BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu Negara didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas baik. Peningkatan sumberdaya manusia dapat dilakukan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara formal dan non formal baik berada di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan berbagai faktor antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan, serta sarana prasarana. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila tujuan instruksional yang ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu diupayakan agar diperoleh pendidikan yang berkualitas baik. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah, instansi pendidikan, maupun masyarakat termasuk tenaga pendidik atau guru. Pembelajaran pada umumnya hanya menekankan pada salah satu metode (misalnya metode ceramah). Metode ceramah yaitu guru berbicara siswa mendengarkan, mencatat sehingga siswa dirasa pasif dalam proses pembelajaran padahal disini poin penting adalah bagaimana cara yang harus digunakan agar siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran. Pendidikan modern, sistem pengajarannya tidak lagi pada guru yang aktif, namun siswa dijadikan objek dan subjek pendidikan. Untuk menciptakan 1
proses pembelajaran yang komunikasinya dua arah sekaligus guru dan siswa ikut andil dalam proses pembelajaran di kelas maupun di Laboratorium. Semua itu dilakukan agar tujuan pembelajaran sesuai dengan waktu dan menimbulkan belajar fisika terpusat pada siswa. Model pembelajaran Advanced Organizer (Pengorganisasian awal) adalah sejumlah pengetahuan dari pengalaman seseorang selama hidupnya dan pengetahuan apa yang mereka miliki untuk mempelajari pengetahuan baru. Hasil penelitian melaporkan bahwa pengetahuan awal seorang siswa akan mengendalikan kemungkinan-kemungkinan belajar yang baru (Arends, 1997: 246). Dahar (2006: 100), menggunakan istilah pengaturan awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari, dan menolong siswa untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru. Ausubel menjelaskan, dalam (Joyce dan Weil, 2009: 285), bahwa informasi baru dapat dipelajari secara bermakna dan tidak mudah dilupakan asalkan informasi baru tersebut dapat dihubungkan dan dikaitkan dengan konsep yang sudah ada. Jika materi yang baru sangat bertentangan dengan struktur kognitif yang ada atau tidak dapat dikaitkan dengan konsep yang sudah ada, maka materi baru tersebut tidak dapat dipahami dan disimpan lama.
2
Joyce dan Well (1996: 267) mengatakan bahwa model pembelajaran Advanced Organizer berfungsi untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Komponen strategis pembelajaran ini konsisten dengan Ausubel bahwa struktur kognitif yang sudah ada bertindak sebagai alat pengait baru. Selanjutnya Ausubel dalam (Joyce dan Weil, 2009: 286) mengatakan tujuan model pembelajaran advanced organizer adalah mengkaitkan bahan bermakna yang akan dipelajari dengan srtuktur yang dimiliki siswa. Kekuatan model ini ialah dapat memberikan pengalaman belajar dengan struktur kognitif yang digunakan untuk memahami materi yang disajikan, dalam membaca dan dengan menggunakan media lainnya. Dengan cara memperbaiki struktur kognitif yang telah dimiliki akan mempermudah siswa memperoleh dan menguasai informasi baru. Model pembelajaran advanced organizer memiliki kelebihan yang digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa, yaitu mengarahkan dan menolong siswa untuk menginggat kembali informasi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari, membantu siswa dalam menanamkan pengetahuan baru. Model pembelajaran Advanced organizer merupakan suatu pertolongan mental yang disajikan sebelum materi baru, yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengingat dan mengingat kembali pengetahuan lama dengan materi baru yang diajarkan (Napsin Palisoa, 2007: 38-39).
3
Pelaksanaan model pembelajaran Advanced Organizer diharapkan siswa akan menemukan suatu permasalahan yang sebelumnya materi telah mereka baca, dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Siswa akan lebih aktif bertanya di kelas dan mereka secara tidak langsung akan lebih memahami materi dibandingkan siswa yang tidak membaca materi sebelumnya. Dengan alasan inilah Peneliti menggunakan
model
ppembelajaran
Advanced
Organizer
untuk
mengetahui kemampuan siswa, menjalin komunikasi 2 arah agar siswa lebih aktif di kelas. Dan diharapkan tanggapan siswa baik terhadap adanya pengorganisasian model advanced Organizer yang membantu mereka dalam proses belajar mengajar. Peran pengelolaan pembelajaran dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran sangat penting, yaitu untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran dimulai, maka dilakukan penelitian khususnya model pembelajaran Advanced Organizer terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan dari permasalahan tersebut, maka kami
menggunakan suatu model pembelajaran dalam langkah
persiapan pembelajaran dengan harapan mampu mengatasi kendalakendala yang terjadi. Model pembelajaran yang diarahkan adalah model Advanced
organizer
(Pengorganisasian
Awal)
dengan
harapan
Pembelajaran Fisika SMA Kelas X akan terencana dengan baik, siswa mampu
memperoleh
penilaian
pembelajaran di kelas 4
yang
sebenarnya
melalui
proses
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1.
Rendahnya kualitas pendidikan.
2.
Model pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif sehingga berpengaruh pada struktur kognitif siswa.
3.
Pengelolaan kelas dalam pembelajaran fisika kurang tepat sehingga memerlukan model pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa.
4.
Belum
diterapkan
model
pembelajaran
Advanced
Organizer
(pengorganisasian awal) dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar . C.
Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang berguna maka penelitian ini perlu dibatasi pada: 1.
Aktivitas siswa difokuskan pada aspek psikomotorik dengan model pembelajaran Advanced Organizer
2. D.
Hasil belajar siswa difokuskan pada aspek kognitif
Perumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Advanced Organizer terhadap aktivitas belajar siswa.
2.
Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Advanced Organizer terhadap hasil belajar siswa.
5
E.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh penerapan model pembelajaran Advanced Organizer terhadap aktivitas belajar siswa. 2. Pengaruh penerapan
model pembelajaran Advanced Organizer terhadap
hasil belajar siswa. F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Guru, sebagai pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran Advanced Organizer sebagai salah satu cara belajar siswa aktif. 2. Siswa, sebagai sarana latihan untuk berperilaku rajin dan membiasakan diri aktif dalam pembelajaran. 3. Peneliti, sebagai pengalaman peneliti di bidang pendidikan serta bekal untuk masuk di dunia persekolahan.
6