BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan tulisan. Dalam bentuk lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), sedangkan dalam bentuk tulisan, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca (Tarigan, 2009:32). Sementara itu, tuturan berbentuk lisan dapat diekspresikan melalui media cetak maupun media elektronik. Salah satunya adalah media elektronik audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan adalah film. Penelitian ini secara khusus meneliti tentang penggunaan bahasa terutama tindak tutur ilokusi pada dialog film. Mengidentifikasi tindak ilokusi lebih sulit, sebab pengidentifikasian tindak ilokusi harus mempertimbangkan penutur dan mitra tuturnya, kapan dan dimana tuturan terjadi, serta saluran apa yang digunakan. Oleh karena itu, tindak tutur ilokusi merupakan bagian terpenting dalam memahami tindak tutur. Dalam suatu ujaran, tujuan tuturan merupakan salah satu aspek yang harus hadir, karena dari tujuan tuturan itulah mitra tutur mengetahui apa yang dikehendaki oleh penutur. Dalam pragmatik tuturan terbagi menjadi tiga jenis yaitu lokusi, ilokusi dan perlokusi. Austin dalam Lecch (1983:199) mengungkapkan
1
2
“Austin makes between three kinds of speech act: Locutionary act (performing the act of saying something), an Ilocutionary act (performing the act in saying something) and a Perlocutionary act (performing an act by saying something).”
Austin membagi tindak tutur ke dalam tiga macam tindak tutur, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi merupakan tindak yang hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, contohnya, “Mom is cooking”. Ilokusi merupakan tindak tutur yang digunakan untuk melakukan sesuatu contohnya, “The test is coming”. Seorang ibu guru, misalnya menuturkan tuturan tersebut, secara tidak langsung ia menyuruh murid-muridnya untuk belajar. Sedangkan perlokusi adalah efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu contohnya, “Rachel, turn off the radio!”. tuturan seorang kakak yang merasa terganggu dengan ulah adiknya yang mendengarkan radio terlalu keras. Sang kakak menyuruhnya untuk mengecilkan volume radio nya sehingga menimbulkan dampak bagi mitra tutur untuk segera mengecilkan volume atau mematikan radionya. Dari contoh di atas terlihat bahwa kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai dari daya tersebut dan dapat disimpulkan bahwa tuturan ilokusi adalah salah satu dari tiga jenis tuturan yang menjadi alat penutur untuk mencapai tujuan tertentu melalui sebuah tuturan. Menurut Searle dalam buku Pragmatics An Introduction (2001:119) tindak tutur dikategorikan menjadi lima kategori yaitu: representasi, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. Secara singkat fungsi tuturan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, tindak tutur representatif merupakan tindak tutur yang menyajikan kebenaran dari sebuah tuturan yang diungkapkan, tindak tutur
3
direktif merupakan tindak tutur yang berupaya agar orang lain melakukan sesuatu, tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang menunjukkan komitmen penutur terhadap mitra tuturnya, tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berhubungan dengan perasaan penutur dan tindak tutur deklaratif merupakan tuturan yang mengandung informasi. Dari ke lima kategori tindak tutur yang ada, penelitian ini berfokus kepada tindak tutur ekpresif dalam tuturan ilokusi. Di dalam peristiwa tutur, pasti terjadi tuturan yang merupakan ekspresi dari penutur untuk mengungkapkan suatu keadaan psikologis yang tersirat. Tuturan seperti itu dalam ilmu pragmatik disebut sebagai tindak tutur ekspresif yaitu tuturan yang berkaitan dengan kondisi psikologis penutur. Tindak tutur ekspresif dapat diartikan sebagai fungsi tuturan yang bertujuan utnuk mengungkapkan perasaan dan suasana pikiran penutur. Film bisa berperan sebagai media komunikasi bahasa. Melalui gambargambar yang disajikan, film mengungkapkan maksud dan menyampaikan pesan pada penonton. Tentulah sebuah film memiliki dialog untuk mentransformasikan sebuah cerita secara utuh. Dialog film memiliki keunikan tersendiri karena proses komunikasi bahasa yang terbentuk tidak sealamiah komunikasi bahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dialog pada film bersifat buatan tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat tindak ilokusi ekspresif yang diasampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Tindak tutur ilokusi ekspresif muncul pada setiap situasi sepanjang penutur dan mitra tutur bercakap-cakap, begitu pula seperti percakapan dalam percakapan pada film serial Friends season 4 (NBC, 1997). Untuk menganalisis tindak tutur ilokusi ekspresif, penulis menjadikan tuturan dalam film serial Friends season 4
4
sebagai sumber data karena selain percakapan pada film serial ini banyak terdapat tindak tutur ilokusi ekspresif, film ini juga banyak menampilkan perasaan seseorang secara tidak jelas sehingga menarik untuk teliti lebih lanjut. Film serial Friends adalah sebuah serial komedi situasi televisi buatan Amerika Serikat tentang kehidupan enam orang sahabat (Pheobe, Ross, Monika, Chandler, Rachel dan Joey) yang tinggal di Manhattan, New York. Serial ini terdiri dari 10 seasons, Friends menerima review positif sepanjang penayangan film serial ini dan menjadikannya salah satu acara komedi paling populer di Amerika. Acara ini disiarkan dari tahun 1994 sampai 2004 dan diciptakan oleh David Crane dan Marta Kauffman serta diproduksi oleh Bright/Kauffman/Crane Production bekerja sama dengan Warner Bros. Film ini bermula saat Rachel yang meninggalkan calon suaminya di altar. Ia pergi ke Central Perk dengan masih menggunakan baju pengantinnya, dan bertemu dengan teman SMA-nya, Monica Geller yang pada saat yang sama sedang berkumpul dengan anggota gang yang lainnya. Serial Friends tidak hanya menceritakan tentang persahabatan tetapi juga tentang karir, relationship dan keluarga. Dari semua season yang ada penulis hanya meneliti salah satu season, yaitu season 4 secara acak karena di season ini terdapat banyak macam-macam adegan yang mengungkapkan tindak tutur ekspresif. Berikut merupakan salah satu contoh kutipan tindak tutur ilokusi ekspresif pada dialog film serial Friends season 4. (1) Rachel: “I wrote you a letter” Ross : Ohh! Thank you! I like mail
