BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kemacetan merupakan isu paling besar di Jakarta. Banyak sekali isu-isu soal kemacetan yang bermunculan di Jakarta, seperti “Tahun 2014 Jakarta akan Macet Total”, dan lain sebagainya. Dan sudah menjadi rahasia umum, ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat akut, bahkan berdasarkan Indonesian Consumer Profile tahun 2008, ketergantungan terhadap kendaraan pribadi di Jakarta mencapai 78.4%. Kendaraan pribadi menang dengan mutlak dibandingkan opsi transportasi lainnya, seperti angkutan umum, kendaraan dinas, pejalan kaki, ataupun bus karyawan. Dan juga sudah menjadi rahasia umum juga bahwa cara mengatasi kemacetan di Jakarta harus melebur persentase yang begitu tinggi di kendaraan pribadi, lewat opsi-opsi lainnya, terutama angkutan pribadi.
Tabel 1.1 Alat Transportasi yang Digunakan Menuju Tempat Kerja di Jakarta
1
1.1.1
Transit Oriented Development Dukuh Atas Pemerintah Kota Jakarta sudah memiliki rencana dalam melebur persentase yang begitu tinggi tadi melewati berbagai macam moda transportasi, diantaranya MRT, Bus Transjakarta, Monorail, dan bahkan Waterway. Dan Mau tidak mau, Kawasan Dukuh Atas akan dikembangkan dengan basis Transit Oriented Development. Dukuh atas, sebagai salah satu jantung kota Jakarta merupakan daerah atau kawasan dengan rasio kepadatan yang sangat tinggi. Karena Dukuh atas juga merupakan kawasan CBD atau Central Bisnis Distrik. Banyak sekali Kantor-kantor yang ada disana, dan pengguna kantor-kantor juga merupakan orang-orang yang berdomisili bukan di kawasan Dukuh Atas, sehingga akan banyak sekali pendatang sementara atau Pelaju yang berada di kawasan Dukuh Atas, apalagi ditambah dengan Rencana pemerintah soal berbagai moda transportasi yang akan ada di kawasan Dukuh Atas. Dan Dukuh Atas juga akan menjadi kawasan dengan rasio Transit antar moda yang sangat tinggi. Karena tiap moda transportasi memiliki ruang lingkup yang berbeda-beda. Disamping itu, kondisi area Dukuh Atas dengan radius sekitar 300 meter juga akan dibangun berbagai macam tempat pemberhentian transportasi umum. Seperti MRT, Monorail, Waterways, dan juga penambahan elevasi jalur Kereta Api. Dengan radius 300 meter tersebut, pengguna transportasi umum diharuskan memiliki kemudahan untuk transit dari satu transportasi ke transportasi lainnya.
1.1.2
Stasiun Sudirman Atau Stasiun Dukuh Atas Kereta merupakan salah satu moda transportasi yang akan menjadi pilihan kedepannya. Rencana pemerintah dengan menambahkan Loop Line Kereta 2
Api di Jakarta, ditambah dengan Kereta Api DKI Reguler yang masih akan beroperasi, Kereta Pendukung Bandara, serta Kereta Jarak Jauh yang mungkin akan menjadikan Stasiun Sudirman menjadi tempat pemberhentian terakhir. Akan menjadi isu besar bahwa Stasiun Sudirman menjadi stasiun dengan jumlah pengguna Kereta Api yang akan Transit di kawasan Dukuh Atas semakin banyak. Kereta Api sebagai Transportasi yang memiliki ruang lingkup paling luas diantara moda transportasi lainnya, akan menjadi tempat pemberhentian angkutan umum yang paling banyak digunakan. Karena akan ada pengguna yang berdomisili di Depok, Bekasi atau mungkin juga Bogor yang akan Transit dan menggunakan Stasiun Sudirman atau Stasiun Dukuh Atas. Kondisi Stasiun Sudirman yang masih berantakan, dan banyak sekali permasalahan yang dapat membuat pengguna Transportasi Umum tidak bertambah, dan bahkan berkurang. Hal tersebut menjadi masalah yang harus diselesaikan di Stasiun Sudirman, karena hampir semua kebutuhan pengguna Stasiun tidak terpenuhi di Stasiun Sudirman.
3
Gambar 1.1 Foto Eksisting Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Sudirman Foto Eksisting Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Sudirman Sumber: Dokumentasi Pribadi
1.2 1.2.1
Rumusan Masalah Masalah Umum Menyediakan Stasiun yang baik, yang dapat mengakomodasi pengguna Kereta Api yang akan Transit di Stasiun Sudirman ataupun Dukuh Atas.
