1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
l a
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting bagi
i r T
kehidupan manusia. Bahasa dapat dijadikan media penyampaian informasi dari satu individu ke individu yang lain. Secara tidak langsung, penguasaan bahasa yang baik dalam diri seseorang akan membantu
4 ! m
keharmonisan orang tersebut dalam berkomunikasi dengan baik di masyarakat. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
o c e t ce.
komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
a n a eu
diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran berbahasa,
r w.n
bahasa juga
selain
Cww untuk
untuk
meningkatkan
meningkatkan
keterampilan
kemampuan
berpikir,
mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan,
F
penyampaian
D P
informasi
tentang
suatu
peristiwa
dan
kemampuan
memperluas wawasan. Salah satu keterampilan yang sesuai dengan tuntutan dunia saat ini
adalah
keterampilan
berbahasa
(language
arts,
language
skill).
Keterampilan berbahasa tersebut terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sejak kecil sebelum memasuki sekolah kemudian keterampilan membaca dan menulis dipelajari terutama di sekolah. Keterampilan berbahasa ini 1
2
berhubungan
erat
dalam
usaha
seseorang
untuk
memperoleh
kemampuan berbahasa dengan baik. Adapun keterampilan berbahasa (language arts, language skill) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :
l a
a. keterampilan menyimak /mendengarkan (listening skill) b. keterampilan berbicara (speaking skill) c. keterampilan membaca (reading skill) d. keterampilan menulis (writing skill) 1.
i r T
4 ! m
Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, saling berkorelasi. Hal ini sesuai dengan
o c e t ce.
pendapat Dawson, yang dikutip oleh Tarigan mengatakan bahwa keempat
a n a eu
ketrampilan tersebut merupakan catur tunggal 2.
r w.n
Kemampuan berbahasa dalam pelaksanaannya dibagi dua yaitu
Cww
kemampuan produktif atau menghasilkan dan kemampuan reseptif atau menerima. Kemampuan produktif terdiri dari kemampuan berbicara dan
F
menulis, sedangkan kemampuan reseptif yaitu kemampuan menyimak
D P
dan membaca. Keterampilan menulis yang merupakan kegiatan produktif, mempunyai arti menuntut seseorang
untuk menghasilkan sebuah karya
miliknya agar dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Tak hanya itu, keterampilan menulis dirasakan paling sukar karena dalam menulis, seseorang dituntut pula untuk dapat mengkoordinasikan ketiga aspek
1
H.G.Tarigan, Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2007), hlm. 1. 2 Ibid. hlm. 2.
3
keterampilan lainnya yaitu menyimak, berbicara, dan membaca secara maksimal. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Bahwa menulis adalah suatu
l a
kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang
i r T
teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
sebagai
suatu
keterampilan
yang
produktif.
Menulis
4 ! m
dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta
o c e t ce.
pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan
a n a eu
tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serta pemahaman
r w.n
berbagai jenis paragraf dan pengembangannya.
Cww
Dari keempat segi keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis tersebut, yang jarang diterapkan di
F
kelas adalah kegiatan menulis karena kegiatan ini lebih sering ditugaskan
D P
sebagai pekerjaan rumah. Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing buat kita, sebagai contoh produk dari bahasa tulis yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah laporan, artikel, esai, komik, koran, majalah, buku fiksi, buku nonfiksi, dan lain-lain. Tulisan tersebut menyajikan secara runtut dan menarik tentang ide, gagasan, serta perasaan penulisnya. Sayangnya, aktivitas menulis tidak banyak orang yang menyukainya.
4
Pembelajaran menulis selama ini cenderung lebih mengarah pada ranah pengetahuan menulis, padahal ranah pengetahuan ini bersifat teoretis. Bermacam-macam rangkaian teori tentang bagaimana dan apa syarat-syarat menulis disajikan kepada anak didik. Hal ini tercermin juga
l a
dari teknik pembelajaran yang lebih terfokus pada penyampaian berbagai
i r T
aspek prasyarat dan kriteria-kriteria teoretis yang harus diketahui dan bahkan harus dihapalkan oleh siswa. Terkadang, proses penyajiannya juga tidak bervariasi sehingga sering menimbulkan kejenuhan dan
4 ! m
kebosanan pada diri siswa. Akibat dari semua itu, siswa hanya tahu tentang menulis, tetapi tidak pandai menulis.
o c e t ce.
Menulis atau mengarang merupakan suatu proses berpikir yang
a n a eu
sistematis, maksudnya adalah seseorang dituntut secara konsisten dalam
r w.n
menggunakan kata-kata, baik dalam segi bentuk maupun maknanya dan
Cww
mengorganisasikan gagasaan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan keterampilan menulislah seseorang mampu
F
memaksimalkan potensi dirinya.
D P
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) standar
kompetensi menulis kelas X antara lain disebutkan mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)3. Artinya bahwa siswa kelas X SMA, dituntut memiliki dasar keterampilan menulis paragraf naratif. Selain itu kompetensi dasar yang ingin dicapai
3
KTSP bahasa Indonsia, Silabus Bahasa dan Sastra Indonesia,hlm.6.
5
adalah menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif. Dengan
menulis
siswa
dapat
mengungkapkan
atau
mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang
l a
dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa
i r T
dalam menulis. Kemampuan menulis juga merupakan salah satu kemampuan yang harus banyak dilatihkan kepada siswa. Semakin banyak siswa latihan menulis, akan semakin baik pula kemampuannya dalam
4 ! m
menghasilkan sebuah tulisan. Hal ini pun dapat berguna bagi kegiatan siswa di sekolah. Siswa akan lebih mengingat materi pelajaran yang
o c e t ce.
diberikan guru, dengan tulisan yang ia buat sewaktu guru menerangkan.
a n a eu
Pada saat pembelajaran menulis karangan berpola paragraf narasi
r w.n
di kelas X, ada kendala yang dihadapi oleh siswa. Kendala tersebut dapat
Cww
terjadi dari guru, siswa, media pembelajaran, model pembelajaran , atau dari lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dalam
F
pembelajaran menulis karangan berpola paragraf narasi terlihat bahwa
D P
sebagian besar keterampilan menulis siswa masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf narasi. Selain pengamatan, peneliti juga mewawancarai siswa dalam bentuk wawancara tidak formal. Pertanyaan peneliti tentang pembelajaran menulis karangan berpola paragraf narasi, ada beberapa siswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis paragraf dan menyusun kerangka paragraf naratif. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa
6
faktor diantaranya dapat terjadi karena penggunaan model yang kurang tepat, penggunaan media yang kurang bervariasi atau kekurangan sumber belajar. Untuk mengatasi penyebab pertama dapat diatasi dengan penggunaan berbagai variasi model pembelajaran. Penyebab kedua
l a
dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi.
i r T
Berdasarkan pengamatan dan wawancara terlihat bahwa masalah dalam pembelajaran tentang menulis paragraf narasi adalah: (1) Adanya kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis paragraf. (2) Adanya
4 ! m
kesulitan menyusun kerangka karangan narasi. (3) Kurangnya kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menulis berbagai bentuk
o c e t ce.
paragraf secara menyenangkan. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai rata-
a n a eu
rata kelas tentang menulis paragraf narasi yang diperoleh yaitu 60. Dari
r w.n
fakta hasil pre test yang diperoleh bahwa 19 siswa dari 38 ( 50%) siswa
Cww
kelas X3 SMA 15 memiliki nilai mencapai KKM, sedangkan sisanya 19 siswa ( 50%) masih belum mencapai KKM, padahal KKM yang ada di
F
SMAN 15 Jakarta adalah 70. Berdasarkan nilai perolehan tersebut penulis
D P
berasumsi bahwa siswa kelas X1 SMAN 15 Jakarta kurang mampu untuk menulis paragraf narasi dan akibatnya dapat diduga yaitu keterampilan menulis paragraf narasi menjadi sangat lemah. Menurut
penulis,
ada
beberapa
faktor
yang
menyebabkan
terjadinya hal tersebut, antara lain kurangnya pemberian latihan keterampilan menulis paragraf narasi secara khusus kepada siswa. Selain itu model pembelajaran dan teknik pengajaran yang tidak bervariasi akan
7
mengakibatkan siswa tidak mempunyai keinginan dan berusaha berbuat yang terbaik dalam keterampilan ini. Akibatnya siswa menjadi tidak acuh pada saat guru memberikan latihan di kelas. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin
l a
mencari, mempelajari, memvariasikan, dan mempergunakan model
i r T
pembelajaran dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Keberhasilan suatu pengajaran sebagian besar tergantung pada kesesuaian model pembelajaran dan teknik yang dipakai guru dengan materi yang diajarkannya. Berdasarkan
penjelasan
di
4 ! m
atas
dapat
o c e t ce.
diketahui
bahwa
kemampuan siswa dalam menulis paragraf narasi relatif masih kurang
a n a eu
sehingga perlu diadakan upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf
r w.n
narasi dengan
menggunakan model pembelajaran yang
Cww
bervariasi. Diduga dengan menggunakan pembelajaran kooperatif akan meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi, karena pembelajaran
F
kooperatif merupakan cara pendekatan atau serangkaian model yang
D P
khas dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran4. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Think, Pair, and
Share : pembelajaran ketika guru menyampaikan pelajaran di kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masingmasing. Guru memberikan pertanyaan kepada kelas. Siswa 4 Isjoni, Mohd. Arif Hj. Ismail. Model-Model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia Malaysia.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 150.
8
diminta untuk memikirkan (Think) sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan (Pair) dengan pasangannnya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya guru meminta kepada para siswa untuk berbagi (Share) jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas5. Diduga dengan menggunakan model pembelajaranThink, Pair, and Share
l a
dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi, maka penulis
i r T
menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share dalam penelitian ini. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, dapat mengajarkan kepada semua siswa agar memiliki sifat sosial dan
4 ! m
bertanggung jawab kepada teman dalam kelompoknya. Selain itu, siswa dapat
termotivasi
kelompoknya.
dan
o c e t ce.
menumbuhkan
semangat
belajar
dalam
a n a eu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
r w.n
dan kuantitatif sederhana dengan melihat data di kelas secara natural
Cww
melalui pengamatan yang integratif. Seperti teori yang diungkapkan oleh
F
Johnson, “The writer uses qualitative to gain a strong research in the case of natural data and to see the class room setting purely”. 6
D P
Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk dan oleh
masyarakat/kelompok sasaran (siswa), dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran (siswa). Penelitan tindakan merupakan salah satu model pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan 5
Robert E. Slavin. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Bandung : Nusa Media, 2008), hlm. 25. 6 D.M. Johnson. . Approaches to Research In Second Language Learning. ( London : Longman, 1992). hlm. 33.
9
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, tetapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis pada interaksi pembelajaran.
l a
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis mencoba
i r T
menerapkan model pembelajaranThink, Pair, and Share dalam menulis paragraf narasi bagi siswa kelas X SMA. Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai pengajaran menulis terutama dalam menulis paragraf
4 ! m
narasi dengan menggunakan model pembelajaranThink, Pair, and Share. Dengan demikian penulis memberi judul penelitian ini adalah Upaya
o c e t ce.
Meningkatanahasa Indonesia pada Pokok Bahasan Menulis Narasi dengan Menggunakan
r w.n
Kelas X SMAN 15 Jakarta.
Cww
B. Identifikasi Masalah
F
a n a eu
Model pembelajaranThink, Pair, and Share di
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat
D P
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Mengapa kemampuan menulis narasi masih rendah? 2. Faktor apa yang menyebabkan siswa kelas X SMAN 15 Jakarta mengalami kesulitan dalam menulis narasi? 3. Faktor apa yang menyebabkan siswa kelas X SMAN 15 Jakarta mengalami kesulitan membedakan jenis-jenis paragraf?
10
4. Faktor apa yang menyebabkan siswa kelas X SMAN 15 Jakarta mengalami kesulitan menyusun kerangka karangan narasi? 5. Model pembelajaran apakah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN 15 Jakarta dalam menulis
l a
narasi?
i r T
6. Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share di kelas X SMAN 15 Jakarta?
4 ! m
C. Perumusan Masalah
o c e t ce.
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka
a n a eu
masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
r w.n
Bagaimanakah menerapkan model pembelajaran Think, Pair, and
Cww
Share dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam dalam menulis narasi di kelas X SMAN 15 Jakarta?
F
D P
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
meningkatkan
kemampuan
menulis
narasi
dengan
menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share di kelas X SMAN 15 Jakarta.
11
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi peneliti, guru mata pelajaran bahasa Indonesia, sekolah dan siswa pada khususnya. 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang
l a
bagaimana model pembelajaranThink, Pair, and Share dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi.
i r T
2. Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, hasil penelitian ini berguna untuk menambah wawasan tentang model
4 ! m
pembelajaranThink, Pair, and Share dapat digunakan dalam menulis narasi di kelas X .
o c e t ce.
3. Bagi SMAN 15 Jakarta, hasil penelitian ini berguna untuk
a n a eu
meningkatkan mutu pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia.
r w.n
4. Bagi siswa, dapat berguna untuk menjadi sebuah latihan dalam
Cww
meningkatkan kemampuan menulis narasi.
D P
F
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Dalam penelitian
l a
ini ada beberapa deskripsi teoritis
yang
i r T
berhubungan dengan permasalahan yang sudah ditentukan. Deskripsi teoritis ini terdiri dari : 1) Teori Belajar, 2) Teori Hasil Belajar, 3) Teori Kemampuan
Menulis,
4) Teori Menulis Narasi,
5) Teori Model
4 ! m
Pembelajaran Kooperatif, 6) Teori Model Pembelajaran Think, Pair, and Share, dan 7) Teori Penelitian Tindakan Kelas.
1. Teori Belajar
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
Cww
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Menurut Thorndike, belajar membentuk pola hubungan antara
F
stimulus dan respon yang diberikan. Belajar khas Thorndike adalah trial
D P
and error. Thorndike juga menggunakan prinsip, dalam belajar, lakukan hal yang menyenangkan dan hindari hal yang membosankan. belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (S-R) 7. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika diadapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. 7
B.R. Hergenhahn, Matthew H. Olson, Theories of Learning (Teori Belajar), (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008). Hlm. 222.
12
13
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulusyang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan
l a
tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon,oleh
i r T
karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk
4 ! m
perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja. Sifat perubahannya relatif
o c e t ce.
permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
a n a eu
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
r w.n
akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Perubahannya tidak
Cww
harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam
F
potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya
D P
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguatan, berupa ganjaran yang diterima dalam bentuk hadiah atau hukuman, sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut. Perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang dipelajari.
14
2. Teori Hasil Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Untuk memperoleh ilmu dengan hasil yang memuaskan maka dilakukan latihan secara terus-
l a
menerus dan disertai dengan perubahan potensi perilaku yang berasal
i r T
dari pengalaman. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang
4 ! m
mampu untuk mancapainya.
Sementara itu, Ngalim menyatakan bahwa hasil belajar adalah
o c e t ce.
hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam
a n a eu
perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur 8. Hasil adalah suatu
r w.n
perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya
Cww
perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Hasil
F
belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal
D P
cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
8
Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 133.
15
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatannya,
membentuk
prilakunya,
bemanfat
untuk
mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya.
l a
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan
i r T
dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
4 ! m
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.
o c e t ce.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang
a n a eu
belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk
kecakapan,
r w.n
kebiasaan,
pengertian,
penguasaan,
dan
Cww
penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
F
3. Teori Kemampuan Menulis
D P
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis kemampuan
mempunyai pengertian kesanggupan melakukan sesuatu. Menurut Semiawan, kemampuan adalah suatu daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan9. Selain itu, menurut Sanjaya kemampuan adalah kompetensi ditunjukkan oleh unjuk kerja
9
Conny R. Semiawan, Memperoleh Bakat dan Minat Kreativitas Sekolah Menengah, .(Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 1.
16
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya
mencapai suatu
tujuan10. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertera menulis mempunyai pengertian melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
l a
membuat surat) dengan tulisan. Dengan hasil tulisan seseorang dapat
i r T
mengemukakan ide, gagasan, serta perasaan secara sistematis serta dapat mengungkapkan secara tersurat. Dengan keterampilan menulislah seseorang mampu memaksimalkan potensi dirinya. Selain itu, menulis
4 ! m
merupakan salah satu aspek kemahiran yang dikembangkan dalam bahasa Indonesia. Menulis dapat dijadikan media komunikasi yang
o c e t ce.
digunakan manusia dalam menyampaikan informasi melalui media tulisan.
a n a eu
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
r w.n
dalam kehidupan manusia, walaupun dengan tujuan yang berbeda. Hal
Cww
tersebut sejalan dengan pendapat Peter Elbow yang menyatakan bahwa tulisan dan menulis, apalagi mengarang adalah kebutuhan dasar
F
manusia11. Menulis tidak hanya mengandalkan proses bernalar atau
D P
berpikir seseorang, menulis pun membutuhkan nalar seseorang dalam menuangkan ide-ide secara sadar. Secara tidak langsung, dengan menulis kita dituntut untuk mampu mengoordinasikannya dengan ketiga aspek
10
kemahiran
berbahasa
yang
lainnya,
yakni
membaca,
Wina Sanjaya. Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta : Fajar Interpratama Offset, 2008), hlm. 17-18. 11 Peter Elbow, Writing Without Teacher (New York: Oxford University Press, 1973), hlm.13.
17
mendengarkan, dan berbicara. Dalam hubungan proses bernalar tersebut, Sabarti Akhadiah,dkk memberikan perincian sebagai berikut: Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis mengenai suatu topik kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan, dan sebagainya. Berpikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar 12.
l a
i r T
4 ! m
Kegiatan menulis bukan hanya merangkai huruf yang bermakna
o c e t ce.
dengan segala kelengkapan lambang tulisan (ejaan dan pungtuasi) saja,
a n a eu
tetapi kegiatan tersebut merupakan upaya memindahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan. Selain itu, menulis merupakan suatu kegiatan yang
r w.n
aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang
Cww
diungkapkan dalam bahasa tulis. Hal tersebut, dinyatakan lebih terperinci
F
lagi oleh Tarigan :
D P
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah teampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca13.
12
Sabarti Akhadiah, Maidar Arsjad, Sakura Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga,1988), hlm.1. 13 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa 2007), hlm.3-4.
18
Lebih lanjut Tarigan mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan
atau
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
l a
sebagai suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
i r T
bahasa 14.
Dari semua pendapat para ahli tentang menulis, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan melakukan sebuah
4 ! m
kegiatan yang mengubah bunyi menjadi wujud lambang grafik, tanda, atau tulisan yang berisi pengungkapan ide, gagasan, pendapat, serta perasaan dari penulisnya.
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
4. Teori Menulis Narasi
Cww
Dalam komunikasi bentuk tulisan ada empat unsur yang terlibat didalamnya, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi
F
tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai
D P
penerima pesan. Menulis merupakan alat komunikasi tidak langsung dalam menyampaikan pesan,.oleh sebab itu agar pembaca mudah memahaminya, penulis harus menyampaikan pesan dan perasaanya secara sistematis dan logis. Untuk itu, dalam menulis perlu dilakukan latihan yang terus-menerus dan motivasi melalui guru bidang studi bahasa Indonesia. Untuk menumbuhkan motivasi dalam menulis, guru haruslah 14
Ibid,hlm.21.
