BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan bab I menguraikan secara sistematis tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Metodologi Penelitian, Penegasan Istilah, dan Penelitian Yang Relevan 1.1. Konteks Kajian Dasar pengembangan pendidikan karakter di sekolah mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional (SPN). Dalam pasal 3 disebutkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam membentuk sumberdaya manusia berkualitas. K.H. Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh pendidikan yang turut memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan. Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya menjadi salah satu gerakan pendidikan dari kelompok agama (Islam). Arti penting berdirinya Muhammadiyah saat itu menurut Kuntoro (2006:136) adalah : Pertama, pergulatan pendidikan dalam masa pergerakan kebangsaan menjadi memiliki basis yang luas bagi masyarakat pribumi. Kedua, semangat dan nilai-nilai keagamaan (Islam) ikut mewarnai dan menjadi basis pergerakan kebangsaan. Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan mengarahkan kegiatannya pada pemurnian keyakinan dan pelaksanaan ajaran Islam di kalangan umat yang saat itu mengalami penyimpangan, kejenuhan, kemandegan, serta kemerosotan.
1
K.H. Ahmad Dahlan berpandangan bahwa keadaan masyarakat yang menyedihkan secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya akibat penjajahan dan kehidupan agama yang kurang sesuai dengan Qur’an dan Hadits menyebabkan sikap yang fatalistik dan statis, yaitu menerima keadaan buruk dan penderitaan sebagai pemberian. Untuk mengatasi keadaan ini diperlukan kebangkitan kesadaran baru agar masyarakat memiliki kepercayaan diri (self reliance) untuk mengubah dirinya. Bagi orang yang taat agama, kembali pada ajaran Qur’an dan Hadits diyakini sebagai cara membangun kembali jati diri (self identity) dan kepercayaan diri, keberanian untuk berjuang melawan kemungkaran (penindasan) serta mempunyai kemauan untuk membangun kebaikan (kemerdekaan) (Kuntoro, 2006:138). Hal ini menjadi dasar perjuangan pendidikan Muhammadiyah. Kondisi tersebut di atas yang melatar belakangi pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan adalah pelopor pendidikan Islam yang memadukan antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum. Dalam pendidikan Muhammadiyah, dua sisi kebutuhan dasar hidup manusia, kebutuhan material dan spiritual berusaha dikembangkan secara harmonis (Kuntoro, 2006:135). Latar belakang yang mendasari konsep pemikirannya ini karena beliau merasakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu bersifat sekular dan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang agamis (Hasbullah, 2001:30). Pendidikan di
2
sekolah saat itu hanya memberikan ilmu pengetahuan umum saja tanpa ada pembelajaran tentang ilmu agama. Padahal, menurut beliau pengetahuan agama perlu ditanamkan guna menunjang pendidikan moral bagi para siswanya. Sebaliknya, pendidikan tradisional milik kaum pribumi saat itu adalah pesantren juga hanya memberikan pengetahuan agama saja tanpa memberikan pelajaran pengetahuan umum. Menurut K.H. Ahmad Dahlan yang demikian pun juga memiliki kekurangan, karena siswa menjadi terbatas pengetahuannya dan tidak maju (Hasbullah, 2001:29). Berdasarkan kondisi tersebut, akhirnya beliau mendirikan sekolah Muhammadiyah yang mengajarkan agama dan pengetahuan umum secara bersama-sama. Dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang komprehensif serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang benar untuk membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter seperti dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional. Terkait dengan hal ini, pendidikan Muhammadiyah yang mengembangkan nilai-nilai agama Islam dan pengetahuan umum seperti yang telah diangkat dalam konsep pendidikan K.H. Ahmad Dahlan memiliki tujuan yang seiring dengan tujuan pendidikan Nasional. Secara umum pendidikan Islam mengemban misi utama memanusiakan manusia, yakni menjadikan manusia mampu mengemban seluruh potensi yang dimilikinya sehingga berfungsi maksimal sesuai dengan aturanaturan yang digariskan dalam Al-Qur’an dan Hadits, yang pada akhirnya akan terwujud manusia yang utuh (Marzuki, 2011:467).
