BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia otomotif1 di Indonesia terbilang memiliki potensi yang sangat besar. Daya konsumsi masyarakat Indonesia terhadap kendaraan sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat dari kehidupan kita sehari-hari seperti meledaknya jumlah kendaraan yang mengakibatkan kemacetan di mana-mana yang sering terjadi di beberapa jalan raya khususnya di kota Medan. Keberadaan kendaraan mobil ataupun kendaraan bermotor pada saat ini sudah bukan lagi semata-mata untuk kebutuhan alat transportasi2 saja, akan tetapi sudah meningkat menjadi kepuasan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Seiring dengan dinamika perkembangan zaman dan teknologi, prioritas3 dalam sebuah konsep kendaraan adalah hanya mentitikberatkan pada salah satu aspek keamanan atau kenyamanan dalam mengendarai mobil. Akan tetapi mindset4 mengenai kendaraan mobil saat ini telah meluas. Banyak dari para pengendara kini telah mensejajarkan aspek keamanan dalam berkendara dengan aspek kenyamanan agar kendaraan idamannya tersebut lebih kokoh, sporty, elegan dan mewah saat dikendarai. Beragam cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan penampilan kendaraan mobil tersebut menjadi seperti yang kita 1
Otomotif : salah satu cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat, dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bus dan lain-lain. 2 Transportasi : perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. 3 Prioritas : diutamakan 4 Mindset : pola pikir
Universitas Sumatera Utara
inginkan, mulai dari memasang bodykit5, velg, menambah asesories-asesories pada mobil sampai dengan mendesain interior senyaman dan seindah mungkin seperti jok (seat) pada mobil. Sebagai penggemar otomotif, sudah pasti ingin kendaraannya selalu terlihat rapi, modis6 dan nyaman. Tidak hanya dari penampilan luar/eksteriornya saja tetapi juga dari penampilan interior7 kendaraan juga harus dijaga. Sudah menjadi hal yang umum bahwa pemilik mobil akan melakukan modifikasi8 pada mobilnya agar terlihat berbeda dari mobil-mobil lainnya dan juga untuk menambah rasa nyaman saat berkendara. Mengganti jok9 mobil adalah salah satunya yang bertujuan untuk memodifikasi interior sehingga lebih cantik saat dilihat dan lebih nyaman saat diduduki. Selain itu Jok mobil juga salah satu penunjang kendaraan yang sangat penting karena pada dasarnya kendaraan beroda empat ini pada saat memasuki usia 3 tahun, keadaan joknya akan mulai terlihat usang10 dan kusam apalagi jika kurang perawatannya maka kain pelapis jok akan mudah sobek/rusak. Sehingga solusi terbaik dan termudah adalah dengan menggantinya dengan jok yang baru. Dari fenomena inilah tak sedikit pengusaha membuka peluang usaha jok mobil sebagai sasaran bisnis11. Kini modifikasi otomotif berkembang menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat otomotif di Indonesia, termasuk modifikasi interior kendaraan. 5
Bodykit : komponen tamnbahan modifikasi yang dilekatkan atau dipasang pada bagian eksterior mobil seperti bemper depan belakang maupun badan bagian samping mobil. 6 Modis menurut KBBI : yang mengikuti mode paling baru 7 Interior :suatu bagian/ruang yang berada di dalam bangunan itu sendiri 8 Modifikasi :merubah bentuk sebuah barang/benda menjadi lebih baik dan menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya 9 Jok : tempat duduk yang berlapis kasur (karet busa, pegas, dsb) mobil,sepeda motor, becak dll. 10 Usang :lapuk,buruk,rusak 11 Bisnis :suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan keuntungan.