19
menanamkan rasa kecintaan terhadap dunia tulis-menulis kepada siswa. Hal inilah yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia agar tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan pesan yang akan disampaikan dapat dimengerti. Untuk meoghasilkan suatu tulisan yang haik, penujis harus
l a
memiliki tiga keterampilan dasar dafam menulis, yaitu:
i r T
1. Keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan berhahasa yang diperlukan seorang penulis mencakup keterampilan menggunakan ejaaan,tanda baca. pembentukan kata, pomilihan kata,dan penggunaan kalimat yang efektif, Dengan memiliki keterampilan ini akan memungkinkan seseorang dapat menulis dengan lancar. 2. Keterampiian penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf. keterampilan memerinci pokok bahasan menjadi subpokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan subpokok ke dalam susunan yang sistematis. Dengan adanya keterampilan ini memungkinkan tulisan dapat diikuti oleh pemhaca dengan mudah. 3. Keterampilan perwajahan, yaitu keterampilan pengaturan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien, seperti penyusunan format, pemilihan ukuran kertas, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain. Keterampilan ini perlu karena dapat mendukung kesempurnaan serta kerapian.15
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Cww
Ketiga keterampilan di atas merupakan keterampilan yang saling menunjang atau saling mengisi. Akan tetapi, ketiga keterampilan di atas diperoleh melalui
F
latihan dan kebiasaan menulis itu sendiri.
D P
Graves salah seorang tokoh peneliti belajar mengajar dalam Sabarti
Akhadiah menyampaikan manfaat yang didapat dari kegiatan menulis, yaitu menulis menyumbang kecerdasan, menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menulis menumbuhkan keberanian, dan menulis juga mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi16.
15
M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), hlm.8. Sabarti bAkhadiah,dkk., Menulis I, (Jakarta: Pusat Penerbitan Univertitas Terbuka, 2011), hlm 14-15. 16
20
Dari manfaat yang telah dikemukakan di atas, kegiatan menulis dapat dikatakan merupakan sebuah proses, yaitu proses penulisan. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus, langkah menulis terdiri dari tiga fase yang terdiri dari beberapa aktivitas di setiap fasenya, yaitu : Dalam tahap prapenulisan terdapat aktivitas, yaitu menentukan topik, mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan, memperhatikan sasaran karangan (pembaca), mengumpulkan informasi pendukung, dan mengorganisasikan ide dan informasi. Tahap penulisan, terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir karangan. Tahap pasca penulisan, yaitu terdiri dari penyuntingan dan perbaikan (revisi)17.
l a
i r T
Berlainan dengan pendapat di atas, M. Atar Semi membagi langkah atau
4 ! m
fase menulis menjadi 7 langkah, yaitu : 1) pemilihan dan penetapan topik; pengalaman;
pengamatan;
o c e t ce.
imajinasi;
pendapat
dan
keyakinan,
2)
pengumpulan informasi, 3) penetapan tujuan, 4) perancangan tulisan, 5)
a n a eu
penulisan, 6) penyuntingan atau revisi, dan 7) penulisan naskah18
r w.n
Dengan demikian, sebagai proses, menulis melibatkan serangkaian kegiatan
yang
F
Cww
terbagi
atas
tahap
prapenulisan,
penulisan,
dan
pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang
D P
mencakup kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta penyusunan kerangka karangan. Berdasarkan kerangka di atas, maka pengembangan karangan pun dimulai. Inilah fase penulisan. Setiap butir ide yang telah direncanakan dikembangkan secara bertahap dengan memerhatikan jenis informasi yang disajikan, pola pengembangan, pembahasaan, dan sebagainya. 17 18
Suparno dan Mohamad Yunus, op.cit., hlm. 114-122. M. Atar Semi, Op. Cit., hlm.11-16.
21
Setelah fase ini selesai, maka penulis membaca kembali, memeriksa, dan memperbaiki karangan. Menulis memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula. Salah satu
l a
tugas penting seorang penulis ialah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan
i r T
berpikir yang akan banyak membantu dalam usaha mencapai sesuatu tujuan. Menurut Fachrudin Ambo Enre, unsur penting itu adalah :
Penemuan yaitu proses didapatkannya ide yang akan dibicarakan atau ditulis. Penataan yaitu proses penemuan dasar-dasar pengaturan yang memungkinkan diorganisasikannya ide-ide sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan dipercayai untuk pembaca. Sedangkan gaya ialahproses penentuan pilihan mengenai struktur kalimat dan diksi yang akan dipakai dalam tulisan yang hendak disusun19.
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
Menurut Barrs, pendekatan proses dalam menulis, terutama bagi penulis pemula, mudah diikuti. Dia akan dapat memahami dan melakukan dengan
r w.n
cepat hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam menulis20.
Cww
Meskipun demikian, masing-masing tahap penulisan tidak dipandang secara
F
kaku, selalu berurut, dan terpisah-pisah. Ketiganya harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang penulis dalam proses
D P
tulis-menulis.
Sebagai guru, ada beberapa pendekatan untuk pembelajaran menulis
yang diungkapkan oleh Proett dan Bill, yaitu: 1. Pendekatan frekuensi, menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang, sekalipun tidak dikoreksi (seperti buku harian, surat), akan membantu meningkatkan keterampilan menulis seseorang.
19
Fachrudin Ambo Enre, Dasar-dasar Keterampilan Menulis, (Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1988), hlm.7-8. 20 Suparno dan Mohammad Yunus, Op. Cit., him 113.
22
2. Pendekatan gramatikal, berpendapat bahwa pengetahuan orang mengenai struktur bahasa akan mempercepat kemahiran orang dalam menulis. 3. Pendekatan koreksi, berkata bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tuisannya. 4. Pendekatan formal, mengungkapkan bahwa keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalinean, perencanaan, serta konvensi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik 21.
l a
i r T
Dalam kegiatan menulis, salah satu yang diterapkan di sekolah adalah menulis narasi. Menceritakan sebuah cerita atau narasi, adalah salah satu hal yang menarik dan cara yang sederhana untuk memberitahukan
4 ! m
sebuah informasi. Menceritakan sebuah cerita juga dapat menjadi salah satu cara menyampaikan sebuah gagasan. Sebenarnya narasi adalah
o c e t ce.
ragam wacana yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, karena
a n a eu
kurangnya latihan atau membaca, mengawali menulis narasi menjadi
r w.n
lebih sulit. Biasanya ide atau pendapat yang ditulis dibentuk dari
Cww
pengalaman kita sendiri. Penceritaan yang jelas tentang pengalaman tersebut memudahkan orang lain untuk memahami dan menerima gagasan atau ide
F
yang ada di tulisan tersebut.
D P
Istilah narasi sendiri atau sering juga disebut naratif berasal dari
kata bahasa Inggris narration 'cerita' dan narrative 'yang menceritakan'. Narasi menurut Suparno dan Mohamad Yunus adalah: Suatu bentuk karangan atau wacana yang mengisahkan atau menceritakan sesuatu peristiwa atau kejadian dalam suatu rangkaian waktu. Dengan pengisahan peristiwa ini penulis berharap dapat membawa pembaca kepada suatu suasana yang memungkinkannya seperti menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwa itu22. 21 22
Ibid, Sabarti Akhadiah dkk., Op .Cit., him 73.
23
Jos Daniel Parera juga berpendapat bahwa narasi merupakan satu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah23.
l a
Dengan demikian, menulis narasi bertujuan menjelaskan sejelas-
i r T
jelasnya apa yang telah terjadi kepada pembaca secara tertulis. Dalam narasi, penulis memasukan perasaannya agar pembaca dapat merasakan apa yang penulis rasakan atau tokoh yang ada dalam tulisan narasi tersebut.
4 ! m
Hal di atas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Parera berikut: Pengarang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. la tetap ingin meyakinkan para pembaca atau pendengar dengan jalan menceritakan apa yang ia lihat dan ia ketahui. Dalam narasi pengarang tidak mementingkan hubungan sebab-akibat dari peristiwa atau masalah yang ia kemukakan. Daya guna dari narasi terjadi apabila pendengar atau pembaca berantusias kepada halhal yang lama yang kiranya telah dilupakan. Seorang pengarang narasi akan mengatakan, 'saya menceritakan kepada kalian kenyataan ini dan melukiskannya seperti yang saya lihat dan alami'.24
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Cww
Pendapat lain mengatakan bahwa narasi merupakan bentuk
F
percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan
D P
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu25. Jadi, narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu (atau serangkaian) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh (beberapa tokoh), dan tokoh itu mengalami atau menghadapi suatu (atau serangkaian) konflik atau tikaian.
23
Jos Daniel Parera, Menulis Tertib dan Sistematis, (Jakarta: Erlangga, 1987), him. 5. Jos Daniel Parera, Loc.Cit. 25 M. Atar Semi, Loc.Cit. 24
24
Narasi juga dapat berisi fakta, dapat pula fiksi atau rekaan, yang direka-reka atau dikhayalkan oleh pengarangnya saja. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Vincent Ryan Ruggiero: naration it present real and not fictional events?
26.
Narasi menyajikan cerita fiksi dan nonflksi. Seperti cerita
l a
fiksi cerita fakta sering dimasukkan perintah langsung dan dialog serta seperti
i r T
cara kerja cerita fiksi; fakta juga menyajikan kejadian yang berlangsung pada saat ini. Jadi, dari beberapa pengertian karangan narasi yang dikemukakan oleh pakar di atas dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah suatu jenis
4 ! m
karangan yang menceritakan suatu peristiwa, baik yang bersifat nyata maupun rekaan.
o c e t ce.
Lebih dari itu, dalam sebuah narasi, khususnya yang berbentuk cerita
a n a eu
atau fiksi, diperlukan adanya konflik. Konflik inilah yang biasanya
r w.n
memegang peranan dalam memancing daya tarik pembaca dan pendengar,
Cww
terutama untuk mengetahui bagaimana konflik itu berakhir. Terkait pentingnya konflik di dalam narasi, M. Atar Semi berpendapat bahwa :
F
Narasi memerlukan atau berdasarkan kepada konflik, suatu konflik antara gagasan dengan kenyataan atau keadaan yang ada di dalam lingkungan kehidupan di mana peristiwa itu terjadi. Konflik itu tidak perlu berupa konflik yang keras atau rumit, cukuplah konflik yang berupa kesenjangan antara keinginan dengan kenyataan27.
D P
Konflik yang terjadi, biasanya terdapat pada narasi sugestif yang
memang memfokuskan cerita pada konflik yang dibangun untuk menegaskan alur cerita. Jadi, pendapat di atas hanya menekankan pada tokoh yang menghadapi konflik tertentu dalam perjalanan ceritanya. Akan tetapi, 26 27
Vincent Ryan Ruggiero, The Art of Writing, (USA: Alfred Publishing co.,inc, 1981), hlm 125. M.Atar Semi, Op.Cit. ,hlm.33.
25
berlainan dengan Gorys Keraf yang hanya menyebutkan dua unsur penting dalam narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu28. Dapat disimpulkan bahwa narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
l a
Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1)
i r T
hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca, dan (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca29 Tujuan tersebut menghasilkan dua jenis narasi, yakni narasi informatif yang
4 ! m
sering pula disebut narasi ekspositoris dan narasi artistik atau literer yang dikenal dengan narasi sugestif. Narasi ekspositoris pada dasarnya
o c e t ce.
berkecenderungan sebagai bentuk eksposisi yang berkencenderungan
a n a eu
menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas, konfliknya tidak terlalu kelihatan. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi, Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Narasi khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja30.
F
D P
r w.n
Cww
Dengan melaksanakan tipe kejadian narasi yang berulang-ulang
(ekspositoris generalisasi), maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Sebagai contoh suatu wacana naratif yang menceritakan bagaimana seseorang membuat roti, narasi seperti itu menyampaikan proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat
28
Gorys Keraf, 2007. Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), hlm.137. Suparno dan Mohamad Yunus, Op.Cit. ,hlm.4.29. 30 Gorys Kera£ Loc.Cit. 29
26
dilakukan berulang kali. Narasi yang bersifat khusus misalnya pengalaman seseorang saat pertama kali memasuki sebuah perguruan tinggi, atau kejadian pembunuhan. Semuanya itu merupakan kejadian yang khas yang dikisahkan dalam sebuah narasi yang khusus.
l a
Karena penelitian ini lebih fokus pada narasi sugestif, maka yang
i r T
termasuk ciri-ciri dari narasi sugestif, yaitu: (1) Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat (2) Menimbulkan daya khayal (3) Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar (4) Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif.31
4 ! m
Jadi, yang termasuk dalam contoh narasi sugestif, yaitu cerpen, novel,
o c e t ce.
roman, novelet, atau yang bersifat fiksi dan berisi khayalan. Bisa saja dalam
a n a eu
penceritaannya diambil ide penulisannya dari cerita nyata yang telah dibumbui oleh khayalan dari penulis agar dapat menarik para pembaca.
r w.n
Dari penjelasan mengenai narasi dapat disimpulkan bahwa narasi
Cww
adalah percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
F
menceritakan rangkaian peristiwa yang dialami manusia berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. M. Atar Semi dalam bukunya Menulis
D P
Efektif mengungkapkan bahwa narasi mempunyai ciri penanda sebagai berikut: (1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia (2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya. (3) Berdasarkan konflik. Karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.. (4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi. (5) Menekankan susunan kronologis (catatan: deskripsi menekankan susunan ruang) (6) Biasanya memiliki dialog.32. 31 32
Ibid. hlm.137. M.Atar Semi, Loc.Cit.
27
Dengan begitu, untuk menulis narasi yang baik, tidak terlepas dari membaca. Karena membaca dan menulis ternyata memberikan banyak kandungan hikmah, apalagi hal tersebut dilakukan oleh anak sekolah. Menulis dan membaca merupakan dua elemen yang mendukung dan tidak dapat
l a
dipisahkan. Menulis tanpa membaca ibarat orang buta yang sedang berjalan.33
i r T
Sesungguhnya proses menulis diawali dari proses membaca lebih dahulu. Gaya bahasa suatu tulisan kadangkala mempengaruhi sejauh mana kualitas bacaan mempengaruhinya. Semakin berkualitas bacaan seseorang, akan semakin berkualitas juga tulisannya.
4 ! m
Dalam tulisan narasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, baik
o c e t ce.
dari isi karangan maupun tampilan dari penyajian dan berbahasa. Hal
a n a eu
tersebut didukung oleh pernyataan Burhan yaitu unsur yang dinilai dalam menulis
r w.n
karangan secara umum dapat berupa isi gagasan yang
Cww
dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya pilihan struktur dan kosakata serta ejaan.34 Bobot penilaian yang diberikan sesuai dengan inti atau pokok
F
aspek yang akan dicapai dalam menulis narasi. Akan tetapi, penilaian dalam
D P
menulis narasi yang paling utama adalah isi karangan itu sendiri bagaimana pengarang mampu menuangkan gagasan atau idenya secara sistematis dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, terkait menulis narasi, karangan yang harus dibuat oleh siswa adalah mampu menjelaskan unsur terpenting pada narasi sugestif yaitu konflik, tokoh, dan kejadiannya. Selain itu, bagaimana siswa 33
Ahmadi Sofyan, Jangan Takut Menulis, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2006), hlm.23. Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 296. 34
28
mampu mengembangkan ide cerita agar menarik dan sejalan dengan tema yang diberikan, serta judul yang ditulis oleh siswa. Mengenai unsur bahasa siswa juga dituntut untuk menggunakan struktur kalimat yang benar dan tidak menimbulkan makna ambigu. Ejaan yang dipakai pun harus sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan, agar
dapat
mendukung
l a
konteks
yang
i r T
disampaikan siswa. Dalam pemilihan kata, Sabarti Akhadiah mengatakan bahwa :
Ada dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih pun harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Dengan demikian maka pendengar atau pembaca juga menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud kita.35
4 ! m
o c e t ce.
Kata dalam tulisan narasi, memang tidak diharuskan menggunakan
a n a eu
kata baku, karena narasi bukanlah termasuk karya ilmiah. Diharapkan siswa
r w.n
SMA dapat menggunakan kata-kata yang bervariasi yaitu kata kajian dan kata populer dalam menulis narasi. Kata kajian sendiri yaitu kata kata yang
Cww
dipergunakan oleh suatu kelompok yang berada dalam lingkungan tertentu
F
dan biasanya terdapat dalam karya-karya ilmiah. Kata populer adalah kata-
D P
kata yang dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi sehari-hari di kalangan semua lapisan masyarakat.36 Siswa juga diharuskan mengetahui bagaimana cara mereproduksi tulisan, mereproduksi dapat dilakukan dengan membuat ikhtisar atau ringkasan (rangkuman). Ikhtisar yaitu penyajian singkat dari suatu karangan dengan tidak perlu memperhatikan urutan isi dan sudut pandang
35
Sabarti Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia ,(Jakarta :Erlangga, 2003), hlm.83. 36 Ibid.hlm.83.
29
pengarang asli. Dalam rangkuman dapat diartikan penyajian singkat dari suatu karangan asli, tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang penulis atau pengarang asli. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat membuat tulisan narasi dengan menyusun kata atau frasa kunci yang
l a
ditemukan di dalam suatu bacaan dan dapat menulis cerita yang berbeda dengan menggunakan bahasanya sendiri.
i r T
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis narasi hal-hal yang perlu dinilai ada dua, yaitu unsur bahasa (linguistik) yang
4 ! m
mencakup kata, struktur kalimat, Ejaan yang Disempurnakan dan unsur isi (ekstralinguistik) yang berupa isi dari karangan itu sendiri, yang mencakup
o c e t ce.
unsur-unsur narasi yaitu konflik, tokoh, kejadian, serta dapat meramu
a n a eu
karangan tersebut dengan tepat berdasarkan tema dan judul yang sudah ditentukan guru dan siswa.
r w.n
Cww
5. Teori Pembelajaran Kooperatif
F
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
D P
dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, menyayangi, dan tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut; (1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”; (2) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, dalam mempelajari
30
materi yang dihadapi; (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama; (4) Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya di antara para anggota kelompok; (5) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan
l a
yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok;
i r T
(6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar; (7) Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
4 ! m
kelompok kooperatif.
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
o c e t ce.
proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang
a n a eu
harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menerapkan suatu
r w.n
struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan
Cww
semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Selain unggul dalam
F
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model pembelajaran
D P
kooperatif sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan
bekerjasama,
berfikir
kritis,
dan
kemampuan
membantu teman. Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu: a. b. c. d. e. f. g.
Meningkatkan harga diri tiap individu Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar Konflik antar pribadi berkurang Sikap apatis berkurang Pemahaman yang lebih mendalam Retensi atau penyimpanan lebih lama Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi.
untuk
31
h. Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif i. Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik) j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif k. Menambah motivasi dan percaya diri l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi temanteman sekelasnya m. Mudah diterapkan dan tidak mahal 37.
l a
i r T
Pada umumnya Model Pembelajaran Kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Siswa
bekerja
dalam
kelompok
secara
kooperatif
umtuk
4 ! m
menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
o c e t ce.
a n a eu
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa,
r w.n
suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda. d. Penghargaan individu.
F
D P
Cww lebih
berorientasi
kepada
kelompok
daripada
6. Teori Model Pembelajaran Think, Pair, and Share Pembelajaran kooperatif telah dikenal sejak lama. Menurut Isjoni
pada saat pembelajaran tersebut berlangsung guru mendorong siswa untuk
bekerja
sama
dalam
kegiatan-kegiatan
perbincangan atau pembelajaran oleh
tertentu
seperti
rekan sebaya38. Tentang bekerja
sama ini pun disepekati oleh Johnson dalam Isjoni yaitu bekerja sama 37
http: //penelitian tindakan kelas.blogsport.com/search/label/model pembelajaran kooperatif. Diunduh 25 Juli 2010. 38 Isjoni, Op. Cit., hlm. 151.
32
dalam mencapai tujuan bersama39.
Namun menurut Lie pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan40, karena
l a
dengan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil kerja siswa
i r T
dan membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
Pada pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya agar tujuan
4 ! m
pembelajaran dapat tercapai.Tujuan tersebut dapat tercapai apabila kerja sama dalam kelompok dapat terjalin dengan baik dan hasil yang maksimal
o c e t ce.
dapat tercapai.Hal itu sesuai dengan pendapat Lie dalam pencapaian hasil yang
a n a eu
maksimal, pembelajaran kooperatif mempunyai lima unsur
r w.n
yang harus diterapkan yaitu : (1) saling ketergantungan, (2) tanggung
Cww
jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antaranggota, dan (5) evaluasi proses kelompok 41 .
