1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Kedua sarana tersebut salah satu fungsinya adalah untuk komunikasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kegiatan bermasyarakat. Dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan
pendapatnya,
mengekspresikan
kepentingannya,
menyampaikan informasi kepada orang lain, mempengaruhi orang lain untuk kepentingannya sendiri maupun kepentingan bersama. Pada hakikatnya bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang mempunyai adat istiadat yang berbeda antara suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain. Bahasa yang digunakan oleh setiap daerahpun berbeda. Tuturan dapat diartikan sebagai perbuatan berbahasa yang menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran yang bermakna dan dapat dipahami oleh mitra tutur. Maksud dan tujuan berkomunikasi di dalam peristiwa tutur diwujudkan dalam sebuah kalimat. Kalimat-kalimat yang diucapkan oleh seorang penutur 1
2
dapat diketahui pembicaraan yang diinginkan penutur. Misalnya, kalimat yang mempunyai tujuan hanya untuk memberitahukan, kalimat yang memerlukan Jawaban, dan kalimat yang meminta lawan tutur untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Tindak tutur menurut Searle (dalam Rohmadi, 2010:32-34) dibedakan benjadi tiga, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak tutur ilokusi dalam komunikasi atau dalam tuturan pada suatu penelitian untuk diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohmadi (2004:31) yang menyatakan bahwa tindak ilokusi memberikan tantangan dalam penelitian kebahasaan sebab tindak ilokusi
sulit
diidentifikasikan
harus
terlebih
dahulu
mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur. Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu, misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang Rohmadi
(2010:35).
Kajian
ilokusi
memang
penting
untuk
diperhatikan, karena dalam kajian ilokusi membahas tentang sikap dan ekspresi tindakan seseorang dalam komunikasi, dengan kajian tertuju
3
pada penutur dan lawan tutur. Ilokusi merupakan daya yang ditimbulkan oleh penuturnya dapat mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan yang positif atau negatif. Fokus penelitian ini mengacu pada tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada tuturan khotbah salat Jumat. Berikut ini dikemukakan penggunaan bentuk tindak ilokusi direktif yang ada pada khotbah salat Jumat misalnya: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan di setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok di dunia akhirat dan berpatoklah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang engkau kerjakan. Marilah kita selama masa hayat masih dikandung badan dalah kita berusaha agar diri kita menjadi seorang muslim yang tetap patuh terhadap tuntunan agama Islam, marilah kita selalu berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT karena takwa inilah yang dapat menimbulkan kesadaran untuk mengabdi kepada Allah dan mengabdi kepada masyarakat, kiranya kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat”. Tindak tutur ilokusi direktif dari kutipan di atas disampaikan di Masjid Baitul Jannah Gonilan Kartasura oleh khatib pada tanggal 21 November 2014. Bentuk tindak tutur ilokusi direktif ditunjukkan pada kata bertakwalah yang berarti penutur memiliki maksud direktif memohon agar lawan tutur atau semua jamaah salat Jumat melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan khotbah. Khotbah merupakan nasihat atau informasi yang disampaikan oleh khatib dihadapan banyak orang dengan tujuan meyakinkan dan mempengaruhi dengan argumen-argumen yang kuat serta memberikan
4
pengaruh kepada pendengar, baik berupa motivasi, ajakan, maupun peringatan. Khotbah salat Jumat dilaksanakan sesaat sebelum salat Jumat setelah masuk waktunya dan penyampaiannya menggunakan bahasa Arab, Indonesia, dan Jawa. Penyampaian khotbah tidak selamanya mampu mempengaruhi semua jamaah salat Jumat. Penutur dalam menyampaikan tuturannya berharap ada timbal balik dari mitra tuturnya. Penelitiaan ini menarik untuk diteliti karena banyak ditemukan tindak ilokusi direktif yang dominan dalam tuturan khotbah salat Jumat. Khususnya menyuruh, mengharap, meminta, memohon, menasihati, melarang dan mengajak. Bentuk bahasa yang ada dalam tuturan khotbah salat Jumat mempunyai maksud dengan berbagai tujuan
oleh
si
penutur
bahasa
yaitu
mempunyai
maksud
mengharapkan sesuatu dari mitra tutur. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “Tindak Tutur Ilokusi Direktif pada Tuturan Khotbah Salat Jumat di Lingkungan Masjid Kota Sukoharjo”. Hal ini untuk mengetahui tuturan direktif yang digunakan dalam tuturan khotbah salat Jumat.
5
B. Pembatasan Masalah Penelitian ini lebih fokus pada masalah tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat, penelitian ini menggunakan ilmu pragmatik sebagai landasan teori. Hal-hal yang berkaitan dengan maksud yang akan dibahas dalam penelitian ini. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Penelitian ini ada 3 (tiga) rumusan masalah. 1. Bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo? 2. Bagaimana strategi tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo? 3. Bagaimana teknik tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo terhadap mitra tutur? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada perumusan masalah. Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini. 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo.
6
2. Mendeskripsikan strategi penutur dalam tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. 3. Menemukan teknik tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. E. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Sebuah penelitian yang dilakukan haruslah memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitiaan ini yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Dapat memberikan pengetahuan bahasa tentang tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat serta dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap kajian ilmu bahasa tindak tutur ilokusi direktif di kota Sukoharjo. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai kajian pragmatik dalam tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap penelitian berikutnya dan dapat dijadikan inspirasi bagi peneliti lain.
7
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu bahasa khususnya bidang pragmatik. Bagi peneliti lain, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sumber informasi sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan kajian penelitian ini.