5
Data di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi ekspresif. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa tuturan penutur (Ross) yang disampaikan kepada mitra tutur (Rachel) berfungsi untuk berterima kasih. Namun dibalik rasa berterima kasihnya Ross sebenarnya ia tidak ingin membaca surat yang ditulis oleh Rachel. Bila ditelaah secara konteks, (situasi penuturan) fungsi lain dari tuturan penutur (Ross) berusaha mengungkapkan perasaan lain yang merasa enggan membaca surat yang di tulis mitra tutur (Rachel) karena surat tersebut ditulis dalam beberapa lembar. Makna ujaran penutur (Ross) sebenarnya tidak ingin membaca surat tersebut, tetapi karena Rachel adalah kekasihnya mau tidak mau ia harus membaca surat tersebut.. Dengan menganalisis data mengenai tindak tutur ilokusi ekspresif, penulis berharap dapat mengetahui penggunaan fungsi-fungsi tindak tutur ilokusi ekpsresif pada film serial Friends season 4, selain itu penulis berharap untuk mengetahui apakah tuturan tersebut termasuk ke dalam bentuk tuturan langsung atau bentuk tidak langsung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tindak tutur ilokusi ekspresif yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti yang terjadi dalam film serial Friends ke dalam sebuah penelititan yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif pada Film Serial Friends Season 4: Kajian Pragmatik.”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, masalah yang penulis bahas secara khusus pada skripsi ini adalah mengenai tindak tutur ilokusi ekspresif pada naskah film serial Friends season 4 yang diluncurkan pada tahun 1997 yang dianalisis secara pragmatik.
6
Masalah-masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif apa yang muncul pada naskah film serial Friends season 4? 2. Bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif apa yang terdapat pada naskah film serial Friends season 4?
1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian lebih terarah dan mempermudah peneliti dalam menentukan data yang diperlukan. Objek yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini berupa fungsi tindak tutur dan bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif apa yang terdapat pada naskah film serial Friends season 4, episode 1-5. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan kajian pragmatik dengan sumber teori yang mengacu pada Searle (1969), Austin (1962), Yule (1996) dan Leech (1982).
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif yang muncul pada naskah film serial Friends season 4. 2. Menjelaskan tindak tutur ilokusi ekspresif dilihat dari bentuk tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung pada naskah film serial Friends season 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan gambaran yang lebih rinci mengenai fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif dan bentuk tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung ilokusi ekspresif. Penelitian ini
7
diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Selain itu, penulis berharap dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat menerapkan ilmu yang telah penulis dapat selama kuliah di jurusan Bahasa Inggris Universitas Widyatama.
1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek pada penelitian ini adalah tuturan ilokusi ekspresif yang terdapat dalam percakapan pada film serian Friends season 4. Data yang dijadikan objek tersebut diambil dari skrip film yang terdapat pada www.friendstranscipts.tk/. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik. Pada penelitian ini, pertama-tama penulis menggunakan teknik dokumentasi dan observasi dalam mengumpulkan data tindak tutur ilokusi ekspresif dari yang terdapat pada skrip film serial Friends season 4, kemudian melakukan reduksi dengan cara menganalisis, menggolongkan, mengorganisasikan data agar mempermudah penulis untuk mengakses data yang telah dikumpulkan agar dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Verifikasi kesimpulan melalui keputusan berdasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang diangkat dari masalah yang menjadi fokus dalam penelitian.
8
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian deperlukan agar penulisan dapat dilakukan secara runtut dan sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas empat bab. Keempat bab itu adalah sebagai berikut. Dalam bab I membahas latar belakang masalah, batasan masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelititan, objek dan metode penelitian dan sistematika penulisan. Dalam bab II kajian pustaka, penulis membahas kajian pustaka berisi landasan teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data, yaitu pragmatik, tindak tutur, macam-macam tindak tutur, klasifikasi tindak tutur ilokusi, tindak tutur ekspresif, bentuk tindak tutur dan konteks. Dalam bab III analisis data penulis menganalisis data yang diambil dari naskah film serial Friends season 4. Dari analisis tersebut penulis mengambil tiga puluh lima percakapan sesuai dengan tindak tutur ilokusi ekspresif. Analisis dilakukan secara pragmatik dengan mengidentifikasikan apakah tuturan tersebut menggunakan bentuk tindak tutur langsung atau bentuk tak langsung pada percakapan tersebut dan menganalisis fungsi tindak tutur ilokusi ekspresif. Dalam bab IV berisi tentang penelitian yang berisi kesimpulan dari analisis pada bab III. Pada bab ini juga berisiskan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian ini.