F
Salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif adalah Think,
D P
Pair, and Share yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of Maryland dengan tujuan untuk membantu khususnya siswa yang lemah dapat berperan serta dalam kelompok belajar. Menurut Lyman ketika mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya guru meminta para siswa untuk berbagi (share) jawaban yang telah mereka sepakati
39
Ibid. hlm. 150. Anita Lie. Cooperative Learning. (Jakarta:Gramedia, 2002), hlm. 29. 41 Anita Lie. Op. Cit., hlm. 2. 40
33
dengan seluruh kelas42.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian dari
metode pembelajaran Think, Pair, and Share itu sendiri,
sebagaimana
yang dikemukakan oleh Slavin bahwa: Think, Pair, and Share adalah pembelajaran ketika guru menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta untuk memikirkan (Think) sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan (Pair) dengan pasangannnya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya guru meminta kepada para siswa untuk berbagi (Share) jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas43.
l a
i r T
4 ! m
Metode Think, Pair,and Share merupakan suatu cara pembelajaran yang dapat membuat suasana belajar lebih bervariasi dan efektif. Untuk
o c e t ce.
melaksanakan metode tersebut diperlukan cara untuk mengatur pada
a n a eu
tiap-tiap tahapan yaitu : tahapan berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan
r w.n
berbagi (Share). Dalam tahapan tersebut diperlukan keahlian guru untuk
Cww
mengatur dan mengendalikan kelas secara keseluruhan. Selain itu, pada pelaksanaan tahapan berpikir (Think) dapat melatih siswa untuk belajar
F
secara individu.dan mengajarkan kepada siswa untuk tidak tergantung
D P
pada orang lain atau teman dalam kelompoknya
Hal tersebut sejalan
dengan pendapat dikemukakan Andrini dalam Achyar yaitu : To encourage responses from all students, try Think-PairShare. Students pair with a partner to share their responses to a question. Students are then invited to share their responses with the whole class. There are a variety of ways to share, including Stand Up and Share -everyone stands up and as each student responds he or she sits down- Continue until
42 43
Robert E. Slavin. Op Cit., hlm ., hlm. 257. Ibid. hlm. 257
34
everyone is seated. Or do a “quick whip”through the class in which students respon quickly one right after another44. Pengertian Think, Pair,and Share tersebut dapat diartikan sebagai berikut Untuk mendorong tanggapan dari semua siswa, cobalah Think, Pair,and Share. Para siswa berpasangan untuk berbagi tanggapan atas sebuah pertanyaan. Para siswa lalu diundang untuk berbagi tanggapan dan pertanyaan dengan seluruh kelas. Ada bermacam-macam cara untuk berbagi termasuk berdiri dan berbagi kepada setiap orang yang berdiri dan tiaptiap siswa meminta salah seorang temannya untuk duduk. Siapa saja yang tanggapannya sama juga duduk. Lanjutkan sampai setiap orang duduk atau lakukan “cambukan cepat”ke seluruh kelas di mana para siswa yang memberi tanggapan dengan cepat dibandingkan dengan siswa yang lain.
l a
i r T
4 ! m
Selanjutnya Kusnandar memberikan pendapat yang lebih singkat
o c e t ce.
dan padat tentang metode think, pair, and share adalah tipe ini memberikan
siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling
a n a eu
membantu satu sama lainnya45. Berdasarkan tiga pendapat di atas maka
r w.n
dapat dibuat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
Cww
metode Think, Pair, and Share sebagai berikut:
F
1. Kegiatan pertama adalah tahapan berpikir (think), yaitu setiap
D P
siswa diberi kesempatan membaca dalam hati dan memahami contoh karangan berpola narasi dan tugas-tugas yang diberikan, memikirkan kemungkinan jawabannya, mencatat hal-hal yang kurang
dimengerti,
membuat
catatan
tentang
hal-hal
yang
berhubungan dengan tugas yang diberikan, dan merencanakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
44 45
Achyar, Op. Cit , hlm.42. Kusnandar. Guru Profesional. (Jakarta : Rajawali Pers Raja Grafindo,2007) hlm. 3
35
2. Langkah kedua adalah berpasangan (pair), yaitu meminta kepada siswa untuk berpasangan dengan teman dalam kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban tugas yang ada pada contoh karangan berpola narasi atau hal-hal yang telah ditulis dalam
l a
catatan pada saat tahapan berpikir (think).
i r T
3. Setelah tahapan think, pair selesai kemudian memasuki langkah ketiga adalah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap
4 ! m
pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan jawaban di depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk
o c e t ce.
menanggapi dan mengemukakan pendapatnya.
a n a eu
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Share
adalah
r w.n
dengan model pembelajaran Think, Pair, and
Cww
pembelajaran
kelompok
yang
menerapkan:
saling
ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
F
antaranggota, dan evaluasi proses kelompok dalam sebuah model yang
D P
diberikan kepada siswa, diawali dengan memberikan kesempatan untuk berpikir sejenak terhadap topik yang ada
(think), setelah itu guru
memotivasi mereka untuk bertukar pikiran dengan teman sebangku (pair), Dalam bertukar pikiran, pendapat kedua boleh berlainan, tidak harus sama dan akhirnya, siswa yang pada awalnya sendiri lalu berpasangan, membentuk satu kelompok untuk berani berpendapat dalam suatu lingkup yang luas (share). Dengan melalui kegiatan tersebut, siswa dapat
36
meningkatkan pemahamannya tentang konsep contoh karangan berpola narasi.
7. Teori Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (selanjutnya
disebut
l a
PTK) atau
i r T
Classroom Action Research yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk meneliti dengan tujuan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Ebbutt dalam Wiriaatmadja mengemukakan bahwa
4 ! m
penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktik
pendidikan
oleh
sekelompok
o c e t ce.
guru
dengan
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi
a n a eu
mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut46
r w.n
PTK pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-
Cww
tindakan- … ”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. PTK termasuk penelitian
F
kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.
D P
PTK berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk
menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). PTK lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasilnya dapat saja
46
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 12.
37
diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti. PTK merupakan sebuah bentuk tindakan praktik pengajaran yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok melalui sistem inquiri
l a
berdasarkan metodologi penelitian tertentu guna mencari pemecahan
i r T
masalah dalam pembelajaran. Dengan demikian PTK sangat bermanfaat sekali bagi guru pengajar dalam mencari solusi terhadap setiap permasalah
pengajaran
yang
dialami
dan
ditemukan,
sehingga
4 ! m
peningkatan mutu pendidikan akan tercapai.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah sebagai kegiatan yang digunakan
o c e t ce.
untuk menjabarkan aktivitas dalam mengembangkan kurikulum, program peningkatan
sekolah,
a n a eu
pengembangan
r w.n
sistem
perencanaan
dan
kebijakan47. Hal ini berarti bahwa PTK dapat dijadikan sebagai salah satu
Cww
kegiatan untuk mengembangkan standar isi kurikulum sehingga sesuai dengan
kondisi
F
satuan
pendidikan
yang
bersangkutan
sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas.
D P
Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan,
pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Langkah pada siklus berikutnya
adalah
perencanaan
yang
sudah
direvisi,
tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan ini dilaksanakan terdiri dari 2 siklus. Disain penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut :
47
Ibid, hlm. 95.
38
Permasalahan Refleksi Perencanaan Tindakan 1
SIKLUS I Observasi
l a
Permasalahan baru hasil refleksi
Pelaksanaan Tindakan 1 SIKLUS II
Refleksi
Observasi
i r T
4 ! m
Perencanaan Tindakan II
o c e t ce.
Pelaksanaan
Laporan
a n a eu
r w.n
Gambar 1. Disain Penelitian Tindakan Kelas
Cww
B. Kerangka Berpikir
F
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat disusun kerangka
D P
berpikir bahwa kemampuan menulis memberikan makna yang penting untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam kehidupan. Memiliki kemampuan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Semakin banyak kita berlatih menulis, maka akan semakin menguasai keterampilan tersebut. Tidak ada orang yang dapat langsung terampil menulis tanpa melalui suatu proses latihan.
39
Sebagai khususnya
upaya
menulis
pengetahuannya keterampilan
untuk
meningkatkan
paragraf
mengenai
berbahasa
narasi,
teknik
yang
guru
dalam
harus
keterampilan harus
mengajar.
dimiliki
oleh
menulis
menerapkan Salah siswa
satu adalah
l a
keterampilan menulis khususnya menulis karangan berpola paragraf narasi
dengan
tujuan
dapat
menulis
i r T
karangan
menggunakan pola urutan waktu dan tempat.
narasi
dengan
Dalam proses belajar mengajar seorang guru bahasa Indonesia
4 ! m
dituntut dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami konsep-konsep yang diajarkan dengan harapan siswa
o c e t ce.
dapat berperan lebih aktif di kelas. Pembelajaran kooperatif dengan
a n a eu
menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share diduga tepat
r w.n
untuk menulis paragraf narasi di kelas X SMAN 15 Jakarta, karena dalam
Cww
model pembelajaran tersebut pada tahapan berpikir (think), setiap siswa diberi kesempatan membaca dalam hati dan memahami contoh karangan
F
berpola narasi dan tugas-tugas yang diberikan, dan memikirkan
D P
kemungkinan jawabannya. Pada tahap berpasangan (pair), yaitu siswa berpasangan dengan teman dalam kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban tugas yang ada pada contoh karangan berpola narasi atau hal-hal yang telah ditulis dalam catatan pada saat tahapan berpikir (think). Memasuki langkah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap pasangan secara bergiliran mempresentasikan jawaban di depan kelas.
40
Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengemukakan pendapatnya. Dengan metode Think, Pair, and Share diharapkan dapat menjadi metode pembelajaran yang tepat untuk menulis paragraf berpola narasi di kelas X SMAN 15 Jakarta. Disain kerangka
l a
berfikir digambarkan sebagai berikut :
KONDISI AWAL
TINDAKAN
F
D P
KONDISI AKHIR
GURU: Belum menggunakan Model Pembelajaran
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
Menggunakan Model Pembelajaran Think, Pair, and Share
r w.n
i r T
SISWA: Kemampuan menulis narasi masih rendah
Cww
Menulis narasi siswa meningkat
Gambar 2. Disain Kerangka Berpikir
SIKLUS I
Latihan Menulis Narasi dengan model pembelajaran
Think, Pair, and
SIKLUS II Latihan Menulis Narasi dengan model pembelajaran
Think, Pair, and Share
41
C. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share , sehingga pelajaran bahasa
l a
Indonesia menjadi lebih bermakna, meningkat, dan hasil belajar siswa
i r T
akan lebih baik.
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
l a
A. Setting Penelitian Tindakan Kelas
i r T
Setting dalam Penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian
4 ! m
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksaanakan di SMA Negeri 15 Jakarta, yang terletak di Jalan Sunter Agung STS Blok
o c e t ce.
A Podomoro Jakarta Utara. Telp. (021) 6452717. 2. Waktu Penelitian
a n a eu
r w.n
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil
Cww
tahun pelajaran 2011/2012, selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai bulan September 2011.
F
Dengan Jadwal sebagai berikut:
D P
NO 1. 2.
TABEL 1 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Persiapan v Perencanaan v Penelitian
3. 4. 5. 6.
7.
Penelitian Awal Studi Pustaka Penyusunan Proposal Pelaksanaan Penelitian siklus I dan refleksi Pelaksanaan
v v V V
V
43
8. 9.
Penelitian siklus II dan Refleksi Pembuatan Laporan Hasil Penelitian
V
V
42
V
V
Perbaikan Laporan
V
3. Subjek Penelitian Tindakan Kelas
V
l a
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMA Negeri 15 Jakarta
i r T
sebanyak 38 siswa, dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan, alasan penetapan pengambilan sampel pada kelas X3 karena di kelas ini kurang dalam kemampuan pemahaman menulis karangan narasi.
4 ! m
o c e t ce.
B. Metode Penelitian Tindakan Kelas
a n a eu
Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
r w.n
Class
Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu penelitian
Cww
yang dikembangkan bersama sama untuk meneliti dengan tujuan dapat
F
digunakan untuk melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Ebbutt dalam Wiriaatmadja mengemukakan bahwa penelitian
D P
tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakantindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka, mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut 48.
48
Ibid., hlm 12.
44
C. Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa
l a
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
i r T
secara bersama. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus. Dengan alasan apabila pada siklus pertama hasil penilaian siswa belum sesuai dengan KKM, maka penulis akan melaksanakan siklus kedua dengan materi
4 ! m
pembelajaran dan metode yang sama. Disain penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut
o c e t ce.
Permasalahan
a n a eu Refleksi
F
D P
r w.n
Observasi
SIKLUS I
Cww
Pelaksanaan Tindakan 1
Perencanaan Tindakan 1
Permasalahan baru hasil refleksi
Refleksi
SIKLUS II
Observasi Pelaksanaan Tindakan II Gambar 3. Disain Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan Tindakan II Laporan
45
Penelitian Awal Penelitian awal pada Penelitian Tindakan Kelas ini melalui beberapa cara yaitu wawancara, pengamatan, angket, pretes, dan postes.
l a
Dalam Penelitian Tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 15
i r T
Jakarta mengikuti prosedur tentang langkah-langkah penelitian tindakan kelas atau Class Action Research sebagai berikut :
4 ! m
SIKLUS I
Pertemuan 1 (hari Selasa, 2 Agustus 2011) 2 jam pelajaran (2x35 menit) 1. Perencanaan Dalam
tahap
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
Cww
tersebut
F
peneliti
mengaitkan
materi
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan
D P
metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah: 1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1. 2. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Peneliti membuat materi ajar tentang langkah-langkah menulis narasi dan kerangka karangan dalam bentuk power point.
46
4. Peneliti membuat soal pretest. 5. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berpasangan 6. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3.
l a
7. Peneliti membuat format pengamatan untuk peneliti sendiri
i r T
8. Peneliti membuat format pengamatan untuk kolaborator.
2. Pelaksanaan
4 ! m
Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan
o c e t ce.
melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan
a n a eu
menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus.
r w.n
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan maksud apabila dalam
Cww
siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Pelaksanaan
F
kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu :
D P
1. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Peneliti melakukan pretes tentang menulis karangan narasi. 3. Peneliti melakukan apersepsi tentang menulis karangan narasi, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menginformasikan tugas-tugas
yang
harus
dikerjakan
pembelajaran yang akan digunakan.
siswa,
dan
metode
47
4. Peneliti
membentuk
siswa
secara
berpasangan
dengan
kemampuan heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. 5. Peneliti menjelaskan dan mendiskusikan materi tentang menulis
l a
karangan narasi.
i r T
6. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa tentang menulis karangan narasi
7. Siswa dengan dibimbing oleh guru memulai langkah pertama
4 ! m
adalah berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen
o c e t ce.
secara mandiri. Setiap siswa diberi kesempatan membaca dalam
a n a eu
hati dan memahami materi tenta, soal pertanyaan yang diberikan,
r w.n
memikirkan kemungkinan jawabannya, mencatat hal-hal yang kurang
Cww
dimengerti,
membuat
catatan
tentang
hal-hal
yang
berhubungan dengan tugas yang diberikan, dan merencanakan
F
apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
D P
8. Langkah kedua adalah berpasangan (pair), yaitu meminta kepada siswa
untuk
berpasangan
dengan
teman
sebangku
dalam
kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang ada atau hal-hal yang telah ditulis dalam catatan pada saat tahapan berpikir (think). Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan.
48
9. Setelah tahapan think, pair selesai kemudian memasuki langkah ketiga adalah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan jawaban di
l a
depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk
i r T
menanggapi dan mengemukakan pendapatnya. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
4 ! m
10. Pada akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan
o c e t ce.
belajar mengajar tentang membaca dan memahami teks cerpen
a n a eu
yang telah dilaksanakan, setelah itu guru bersama dengan siswa
r w.n
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dialami.
3. Observasi
F
Cww
Selama tahap pelaksanaan, penulis dibantu oleh seorang guru
D P
sebagai kolaborator yang bertugas mencatat dan mengamati tindakantindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan. Kolaborator juga akan memberikan masukan dan saran terhadap yang telah dilakukan oleh peneliti dan akan mendiskusikan hasil dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Wiriaatmadja (2007:99) tentang kolaborator bahwa guru akan bekerja sama dengan kolaborasi atau mitra sejawat sebagai pelaksana pembelajaran dalam perannya
49
masing-masing secara profesional, bekerja dengan semangat kemitraan dengan tujuan mencapai sasaran penelitian. Kolaborator yang bertindak sebagai pengamat adalah guru bahasa Indonesia di SMAN 15 Jakarta. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
l a
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
i r T
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Format observasi atau pengamatan digunakan untuk mengatahui aktivitas siswa
4 ! m
ketika proses pembelajaran berlangsung . Bertindak sebagai pengamat adalah guru bahasa Indonesia sekolah. Pengamatannya meliputi :
o c e t ce.
1. Pada tahap berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi
a n a eu
kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks
r w.n
cerpen secara mandiri.
Cww
2. Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan.
F
3. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati
D P
meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
Dalam
kegiatan
ini
peneliti
melakukan
pemgamatan
dengan
mempergunakan instrumen penelitian ,berupa pengamatan peneliti, pengamatan kelompok.
kolaborator,
penilaian
proses,
dan
penilaian
secara
50
4. Refleksi Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan pertama. Dalam pertemuan pertama ini, nilai yang
l a
diperoleh baru nilai psikomotor saja , yang dinilai melalui kerja sama siswa dalam
kelompok,
mengemukakan
keaktifan pendapat
siswa dalam
dalam
i r T
kelompok,
kelompok,
dan
kemampuan
kemampuan
mempresentasikan di depan kelas bersama teman kelompoknya. Selain
4 ! m
itu, dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus pertama pertemuan pertama untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus pertama pertemuan kedua.
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Pertemuan 2 (hari Kamis, 4 Agustus 2011)
Cww
2 jam pelajaran (2x35 menit) 1. Perencanaan
F
Dalam
D P
tahap
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
tersebut
peneliti
mengaitkan
materi
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah: 1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1.
51
2. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Peneliti membuat materi ajar tentang langkah-langkah menulis narasi dan kerangka karangan dalam bentuk power point.
l a
4. Peneliti membuat soal pretest.
i r T
5. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berpasangan
6. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3.
4 ! m
7. Peneliti membuat format pengamatan untuk peneliti sendiri. 8. Peneliti membuat format kolaborator.
2. Pelaksanaan
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu
Cww
melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan
F
menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus.
D P
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu : 1. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
52
2. Peneliti melakukan apersepsi tentang menulis karangan narasi, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menginformasikan tugas-tugas
yang
harus
dikerjakan
siswa,
dan
metode
pembelajaran yang akan digunakan. 3. Peneliti
membentuk
siswa
secara
l a
berpasangan
dengan
i r T
kemampuan heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin.
4. Peneliti menjelaskan dan mendiskusikan materi tentang menulis
4 ! m
karangan narasi.
5. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa
o c e t ce.
tentang menulis karangan narasi.
a n a eu
6. Siswa dengan dibimbing oleh guru memulai langkah pertama
r w.n
adalah berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi
Cww
kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen secara mandiri. Setiap siswa diberi kesempatan membaca dalam
F
hati dan memahami materi tenta, soal pertanyaan yang diberikan,
D P
memikirkan kemungkinan jawabannya, mencatat hal-hal yang kurang
dimengerti,
membuat
catatan
tentang
hal-hal
yang
berhubungan dengan tugas yang diberikan, dan merencanakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
7. Langkah kedua adalah berpasangan (pair), yaitu meminta kepada siswa
untuk
berpasangan
dengan
teman
sebangku
dalam
kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban dari
53
pertanyaan yang ada atau hal-hal yang telah ditulis dalam catatan pada saat tahapan berpikir (think). Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan. 8. Setelah tahapan think, pair selesai kemudian memasuki langkah
l a
ketiga adalah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi
i r T
jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan jawaban di depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk
4 ! m
menanggapi dan mengemukakan pendapatnya. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas
o c e t ce.
ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
a n a eu
9. Pada akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi
r w.n
dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan
Cww
belajar mengajar tentang membaca dan memahami teks cerpen yang telah dilaksanakan, setelah itu guru bersama dengan siswa
F
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dialami.
D P
3. Observasi Selama tahap pelaksanaan, penulis dibantu oleh seorang guru
sebagai kolaborator yang bertugas mencatat dan mengamati tindakantindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan. Kolaborator juga akan memberikan masukan dan saran terhadap yang telah dilakukan oleh peneliti dan akan mendiskusikan hasil dari kegiatan belajar mengajar
54
di kelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Wiriaatmadja (2007:99) tentang kolaborator bahwa guru akan bekerja sama dengan kolaborasi atau mitra sejawat sebagai pelaksana pembelajaran dalam perannya masing-masing secara profesional, bekerja dengan semangat kemitraan
l a
dengan tujuan mencapai sasaran penelitian. Kolaborator yang bertindak
i r T
sebagai pengamat adalah guru bahasa Indonesia di SMAN 15 Jakarta. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
4 ! m
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Format
o c e t ce.
observasi atau pengamatan digunakan untuk mengatahui aktivitas siswa
a n a eu
ketika proses pembelajaran berlangsung . Bertindak sebagai pengamat
r w.n
adalah guru bahasa Indonesia sekolah. Pengamatannya meliputi :
Cww
1. Pada tahap berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen
F
secara mandiri.
D P
2. Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan.
3. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
55
Dalam
kegiatan
ini
peneliti
melakukan
pemgamatan
dengan
mempergunakan instrumen penelitian ,berupa pengamatan peneliti, pengamatan kolaborator, penilaian proses, dan tes akhir.
l a
4. Refleksi
i r T
Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan kedua. Dalam pertemuan kedua ini, nilai yang
4 ! m
diperoleh yaitu nilai psikomotor, yang dinilai melalui kerja sama siswa dalam
kelompok,
mengemukakan
keaktifan pendapat
siswa
dalam
kelompok,
o c e t ce.
dalam
kelompok,
dan
kemampuan kemampuan
a n a eu
mempresentasikan di depan kelas bersama teman kelompoknya. Selain
r w.n
perolehan nilai kognitif pun sudah dilaksanakan meliputi ; Isi gagasan
Cww
yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian), organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut
F
pandang jelas, menggunakan gaya bahasa), tata bahasa dan struktur
D P
kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu), pilihan kata (katakata tepat dan sesuai, dan ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan). Lalu dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus pertama pertemuan kedua untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus pertama pertemuan ketiga.
56
Pertemuan 3 (hari Selasa, 9 Agustus 2011) 2 jam pelajaran (2x35 menit) 1. Perencanaan Dalam
tahap
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
l a
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
tersebut
peneliti
mengaitkan
materi
i r T
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan
4 ! m
yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah:
1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1.
o c e t ce.
2. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk tes individu.
a n a eu
3. Peneliti membuat postes.
r w.n
4. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3.
Cww
5. Peneliti membuat format pengamatan. 6. Peneliti membuat format kolaborator.
F
D P
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu
melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus. Pada penelitian tindakan kelas pertemuan ketiga ini, dilakukan evaluasi secara individu dengan tujuan untuk memperoleh nilai kognitif secara individu.
57
Nilai individu ini kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan sesuai dengan KKM maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran
l a
yaitu :
i r T
1. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa tentang menulis karangan narasi untuk tes individu dan nilai tes ini dijadikan sebagai nilai siswa secara perorangan.
4 ! m
2. Peneliti mengawasi siswa yang sedang melaksanakan tes individu. 3. Peneliti mengumpulkan hasil tes individu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
o c e t ce.
a n a eu
4. Peneliti mengucapkan salam penutup.
r w.n
5. Peneliti mengolah dan menganalisis nilai individu siswa.
3. Observasi
F
Cww
Dalam tahapan ini, peneliti melakukan:
D P
1. Memeriksa hasil jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban. 2. Memberikan nilai sesuai dengan instrumen yang telah ditentukan. 3. Menganalisis nilai individu siswa sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. 4. Setelah dianalisis, apabila ditemukan nilai siswa masih di bawah KKM maka perlu diadakan siklus II.
58
5. Bersama kolaborator dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus pertama untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus kedua.
l a
4. Refleksi
i r T
Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan ketiga. Dalam siklus pertama pertemuan ketiga ini
4 ! m
nilai yang diperoleh masih di bawah kriteria ketutasan minimal (KKM) yaitu 70 maka diperlukan rencana perbaikan pada pertemuan berikutnya.
o c e t ce.
Selain itu, dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus
a n a eu
pertama untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus kedua.
r w.n
Refleksi bertujuan untuk mengkaji secara keseluruhan pada
Cww
pelaksanaan pembelajaran, lalu diadakan evaluasi untuk penilaian pada kegiatan tersebut. Refleksi didapatkan dari hasil perencanaan dan
F
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, catatan peneliti, catatan kolaborator,
D P
dan hasil kerja siswa. Hasil kerja siswa dapat dilihat dari lembar kegiatan siswa (LKS) dan penilaian kemampuan menulis narasi yang meliputi : 1. Isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian) 2. organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya bahasa)
59
3. tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. ejaan
dan
tanda
baca
(sesuai
dengan
ejaan
yang
l a
disempurnakan) Selain itu penulis pun melakuan : 1. menganalisis hasil postes 2. menganalisis format observasi peneliti
i r T
4 ! m
3. menganalisis format kolaborator
Setelah dilakukan refleksi pada siklus I maka akan timbul permasalahan baru dan diadakan siklus II.
o c e t ce.
a n a eu
SIKLUS II
r w.n
Cww
Pertemuan 1 (hari Kamis, 11 Agustus 2011) 2 jam pelajaran (2x35 menit)
F
1. Perencanaan
D P Dalam
tahap
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
tersebut
peneliti
mengaitkan
materi
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah: 1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1.
60
2. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Peneliti membuat materi ajar tentang langkah-langkah menulis narasi dan kerangka karangan dalam bentuk power point.
l a
4. Peneliti membuat soal pretest. 5. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS). 6. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3
i r T
7. Peneliti membuat format pengamatan untuk peneliti sendiri. 8. Peneliti membuat format kolaborator.
2. Pelaksanaan
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu
r w.n
melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan
Cww
melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus.
F
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan maksud apabila dalam
D P
siklus kedua tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus berikutnya . Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu : 1. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2. Peneliti melakukan apersepsi tentang menulis karangan narasi, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menginformasikan
61
tugas-tugas
yang
harus
dikerjakan
siswa,
dan
metode
berpasangan
dengan
pembelajaran yang akan digunakan. 3. Peneliti
membentuk
siswa
secara
kemampuan heterogen baik secara akademik maupun jenis
l a
kelamin.
i r T
4. Peneliti menjelaskan dan mendiskusikan materi tentang menulis karangan narasi.
5. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa tentang
menulis
karangan
berpasangan.
4 ! m
narasi
untuk
dikerjakan
secara
o c e t ce.
6. Siswa dengan dibimbing oleh guru memulai langkah pertama
a n a eu
adalah berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi
r w.n
kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen
Cww
secara mandiri. Setiap siswa diberi kesempatan membaca dalam hati dan memahami materi tenta, soal pertanyaan yang diberikan,
F
memikirkan kemungkinan jawabannya, mencatat hal-hal yang
D P
kurang
dimengerti,
membuat
catatan
tentang
hal-hal
yang
berhubungan dengan tugas yang diberikan, dan merencanakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
7. Langkah kedua adalah berpasangan (pair), yaitu meminta kepada siswa
untuk
berpasangan
dengan
teman
sebangku
dalam
kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang ada atau hal-hal yang telah ditulis dalam catatan
62
pada saat tahapan berpikir (think). Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan. 8. Setelah tahapan think, pair selesai kemudian memasuki langkah ketiga adalah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi
l a
jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap
i r T
pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan jawaban di depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengemukakan pendapatnya. Pada tahap
4 ! m
berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
o c e t ce.
9. Pada akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi
a n a eu
dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan
r w.n
belajar mengajar tentang membaca dan memahami teks cerpen
Cww
yang telah dilaksanakan, setelah itu guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dialami.
F
D P
3. Observasi
Selama tahap pelaksanaan, penulis dibantu oleh seorang guru
sebagai kolaborator yang bertugas mencatat dan mengamati tindakantindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan. Kolaborator juga akan memberikan masukan dan saran terhadap yang telah dilakukan oleh peneliti dan akan mendiskusikan hasil dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Wiriaatmadja (2007:99)
63
tentang kolaborator bahwa guru akan bekerja sama dengan kolaborasi atau mitra sejawat sebagai pelaksana pembelajaran dalam perannya masing-masing secara profesional, bekerja dengan semangat kemitraan dengan tujuan mencapai sasaran penelitian. Kolaborator yang bertindak
l a
sebagai pengamat adalah guru bahasa Indonesia di SMAN 15 Jakarta.
i r T
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh
4 ! m
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Format observasi atau pengamatan digunakan untuk mengatahui aktivitas siswa
o c e t ce.
ketika proses pembelajaran berlangsung . Bertindak sebagai pengamat
a n a eu
adalah guru bahasa Indonesia sekolah. Pengamatannya meliputi :
r w.n
1. Pada tahap berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi
Cww
kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen secara mandiri.
F
2. Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati
D P
berdiskusi dengan pasangan.
3. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
Dalam
kegiatan
ini
peneliti
melakukan
pengamatan
dengan
mempergunakan instrumen penelitian ,berupa pengamatan peneliti, pengamatan kolaborator, penilaian proses, dan tes akhir.
64
4. Refleksi Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua pertemuan pertama. Dalam pertemuan pertama ini, nilai yang
l a
diperoleh baru nilai psikomotor saja , yang dinilai melalui kerja sama siswa dalam
kelompok,
mengemukakan
keaktifan pendapat
siswa dalam
dalam
i r T
kelompok,
kelompok,
dan
kemampuan
kemampuan
mempresentasikan di depan kelas bersama teman kelompoknya. Selain
4 ! m
itu, dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus pertama pertemuan pertama untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus kedua pertemuan kedua.
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Pertemuan 2 (hari Selasa, 13 Agustus 2011)
Cww
2 jam pelajaran (2x35 menit) 1. Perencanaan
F
Dalam
D P
tahap
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
tersebut
peneliti
mengaitkan
materi
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah: 1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1.
65
2. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Peneliti membuat materi ajar tentang langkah-langkah menulis narasi dan kerangka karangan dalam bentuk power point.
l a
4. Peneliti membuat soal pretest.
i r T
5. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berpasangan.
6. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3.
4 ! m
7. Peneliti membuat format pengamatan untuk peneliti sendiri. 8. Peneliti membuat format kolaborator.
2. Pelaksanaan
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu
Cww
melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan
F
menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus.
D P
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu : 1. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
66
2. Peneliti melakukan apersepsi tentang menulis karangan narasi, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menginformasikan tugas-tugas
yang
harus
dikerjakan
siswa,
dan
metode
pembelajaran yang akan digunakan. 3. Peneliti
membentuk
siswa
secara
l a
berpasangan
dengan
i r T
kemampuan heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin.
4. Peneliti menjelaskan dan mendiskusikan materi tentang menulis
4 ! m
karangan narasi.
5. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa
o c e t ce.
tentang menulis karangan narasi.
a n a eu
6. Siswa dengan dibimbing oleh guru memulai langkah pertama
r w.n
adalah berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi
Cww
kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen secara mandiri. Setiap siswa diberi kesempatan membaca dalam
F
hati dan memahami materi tenta, soal pertanyaan yang diberikan,
D P
memikirkan kemungkinan jawabannya, mencatat hal-hal yang kurang
dimengerti,
membuat
catatan
tentang
hal-hal
yang
berhubungan dengan tugas yang diberikan, dan merencanakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
7. Langkah kedua adalah berpasangan (pair), yaitu meminta kepada siswa
untuk
berpasangan
dengan
teman
sebangku
dalam
kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban dari
67
pertanyaan yang ada atau hal-hal yang telah ditulis dalam catatan pada saat tahapan berpikir (think). Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan. 8. Setelah tahapan think, pair selesai kemudian memasuki langkah
l a
ketiga adalah berbagi (share), yaitu diskusi kelas dengan berbagi
i r T
jawaban dengan kelompok diskusi lainnya di kelas, setiap pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan jawaban di depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk
4 ! m
menanggapi dan mengemukakan pendapatnya. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas
o c e t ce.
ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
a n a eu
9. Pada akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi
r w.n
dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan
Cww
belajar mengajar tentang membaca dan memahami teks cerpen yang telah dilaksanakan, setelah itu guru bersama dengan siswa
F
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dialami.
D P
3. Observasi Selama tahap pelaksanaan, penulis dibantu oleh seorang guru
sebagai kolaborator yang bertugas mencatat dan mengamati tindakantindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan. Kolaborator juga akan memberikan masukan dan saran terhadap yang telah dilakukan oleh peneliti dan akan mendiskusikan hasil dari kegiatan belajar mengajar
68
di kelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Wiriaatmadja (2007:99) tentang kolaborator bahwa guru akan bekerja sama dengan kolaborasi atau mitra sejawat sebagai pelaksana pembelajaran dalam perannya masing-masing secara profesional, bekerja dengan semangat kemitraan
l a
dengan tujuan mencapai sasaran penelitian. Kolaborator yang bertindak
i r T
sebagai pengamat adalah guru bahasa Indonesia di SMAN 15 Jakarta. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
4 ! m
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Format
o c e t ce.
observasi atau pengamatan digunakan untuk mengatahui aktivitas siswa
a n a eu
ketika proses pembelajaran berlangsung . Bertindak sebagai pengamat
r w.n
adalah guru bahasa Indonesia sekolah. Pengamatannya meliputi :
Cww
1. Pada tahap berpikir (think), aktivitas siswa yang diamati meliputi kegiatan siswa pada waktu membaca dan memahami teks cerpen
F
secara mandiri.
D P
2. Pada tahap berpasangan (pair), aktivitas siswa yang diamati berdiskusi dengan pasangan.
3. Pada tahap berbagi (share), aktivitas siswa yang diamati meliputi diskusi kelas ketika berbagi jawaban dan menanggapi jawaban kelompok lain.
69
Dalam
kegiatan
ini
peneliti
melakukan
pemgamatan
dengan
mempergunakan instrumen penelitian ,berupa pengamatan peneliti, pengamatan kolaborator, penilaian proses, dan tes akhir.
l a
4. Refleksi
i r T
Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua pertemuan kedua. Dalam pertemuan kedua ini, nilai yang diperoleh
4 ! m
yaitu nilai psikomotor, yang dinilai melalui kerja sama siswa dalam kelompok, keaktifan siswa dalam kelompok, kemampuan mengemukakan
o c e t ce.
pendapat dalam kelompok, dan kemampuan mempresentasikan di depan
a n a eu
kelas bersama teman kelompoknya. Selain perolehan nilai kognitif pun
r w.n
sudah dilaksanakan meliputi ; Isi gagasan yang dikemukakan (karangan
Cww
tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian), organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya
F
bahasa), tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak
D P
menimbulkan ambigu), pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai, dan ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan). Lalu dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus kedua kedua untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan pertemuan ketiga.
pertemuan siklus kedua
70
Pertemuan 3 (hari Kamis, 18 Agustus 2011) 3 jam pelajaran (2x35 menit) 1. Perencanaan Dalam
tahap
perencanaan,
peneliti
membuat
rancangan
l a
pengajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar. Pada rancangan
tersebut
peneliti
mengaitkan
materi
i r T
pelajaran
bahasa
Indonesia, khususnya menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share dalam proses pembelajaran. Tahapan
4 ! m
yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah:
1. Peneliti menyiapkan silabus kelas X semester 1.
o c e t ce.
2. Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) untuk tes individu.
a n a eu
r w.n
3. Peneliti membuat postes.
Cww
4. Peneliti menyiapkan daftar hadir siswa kelas X3. 5. Peneliti membuat format pengamatan.
F
6. Peneliti membuat format kolaborator.
D P
2. Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, penulis bertindak sebagai guru yaitu
melaksanakan apa yang sudah dibuat dalam perencanaan dengan melakukan proses pembelajaran tentang menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Think, Pair, and Share sebanyak satu siklus. Pada penelitian tindakan kelas pertemuan ketiga ini, dilakukan evaluasi secara
71
individu dengan tujuan untuk memperoleh nilai kognitif secara individu. Nilai individu ini kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud apabila dalam siklus kedua tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan sesuai dengan KKM maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan
kegiatan
sesuai
rencana
l a
pelaksanaan
i r T
pembelajaran yaitu :
1. Peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada siswa tentang menulis karangan narasi untuk tes individu dan nilai tes
4 ! m
ini dijadikan sebagai nilai siswa secara perorangan.
2. Peneliti mengawasi siswa yang sedang melaksanakan tes individu.
o c e t ce.
a n a eu
3. Peneliti mengumpulkan hasil tes individu sesuai dengan waktu
r w.n
yang telah ditentukan.
Cww
4. Peneliti mengucapkan salam penutup. 5. Peneliti mengolah dan menganalisis nilai individu siswa.
F
D P
3. Observasi
Dalah tahapan ini, peneliti melakukan: 1. Memeriksa hasi jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban. 2. Memberikan
nilai
sesuai
dengan
instrumen
yang
telah
ditentukan. 3. Menganalisis nilai individu siswa sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
72
4. Setelah dianalisis, apabila ditemukan nilai siswa masih di bawah KKM maka perlu diadakan siklus berikutnya. 5. Dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus kedua untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus berikutnya.
l a
i r T
4. Refleksi
Dalam tahap refleksi, penulis dan kolaborator mendiskusikan dan mengambil kesimpulan terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus
4 ! m
kedua pertemuan ketiga. Dalam siklus pertama pertemuan ketiga ini nilai yang diperoleh masih di bawah kriteria ketutasan minimal (KKM) yaitu 70
o c e t ce.
maka diperlukan rencana perbaikan pada pertemuan berikutnya. Selain
a n a eu
itu, dibahas pula kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus kedua
r w.n
untuk menjadi dasar perbaikan pada kegiatan siklus berikutnya.
Cww
Refleksi bertujuan untuk mengkaji secara keseluruhan pada pelaksanaan pembelajaran, lalu diadakan evaluasi untuk penilaian pada
F
kegiatan tersebut. Refleksi didapatkan dari hasil perencanaan dan
D P
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, catatan peneliti, catatan kolaborator, dan hasil kerja siswa. Hasil kerja siswa dapat dilihat dari lembar kegiatan siswa (LKS) dan penilaian kemampuan menulis narasi yang meliputi : 1. Isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian). 2. Organisasi
isi
(perkenalan
menggunakan gaya bahasa).
tokoh,
sudut
pandang
jelas,
73
3. Tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu). 4. Pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai). 5. Ejaan
dan
tanda
baca
(sesuai
dengan
ejaan
yang
l a
disempurnakan). Selain itu penulis pun melakuan : 1. Menganalisis hasil postest. 2. Menganalisis format observasi peneliti. 3. Menganalisis format kolaborator.
i r T
4 ! m
Setelah dilakukan refleksi pada siklus II apabila
o c e t ce.
timbul permasalahan
baru maka akan dilakukan silklus berikutnya dan apabila tidak timbul
a n a eu
permasalahan dan nilainya sesuai dengan KKM maka cukup sampai siklus II saja.
r w.n
Cww
D. Metode Pengumpulan Data
F
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
D P
untuk mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiaatan penelitian yang sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi ini, diantaranya: memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum antara lain: segala kegiatan yang ada di dalm kelas harus diamati, dikomentari, dan dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan kegiatan yang khusus antara
74
lain : kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
E. Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
l a
Instrumen Penelitian Tindakan Kelasdilakukan berdasarkan pengamatan peneliti,
kolaborator,
i r T
tes mengidentifikasi perwatakan tokoh dalam
cerpen secara kelompok, dan tes mengidentifikasi perwatakan tokoh dalam cerpen secara individu. Adapun perincian teknik pengumpulan data secara lengkap sebagai berikut :
4 ! m
1. Format observasi peneliti digunakan untuk mencatat hal-hal yang
o c e t ce.
terjadi dalam proses pembelajaran yang mencakup penjelasan
a n a eu
materi yang disampaikan, keaktifan siswa, kerja sama siswa dalam
r w.n
berdiskusi saat proses pembelajaran.