3
Pendidikan karakter tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai moral dan keagamaan bagi siswa. Kesadaran akan pentingnya nilai, moral dan keagamaan serta pengembangan pengajaran yang memadukan keimanan dan ketaqwaan sejalan dengan esensi pendidikan sebagai sarana perubahan. Paulo Freire yang dikutip (dalam Yunus, 2007: 1) menyatakan bahwa pendidikan dipandang sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Oleh karenanya sebagai pusat pendidikan, manusia harus menjadikan pendidikan sebagai alat pembebasan guna mengantarkan dirinya menjadi makhluk yang bermartabat. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya fungsi pendidikan dalam membentuk manusia yang ideal. Pendidikan karakter yang selama ini diwacanakan di negara Indonesia
lebih
banyak
berorientasi
ke
Barat,
lebih
banyak
mempergunakan referensi-referensi dari Barat. Kenyataannya, konsep nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter tersebut, antara Barat dengan Timur jauh berbeda. Nilai yang diartikan sebagai “konsep tentang yang baik dan yang diinginkan” dapat diterima di Barat maupun di Timur (Nasution,1998:289). Fokus permasalahannya ialah kriteria apa yang dipakai untuk menentukan yang baik dan yang diinginkan itu. Orang di Barat lebih memakai akal sedang orang Timur lebih memakai nilai-nilai agama dan kebudayaan sebagai basis nilai pengembangan karakter. Terjadilah di sini perbedaan tentang nilai-nilai. Apa yang dianggap orang
4
Barat
baik,
kemungkinan
dianggap
orang
Timur
sebaliknya.
Dimasukkannya nilai-nilai Barat ke Timur menimbulkan kekacauan nilai dalam masyarakat di Timur. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang Konsep Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa, yang secara empirik pernah dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan terbukti berhasil menandingi pendidikan pemerintah kolonial Belanda yang intelektualis dan kurang memperhatikan aspek agama dan moral saat itu. Upaya mengkaji lebih lanjut pendidikan karakter berbasis nilainilai agama yang diterapkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan harapan dapat menemukan konsep pendidikan karakter yang paling sesuai untuk diterapkan di negara Indonesia, sehingga akan memiliki konsep pendidikan karakter sendiri, yang khas dan sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai religius. 1.2. Rumusan Kajian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.2.1.
Bagaimana pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam konstruksi pendidikan Nasional?
1.2.2.
Bagaimana pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam konteks pendidikan karakter bangsa?
5
1.3.
Tujuan Kajian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitiannya sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam konstruksi pendidikan Nasional. 1.3.2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam konteks pendidikan karakter bangsa. 1.4.
Manfaat Kajian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk berbagai pihak sebagai berikut :
1.4.1. Teoritis Penelitian ini digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengembangan pendidikan terutama kepada karakter bangsa. Di samping itu penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas berbagai masalah yang ada di negara Indonesia, sehingga hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan kepada masyarakat luas. 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1. Bagi Peneliti a) Dapat dijadikan sebagai pengalaman dan referensi dalam penelitian selanjutnya. b) Untuk meningkatkan kompetensi peneliti dalam bidang penelitian. c) Untuk mengembangkan wawasan, sehingga peneliti mampu berfikir secara kritis.
6
d) Untuk melatih kemampuan peneliti dalam memahami dan menganalisis fenomena yang terjadi dalam negara Indonesia. 1.4.2.2. Bagi Masyarakat a) Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya pendidikan karakter bangsa dalam skup pendidikan Nasional. b) Dapat membuka wawasan pembaca tentang pendidikan karakter bangsa yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan melalui Persyarikatan Muhammadiyah. c) Memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar memahami peran dan tanggungjawabnya masing-masing. 1.4.2.3. Bagi Instansi Terkait Penelitian ini, dapat dijadikan sebagai masukan bagi instansi terkait dan bahan referensi tambahan baik di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang secara umum, maupun di Jurusan Civic Hukum secara khusus. Guna meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter dalam membentuk manusia yang berkarakter. 1.5. Metode Kajian Metode kajian akan diuraikan sbb: 1.5.1. Pendekatan dan Jenis penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil
7
penelitian yang dilakukan. Penelitian kepustakaan (library research) adalah data yang diteliti berupa naskah-naskah atau majalah-majalah yang bersumber dari khasanah kepustakaan. Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (concrete analyze) dari suatu teks. Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kajian pustaka (library research), yaitu ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan, teknik penelitian dengan cara melakukan penelusuranpenelusuran tentang konsep pemikiran K.H Ahmad Dahlan. Untuk mempermudah mendapatkan hasil dari kajian pustaka terhadap penelitian ini, yakni peneliti menggunakan teknik membaca dan menganalisis segala tulisan yang berkaitan dengan K.H. Ahmad Dahlan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan berupa data deskriptif dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diamati atau diteliti agar lebih mudah memahaminya (Natsir, 1998:62). Hal ini sejalan dengan pendapat Kutha (2010:53) dalam Gindarsyah (2010:30) menjelaskan, data deskriptif yaitu analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
8
Jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis penelitian kajian pustaka (library research) yaitu penelitian yang berdasarkan pada kajian tulisan-tulisan atau pustaka yang sesuai dan relevan dengan penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan lewat beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah dan dokumen) (Zed, 2004:89). Kajian pustaka yang digunakan alam penelitian ini karena dianggap lebih efektif dan efisien untuk menganalisis tentang konsep pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Sedangkan menurut Noeng, penelitian kepustakaan (library research) itu lebih memerlukan olahan filosofis dan teoritis dari pada uji empiris di lapangan (Noeng, 1996:169). Menurut Zed (1988:111), dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian” mengemukakan bahwa bahwa yang dimaksud dengan kajian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang
ada
hubungannya
dengan
masalah
yang
dipecahkan. 1.5.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi
penelitian
dilakukan
di
Perpustakaan
Pusat
dan
Perpustakaan Masjid Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Nopember 2014 sampai April 2015.