1.2.2
Masalah Khusus 1. Merubah pandangan masyarakat yang memiliki ketergantungan dengan Kendaraan Pribadi sehingga beralih ke Transportasi Umum khususnya Kereta Api 2.
Membuat review Stasiun Kereta Api Sudirman berdasarkan rencana
pembangunan Transit Oriented Development Dukuh Atas. 3.
Meningkatkan efisiensi Stasiun berdasarkan prinsip-prinsip dasar
stasiun yang baik dengan cara re-design Stasiun Kereta Api Sudirman. 4.
Mengintegrasikan Stasiun dengan tempat pemberhentian angkutan 4
umum yang ada di kawasan Dukuh Atas. 5.
Merubah persepsi masyarakat tentang Stasiun Sudirman yang buruk,
dengan membuat desain bangunan yang menarik. 6.
Mendukung
pemerintah
dalam
rencana
mengurangi
jumlah
kendaraan pribadi dengan cara membuat Stasiun yang baik. 1.3 1.3.1
Tujuan Dan Sasaran Tujuan Membuat Stasiun yang baik dan dapat mengakomodir semua kegiatan pengguna Kereta Api yang transit di Stasiun Sudirman, dan terintegrasi dengan tempat pemberhentian angkutan umum lainnya. Sehingga
akan
merubah
persepsi
masyarakat
yang
memiliki
ketergantungan dengan kendaraan pribadi menjadi beralih ke transportasi umum.
1.3.2
Sasaran Membuat
konsep
stasiun
yang
menjawab
permasalahan-
permasalahan yang ada di kawasan Dukuh Atas, dan membuat kosep baru Transit Oriented Development yang di terjemahkan dalam satu bangunan Stasiun.
1.4
Ruang Lingkup Pembahasan
dititik
beratkan
pada
pemecahan
masalah-masalah
arsitektural yang ada di Stasiun Sudirman dan kawasan Dukuh Atas Saat ini. Hal-Hal yang berada di luar disiplin ilmu merupakan pendukung dari proses perancangan konsep. Prosesnya akan dititik beratkan di ide-ide dan solusi yang 5
masih ada di ruang lingkup dan tidak keluar dari Standar perancangan Stasiun.
1.5
Kerangka Berpikir
Skema 1.1 Kerangka Berpikir Sumber: Analisa Penulis
1.6
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dalam membuat laporan ini terdiri atas beberapa cara : a.
Pengamatan (Observasi) Pengamatan dilakukan terhadap Site Perancangan, dari mulai Makro, Messo, dan Mikro. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan 6
permasalahan yang diangkat. b.
Studi Pustaka Mempelajari
teori-teori
mengenai
Stasiun
dan
Transit
Oriented
Development. Hasil-hasil tulisan, atau artikel-artikel yang berkaitan tentang Stasiun dan Transit Oriented Development. Serta Peraturan dan Standar-standar perancangan Stasiun sebagai garis yang tidak dapat dilewati. c.
Studi Kasus Mempelajari preseden-preseden yang berkaitan dengan Transit Oriented Development yang sudah ada.
1.7
Keaslian Penulisan 1. Buku Standar Stasiun 2. Time Saver Standar ; Data Arsitek, Ernest Neufert 3. Railway Stations, Planning, Design, and Management 4. Urban Rail Transit ; Design Manual, Luis Vidal
1.8
Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Teori Berisi Teori, dan standar-standar dari Stasiun, diliputi deskripsi, Jenis, dan Studi Kasus. Bab 3 : Lokasi, Site, Serta Rencana Stasiun Kereta Api Sudirman Dan Transit Oriented Development Dukuh Atas 7
Berisi deskripsi dan analisa lokasi, eksisting plan dan data-data tentang jalur dan tempat pemberhentian angkutan umum di kawasan Dukuh Atas. Serta masalah-masalah yang ada, dan semua itu meliputi Makro, Messo, dan Mikro. Sehingga tercipta Site dari mulai Ukuran sampai Letak dan Batas-batas yang ada. Bab 4 : Analisa Rencana Stasiun Kereta Api Sudirman Dan Transit Oriented Development Dukuh Atas Berisi analisa yang dilakukan untuk memperkirakan pola kegiatan Stasiun dan Transit Oriented Development berdasarkan masalah-masalah yang ada di kawasan Dukuh Atas. Menentukan Pola dan Sistem Sirkulasi, kebutuhan ruang yang harus tersedia, untuk mendapatkan gambaran utuh serta konsep yang akan digunakan dalam perancangan Stasiun Kereta Api di kawasan Dukuh Atas. Bab 5 : Konsep Perancangan Berisi konsep perancangan yang tercipta, program ruang, ide-ide dan solusi-solusi dari permasalahan yang terpecahkan dari analisa-analisa teori, dan lokasi.
8