Cww
2. Format observasi kolaborator berupa hasil pengamatan berbentuk pemberian saran terhadap terhadap proses pembelajaran yang
F
berlangsung dari tahap awal hingga akhir.
D P
3. Soal pretes tentang menulis narasi. 4. Soal postes tentang menulis narasi.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara. Adapun perincian teknik pengumpulan data secara lengkap sebagai berikut :
75
1. Tes a. Tes secara kelompok berupa format penilaian sikap (afektif) siswa saat berdiskusi dengan pasangannya maupun dengan kelompok lain.
l a
b. Tes secara individu dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
menulis narasi
i r T
dengan menggunakan
pembelajaran think, pair, and share sudah tercapai. 2. Observasi
model
4 ! m
a. Format observasi peneliti digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran yang mencakup penjelasan
o c e t ce.
materi yang disampaikan, keaktifan siswa, kerja sama siswa
a n a eu
dalam berdiskusi saat proses pembelajaran. b. Format
r w.n
observasi
berbentuk
Cww
kolaborator
pemberian
saran
berupa terhadap
hasil
pengamatan
terhadap
proses
pembelajaran yang berlangsung dari tahap awal hingga akhir.
F
3. Wawancara
D P
Wawancara kepada siswa dalam bentuk wawancara tidak formal tentang kesulitan dalam menulis narasi.
4. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dan khususnya pada pokok bahasan menulis narasi.
76
G. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan instrumen pengamatan pada sikap dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
l a
model pembelajaran think, pair, and share, tes tentang membaca dan
i r T
memahami teks cerpen dan secara kelompok dan secara individu. Adapun Alat pengumpulan data tersebut adalah : 1. Tes : butir soal/instrumen soal
4 ! m
Pada tahap ini, dilaksanakan
a. Tes secara kelompok berupa format penilaian sikap (afektif)
o c e t ce.
siswa saat berdiskusi dengan pasangannya maupun dengan kelompok lain.
a n a eu
r w.n
b. Tes secara individu dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan
Cww
pembelajaran
menulis narasi
dengan menggunakan
model
pembelajaran think, pair, and share sudah tercapai.
F
D P
H. Pengamatan/Observasi a. Proses pengamatan pada tahap ini, dilaksanakan pelaksanaan
tindakan
dengan
pengamatan
yang telah
dibuat.
mengadakan
pengamatan
terhadap
menggunakan Peneliti dan
kepada
siswa
lembar
kolaborator
untuk
melihat
bagaimana siswa mengikuti setiap tahapan pembelajaran yang diadakan oleh peneliti. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
77
semua kejadian baik berupa sikap, tindakan, dan tanggapan siswa dicatat dalam lembar pengamatan. b. Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dan khususnya pada
l a
pokok bahasan menulis narasi.
I.
i r T
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah:
4 ! m
1. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dalam PTK dianalisis secara deskriptif dengan
o c e t ce.
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
a n a eu
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
r w.n
2. Hasil belajar siswa dengan cara menganalisis nilai rata-rata
Cww
ulangan harian, kemudian dibandingkan dengan nilai sebelumnya serta KKM yang ada di SMAN 15 Jakarta.
F
3. Aktivitas
siswa
D P
dalam
kegiatan
pembelajaran
dengan
cara
menganalisis tingkat keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelompok saat berdiskusi dengan pasangannya maupun dengan kelompok lain.
4. Implementasi
tindakan
dalam
pembelajaran
dengan
cara
menganalisis tingkat keberhasilan terhadap materi menulis narasi.
78
J. Indikator Keberhasilan Hasil belajar bahasa Indonesia dikatakan tuntas apabila angkanya lebih besar atau sama dengan 70, dikatakan tidak tuntas apabila angkanya kurang dari 70. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan
l a
model pembelajaran Think, Pair, and Share dikatakan berhasil apabila
i r T
prosentase keaktifan siswa lebih besar atau sama dengan 70% dan dikatakan tidak berhasil apabila prosentase keaktifan siswa kurang dari 70%.
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Awal Observasi
l a
1. Hasil Angket
i r T
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksaanakan di SMA Negeri 15 Jakarta, yang terletak di Jalan
Sunter Agung STS Blok A Podomoro
Jakarta Utara. Telp. (021) 6452717. Penelitian Tindakan Kelas ini
4 ! m
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, selama 3 bulan, yaitu mulai bulan
o c e t ce.
Juli sampai bulan September 2011. Subjek
a n a eu
penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 15 Jakarta sebanyak 38 siswa, dengan rincian: 12 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan,
r w.n
Sebelum dilakukan tindakan menganalisa
Cww
penyebab-penyebab
F
rendahnya nilai rata-rata hasil
D P
kelas,
apa
terlebih dahulu peneliti
saja
yang
menyebabkan
pembelajaran menulis narasi kelas X3
SMAN 15 Jakarta. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan menyebar angket kepada siswa. Angket tersebut merupakan alat penjaring data mengenai penyebab kurangnya minat, motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. Adapun metode yang digunakan peneliti sebelum tindakan kelas adalah model pembelajaran teacher center approach dengan metode ceramah. Sebagai data awal adalah nilai pre test dalam menulis narasi. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 60 dengan prosentase ketuntasan 50% 79
80
Pada pertemuan kesatu siklus I, sebelum memulai kegiatan inti dalam pembelajaran di kelas, peneliti menyebarkan angket sederhana yang hanya terdiri dari 9 butir pernyataan dan siswa diharuskan mengisinya dengan memberikan tanda cheklist pada kolom jawaban yang
l a
telah disediakan. Waktu yang diperlukan dalam pengisian instrumen ini
i r T
adalah 5 menit.
Setelah seluruh data dijaring kemudian dianalisis, dari 9 butir pertanyaan yang diberikan kepada siswa, diperoleh data sebagai berikut :
4 ! m
1. Sebanyak 35 siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia dan 3 siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia.
o c e t ce.
2. Sebanyak 38 siswa pernah membaca sebuah karangan dan
a n a eu
tidak ada siswa tidak pernah membaca sebuah karangan.
r w.n
3. Sebanyak 21 siswa pernah membaca sebuah karangan narasi
Cww
dan 17 siswa belum pernah membaca sebuah karangan narasi. 4. Sebanyak 34 siswa pernah menulis sebuah paragraf dan 4
F
belum siswa pernah menulis sebuah paragraf.
D P
5. Sebanyak 13 siswa pernah menulis karangan narasi dan 25 siswa pernah menulis karangan narasi.
6. Sebanyak 24 siswa merasa kesulitan dalam menulis karangan narasi dan 14 siswa tidak merasa kesulitan dalam menulis karangan narasi. 7. Sebanyak 21 siswa pernah membuat kerangka karangan terlebih dahulu sebelum menulis karangan narasi dan 17 siswa
81
tidak pernah membuat kerangka karangan terlebih dahulu sebelum menulis karangan narasi. 8. Sebanyak 32 siswa pernah belajar bahasa Indonesia secara berkelompok dan 6 belum siswa belajar bahasa Indonesia
l a
secara berkelompok.
i r T
9. Sebanyak 35 siswa senang belajar bahasa Indonesia secara berkelompok dan 3 siswa merasa tidak senang belajar bahasa Indonesia secara berkelompok.
4 ! m
Dari uraian data yang sudah dianalisis, data di atas dapat dibuat rekapitulasinya dalam tabel 1 di bawah ini :
o c e t ce.
TABEL 2 HASIL ANGKET PERSEPSI SISWA KELAS X3 TENTANG MENULIS NARASI SEBELUM TINDAKAN KELAS DILAKUKAN
a n a eu
N O 1. 2.
4. 5. 6. 7.
8. 9.
Cww
Apakah Anda menyukai pelajaran bahasa Indonesia? Apakah Anda pernah membaca sebuah karangan? Apakah Anda pernah membaca sebuah karangan narasi? Apakah Anda pernah menulis sebuah paragraf? Apakah Anda pernah menulis karangan narasi? Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis karangan narasi? Pernahkan sebelum menulis karangan narasi Anda membuat kerangka karangan terlebih dahulu? Pernahkah Anda belajar bahasa Indonesia secara berkelompok? Apakah Anda senang belajar bahasa Indonesia secara berkelompok?
F
D P
3.
r w.n
PERTANYAAN
JAWABAN SISWA YA TIDAK
PROSENTSE YA
TIDAK
35
3
92,1
7,9
36
2
94,7
5,3
21
17
55,3
44,7
34
4
89,5
10,5
13
25
34,2
65,8
24
14
63,2
36,8
21
17
55,3
44,7
32
6
84,2
15,8
35
3
92,1
7,9
82
Untuk
lebih
mempermudah
rekapitulasi angket tentang sebelum
dilakukan
tindakan
dalam
menganalisis,
data
hasil
presepsi siswa tentang menulis narasi kelas
dengan
menggunakan
model
l a
pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk
i r T
diagram batang. Gambar di bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase jawaban siswa setiap nomor dari 9 butir pertanyaan.
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
GAMBAR 4. DIAGRAM BATANG HASIL ANGKET PERSEPSI SISWA KELAS X3 TENTANG MENULIS NARASI
83
2. Data Nilai Awal TABEL 3 REKAPITULASI NILAI PRE TEST MENULIS NARASI KELAS X3 SEMESTER 1 SMAN 15 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
NAMA
NILAI
AGUS MAULANA ANDI DARA SUCI S.A. ANGGRAHITO WIDYA G. ANNIDA FADHILLAH CARISA DANIA PUTRI DENI KUWAT SETYAWAN DESCA ROSARI T DIAN AFRIANNA R. DIVA PURNAMASARI P. DWI PUJIYANA GALUH SAPUTRI GILANG FIRDAUS HASBULLAH HENNY ROSIANA ILHAM RAMADHONA INDRI LARASATI JAN PRAWIRA JAYA HARTONO LINDA DEVIYANI MEGA FITRIANI SRI RADI MUHAMMAD ANDHIKA MUHAMMAD FAHRIZAL K. NISA YULIANTI OKTAVIANI PUTRI AMALIA PUTRI ANGGUN RAUDHOTUL JANNAH RIE ANANDA UTAMIE RIZKY SORAYA DIVA ROMADONA LASMIASARI SHABIKA SITI SYARIFAH
D P
F
Cww
l a
50 50 50 70 50 70 70
i r T
4 ! m 50 60 50
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
KETERANGAN
70 70 70
70 70 70 50 70 60 70 50 70 60 70 40 50 70
60 70 60 70 60
84
33. 34. 35. 36. 37. 38.
70
SYIFA NURAINI UMAR HAMZAH WAHYUDI WIDYAWATI YUNITA RIZKY ZENA
Untuk
lebih
50 70 60 70 50
mempermudah
dalam
menganalisis,
l a
data
i r T
hasil
rekapitulasi nilai pretest menulis narasi sebelum dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar
4 ! m
di bawah ini
merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase nilai
o c e t ce.
pretest siswa sebelum dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan
a n a eu
model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu :
1. Ada 20 siswa (50%) yang memperoleh nilai memenuhi KKM
r w.n
2. Ada 20 siswa ( 50%) yang belum mencapai KKM
D P
F
Cww
GAMBAR 5 DIAGRAM BATANG HASIL REKAPITULASI NILAI PRETEST MENULIS NARASI SEBELUM DIBERIKAN TINDAKAN
85
3. Hasil Penelitian Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada hari; Selasa, 2 Agustus 2011, Kamis, 4 Agustus
2011, dan Selasa, 9
Agustus 2011. Dalam siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, proses pembelajaran
berlangsung
selama
l a
2 x 35 menit. Subyek
i r T
penelitian adalah siswa kelas X3 SMAN 15 Jakarta semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah siswa laki-laki 12 orang dan siswa perempuan 26 orang.
4 ! m
Pada siklus I pertemuan kesatu pada hari Selasa, 2 Agustus 2011,
o c e t ce.
kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul 11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit, lima
a n a eu
menit pertama peneliti menyebarkan angket dan siswa mengisi angket.
r w.n
dilanjutkan dengan pengelompokan siswa. Seluruh siswa dibagi menjadi
Cww
19 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Peneliti
F
membentuk kelompok
D P
secara berpasangan dengan kemampuan
heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Dalam
kegiatan
awal,
guru
melakukan
apersepsi
dengan
menanyakan apakah siswa pernah membaca karangan, kemudian pertanyaan difokuskan pada
karangan berbentuk narasi. Kegiatan
berikutnya adalah guru memberitahukan kepada siswa bahwa dalam pertemuan pertama ini materi yang akan dipelajari tentang menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran think, pair, and share.
86
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan inti yaitu guru menjelaskan tentang
materi
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
dilanjutkan dengan membantu siswa membentuk kelompok
LCD,
kecil yang
heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin, setiap kelompok
l a
terdiri dari dua orang atau secara berpasangan dan membagikan lembar
i r T
kegiatan siswa (LKS). Pada LKS ke-1, cerpen yang disajikan berjudul Ibu Guru Anakku, karangan Gde Aryantha Soethama.
Setelah itu, guru membimbing kelompok yang berpasangan
4 ! m
tersebut menuju tahapan berpikir (think), yaitu membaca dalam hati untuk memahami isi cerpen dan mencatat hal-hal yang penting dan sulit
o c e t ce.
dimengerti yang akan didiskusikan pada tahapan berikutnya. Langkah
a n a eu
berikutnya yaitu tahapan berpasangan (pair), dalam tahapan ini siswa
r w.n
secara berpasangan mendiskusikan tugas yang ada pada LKS ke-1.
Cww
Langkah terakhir yaitu tahapan berbagi (share), intinya adalah berbagi dengan seluruh teman-teman yang ada di kelas, dengan cara beberapa
F
kelompok yang telah ditentukan guru secara acak maju ke depan kelas
D P
untuk berbagi dengan yang lain. Jawaban dari tiap kelompok sangat bervariasi tetapi guru bertindak sebagai penengah untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Sebelumnya guru sudah menyiapkan kunci jawaban yang benar. Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ini adalah menyimpulkan pelajaran bersama siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa secara acak tentang materi pelajaran yaitu. Pada akhir
87
pertemuan, siswa diminta oleh guru tentang kesan dan tanggapan terhadap
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran think, pair, and share yang sudah berlangsung. Setelah peneliti melaksanakan pembelajaran siklus pertama
l a
pertemuan pertama dalam menulis narasi dengan menggunakan model
i r T
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka diperoleh data sebagai berikut :
TABEL 4 PENILAIAN PROSES SIKAP (AFEKTIF) DALAM BERDISKUSI SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA
KEL .
NAMA SISWA
tece. 1
1 2 3 4 5
CARISA DANIA PUTRI PUTRI ANGGUN LINDA DEVIYANI YUNITA RIZKY GALUH SAPUTRI RIZKY SORAYA DIVA ROMADONA LASMIASARI GILANG FIRDAUS ILHAM RAMADHONA0 DIVA PURNAMASARI P. DIAN AFRIANNA R SITI SYARIFAH JAYA HARTONO SYIFA NURAINI ZENA UMAR HAMZAH WAHYUDI DESCA ROSARI T INDRI LARASATI MUHAMMAD ANDHIKA ANGGRAHITO WIDYA G. ANNIDA FADHILLAH RAUDHOTUL JANNAH DENI KUWAT SETYAWAN
F
D P 6.
7. 8. 9.
10. 11. 12.
v
a n a eu
r w.n
Cww
4 ! m
KERJA SAMA SISWA
co
2
3
KEAKTIFAN SISWA 1
2
3
v
v
v v
v
v
v
v
v v v v
v v v
v
v v v v
v v v
v
v
v
v
v v v
v v v v v
v v v v
v v
v v
v
v v
v
88
13.
HASBULLAH OKTAVIANI 14. JAN PRAWIRA ANDI DARA SUCI S.A. 15. DWI PUJIYANA MUHAMMAD FAHRIZAL K. 16. PUTRI AMALIA NISA YULIANTI 17. RIE ANANDA UTAMIE SHABIKA 18. MEGA FITRIANI SRI RADI WIDYAWATI0 v 19. HENNY ROSIANA AGUS MAULANA v Keterangan : 1.Baik 2.Cukup 3.Kurang
v v
v v
v v v
v
v v
v v v v v v
v v
v
i r T v
v
l a v v v v
v
4 ! m
Berdasarkan tabel 3 terdapat pengklasifikasian penilaian sikap dalam berdiskusi ada 3 kategori yaitu : 1.
o c e t ce.
a n a eu
Baik, dengan perincian bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu dapat bekerja sama
r w.n
dan mau berbagi dengan kelompoknya. Demikian pula pada
Cww
kategori keaktifan siswa yaitu dapat berperan secara aktif dalam
F
berdiskusi, menyatakan pendapat maupun sanggahan yang
D P
disertai alasan yang tepat.
2.
Cukup,
dengan
perincian
bahwa
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu dapat bekerja sama tetapi tidak mau berbagi dengan kelompoknya atau sebaliknya. Pada kategori keaktifan siswa yaitu dapat berdiskusi tetapi tidak berperan secara aktif, dapat menyatakan pendapat tetapi tidak ada alasan atau alasannya kurang tepat.
89
3.
Kurang,
dengan
perincian
bahwa
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu tidak mau bekerja sama dan tidak mau berbagi dengan kelompoknya. Pada kategori keaktifan siswa yaitu berperan secara pasif dan
l a
hanya diam saja.
i r T
Berdasarkan tabel 3 maka diperoleh data tentang menulis narasi yang difokuskan pada kerja sama siswa dalam berdiskusi dan keaktifan siswa dalam berdiskusi pada siklus pertama
pertemuan pertama,
4 ! m
diperoleh data sebagai berikut :
1. Ada 6 siswa yang memperoleh nilai 6 yaitu nilai baik (3) dalam
o c e t ce.
kerja sama dan nilai baik (3) dalam keaktifan diskusi
a n a eu
2. Ada 3 siswa yang memperoleh nilai 5 yaitu nilai baik (3) dalam
r w.n
kerja sama dan nilai (2) cukup dalam keaktifan diskusi.
Cww
3. 3 siswa yang memperoleh nilai 5 yaitu nilai cukup (2) dalam kerja sama dan nilai (3) baik dalam keaktifan diskusi.
F
4. Ada 16 siswa yang memperoleh nilai 4 yaitu nilai cukup (2) dalam
D P
kerja sama dan nilai cukup (2) dalam keaktifan diskusi.
5. Ada 2 siswa yang memperoleh nilai 3 yaitu nilai cukup (2) dalam kerja sama dan nilai kurang (1) dalam keaktifan diskusi.