9
1.5.3. Istrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalan penelitian kajian pustaka ini adalah Dokumentasi yang berupa dokumen-dokumen yang berbentuk karya monumental dari seseorang baik itu buku-buku, jurnal, dan artikel ilmiah. Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka instrumen penelitiannya adalah dokumen-dokumen yang berkaitan erat dengan K.H. Ahamad Dahlan. 1.5.4. Sumber Data dan Jenis Data Adapun data yang diperoleh bersumber dari berbagai buku yang berkaitan dengan K.H. Ahmad Dahlan dan buku pendidikan karakter lainnya, serta jurnal ilmiah. Penelitian ini juga dikhususkan meneliti seputar konsep pemikiran dari K.H. Ahmad Dahlan sebagai pengembangan pendidikan karakter bangsa selama beliau berkiprah di dunia pendidikan, karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang berhubungan dengan pendidikan karakter bangsa. Adapun sumber data tersebut dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data pada penyimpul data ini. Sumber data yang digunakan berupa buku-buku yang berkaitan dengan K.H. Ahmad Dahlan antara lain :
10
1.1. Tabel Sumber Data No Nama Buku Penerbit 1 K.H. Ahmad Dahlan Pemikiran Dan Yogyakarta: PT. Yogyakarta Kepemimpinan Offset, 1983 2 K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya Tangerang: PT. Al-Wasat Publishing House, 2009 3 Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan dan Amal Yogyakarta: PT. Per cetakan Muhammadiyah Persatuan Yogyakarta, 1990) 4 K.H. Ahmad Dahlan Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2000 5 Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri Yogyakarta: Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2013 b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data, misalnya lewat dokumen atau orang lain. 1.5.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan. Teknik yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan studi kepustakaan. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap bukubuku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis adalah mengumpulkan data dari buku-buku sumber yang sudah ditentukan.
Kajian kepustakaan
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
11
menganalisis buku-buku. Buku-buku yang penulis gunakan adalah buku yang berhubungan dengan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Menurut Nazir (1998:112), kajian kepustakaan merupakan langkah yang paling penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya dari kepustakaan yang saling berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan seperti : buku-buku, jurnal ilmia, artikel, koran dan internet yang sesuai. Berikut ini adalah bagan kajian kepustakaan yang penulis lakukan dalam penelitian ini. Kajian Pustaka Dokumen Tertulis
Buku dan Jurnal
Media Elektronik
Internet
Gambar 1.1. Bagan Kajian Pustaka Dokumen yang menjadi data dalam kajian ini berbentuk karyakarya monumental dari seseorang, dan ada juga yang berbentu tulisan misalnya sejarah kehidupan (life historis), biografi tokoh, serta bukubuku yang relevan. Penyimpulan data dengan menggunakan teknik dokumen merupakan salah satu cara yang paling akurat untuk
12
menentukan langkah-langkah strategis dalam penelitian kajian pustaka ini, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tahapan dalam melakukan penelitian ini, melalui tahapan sbb: a. Tahap Persiapan Adalah tahapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian. Pada tahap ini kegiatan yang penulis lakukan sbb: 1) Menyusun rancangan penelitian (Lexi J. Moleong, 2008:86) Hal
yang
dilakukan
terlebih
dahulu
adalah
membuat
permasalahan yang akan dijadikan obyek penelitian, yakni Konsep Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam Konteks Pendidikan Karakter Bangsa, untuk kemudian membuat form pengajuan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga membuat proposal penelitian (Lexi J. Moleong, 2008:91). 2) Menyiapkan perlengkapan penelitian Hal yang dilakukan selanjutnya adalah menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik, tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan. Dalam hal ini, upaya untuk mengumpulkan informasi dari obyek yang diteliti, peneliti menggunakan alat bantu berupa buku tentang pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan sumber-sumber lain yang membahas itu. b. Tahap Pengumpulan Data Kegiatan penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang sangat menjunjung tinggi validitas, realibilitas dan objektivitas serta
