai komunikatifnya, yakni terdiri dari kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatif, dan empatik. Fungsi dari tindak ilokusi ekspresif pujian, yakni memperlembut penolakan, meminta, menyetujui, mengagumi, menyanjung, dan memotivasi. Strategi penyampaian pujian, yaitu berupa tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Dari deskripsi tersebut dapat diperoleh batasan masalah yaitu wujud verbal pujian dapat berupa kalimat imperatif, deklaratif dan interogatif. Deskripsi karakteristik fungsi verbal pujian berupa memperlembut penolakan, meminta, menyetujui, mengagumi, menyanjung, dan lain-lain. Deskripsi karakteristik strategi pujian berupa tuturan langsung dan tidak langsung.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan jangkauan masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
9
1) Bagaimanakah wujud tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo? 2) Bagaimanakah fungsi tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo? 3) Bagaimanakah strategi tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo?
1.4 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tindak tutur pujian pada guru dan murid di pusat kegiatan belajar masyarakat desa Awar-awar kecamatan Asembagus kabupaten Situbondo. Adapun tujuan secara khusus adalah memperoleh deskripsi tentang: 1) wujud tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo; 2) fungsi tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo; 3) staretegi tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Manfaat teoretis
10
Secara teoretis, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi untuk memahami wujud, fungsi, dan strategi tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awar-awar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo sehingga dapat dimanfaatkan sebagai rujukan untuk memilih materi yang digunakan untuk menganalisis sebuah masalah yang sepadan dengan penelitian ini. 2) Manfaat praktis Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi peneliti, guru, dan peneliti lain. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana pengaplikasian secara nyata. Selain itu, peneliti dapat menambah wawasan tentang tindak tutur pujian dalam interaksi pembelajaran di PKBM Desa Awarawar Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.
1.6 Batasan Istilah Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut. 1) Tindak tutur pujian Tindak tutur pujian merupakan realisasi perwujudan tuturan dalam mengutarakan penghargaan kepada orang lain. 2) Interaksi pembelajaran Interaksi pembelajaran merupakan bentuk hubungan bersama antara guru dan peserta didik.
11
3) Wujud verbal tindak tutur pujian Wujud verbal tindak tutur pujian merupakan representasi bentuk tuturan yang berupa kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamasif, dan empatik. 4) Fungsi verbal tindak tutur pujian Fungsi verbal tindak tutur pujian merupakan peran sebuah tuturan yang dituturkan penutur dan minta tutur dalam berinteraksi bergantung pada konteks. 5) Strategi tindak tutur pujian Strategi tindak tutur pujian merupakan cara mengungkapkan tuturan yang menunjukkan keterlibatan penutur dengan mitra tutur yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung. 6) PKBM Al Islamiyah PKBM Al Islamiyah merupakan program yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Situbondo untuk menjadikan masyarakat Situbondo mempunyai pendidikan yang lebih baik lagi.