6. Ada 8 siswa yang memperoleh nilai 2 yaitu nilai kurang (1) dalam kerja sama dan nilai kurang (1) keaktifan diskusi. Untuk
lebih
mempermudah
dalam
menganalisis,
data
hasil
rekapitulasi nilai sikap (afektif) dalam menulis narasi setelah dilakukan
90
tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar di bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase nilai sikap (afektif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas
l a
dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu : 1. Ada 6 siswa (15,78 %) yang memperoleh nilai 6 2. Ada 6 siswa (7,89 %) yang memperoleh nilai 5
i r T
3. Ada 16 siswa (42,10 %) yang memperoleh nilai 4
4 ! m
4. Ada 2 siswa (5,26 %) yang memperoleh nilai 3
5. Ada 8 siswa (21,05 %) yang memperoleh nilai 2
o c e t ce.
a n a eu
F
D P
r w.n
Cww
GAMBAR 6 NILAI SIKAP (AFEKTIF) SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
91
Pada siklus I pertemuan kedua pada hari Kamis, 4 Agustus 2011, kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul 11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit, dilanjutkan dengan pengelompokan siswa sesuai yang telah ditentukan
l a
pada pertemuan sebelumnya. Seluruh siswa dibagi menjadi 19 kelompok,
i r T
masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Peneliti membentuk kelompok
secara berpasangan dengan kemampuan heterogen baik
secara akademik maupun jenis kelamin. Dalam
kegiatan
awal,
guru
4 ! m
melakukan
apersepsi
dengan
menanyakan apakah tugas kelompok yang diberikan pada pertemuan
o c e t ce.
sebelumnya sudah dikerjakan atau belum. Kegiatan berikutnya adalah
a n a eu
kegiatan inti yaitu guru membimbing kelompok yang berpasangan tersebut
r w.n
untuk presentasi di depan kelas. Intinya adalah berbagi dengan seluruh
Cww
teman-teman yang ada di kelas, dengan cara seluruh kelompok yang telah ditentukan guru secara acak maju ke depan kelas untuk berbagi
F
dengan yang lain. Jawaban dari tiap kelompok sangat bervariasi tetapi
D P
guru bertindak sebagai penengah untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Sebelumnya guru sudah menyiapkan kunci jawaban yang benar. Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ini adalah menyimpulkan
pelajaran bersama siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa secara acak tentang materi pelajaran yaitu . Pada akhir pertemuan, siswa diminta oleh guru tentang kesan dan tanggapan
92
terhadap
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran think, pair, and share yang sudah berlangsung. Setelah
peneliti
melaksanakan
pembelajaran
siklus
pertama
pertemuan kedua dalam menulis narasi dengan menggunakan model
l a
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka
i r T
diperoleh data sebagai berikut :
TABEL 5 HASIL PENILAIAN MENULIS NARASI SECARA KELOMPOK (PSIKOMOTOR) SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN
KEL.
1
1 2 3 4 5 6.
CARISA DANIA PUTRI PUTRI ANGGUN LINDA DEVIYANI YUNITA RIZKY GALUH SAPUTRI RIZKY SORAYA DIVA ROMADONA LASMIASARI GILANG FIRDAUS ILHAM RAMADHONA DIVA PURNAMASARI P. DIAN AFRIANNA R SITI SYARIFAH JAYA HARTONO SYIFA NURAINI ZENA UMAR HAMZAH WAHYUDI DESCA ROSARI T INDRI LARASATI MUHAMMAD ANDHIKA ANGGRAHITO WIDYA G. ANNIDA FADHILLAH RAUDHOTUL JANNAH DENI KUWAT SETYAWAN HASBULLAH OKTAVIANI JAN PRAWIRA
F
D P
7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
Cww
NILAI
2
3
4
5
15
15
10
10
70
15
10
10
10
10
55
20
20
10
10
10
70
15
20
15
15
5
70
20
10
15
10
10
65
20
15
15
15
5
70
20
15
10
10
10
65
20
15
15
10
10
70
20
10
10
10
10
60
20
20
10
10
10
70
20
15
10
15
10
70
15
15
10
15
10
65
15
15
10
5
55
o c e t ce. 20
a n a eu
r w.n
4 ! m
10
93
15. 16. 17. 18. 19.
ANDI DARA SUCI S.A. DWI PUJIYANA MUHAMMAD FAHRIZAL K. PUTRI AMALIA NISA YULIANTI RIE ANANDA UTAMIE SHABIKA MEGA FITRIANI SRI RADI WIDYAWATI HENNY ROSIANA AGUS MAULANA
15
15
20
15
5
70
15
15
10
15
10
65
15
15
15
15
10
70
20
20
15
15
10
80
15
10
10
15
5
20
15
15
10
10
Keterangan Aspek Penilaian
i r T
l a
55 70
1. isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian) 2. organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya bahasa) 3. tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan)
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
Berdasarkan tabel 4 maka diperoleh data tentang menulis narasi yang difokuskan pada
r w.n
nilai kelompok (psikomotor) pada siklus pertama
pertemuan kedua, diperoleh data sebagai berikut :
Cww
1. kelompok 1 memperoleh nilai 70
F
2. kelompok 2 memperoleh nilai 55
D P
3. kelompok 3 memperoleh nilai 70 4. kelompok 4 memperoleh nilai 70 5. kelompok 5 memperoleh nilai 65 6. kelompok 6 memperoleh nilai 70 7. kelompok 7 memperoleh nilai 65 8. kelompok 8 memperoleh nilai 70 9. kelompok 9 memperoleh nilai 60
94
10. kelompok 10 memperoleh nilai 70 11. kelompok 11 memperoleh nilai 70 12. kelompok 12 memperoleh nilai 65 13. kelompok 13 memperoleh nilai 55
l a
14. kelompok14 memperoleh nilai 70
i r T
15. kelompok 15 memperoleh nilai 65 16. kelompok 16 memperoleh nilai 70 17. kelompok 17 memperoleh nilai 80 18. kelompok 18 memperoleh nilai 55 19. kelompok 19 memperoleh nilai 70 Untuk
lebih
mempermudah
4 ! m
o c e t ce. dalam
menganalisis,
data
hasil
a n a eu
rekapitulasi
nilai kelompok (psikomotor) dalam menulis narasi setelah
r w.n
dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Cww
Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar di bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan
F
prosentase nilai kelompok (psikomotor) dalam menulis narasi setelah
D P
dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu : 1. Ada 1 kelompok (5,26%) yang memperoleh nilai 80 2. Ada 10 kelompok (52,63%) yang memperoleh nilai 70 3. Ada 4 kelompok (21,05%) yang memperoleh nilai 65 4. Ada 1 kelompok (5,26%) yang memperoleh nilai 60 5. Ada 3 kelompok (15,78%) yang memperoleh nilai 55
95
l a
i r T
4 ! m
GAMBAR 7 NILAI DISKUSI KELOMPOK (PSIKOMOTOR) SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
o c e t ce.
a n a eu
Pada siklus I pertemuan ketiga pada hari Selasa, 9 Agustus 2011,
r w.n
kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul
Cww
11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit, kegiatan inti pembelajarannya adalah kegiatan evaluasi. Bentuk evaluasi adalah
F
esay tentang menulis karangan berbentuk narasi dengan memperhatikan:
D P
1. isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian)
2. Organisasi
isi
(perkenalan
tokoh,
sudut
pandang
jelas,
menggunakan gaya bahasa) 3. Tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. Pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. Ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan).
96
Pada penelitian tindakan kelas
pertemuan ketiga ini, dilakukan
evaluasi secara individu dengan tujuan untuk memperoleh nilai kognitif secara individu. Nilai individu ini kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil
l a
yang diharapkan sesuai dengan KKM maka penulis akan melakukan
i r T
perbaikan pada siklus kedua. Peneliti melakukan penilaian secara individu (kognitif). Penilaian ini dilakukan dalam bentuk postest. Tes berlangsung dengan tertib.
4 ! m
Setelah peneliti melaksanakan evaluasi pembelajaran siklus pertama pertemuan ketiga dalam
menulis narasi dengan menggunakan model
o c e t ce.
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka
a n a eu
diperoleh data sebagai berikut :
r w.n
TABEL 6 HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SECARA INDIVIDU (KOGNITIF) SIKLUS I PERTEMUAN KETIGA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA
F
NO.
Cww
NAMA SISWA
D P
ASPEK PENILAIAN
NILAI
1
2
3
4
5
1.
AGUS MAULANA
10
10
15
10
10
55
2.
ANDI DARA SUCI S.A.
20
20
10
10
10
70
3.
ANGGRAHITO WIDYA G.
15
15
10
10
10
60
4.
ANNIDA FADHILLAH
20
15
15
10
5
65
5.
CARISA DANIA PUTRI
20
20
10
10
10
70
6.
DENI KUWAT SETYAWAN
15
15
15
10
10
65
7.
DESCA ROSARI T
20
20
10
10
10
70
8.
DIAN AFRIANNA R.
20
20
20
10
10
80
9.
DIVA PURNAMASARI P.
20
20
10
10
10
70
10.
DWI PUJIYANA
20
10
10
10
10
60
11.
GALUH SAPUTRI
20
20
15
10
10
75
97
12.
GILANG FIRDAUS
20
20
10
10
10
70
13.
HASBULLAH
15
10
20
10
10
65
14.
HENNY ROSIANA
15
10
5
15
15
60
15.
ILHAM RAMADHONA
20
5
10
20
10
65
16.
INDRI LARASATI
20
20
15
10
10
75
17.
JAN PRAWIRA
20
15
10
10
5
60
18.
JAYA HARTONO
10
15
15
10
5
19.
LINDA DEVIYANI
20
20
10
10
10
20.
MEGA FITRIANI SRI RADI
20
20
10
10
21.
MUHAMMAD ANDHIKA
10
15
10
15
22.
MUHAMMAD FAHRIZAL K.
20
20
10
23.
NISA YULIANTI
20
20
10
24.
OKTAVIANI
20
T
10
25.
PUTRI AMALIA
20
26.
PUTRI ANGGUN
20
27.
RAUDHOTUL JANNAH
28.
RIE ANANDA UTAMIE
29.
RIZKY SORAYA DIVA
30.
ROMADONA LASMIASARI
31.
SHABIKA
32.
SITI SYARIFAH
33.
SYIFA NURAINI
34.
UMAR HAMZAH
35.
WAHYUDI
F
D P
Cww
10
10
70 70 60 70
10
70
10
4 ! m
10
70
20
20
20
20
10
15
10
15
15
75
20
10
10
10
70
15
20
co
10
5
65
15
15
5
70
10
10
10
70
20
10
10
10
70
15
15
15
10
5
60
20
20
10
10
10
70
10
15
10
15
10
60
20
10
10
10
10
60
20
15
15
10
tece. 15 20
a n a eu
r w.n
10
l a
ri 10
55
15
10
70
36.
WIDYAWATI
20
20
10
10
10
70
37.
YUNITA RIZKY
20
20
10
10
10
70
38.
ZENA
20
20
10
10
10
70
Keterangan
Aspek Penilaian
1. isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian) 2. organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya bahasa) 3. tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan)
98
Berdasarkan tabel 5 maka diperoleh data tentang menulis narasi yang difokuskan pada nilai individu (kognitif) pada siklus pertama pertemuan ketiga, diperoleh data sebagai berikut : 1. Agus Maulana memperoleh nilai 55
l a
2. Andi Dara Suci S.A. memperloeh nilai 70 3. Anggrahito Widya G. memperloeh nilai 60 4. Annida Fadhillah memperloeh nilai 65 5. Carisa Dania Putri memperloeh nilai 70
4 ! m
6. Deni Kuwat Setyawan memperloeh nilai 65 7. Desca Rosari T memperloeh nilai 70
o c e t ce.
8. Dian Afrianna R.memperloeh nilai 80
a n a eu
9. Diva Purnamasari P.memperloeh nilai 70
r w.n
10. Dwi Pujiyana memperloeh nilai 60
Cww
11. Galuh Saputri memperloeh nilai 75
12. Gilang Firdaus memperloeh nilai 70
F
13. Hasbullah memperloeh nilai 65
D P
i r T
14. Henny Rosiana memperloeh nilai 60 15. Ilham Ramadhona memperloeh nilai 65 16. Indri Larasati memperloeh nilai 75 17. Jan prawira memperloeh nilai 60 18. Jaya Hartono memperloeh nilai 55 19. Linda Deviyani memperloeh nilai 70 20. Mega Fitriani Sri Radi memperloeh nilai 70
99
21. Muhammad Andhika memperloeh nilai 60 22. Muhammad Fahrizal K.memperloeh nilai 70 23. Nisa Yulianti memperloeh nilai 70 24. Oktaviani memperloeh nilai 70
l a
25. Putri Amalia memperloeh nilai 75 26. Putri Anggun memperloeh nilai 70 27. Raudhotul Jannah memperloeh nilai 65 28. Rie Ananda Utamie memperloeh nilai 70
i r T
4 ! m
29. Rizky Soraya Diva memperloeh nilai 70
30. Romadona Lasmiasari memperloeh nilai 70 31. Shabika memperloeh nilai 60
o c e t ce.
a n a eu
32. Siti Syarifah memperloeh nilai 70
r w.n
33. Syifa Nuraini memperloeh nilai 60
Cww
34. Umar Hamzah memperloeh nilai 60 35. Wahyudi memperloeh nilai 70
F
36. Widyawati memperloeh nilai 70
D P
37. Yunita Rizky memperloeh nilai 70 38. Zena memperloeh nilai 70 Untuk
lebih
mempermudah
dalam
menganalisis,
data
hasil
rekapitulasi nilai individu (kognitif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar di bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase
100
nilai individu (kognitif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu : 1. Ada 1 siswa ( 2,63%) yang memperoleh nilai 80
l a
2. Ada 3 siswa ( 7,89%) yang memperoleh nilai 75
i r T
3. Ada 19 siswa ( 50%) yang memperoleh nilai 70
4. Ada 5 siswa ( 13,15%) yang memperoleh nilai 65 5. Ada 8 siswa ( 21,05%) yang memperoleh nilai 60
4 ! m
6. Ada 2 siswa ( 5,26%) yang memperoleh nilai 55
o c e t ce.
a n a eu
F
D P
r w.n
Cww
GAMBAR 8 NILAI INDIVIDU (KOGNITIF) SIKLUS I PERTEMUAN KETIGA
Kesimpulan : Hasil belajar yang dicapai siswa setelah siklus ini berakhir dengan memperlihatkan perolehan nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan
101
kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Rata-rata nilai postest yang diperoleh adalah 66,84 dengan nilai maksimum 80 dan nilai minimum 55 Meski secara klasikal belum mencapai tarap “ketuntasan”, jumlah siswa yang sudah mencapai taraf itu sebanyak 23 dari 38 siswa
l a
atau ketuntasan belajar pada siklus ini sebesar 60,5%.
i r T
TABEL 7 NILAI RATA-RATA DAN KETUNTASAN BELAJAR PADA SIKLUS I SISWA KELAS X 3 SMAN 15 JAKARTA
NO
NILAI RATA-RATA
DAYA SERAP
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
1.
66,84
67 %
70
4 ! m
KETUNTASAN (PROSENTASE)
60,5%
o c e t ce.
Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis, nilai rata-rata dan
a n a eu
ketuntasan belajar dalam menulis karangan narasi pada siklus pertama ini
r w.n
dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data
Cww
disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar
di bawah ini
merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase nilai rata-
F
rata menulis karangan narasi pada siklus pertama ini adalah 66,84, daya
D P
serap 67%, kriteria ketuntasan minimal 70, dan ketuntasan belajarnya 60,5%. Hal ini terjadi masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas dan harus melakukan remedial untuk kompetensi dasar yang belum tuntas. Data di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
102
l a
i r T
4 ! m
GAMBAR 9 HASIL BELAJAR SISWA KELAS X3 PADA SIKLUS I
4. Hasil Penelitian Siklus II
o c e t ce.
a n a eu
Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada hari;
r w.n
Kamis, 11 Agustus 2011, Selasa, 16 Agustus
Cww
2011, dan Kamis, 18
Agustus 2011. Dalam siklus II pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, proses pembelajaran
F
berlangsung
selama
2 x 35 menit. Subyek
penelitian adalah siswa kelas X3 SMAN 15 Jakarta semester ganjil
D P
Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah siswa laki-laki 12 orang dan siswa perempuan 26 orang. Pada siklus I pertemuan kesatu pada hari Kamis, 11 Agustus 2011,
kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul 11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit, dilakukan dengan pengelompokan siswa. Seluruh siswa dibagi menjadi 19 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Peneliti
103
membentuk
kelompok
secara
berpasangan
dengan
kemampuan
heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Dalam kegiatan awal, difokuskan pada membagikan cerpen karangan
berbentuk
narasi.
Kegiatan
berikutnya
adalah
guru
l a
memberitahukan kepada siswa bahwa dalam pertemuan pertama ini
i r T
materi yang akan dipelajari tentang menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran think, pair, and share.
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan inti yaitu guru menjelaskan tentang
materi
pembelajaran
dengan
4 ! m
menggunakan
media
dilanjutkan dengan membantu siswa membentuk kelompok
o c e t ce.
LCD,
kecil yang
heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin, setiap kelompok
a n a eu
terdiri dari dua orang atau secara berpasangan dan membagikan lembar
r w.n
kegiatan siswa (LKS). Pada LKS ke-2, cerpen yang disajikan berjudul
Cww
Nasibku Nasibmu, oleh : Rayni N. Massardi. Setelah itu, guru membimbing kelompok yang berpasangan tersebut
F
menuju tahapan berpikir (think), yaitu membaca dalam hati untuk
D P
memahami isi cerpen dan mencatat hal-hal yang penting dan sulit dimengerti yang akan didiskusikan pada tahapan berikutnya. Langkah berikutnya yaitu tahapan berpasangan (pair), dalam tahapan ini siswa secara berpasangan mendiskusikan tugas yang ada pada LKS ke-2. Langkah terakhir yaitu tahapan berbagi (share), intinya adalah berbagi dengan seluruh teman-teman yang ada di kelas, dengan cara
setiap
kelompok yang telah ditentukan guru secara acak maju ke depan kelas
104
untuk berbagi dengan yang lain. Jawaban dari tiap kelompok sangat bervariasi tetapi guru bertindak sebagai penengah untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Sebelumnya guru sudah menyiapkan kunci jawaban yang benar.
l a
Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ini adalah menyimpulkan
i r T
pelajaran bersama siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa secara acak tentang materi pelajaran yaitu. Pada akhir pertemuan, siswa diminta oleh guru tentang kesan dan tanggapan terhadap
kegiatan
pembelajaran
4 ! m
dengan
menggunakan
model
pembelajaran think, pair, and share yang sudah berlangsung. Setelah
peneliti
o c e t ce.
melaksanakan
pembelajaran
siklus
kedua
a n a eu
pertemuan pertama dalam menulis narasi dengan menggunakan model
r w.n
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka
Cww
diperoleh data sebagai berikut :
TABEL 8 PENILAIAN PROSES SIKAP (AFEKTIF) DALAM BERDISKUSI SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA
F
D P
KEL . 1 2 3 4 5
NAMA SISWA
CARISA DANIA PUTRI PUTRI ANGGUN LINDA DEVIYANI YUNITA RIZKY GALUH SAPUTRI RIZKY SORAYA DIVA ROMADONA LASMIASARI GILANG FIRDAUS ILHAM RAMADHONA DIVA PURNAMASARI P.
KERJA SAMA SISWA 1
2
v
3
KEAKTIFAN SISWA 1
v v
v v
v v v
v
v v v v
v v v v v
2
v v
3
105
6.
DIAN AFRIANNA R SITI SYARIFAH 7. JAYA HARTONO SYIFA NURAINI 8. ZENA UMAR HAMZAH 9. WAHYUDI DESCA ROSARI T 10. INDRI LARASATI MUHAMMAD ANDHIKA 11. ANGGRAHITO WIDYA G. ANNIDA FADHILLAH 12. RAUDHOTUL JANNAH DENI KUWAT SETYAWAN 13. HASBULLAH OKTAVIANI 14. JAN PRAWIRA ANDI DARA SUCI S.A. 15. DWI PUJIYANA MUHAMMAD FAHRIZAL K. 16. PUTRI AMALIA NISA YULIANTI 17. RIE ANANDA UTAMIE SHABIKA 18. MEGA FITRIANI SRI RADI WIDYAWATI 19. HENNY ROSIANA AGUS MAULANA Keterangan : 1.Baik 2.Cukup 3.Kurang
v v
F
D P
Cww
v
v v
v
v
v v v
v v
v
l a
v
v
v v v
v v v
i r T
4 ! m v v v v
o c e t ce. v
v v
v
a n a eu
r w.n
v v
v v v
v
v v
v v v
v
v
v v v v
v v
v
v v v v
v v v
Berdasarkan table 7 terdapat pengklasifikasian penilaian sikap dalam berdiskusi ada 3 kategori yaitu : 1.