13
konsistensi yang tinggi bagi penulis. Demikian juga dalam hal teknik pengumpulan data, harus disesuaikan dengan persoalan, paradigma, teori dan metodologi. Dalam skripsi ini, penulis membahas tentang pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dalam konteks pendidikan karakter bangsa dengan data-data yang penulis peroleh dari sumber dokumentasi, yakni buku-buku yang membahas tentang pemikiran beliau, jurnal serta artikel yang membahas tentang beliau. c. Tahap Analisis Data Tahap analisis data menurut Patton yang dikutip Lexi J. Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Lexi J. Moleong, 2008:103). Dalam hal ini, setelah berhasil mendapatkan data dan informasi dari obyek yang diteliti, langkah yang diambil kemudian yaitu menyajikan secara utuh tanpa melakukan tambahan maupun pengurangan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obyek penelitian aliran baru. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
14
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:326). Disamping itu juga berbagai dokumen penting lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini. Sementara itu, tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Dengan pertimbangan bahwa analisis isi berangkat dari anggapan dasar ilmu-ilmu sosial, dan bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi ilmu sosial (Bungin, 2005:84).
Mekanisme analisis data dengan
menggunakan tehnik analisis isi ini, antara lain menggunakan lambang-lambang kriteria-kriteria
tertentu,
tertentu,
mengklasifikasikan
dan
melakukan
data
prediksi
dengan (Bungin,
2005 :85) 2) Kritik terhadap sumber (verifikasi) a) Yaitu melakukan pengujian terhadap data, maksudnya adalah melakukan sesuatu kegiatan untuk menilai data-data yang diperoleh dengan maksud agar mendapatkan suatu data yang otentik atau asli dapat dipercaya. Dalam hal ini penulis hanya mengambil data dari buku-buku yang menulis tentang pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. b) Seleksi data yaitu memilih data yang paling relevan dan sesuai dengan penulisan skripsi ini, seleksi ini bertujuan untuk mendapatkan data yang valid. Meskipun dalam hal ini, penulis mengutip dari sumber literatur yang sudah disebutkan, tidak
15
menutup kemungkinan bahwa data-data yang kurang jelas sumbernya tidak akan dipakai, hal ini agar dalam skripsi ini mendapatkan data yang valid. 1.5.6. Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, serta memilih atau memilah menjadi satuan yang dapat dikelola serta mencari dan menemukan apa yang dapat dikaji dalam analisis ini, mencari dan menemukan pola kajian, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat dikaji dalam analisis, dan akhirnya akan memutuskan apa yang dapat disimpulkan dari objek yang dikaji. Analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilihan menjadi satuan-satuan tertentu sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Sehingga pekerjaan analisis data dalam penelitian kualitatif bergerak dari penulisan deskripsi kasar sampai pada produk penelitian. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif berdasarkan waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data (Zuriah, 2009:217). Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2013:248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan
data,
memilah-milahnya,
mencari
dan
menemukan pola, dan menemukan apa yang dapat dipelajari dan
16
diceritakan kepada orang lain. Analisis data merupakan langkah yang sangat urgen dan menentukan, karena melalui analisis yang optimal dan tepat akan diperoleh hasil penelitian yang bermakna. Sedangkan analisis data menurut Patton (dalam Moleng, 1980:268), adalah proses menyatukan urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Penelitian kepustakaan, menurut Bungin (2010:118), proses analisis semacam ini, sebenarnya sudah berlangsung pada saat pencacatan
penelitian
dilakukan.
Alat-alat
analisis
dalam
studi
kepustakaan adalah : a.
Analisis historis yaitu: dengan cara melakukan analisis kejadiankejadian dimasa lalu untuk mengetahui kenapa dan bagaimana suatu peristiwa itu telah terjadi. Hasil yang ditemukan bermanfaat untuk menentukan apakah rentetan kejadian tersebut sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam menyimpulkan hasil dari kajian.
b.
