1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan, selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.1 Pada perkembangannya banyak perusahaan yang sistem pengukuran kinerjanya masih menggunakan pengukuran tradisional, yaitu sistem pengukuran kinerja yang hanya fokus pada sektor keuangan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Denny dan Vivi,2pada penelitiannya berfokus pada alat ukur berupa rasiorasio keuangan, sebetulnya pengukuran kinerja tradisional belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena pada aspek keuangan hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial, misalnya sisi pelanggan dan
1
Cahyo Halim Istiqlal,“Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced Scorecard”.(Jakarta: E- Jurnal La_Riba,Vol III 2009). 2 Kristiadi Denny K dan Putu Vivi Lestari, ”Rasio Keuangan sebagai dasar penilaian Kinerja Keuangan pada KPN Dharma Wiguna Denpasar”.(Denpasar: E jounal ISSN tahun 2011)
2
karyawanyang merupakan fokus penting bagi perusahaan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan. Manajer memerlukan instrumen yang dapat membantu mereka dalam menjalankan perusahaan menuju kesuksesan dalam persaingan bisnis dimasa mendatang. Untuk memenangkan persaingan tersebut diperlukan alat ukur penilaian secara lebih komprehensif. Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk menunjang proses manajemen yaitu dengan metode balanced scorecardyang dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990. Balanced scorecard merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang. Balanced scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam organisasi. Dalam konsep balanced scorecard tolok ukur keuangan sajatidak cukup memberikan informasi yangkomprehensif untuk memandu perusahaan dalam rangka penciptaan nilai perusahaan secara jangka panjang. Jikaakan melakukan pengukuran kinerja suatu badan usaha, maka hendaknya ditilik bukan dari satu aspek saja melainkan dari empat perspektif yaknidari perspektif keuangan, perspektif
pelanggan,
perspektif
proses
bisnis
internal
dan
perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam hal ini dapat dikatakan penilaian kinerja organisasi usaha terdiri dari perspektif keuangan dan nonkeuangan. Dalam perspektif keuangan berkaitan dengan pertanyaan bagaimana penampilan perusahaan dimata para stakeholdernya, kemudian disisi perspektif
3
pelanggan, berkaitan dengan pertanyaan bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan, selanjutnya dalam perspektif proses bisnis internal,terkait dengan keinginan tahuan hal-hal apa saja yang harus dikuasai atau diunggulkan dalam
perusahaan
tersebut,
serta
perspektif
keempat
yakni
perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan mengacu pada pertanyaan mampukah perusahaan melakukan penciptaan nilai secara berkesinambungan.3 Dengan demikian, secara gamblang pengertian balanced scorecard itu adalah cara melihat perusahaan dengan kartu score yang diseimbangkan diantara aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran. Di wilayah Pekalongan itu sendiri terdapat beberapa Koperasi Jasa Keuangan Syariah, salah satunya Koperasi Pemuda Buana (KOPENA), dimana KOPENA merupakan KJKS yang berkembang pesat dikota Pekalongan. Pendirian
KOPENA
dilatarbelakangi
oleh
maksud
dan
tujuan
untuk
memperkenalkan ekonomi kerakyatan yang berbasis ekonomi islam sesuai alQur’an dan Sunah Rosul. Dalam perkembangannya, Kopena telah membuka cabang dibeberapa wilayah Pekalongan dan perkembangan aset yang dialami begitu pesat, terbukti dalam pendapatan hasil usaha yang diperoleh Kopena mengalami kenaikan dari empat tahun terakhir ini, jumlah pendapatan pada tahun 2011 mencapai Rp.3,923,092,538, pada tahun 2012 yaitu Rp.5.732.139.792, pada tahun 2013 Rp.8.145.120.098, dan pada tahun 2014 meningkat yaitu Rp.11.500.979.210. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat Pekalongan kepada KOPENA yang mengedepankan amanah dan profesionalisme. 3
Bambang Supomo,”Akuntansi (BFPE,Yogyakarta,2012).
Manjemen
(Akuntansi
Manajerial)
Edisi
2”,
4
Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) merupakan sebuah koperasi simpan pinjam syariah yang berkembang pesat di Pekalongan, namun dalam pengukuran kinerjanya masih berfokus pada aspek keuangan atau hanya mengunakan sistem perencanaan jangka pendek. Padahal dilihat dari perkembangan operasional, dan anggota yang mencapai ratusan, tergolong sangat cepat dan berpotensi tinggi menunjukkan koperasi yang memiliki citra yang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard DiKoperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan”.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif keuangan dengan metode Balance Scorecard?. 2. Bagaimana kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif pelanggan dengan metode Balance Scorecard?. 3. Bagaimana kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif proses bisnis internal dengan metode Balance Scorecard?. 4. Bagaimana kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan metode Balance Scorecard?.
5
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan dapat lebih terfokus. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja manajemen Koperasi Simpan Pinjam KOPENA ditinjau dari beberapa aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan tahun 2011 - 2014.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan: 1. Kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif keuangan dengan metode Balance Scorecard. 2. Kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif pelanggan dengan metode Balance Scorecard. 3. Kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif proses bisnis internal dengan metode Balance Scorecard. 4. Kinerja Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan metode Balance Scorecard.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Untuk memberikan tambahan informasi bagi pembaca dan bahan rujukan penelitian yang akan mengembangkan penelitian sejenis.
6
2. Manfaat praktis a. Bagi koperasi Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) khususnya yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep Balance Scorecard. b. Bagi akademik Memberi gambaran tentang konsep Balance Scorecard dan penerapannya pada Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) Pekalongan. c. Bagi penulis Menambah wawasan dan pemahaman tetang pengukuran kinerja pada sebuah badan usaha khususnya koperasi dengan menggunakan konsep Balance Scorecard.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan penelitian ini, terlebih dahulu penulis uraikan sistematika penulisan dalam penelitian yang terdiri atas limabab dan beberapa sub-sub bab. Adapun sistematika penelitiannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis kemukakan: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
7
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab II ini penulis membahas landasan teori mengenai pengukuran kinerja, pengertian balance scorecarddan empat perspektif balance scorecard , penelitian terdahulu, serta kerangka berfikir. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini. Penulis membahas ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, operasional variabel, dan teknik analisa. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, peneliti mendiskripsikan gambaran umum objek penelitian, analisis dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan oleh peneliti.