Baik, dengan perincian bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu dapat bekerja sama dan mau berbagi dengan kelompoknya. Demikian pula pada kategori keaktifan siswa yaitu dapat berperan secara aktif dalam berdiskusi, menyatakan pendapat maupun sanggahan yang disertai alasan yang tepat.
106
2.
Cukup,
dengan
perincian
bahwa
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu dapat bekerja sama tetapi tidak mau berbagi dengan kelompoknya atau sebaliknya. Pada kategori keaktifan siswa yaitu dapat berdiskusi
l a
tetapi tidak berperan secara aktif, dapat menyatakan pendapat
ri
tetapi tidak ada alasan atau alasannya kurang tepat. 3.
Kurang,
dengan
perincian
bahwa
siswa
dalam
T
kegiatan
pembelajaran di kelas pada kategori kerja sama siswa yaitu tidak
4 ! m
mau bekerja sama dan tidak mau berbagi dengan kelompoknya. Pada kategori keaktifan siswa yaitu berperan secara pasif dan hanya diam saja.
o c e t ce.
a n a eu
Berdasarkan tabel 7 maka diperoleh data tentang menulis narasi yang
r w.n
difokuskan pada kerja sama siswa dalam berdiskusi dan keaktifan siswa
Cww
dalam berdiskusi pada siklus pertama pertemuan pertama, diperoleh data sebagai berikut :
F
1. Ada 13 siswa yang memperoleh nilai 6 yaitu nilai baik (3) dalam
D P
kerja sama dan nilai baik (3) dalam keaktifan diskusi
2. Ada 8 siswa yang memperoleh nilai 5 yaitu nilai baik (3) dalam kerja sama dan nilai (2) cukup dalam keaktifan diskusi.
3. Ada 4 siswa yang memperoleh nilai 5 yaitu nilai cukup (2) dalam kerja sama dan nilai (3) baik dalam keaktifan diskusi. 4. Ada 13 siswa yang memperoleh nilai 4 yaitu nilai cukup (2) dalam kerja sama dan nilai cukup (2) dalam keaktifan diskusi.
107
Untuk
lebih
mempermudah
dalam
menganalisis,
data
hasil
rekapitulasi nilai sikap (afektif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar di
l a
bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase
i r T
nilai sikap (afektif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, yaitu : 1. Ada 13 siswa (34,21%) yang memperoleh nilai 6
4 ! m
2. Ada 8 siswa (21,05%) yang memperoleh nilai 5 3. Ada 4 siswa (10,52%) yang memperoleh nilai 5
o c e t ce.
4. Ada 13 siswa (34,21%) yang memperoleh nilai 4
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
GAMBAR 10 NILAI SIKAP (AFEKTIF) SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
108
Pada siklus II pertemuan kedua pada hari Selasa, 16 Agustus 2011, kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul 11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit, dilanjutkan dengan pengelompokan siswa sesuai yang telah ditentukan
l a
pada pertemuan sebelumnya. Seluruh siswa dibagi menjadi 19 kelompok,
i r T
masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Peneliti membentuk kelompok
secara berpasangan dengan kemampuan heterogen baik
secara akademik maupun jenis kelamin. Dalam
kegiatan
awal,
guru
4 ! m
melakukan
apersepsi
dengan
menanyakan apakah tugas kelompok yang diberikan pada pertemuan
o c e t ce.
sebelumnya sudah dikerjakan atau belum. Kegiatan berikutnya adalah
a n a eu
kegiatan inti yaitu guru membimbing kelompok yang berpasangan tersebut
r w.n
untuk presentasi di depan kelas. Intinya adalah berbagi dengan seluruh
Cww
teman-teman yang ada di kelas, dengan cara seluruh kelompok yang telah ditentukan guru secara acak maju ke depan kelas untuk berbagi
F
dengan yang lain. Jawaban dari tiap kelompok sangat bervariasi tetapi
D P
guru bertindak sebagai penengah untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Sebelumnya guru sudah menyiapkan kunci jawaban yang benar. Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ini adalah menyimpulkan
pelajaran bersama siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa secara acak tentang materi pelajaran. Pada akhir pertemuan, siswa diminta oleh guru tentang kesan dan tanggapan
109
terhadap
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran think, pair, and share yang sudah berlangsung. Setelah
peneliti
melaksanakan
pembelajaran
siklus
kedua
pertemuan kedua dalam menulis narasi dengan menggunakan model
l a
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka
i r T
diperoleh data sebagai berikut : TABEL 9
KEL.
HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SECARA KELOMPOK (PSIKOMOTOR) SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN 1
1 2 3 4 5 6.
CARISA DANIA PUTRI PUTRI ANGGUN LINDA DEVIYANI YUNITA RIZKY GALUH SAPUTRI RIZKY SORAYA DIVA ROMADONA LASMIASARI GILANG FIRDAUS ILHAM RAMADHONA DIVA PURNAMASARI P. DIAN AFRIANNA R SITI SYARIFAH JAYA HARTONO SYIFA NURAINI ZENA UMAR HAMZAH WAHYUDI DESCA ROSARI T INDRI LARASATI MUHAMMAD ANDHIKA ANGGRAHITO WIDYA G. ANNIDA FADHILLAH RAUDHOTUL JANNAH DENI KUWAT SETYAWAN HASBULLAH OKTAVIANI JAN PRAWIRA
D P
F
7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
Cww
NILAI
2
3
4
5
20
10
10
10
70
20
20
10
10
10
70
20
15
10
20
15
80
15
20
10
20
10
75
20
20
10
20
20
10
20
15
85
20
15
10
20
15
80
20
15
10
20
10
75
20
10
20
20
10
80
20
15
10
20
10
75
20
20
10
10
10
70
20
10
10
20
10
70
20
10
20
20
10
80
o c e t ce. 20
a n a eu
r w.n
4 ! m
10
10
70
110
15. 16. 17. 18. 19.
ANDI DARA SUCI S.A. DWI PUJIYANA MUHAMMAD FAHRIZAL K. PUTRI AMALIA NISA YULIANTI RIE ANANDA UTAMIE SHABIKA MEGA FITRIANI SRI RADI WIDYAWATI HENNY ROSIANA AGUS MAULANA
15
15
20
15
20
85
20
20
20
10
10
80
15
20
20
15
10
80
20
20
10
20
10
80
20
10
10
20
10
10
10
10
10
10
Keterangan Aspek Penilaian
i r T
l a
70 50
1. isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian) 2. organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya bahasa) 3. tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan)
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
Berdasarkan tabel 8 maka diperoleh data tentang menulis narasi yang difokuskan pada nilai kelompok (psikomotor) pada siklus pertama
r w.n
pertemuan kedua, diperoleh data sebagai berikut :
Cww
1. kelompok 1 memperoleh nilai 80
F
2. kelompok 2 memperoleh nilai 70
D P
3. kelompok 3 memperoleh nilai 85 4. kelompok 4 memperoleh nilai 75 5. kelompok 5 memperoleh nilai 70 6. kelompok 6 memperoleh nilai 80 7. kelompok 7 memperoleh nilai 80 8. kelompok 8 memperoleh nilai 75 9. kelompok 9 memperoleh nilai 70 10. kelompok 10 memperoleh nilai 75
111
11. kelompok 11 memperoleh nilai 70 12. kelompok 12 memperoleh nilai 70 13. kelompok 13 memperoleh nilai 70 14. kelompok14 memperoleh nilai 85
l a
15. kelompok 15 memperoleh nilai 80
i r T
16. kelompok 16 memperoleh nilai 80 17. kelompok 17 memperoleh nilai 80 18. kelompok 18 memperoleh nilai 70 19. kelompok 19 memperoleh nilai 80 Untuk rekapitulasi
lebih
mempermudah
4 ! m
dalam
menganalisis,
o c e t ce.
data
hasil
nilai kelompok (psikomotor) dalam menulis narasi setelah
a n a eu
dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
r w.n
Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang.
Cww
Gambar di bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase nilai kelompok (psikomotor) dalam menulis narasi setelah
F
dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
D P
Think, Pair, and Share, yaitu : 1. Ada 2 kelompok (10,52%) yang memperoleh nilai 85 2. Ada 7 kelompok (36,84%) yang memperoleh nilai 80 3. Ada 3 kelompok (15,78%) yang memperoleh nilai 75 4. Ada 7 kelompok (36,84%) yang memperoleh nilai 70
112
l a
i r T
4 ! m
GAMBAR 11 NILAI DISKUSI KELOMPOK (PSIKOMOTOR) SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
o c e t ce.
a n a eu
Pada siklus II pertemuan ketiga pada hari Kamis, 18 Agustus 2011,
r w.n
kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 sampai dengan pukul
Cww
11.25 WIB. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 70 menit. Pada penelitian tindakan kelas pertemuan ketiga ini, dilakukan evaluasi secara
F
individu dengan tujuan untuk memperoleh nilai kognitif secara individu.
D P
Nilai individu ini kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan sesuai dengan KKM maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Peneliti melakukan penilaian secara individu (kognitif). Penilaian ini dilakukan dalam bentuk postest. Setelah peneliti melaksanakan evaluasi pembelajaran siklus pertama pertemuan ketiga dalam
menulis narasi dengan menggunakan model
113
pembelajaran think, pair, and share di kelas X SMAN 15 Jakarta, maka diperoleh data sebagai berikut : TABEL 10 HASIL PENILAIAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SECARA INDIVIDU (KOGNITIF) SIKLUS II PERTEMUAN KETIGA SISWA KELAS X3 SMAN 15 JAKARTA NO.
NAMA SISWA
ASPEK PENILAIAN 1
2
3
i r T
l a
NILAI
4
5
15
10
15
10
85
10
65
10
10
70
20
4 ! m
10
15
20
co
15
1.
AGUS MAULANA
20
20
10
2.
ANDI DARA SUCI S.A.
20
20
20
3.
ANGGRAHITO WIDYA G.
20
15
10
4.
ANNIDA FADHILLAH
20
20
10
5.
CARISA DANIA PUTRI
20
10
20
10
10
70
6.
DENI KUWAT SETYAWAN
10
10
10
70
7.
DESCA ROSARI T
10
20
10
70
8.
DIAN AFRIANNA R.
20
10
10
75
9.
DIVA PURNAMASARI P.
20
20
15
10
80
10.
DWI PUJIYANA
20
20
10
10
10
75
11.
GALUH SAPUTRI
ua 20
20
10
10
10
70
12.
GILANG FIRDAUS
15
20
10
15
15
75
13.
HASBULLAH
15
10
10
15
10
60
14.
HENNY ROSIANA
20
20
10
10
10
70
15.
ILHAM RAMADHONA
20
20
10
10
10
70
16.
INDRI LARASATI
20
15
20
10
10
75
17.
JAN PRAWIRA
20
20
20
5
10
75
18.
JAYA HARTONO
20
20
20
5
10
75
19.
LINDA DEVIYANI
15
20
10
15
10
70
20.
MEGA FITRIANI SRI RADI
20
10
20
10
10
70
21.
MUHAMMAD ANDHIKA
20
10
10
10
10
60
22.
MUHAMMAD FAHRIZAL K.
20
20
10
10
10
70
23.
NISA YULIANTI
20
10
20
10
15
75
24.
OKTAVIANI
20
10
20
10
10
70
25.
PUTRI AMALIA
20
20
10
20
10
80
26.
PUTRI ANGGUN
20
10
10
20
10
70
F
D P
ece. t an
re .n
20
Cwww
20 10
75
114
27.
RAUDHOTUL JANNAH
20
20
20
10
10
80
28.
RIE ANANDA UTAMIE
20
20
10
15
15
80
29.
RIZKY SORAYA DIVA
20
20
20
10
10
80
30.
ROMADONA LASMIASARI
20
15
20
15
10
80
31.
SHABIKA
20
20
10
10
15
75
32.
SITI SYARIFAH
10
20
10
15
15
70
33.
SYIFA NURAINI
15
20
10
10
15
34.
UMAR HAMZAH
15
15
10
10
10
35.
WAHYUDI
20
20
20
10
36.
WIDYAWATI
20
15
10
15
37.
YUNITA RIZKY
20
20
10
38.
ZENA
20
20
20
T 10
10
l a
ri 10 10 10 10
70 60 80 70 70 80
4 ! m
Keterangan Aspek Penilaian
1. isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan penyelesaian) 2. organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas, menggunakan gaya bahasa) 3. tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat efektif dan tidak menimbulkan ambigu) 4. pilihan kata (kata-kata tepat dan sesuai) 5. ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang disempurnakan)
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
Berdasarkan tabel 9 maka diperoleh data tentang menulis narasi
Cww
yang difokuskan pada
F
nilai individu (kognitif) pada siklus pertama
pertemuan ketiga, diperoleh data sebagai berikut :
D P
1. Agus Maulana memperoleh nilai 75 2. Andi Dara Suci S.A. memperloeh nilai 85 3. Anggrahito Widya G. memperloeh nilai 65 4. Annida Fadhillah memperloeh nilai 70 5. Carisa Dania Putri memperloeh nilai 70 6. Deni Kuwat Setyawan memperloeh nilai 70 7. Desca Rosari T memperloeh nilai 70
115
8. Dian Afrianna R.memperloeh nilai 75 9. Diva Purnamasari P.memperloeh nilai 80 10. Dwi Pujiyana memperloeh nilai 75 11. Galuh Saputri memperloeh nilai 70
l a
12. Gilang Firdaus memperloeh nilai 75 13. Hasbullah memperloeh nilai 60 14. Henny Rosiana memperloeh nilai 70 15. Ilham Ramadhona memperloeh nilai 70 16. Indri Larasati memperloeh nilai 75 17. Jan prawira memperloeh nilai 75
4 ! m
o c e t ce.
18. Jaya Hartono memperloeh nilai 75
a n a eu
19. Linda Deviyani memperloeh nilai 70
r w.n
20. Mega Fitriani Sri Radi memperloeh nilai 70
Cww
21. Muhammad Andhika memperloeh nilai 60 22. Muhammad Fahrizal K.memperloeh nilai 70
F
23. Nisa Yulianti memperloeh nilai 75
D P
i r T
24. Oktaviani memperloeh nilai 70 25. Putri Amalia memperloeh nilai 80 26. Putri Anggun memperloeh nilai 70 27. Raudhotul Jannah memperloeh nilai 80 28. Rie Ananda Utamie memperloeh nilai 80 29. Rizky Soraya Diva memperloeh nilai 80 30. Romadona Lasmiasari memperloeh nilai 80
116
31. Shabika memperloeh nilai 75 32. Siti Syarifah memperloeh nilai 70 33. Syifa Nuraini memperloeh nilai 70 34. Umar Hamzah memperloeh nilai 60
l a
35. Wahyudi memperloeh nilai 80 36. Widyawati memperloeh nilai 70 37. Yunita Rizky memperloeh nilai 70 38. Zena memperloeh nilai 80 Untuk
lebih
mempermudah
i r T
4 ! m
dalam
menganalisis,
data
hasil
rekapitulasi nilai individu (kognitif) dalam menulis narasi setelah dilakukan
o c e t ce.
tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair,
a n a eu
and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar di
r w.n
bawah ini merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase
Cww
nilai individu (kognitif) dalam menulis narasi setelah dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share,
F
yaitu :
D P
1. Ada 1 siswa (2,63%) yang memperoleh nilai 85 2. Ada 8 siswa (21,05%) yang memperoleh nilai 80 3. Ada 9 siswa (23,68%) yang memperoleh nilai 75 4. Ada 16 siswa (42,10%) yang memperoleh nilai 70 5. Ada 1 siswa (2,63%) yang memperoleh nilai 65 6. Ada 3 siswa (7,89%) yang memperoleh nilai 60
117
l a
i r T
4 ! m
Gambar 12 Nilai Individu (Kognitif) Siklus II Pertemuan Ketiga
o c e t ce.
a n a eu
Kesimpulan :
r w.n
Hasil belajar yang dicapai siswa setelah siklus ini berakhir dengan
Cww
memperlihatkan perolehan nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata nilai postest yang diperoleh adalah 89,47 dengan nilai
F
maksimum 85 dan nilai minimum 60. Meski secara klasikal belum
D P
mencapai tarap “ketuntasan”, jumlah siswa yang sudah mencapai taraf itu sebanyak 34 dari 38 siswa atau ketuntasan belajar pada siklus ini sebesar 89%.
TABEL 11 NILAI RATA-RATA DAN KETUNTASAN BELAJARPADA SIKLUS II SISWA KELAS X 3 SMAN 15 JAKARTA NO
NILAI RATA-RATA
DAYA SERAP
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
KETUNTASAN (PROSENTASE)
1.
89,47
89 %
70
89,5%
118
Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar dalam menulis karangan narasi pada siklus kedua ini dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and Share, data disajikan juga dalam bentuk diagram batang. Gambar
di bawah ini
l a
merupakan diagram batang yang menggambarkan prosentase nilai rata-
i r T
rata menulis karangan narasi pada siklus kedua ini adalah 89,47 dengan daya serap 89%, kriteria ketuntasan minimal 70, dan ketuntasan belajarnya 89,5%. Hal ini terjadi masih terdapat empat siswa yang belum
4 ! m
tuntas dan harus melakukan remedial untuk kompetensi dasar yang belum tuntas. Data di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
o c e t ce.
a n a eu
F
D P
r w.n
Cww
GAMBAR 13 HASIL BELAJAR SISWA KELAS X3 PADA SIKLUS II
119
B. Pembahasan 1. Analisis Nilai Sikap (Afektif) Siklus I dan Siklus II Analisis terhadap masing-masing aktivitas dan kerja sama siswa dalam pembelajaran Siklus I menunjukkan aktivitas bertanya, menjawab
l a
pertanyaan, dan aktif memberikan pendapat belum menunjukkan hasil
ri
masih
narasi
dengan
yang memuaskan, karena masih dibawah 70% dari 2 kali pertemuan pembelajaran di kelas. Hal ini antara lain disebabkan siswa
T
terlihat canggung dalam pembelajaran yang bervariasi (diskusi secara berpasangan,
presentasi,
dan
4 ! m
latihan
menulis
menggunakan kerangka karangan), ada beberapa siswa yang masih
o c e t ce.
terlihat ragu-ragu untuk melaksanakan diskusi dan mempresentasikan
a n a eu
hasilnya.
r w.n
Pada Siklus II, kondisi tersebut tampak mengalami perbaikan,
Cww
mengalami peningkatan yang cukup memuaskan jika dibandingkan dengan kondisinya pada Siklus I seperti terlihat pada tabel berikut:
F
TABEL 12 REKAPITULASI NILAI SIKAP (AFEKTIF) PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II SISWA KELAS X 3 SMAN 15 JAKARTA NO KOMPONEN NILAI SIKLUS 1 SIKLUS 2 YANG DIAMATI JUMLAH % JUMLAH % 1. Kerja sama 3 6 15,78 13 34,21 keaktifan 3 2. Kerja sama 3 5 7,89 8 21,05 keaktifan 2 3. Kerja sama 2 5 7,89 4 10,52 keaktifan 3 4. Kerja sama 2 16 42,50 13 34,21 keaktifan 2 5. Kerja sama 2 2 5,26 keaktifan 1 6. Kerja sama 1 8 21,05 -
D P
120
keaktifan
1
Berdasarkan tabel 11 maka diperoleh data tentang rekapitulasi nilai sikap (afektif)
yang difokuskan pada kerja sama siswa dalam
berdiskusi dan keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk siklus I dan siklus II
l a
diperoleh data sebagai berikut :
i r T
1. Komponen kerja sama dengan nilai baik dan keaktifan dengan nilai baik mengalami kenaikan 7 point.
2. Komponen kerja sama dengan nilai baik dan keaktifan dengan
4 ! m
nilai cukup mengalami kenaikan 3 point.