Analisis komparasi yaitu: dengan cara membandingkan objek penelitian dengan konsep pembanding. Dalam penelitian ini akan dihasilkan : 1) Simpulan menyatakan bahwa konsep yang diteliti sama dengan konsep pembandingnya. 2) Simpulan yang diteliti menyatakan ketidaksamaan.Tujuan utama penelitian semacam ini adalah membandingkan apakah kasus yang diteliti mempunyai kesamaan dengan konsep pengujiannya.
17
Kajian
pustaka
dalam
sebuah
penelitian
ilmiah
berarti
menempatkan dan menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. 1.5.7. Kriteria Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi 1) Derajat kepercayaan
(Credibility),
2)
Keterampilan
(Transferability),
3)
Kebergantungan (Depandibility), dan 4) Kepastian (Confirmability) (Moleong,2009). 1.5.7.1. Derajat kepercayaan (Credibility) Untuk melihat kredibilitas data, peneliti melakukan langkah sbb: 1.5.7.1.1. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan
keikutsertaan
peneliti
akan
memungkinkan
meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu peneliti menyertakan cara dan perakteknya ketika melakukan perpanjangan keikutsertaaan. Caranya adalah perpanjangan keikutsertaan dilakukan peneliti untuk
memungkinkan
dikumpulkan.
Hal
derajat
tersebut
kepercayaan
penting
karena
terhadap
data
penelitian
yang
kualitatif
berorientasi pada situasi, sehingga dengan perpanjangan keikutsertaaan dapat memastikan apakah kontek itu dipahami dan dihayati. Prakteknya adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah
18
data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak (Sugiyono, 2013:370). 1.5.7.1.2. Ketekunan Pengamatan Caranya adalah peneliti banyak membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan (Sugiyono, 2013:371). Prakteknya adalah peneliti mengecek kembali tulisan dalam skripsi yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan demikian maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak (Sugiyono, 2013:371). 1.5.7.1.3. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (moleong, 2009:330). Norman K. Denkin dalam Mudjia Rahardjo (2012) mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi
berbagai metode yang
dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal dengan cara penggunaanya: a. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.
19
Dalam penelitian kualitatif
peneliti menggunakan metode kajian pustaka. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan cara menganalisis buku atau dokumen yang terkait dengan subyek penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan untuk mengecek kebenarannya. b. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk memperkaya khasananah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subyek penelitian. c. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber data. Misalnya melalui catatan penulis atau dokumen sejarah. Cara ini dilakukan agar menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda mengenai fenomena yang diteliti. d. Triangulasi teori dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Implementasinya dalam penelitian ini adalah saat penelitian dilakukan triangulasi dapat dikombinasikan misalnya triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi yang menggunakan teknik ini akan membentuk circle, yang dapat diawali dari penemuan data dari sumber mana saja lalu di cross chekpada sumber lain dengan metode lain pula. Pada metode kajian pustaka ini peneliti menggabungkan berbagai sumber
20
yang memberika informasi tentang pemikiran subyek yang sedang peneliti kaji. Dengan demikian data yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan. 1.5.7.1.4. Kecukupan Bahan Referensi Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Caranya adalah peneliti mengumpulkan berbagai sumber yang berkaitan dengan subyek penelitian untuk membuktikan data yabg ditemukan oleh peneliti. Behan referensi yang peneliti gunakan adalah buku-buku, artkel, serta jurnal yang berkaitan dengan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Prakteknya adalah peneliti melakukan penelaahan terhadap bahan referensi tersebut untuk mendukung kredibilitas data yang dilakukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013:375). 1.5.7.1.5. Pengecekan Sejawat Melalui Diskusi Teknik ini dilakukan dengan cara yaitu peneliti mengekspose hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Prakteknya adalah peneliti mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat mereview persepsi, dan analisis yang sedang dilakukan. 1.5.7.1.6. Member Chek
21
Member chek adalah proses pengecekan data yang diproleh peneliti kepada pemberi data. Dengan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data ( Sugiyono, 2013:375) Caranya adalah member chek dapat dilakukan secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum diskusi kelompok. Prakteknya adalah peneliti melakukan diskusi kelompok untuk menyampaikan temuannya kepada sekelompok pemberi data, karena dalam diskusi kelompok tersebut, mungkin ada data yang disepakati, ditambah, dikurangi atau ditolak oleh pemberi data. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh oleh peneliti lebih otentik, selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti melakukan member chek (Sugiyono, 2013:376). 3.9.2. Keterampilan (Transferability) Peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca atau orang lain dapat memahami hasil penelitian tersebut, sehingga kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian di tempat lain (Sugiyono, 2009).