3. Komponen kerja sama dengan nilai cukup dan keaktifan
o c e t ce.
dengan nilai baik mengalami penurunan 1 point.
a n a eu
4. Komponen kerja sama dengan nilai cukup dan keaktifan
r w.n
dengan nilai cukup mengalami penurunan 3 point.
Cww
5. Komponen kerja sama dengan nilai cukup dan keaktifan dengan nilai kurang tidak ada point.
F
6. Komponen kerja sama dengan nilai kurang dan keaktifan
D P
dengan nilai kurang tidak ada point.
Dari
perbandingan
data
siklus
I
dengan
siklus
II
yang
mengalami kenaikan cukup besar adalah komponen kerja sama dengan nilai baik dan keaktifan dengan nilai baik. Artinya siswa sudah
mulai
memahami
materi
yang
dieksplor
sendiri
dari
pengalamannya dalam proses pembelajaran. Sedangkan aspek yang tidak ada pointnya adalah komponen kerja sama dengan nilai cukup
121
dan keaktifan dengan nilai kurang tidak ada point dan komponen kerja sama dengan nilai kurang dan keaktifan dengan nilai kurang tidak ada point. Data dapat dilukiskan dalam bentuk diagram batang di bawah ini:
l a
i r T
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
GAMBAR 14 PERBANDINGAN NILAI SIKAP (AFEKTIF) DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS X3 PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II
F
D P
Cww
2. Analisis Nilai Diskusi Kelompok (Psikomotor) dalam Berdiskusi Siklus I dan Siklus II
Dalam kegiatan pembelajaran siklus I dan Siklus II berjalan dengan
baik. Pada saat pemberian materi dengan menggunakan media LCD, siswa sangat antusias dan cukup mengerti tentang materi yang diajarkan. Ada beberapa kendala saat digunakan model pembelajaran think, pair, and share, karena metode ini baru digunakan di kelas tersebut. Kendala tersebut dapat terlihat dari beberapa siswa yang belum mengerti karena
122
belum terbiasa dengan menggunakan metode tersebut. Demikian juga pada waktu membaca cerpen, masih terlihat beberapa siswa yang tidak konsentrasi dan ada pula siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya.
l a
Dalam kegiatan membaca dan memahami cerpen terlihat siswa
i r T
mengalami kesulitan dalam menentukan kata atau frasa kunci yang dapat berhubungan dengan tokoh, alur, kejadian yang dialami tokoh, konflik yang terjadi, waktu kejadian, latar, tempat, dan suasana yang terdapat
4 ! m
dalam cerpen. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan kegiatan membaca pemahaman yang memerlukan konsentrasi yang
o c e t ce.
tinggi. Pada kegiatan ini, guru membantu siswa yang mengalami kesulitan
a n a eu
tersebut.
r w.n
Secara umum pada siklus I dan siklus II, penerapan
model
Cww
pembelajaran think, pair, and share cukup baik walaupun belum sempurna, hal ini terlihat dari sebagian besar siswa sangat senang
F
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Guru memberikan kesempatan
D P
kepada siswa untuk bertanya jawab maupun mengemukakan pendapatnya sehingga siswa lebih mudah memahami bacaan yang diberikan dan merasa dihargai. Menurut siswa kegiatan pembelajaran ini sangat menarik dan menyenangkan, karena mereka dapat berinteraksi secara aktif dan bisa menerima pendapat dari teman-temannya. Pada Siklus II, kondisi tersebut tampak mengalami perbaikan, mengalami peningkatan yang
123
cukup memuaskan jika dibandingkan dengan kondisinya pada Siklus I seperti terlihat pada tabel berikut: TABEL 13 REKAPITULASI NILAI DISKUSI KELOMPOK (PSIKOMOTOR) PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II SISWA KELAS X 3 SMAN 15 JAKARTA NO JUMLAH KELOMPOK
SIKLUS I NILAI PERSENTSE
l a
SIKLUS II JUMLAH NILAI PERSENTSE KELOMPOK 10,52 2 85
1.
1
80
5,26
2.
10
70
52,63
7
3.
4
65
21,05
3
4.
1
60
5,26
5.
3
55
15,78
i r T
4 ! m 7 -
80
36,84
75
15,78
70
36,84
-
-
o c e t ce.
Berdasarkan tabel 12 maka diperoleh data tentang rekapitulasi nilai
a n a eu
diskusi kelompok (psikomotor) yang difokuskan pada menentukan kata
r w.n
atau frasa kunci yang dapat berhubungan dengan tokoh, alur, kejadian
Cww
yang dialami tokoh, konflik yang terjadi, waktu kejadian, latar, tempat, dan suasana yang terdapat dalam cerpen, untuk siklus I dan siklus II diperoleh
F
data sebagai berikut :
D P
1. Pada siklus I tidak ada kelompok yang memperoleh nilai 85, sedangkan pada siklus II ada 2 kelompok.
2. Pada siklus I ada 1 kelompok yang memperoleh nilai 80 dan pada siklus II ada 7 kelompok. 3. Pada siklus I tidak ada kelompok yang memperoleh nilai 75, sedangkan pada siklus II ada 3 kelompok.
124
4. Pada siklus I ada 10 kelompok yang memperoleh nilai 70
dan
pada siklus II ada 7 kelompok. 5. Pada siklus I ada 4 kelompok yang memperoleh nilai 65 sedangkan pada siklus II tidak ada.
l a
6. Pada siklus I ada 1 kelompok yang memperoleh nilai 60
i r T
sedangkan pada siklus II tidak ada.
7. Pada siklus I ada 3 kelompok yang memperoleh nilai 55 sedangkan pada siklus II tidak ada. Dari
perbandingan
data
kenaikan
cukup
mengalami
siklus besar
4 ! m I
dengan
adalah
o c e t ce.
siklus
II
kelompok
yang yang
mendapatkan nilai 70 dan 80, karena pada siklus I ada 11 kelompok
a n a eu
(nilai 80 ada 1 kelompok dan nilai 70 ada 10 kelompok), sedangkan
r w.n
pada siklus II ada 14 kelompok (nilai 80 ada 7 kelompok dan nilai 70
Cww
ada 7 kelompok). Artinya siswa yang ada dalam kelompok tersebut sudah mulai memahami materi yang dieksplor bersama dengan
F
kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bekerja secara
D P
kelompok mengalami peningkatan, terbukti dari nilai yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Data dapat dilukiskan dalam bentuk diagram batang di bawah ini:
125
l a
i r T
4 ! m
GAMBAR 15 PERBANDINGAN NILAI DISKUSI KELOMPOK (PSIKOMOTOR) DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS X3 PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II
o c e t ce.
a n a eu
3. Analisis Nilai Individu (Kognitif) pada Siklus I dan Siklus II
r w.n
Pada penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II, dilakukan
Cww
evaluasi secara individu dengan tujuan untuk memperoleh nilai kognitif
F
secara individu. Nilai individu ini kemudian diolah dan dianalisis dengan
D P
maksud apabila dalam siklus pertama tujuannya belum mendapat hasil yang diharapkan sesuai dengan KKM maka penulis akan melakukan perbaikan pada siklus kedua. Peneliti melakukan penilaian secara individu (kognitif). Penilaian ini dilakukan dalam bentuk postest. Setelah peneliti melaksanakan evaluasi pembelajaran siklus I dan siklus
II
pada
pertemuan
ketiga
dalam
menulis
narasi dengan
menggunakan model pembelajaran think, pair, and share di kelas X3 SMAN 15 Jakarta, maka diperoleh data sebagai berikut :
126
TABEL 14 REKAPITULASI NILAI INDIVIDU (KOGNITIF) PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II SISWA KELAS X 3 SMAN 15 JAKARTA NO
1.
JUMLAH SISWA 1
2.
SIKLUS I NILAI PERSENTSE
SIKLUS II NILAI PERSENTSE
80
2,63
JUMLAH SISWA 1
3
75
7,89
8
80
3.
19
70
50
9
75
4.
5
65
13,15
16
70
5.
8
60
21,05
1
6.
2
55
5,26
3
l a
85
2,63
21,05
T
ri
4 ! m
65 60
23,68
42,10 2,63 7,89
Berdasarkan tabel 13 maka diperoleh data tentang rekapitulasi nilai
o c e t ce.
individu (kognitif) yang difokuskan pada isi gagasan yang dikemukakan (karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik, ada konflik dan
a n a eu
penyelesaian), organisasi isi (perkenalan tokoh, sudut pandang jelas,
r w.n
menggunakan gaya bahasa), tata bahasa dan struktur kalimat (kalimat
Cww
efektif dan tidak menimbulkan ambigu), pilihan kata (kata-kata tepat dan
F
sesuai), dan ejaan dan tanda baca (sesuai dengan ejaan yang
D P
disempurnakan) , untuk siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai berikut:
1. Pada siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai 85, sedangkan pada siklus II ada 1 orang siswa. 2. Pada siklus I ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai 80 dan pada siklus II ada 8 orang siswa. . 3. Pada siklus I ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai 75 dan pada siklus II ada 9 orang siswa. .
127
4. Pada siklus I ada 19 orang siswa yang memperoleh nilai 70 dan pada siklus II ada 16 orang siswa. . 5. Pada siklus I ada 5 orang siswa yang memperoleh nilai 65 pada siklus II ada 1 orang siswa. .
l a
6. Pada siklus I ada 8 orang siswa yang memperoleh nilai 60 dan
i r T
pada siklus II ada 3 orang siswa. .
7. Pada siklus I ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai 55 dan pada siklus II ada 8 orang siswa. .
4 ! m
Berdasarkan perbandingan data siklus I dengan siklus II, maka dapat
diambil
diberikan
kesimpulan
setelah
mengikuti
bahwa
tes
individu
o c e t ce.
kegiatan
(kognitif)
pembelajaran
yang
mengalami
a n a eu
peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari :
r w.n
1. Jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus I
Cww
siswa yang nilainya di atas KKM ada 23 orang siswa (nilai 80 ada 1 orang siswa, nilai 75 ada 3 orang siswa, dan nilai 70
F
ada 19 orang siswa).
D P
2. Jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus II siswa yang nilainya di atas KKM ada 34 orang siswa (nilai 85 ada 1 orang siswa, nilai 80 ada 8 orang siswa, nilai 75 ada 9 orang siswa, dan nilai 70 ada 16 orang siswa). 3. Jumlah siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Pada siklus I siswa yang nilainya di bawah KKM ada 15 orang siswa (nilai
128
65 ada 5 orang siswa, nilai 60 ada 8 orang siswa, dan nilai 55 ada 2 orang siswa). 4. Jumlah siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Pada siklus II siswa yang nilainya di bawah KKM ada 4 orang siswa (nilai 65
l a
ada 1 orang siswa, dan nilai 60 ada 3 orang siswa).
i r T
Data dapat dilukiskan dalam bentuk diagram batang di bawah ini:
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
F
r w.n
Cww
Gambar 16 Perbandingan Nilai Individu (Kognitif) dalam Pembelajaran di Kelas X3 pada Siklus I dan Siklus II
D P
4. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis, nilai rata-rata, daya serap, dan ketuntasan belajar pada menulis karangan narasi siklus I dan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Think, Pair, and
129
Share, maka dapat dilihat pada tabel 14. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa selama siklus I dan siklus II dapat di buat rekapitulasi perbandingannya sebagai berikut: TABEL 15 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II
l a
SIKLUS NO
KRITERIA SIKLUS I
1.
Nilai rata-rata
2.
Daya serap
3.
KKM
4.
Ketuntasan
66,84 67%
i r T
4 ! m
SIKLUS II
89,47 89%
70
70
o c e t ce.
89,5%
60,5%
a n a eu
Berdasarkan tabel 14, maka dapat disimpulkan :
r w.n
1. Nilai rata-rata siswa pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 23,37
Cww
point yaitu dari 66,84 pada siklus I dan 89,47 pada siklus II.
F
2. Daya serap siswa pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 22
D P
point yaitu dari 67% pada siklus I dan 89% pada siklus II.
3. Ketuntasan siswa pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 29 point yaitu 60,5% pada siklus I dan 89,5% pada siklus II.
4. Pencapaian kriteria ketuntasan telah melebihi batas minimal yang ditentukan. Kenaikan nilai siswa sangat dipengaruhi oleh penguasaan materi dan penguasaan materi akan terjadi jika pembelajaran di kelas berhasil. Siswa sudah terbiasa dan mulai mendapat kecocokan dalam belajar secara kelompok. Dalam memahami
130
materi, peneliti menggunakan lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan model pembelajarn yang tepat. Data di atas dapat terlihat pada diagram batang di bawah ini :
l a
i r T
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
r w.n
GAMBAR 16 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X3 SIKLUS I DAN SIKLUS II
F
Cww
Model pembelajaran Think Pair and Share ini ternyata dapat menciptakan
D P
suasana belajar yang bergairah dan memotivasi siswa serta memancing kreativitas siswa dalam belajar. Hal tersebut terlihat dari siswa dapat berperan secara aktif dalam diskusi, baik mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, maupun sanggahan. Model pembelajaran
Think Pair and Share
membuat siswa sangat antusias dalam kegiatan pembelajaran
dapat dan
dengan menggunakan model pembelajaran tersebut ada kemajuan yang signifikan, baik pada materi maupun nilai.
131
Selain kelebihan model pembelajaran ini tidak juga lepas dari beberapa point kelemahan seperti dalam pengaturan kelompok di kelas, guru harus lebih teliti dan memahami betul kondisi siswa di kelas. Selain itu, guru harus lebih banyak ide dan kreativitasnya dalam mengoptimalkan siswa agar lebih berkonsentrasi pada
l a
saat membaca cerpen sehingga dalam menentukan kata atau frasa kunci
i r T
yang dapat berhubungan dengan tokoh, alur, kejadian yang dialami tokoh, konflik yang terjadi, waktu kejadian, latar, tempat, dan suasana yang terdapat dalam cerpen lebih mudah. Pada siklus kedua ini dapat
4 ! m
disimpulkan bahwa target ketuntasan individu mencapai 89,5% sehingga kegiatan siklus berikutnya tidak diperlukan lagi.
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
l a
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat diperoleh
i r T
kesimpulan bahwa pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan model pembelajaran think, pair, and share, mengalami peningkatan dibandingkan sebelum menggunakan metode tersebut, karena siswa
4 ! m
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengarang. Selain itu, model pembelajaran think, pair, and share, membuat siswa
o c e t ce.
lebih aktif, menunjukkan sikap positif, dan dapat mengemukakan
a n a eu
pendapat dalam diskusi kelompok.
r w.n
Dengan menerapkan model pembelajaran Think, Pair, and Share
Cww
dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
dalam
menulis narasi di kelas X SMAN 15 Jakarta. Hal tersebut dapat terlihat
F
dari data yang diperoleh sebagai berikut : Pada siklus I nilai rata-rata
D P
66,84, daya serap 67%, KKM 70, dan ketuntasan belajar 60,5% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 89,47, daya serap 89%, KKM 70, dan ketuntasan belajar 89,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kenaikan yang signifikan pada siklus I ke siklus II yaitu nilai rata-rata mengalami kenaikan 23,37 point, daya serap mengalami kenaikan 22 point, ketuntasan belajar mengalami kenaikan 29 point, sedangkan pencapaian kriteria ketuntasan telah melebihi batas minimal yang ditentukan.
133
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dilakukan upaya guru bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis narasi sebagai berikut :
l a
1. Pada proses pembelajaran menulis narasi, guru hendaknya
i r T
menggunakan model think, pair, and share, sebagai model pembelajaran.
2. Guru harus memahami secara menyeluruh tentang model think,
4 ! m
pair, and share, agar pembelajaran dapat berjalan optimal dan hasil yang diperoleh siswa sesuai dengan yang diharapkan.
o c e t ce.
3. Untuk mengatasi kelemahan dalam tahapan berpikir (think), sebaiknya
a n a eu
dirancang
tugas
r w.n
dengan
pertanyaan
yang
lebih
difokuskan agar siswa berpikir untuk menuliskan informasi yang mendukung.
Cww
4. Guru harus cermat dalam mengalokasikan waktu agar proses
F
pembelajaran lebih efektif dan bermakna. Apabila tidak cermat
D P
maka tujuan pembelajaran tidak tercapai.
5. Siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelompok agar dapat memahami materi pembelajaran dengan baik.
6. Keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat kepada orang lain secara secara tertulis memerlukan adanya latihan. 7. Guru hendaknya terus menjaga hubungan dan interaksi dengan siswa, sehingga guru lebih memahami kebutuhan siswa dalam
134
proses
pembelajaran
dan
mengetahui
langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.
l a
i r T
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww
135
DAFTAR PUSTAKA
Achyar, dkk. 1996. “Cooperative Learning Strategies in the Teaching of General Scienci at Lower Secondaty Level”. Malaysia : Seameo Recsam. Akhadiah, Sabarti. dkk., 2011. Menulis I. Jakarta: Pusat Penerbitan Univertitas Terbuka.
l a
i r T
Akhadiah, Sabarti.Maidar Arsjad, Sakura Ridwan. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Ambo Enre, Fachrudin. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
4 ! m
Checep 05, “Beda Strategi, Model, pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran www.klubguru. com.”Diunduh pada Februari 2009.
o c e t ce.
Elbow, Peter. 1973. Writing Without Teacher. New York: Oxford University Press.
a n a eu
Isjoni, Mohd. Arif Hj. Ismail. 2008. Model-Model Pembelajaran
r w.n
Mutakhir Perpaduan Indonesia Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cww
Gorys Keraf, 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
F
Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta : Rajawali Pers Raja Grafindo.
D P
Langan,John. 2001. College Writing Skills with Readings. Newyork: McGrawHill. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta:Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta : BPFE. Parera, Jos Daniel. 1987. Menulis Tertib dan Sistematis. Jakarta: Erlangga. Penny, Mukti .”TPR (Totally Physical Response); Metode Pembelajaran Bahasa yang Cukup Efektif Untuk Peserta Didik”. http://gapika.id. wordpress.com. Diunduh pada Januari 2009.
136
Pranoto, Naning. 2004. Creative Writing: 72 Jurus Seni Mengarang, Jakarta: PT Primamedia Pustaka. Pusat Bahasa, http:// Pusatbahasa.diknas.go.id /laman/nawala .info=artikel&onfocmd =show&info.id., diunduh Mei 2011. Rahmat Hidayat, Dede, Aip Badrujaman. 2009. Cara Mudah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Trans Info Media.
l a
Ruggiero, Vincent Ryan. 1981. The Art of Writing. USA: Alfred Publishing co.,inc.
i r T
Rusliana, Ade. “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran”. sman1sukaraja.com. Diunduh pada Januari 2009
4 ! m
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Fajar Interpratama Offset.
o c e t ce.
Semi, M. Atar.1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Semiawan, Conny R. 1984. Memperoleh Bakat dan Minat Kreativitas Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.
a n a eu
r w.n
Silabus Bahasa dan Sastra Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional
Cww
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.
F
Sofyan, Ahmadi. 2006. Jangan Takut Menulis. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
D P
Sudrajat, Akhmad. “Macam-Macam Metode http://blog.persimpangan.com/blog/tag/education. Januari 2009.
Pembelajaran”. Diunduh pada
Tarigan, Henry Guntur. 2007. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa. Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang : RaSAIL Media Group. Wiriaatmadja,Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
137
l a
i r T
4 ! m
o c e t ce.
a n a eu
D P
F
r w.n
Cww