22
3.9.3. Kebergantungan (Depandibility) Depandibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai apakah proses penelitian tersebut bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah peneliti sudah cukup hati-hati, apakah membuat kesalahan dalam mengonseptualisasikan rencana penelitiannya. Teknik yang baik yang digunakan untuk langkah ini adalah dengan depandebility audit dengan meminta independen auditor untuk me-review aktivitas peneliti, caranya dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian dengan tujuan agar tidak terjadi kecurangan dalam pencarian data ( Sugiyono, 2009). 3.9.4. Kepastian (Confirmability) Comfirmability merupakan kriteria untuk menilai bermutu atau tidaknya hasil penelitian. Jika depandibility digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti, maka comfirmability digunakan untuk menilai kualitas hasil penelitian sendiri. Dalam hal ini maka peneliti akan memaparkan hasil penelitian dari proses yang telah dilakukan di depan penguji dan pembimbing serta memberikan hasil selama melakukan penelitian untuk kemudian hasil penelitian ini dapat disepakati oleh penguji dan pembimbing. 1.6. Penegasan Istilah Penegasan istilah dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran yang keliru dalam memahami penelitian yang berjudul
23
Analisis Konsep Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa. Untuk itu penulis akan menjelaskan istilah dalam judul tersebut. 1.6.1. Analisis Menurut Komaruddin (2001:53) analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (43) analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis pemikiran dari K.H. Ahmad Dahlan dalam konteks pendidikan karakter bangsa. 1.6.2. Konsep Menurut Soedjadi (2000:14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Dalam penelitian ini penulis akan mengungkapkan bagaiman konsep pemikiran pendidikan yang diterapkan oleh K.H. Ahmad Dahlan. 1.6.3. Pemikiran Pemikiran dalam bahasa Inggris disebut inference yang berarti penyimpulan yang berarti mengeluarkan suatu hasil berupa kesimpulan.
24
Pemikiran adalah aksi (act) yang menyebabkan pikiran mendapat pengertian baru dengan perantaraan hal yang sudah diketahui. Pemikiran adalah suatu hasil interpretasi, pandangan seseorang berkenaan dengan epistimologi, metafisika, universal atau hal-hal yang bersifat umum (Bagus, 1960:793). Pemikiran dalam konteks penelitian ini dimaknai sebagai bahan penelitian yang dilakukan oleh peneliti guna menemukan sesuatu yang baru bagi peneliti untuk keberlangsungan pendidikan Indonesia yang lebih baik kedepannya. 1.6.4. K.H. Ahmad Dahlan Menurut Nizar (1993:107) K.H. Ahmad Dahlan adalah tokoh pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam yang mengkolaborasi kurikulum madrasah dengan kurikulum pendidikan umum, beliau lahir di Kauman (Yogyakarta) pada tahun 1868 dan meninggal pada tahun 1925.
1.6.5. Pendidikan Karakter Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave” (Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga
25
bisa berarti huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682). Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya (Zuriah, 2011:19). 1.6.6. Karakter Bangsa Karakter bangsa adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Berdasarkan pengertian karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan di atas maka pendidikan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan
yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Ramly, 2010:4) . 1.7. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitianpenelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai Analisis Konsep Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Dalam Konteks Pendidikan Karakter Bangsa.
26
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Supriyanto dan Khadafi
(2011) dimana melalukan penelitian mengenai Studi
Analisis Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan tentang Pendidikan Islam di Indonesia (Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi Turats). Dengan mengkaji tokoh dan pemikiran dibalik kisah terjadinya sejarah K.H. Ahmad Dahlan diharapkan para pembaca menjadi generasi yang menghargai pemikiran-pemikiran cemerlang seorang Kyai Dahlan yang concern dalam bidang pendidiakan di Indonesia. Sedangkan Dyah Kumalasari (2012) penelitiannya yang berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Agama (E-journal JPP STIKIP PGRI PACITAN) adalah : (1) mengkaji gagasan pembaharuan pendidikan yang diajukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan serta kiprahnya dalam perjuangan pendidikan pada masa kolonial; (2) mengkaji dimensi pendidikan karakter dalam konsep pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai dasar menghadapi situasi pada zamannya; (3) mengkaji lebih lanjut pendidikan karakter berbasis agama menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan.
27
28