2
Universitas Sumatera Utara
Trend modifikasi interior kini meliputi jok dan doortrim12, serta merambah bagian interior lain termasuk gear knob cover13, steer14, dashboard15, plafond16, lantai dasar, sound system base17, dan aplikasi seperti box car audio18 atau ornament19, bahkan ada modifikator20 yang melapisi sebagian sektor eksteriornya guna menambah penampilan kendaraan agar tampak lebih segar. Namun, modifikasi interior seperti mengganti pelapis jok, menjadi sektor penting hingga bisa mengubah nilai kendaraan menjadi lebih tinggi dan lebih bergengsi. Mobil lama terlihat seperti mobil baru. Pelapisan jok sistem paten kini menjadi trend karena sangat mempengaruhi tampilan jok menjadi menawan. Selain berfungsi untuk menyembunyikan kerusakan pada jok pelapis juga membantu pemilik untuk membuat mobilnya beda dari yang lain dengan mengkreasikan pilihan tekstur, warna, dan motif. Sehingga kendaraannya menjadi lebih eksklusif21, mewah dan berkelas, serta sangat nyaman saat diduduki. Dulu modifikator menggunakan cara paling praktis22 dan murah, yakni tak melepas pelapis jok asli, hanya dibungkus pelapis jok baru yang dikenal dengan istilah Jok sarung. Tetapi, penggunaan jok sarung ini banyak kekurangannya, termasuk tampilan menjadi kurang rapi dan bahan cepat kendur sehingga kurang nyaman bila diduduki. Kini,
12
Doortrim : bagian dalam pintu mobil/kain pintu dalam Gear knob cover : penutup gear knob/persnelling 14 Steer : pengatur arah kendaraan 15 Dashboard : bagian interior yang selalu dapat perhatian setiap saat dan merupakan batas fisik antara penumpang dengan pemandangan di luar kaca depan 16 Plafond : langit-langit atap mobil 17 Sound system base : sistem suara 18 Box car audio : audio mobil box 19 Ornament : Hiasan/perhiasan 20 Modifikator : orang yang memodifikasi 21 Eksklusif : terpisah dari yang lain, khusus 22 Praktis : mudah dan senang memakainya 13
3
Universitas Sumatera Utara
jok paten jauh lebih diminati karena diyakini menjadi cara terbaik. Jok lama dilepas dan digantikan bahan pelapis baru sesuai pola dan kondisi kendaraan. Alhasil, bisa tampil lebih pas dan rapi serta sangat nyaman diduduki. Keuntungan lainnya, model jahitan, jenis bahan dan kombinasi warna sistem Jok Paten ini selalu disesuaikan selera dan keinginan pemilik kendaraan. Hal ini memberikan daya tarik tersendiri bagi para penggemar otomotif Indonesia, penampilan interior menjadi penting untuk diperhatikan. Fenomena23 ini sekaligus memberikan dampak positif bagi para pengusaha jok mobil yang berkecimpung di dalamnya. Seperti yang kita lihat saat ini bisnis jok mobil mulai berkembang di beberapa wilayah di kota Medan diantaranya di Jl.Glugur, Jl. Amal, Jl. Pancing, Jl. Semarang, dan Jl. Bandung. Hal ini menunjukkan seiring
berjalannya
waktu
para
pengusaha
akan
semakin
bersaing
mempertahankan eksistensi usahanya agar tetap bertahan. Tak dapat dipungkiri dibalik usaha yang sukses pasti dipengaruhi oleh budaya kerja yang baik. Penting halnya diperhatikan oleh sang pengusaha sebagai pedoman mendasar untuk bersaing dan tetap bertahan. Banyak toko yang tidak bertahan menghadapi persaingan pasar karena budaya kerja yang diterapkan pengusaha dan karyawannya tidak berjalan dengan baik. Besarnya pengaruh budaya kerja di dalam kemajuan suatu usaha membuat pengusaha jok mobil seharusnya membuat budaya kerja sebaik mungkin, tidak hanya baik untuk kemajuan usaha tetapi juga baik untuk kemajuan para pegawainya.
23
Fenomena :rangkaian peristiwa yang dapat diamati melalui pancaindera
4
Universitas Sumatera Utara
Budaya kerja yang bersifat positif24 dapat meningkatkan produktifitas kerja25, sebaliknya yang bersifat negatif26 akan menghambat kemajuan usaha jok mobil. Pengusaha jok mobil yang baik harus bisa menjalankan dan menerapkan budaya kerja yang baik. Melihat kondisi demikian, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai budaya kerja pengusaha jok mobil yang akan dilakukan di jl. Glugur Medan. Peneliti akan meneliti duatoko jok mobil yang berbeda yakni Toko Jaya Audio dan Toko NATA Audio. Toko Jaya Audio adalah toko yang termasuk sudah lama berdiri sedangkan Toko Nata adalah salah satu toko yang baru dibuka. Peneliti memilih toko ini karena peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi27 yang digunakan masing-masing pengusaha jok mobil di dalam memajukan bisnisnya. Penulis berharap kedua toko tersebut dapat mewakili pengusaha jok mobil lainnya yang ada di jalan Glugur Medan. 1.2. Tinjauan Pustaka Kebudayaan merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi blue print28 bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosialnya, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia (Sairin, dkk, 2002:1-2).
24
Positif :bersifat nyata dan membangun ; keadaannya menunjukkan perkembangan hasilnya Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasanya yang telah umum 26 Negatif :kurang baik, kurang pasti 27 Strategi : rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu 28 Blue print adalah kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja. 25
5
Universitas Sumatera Utara
Budaya merupakan kegiatan manusia yang sistematis29 diturunkan dari generasi kegenerasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang saling mendukung. (wibowo,2007:15). Refleksi budaya dan kerja dalam organisasi dikenal sebagai budaya kerja (Ismail, 2004:12). Budaya kerja sudah lama dikenal oleh manusia, namun belum disadari bahwa suatu keberhasilan kerja itu berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya (supriyadi dan guno, 2006:1). Menurut Dewabrata dan Ma’mun (seperti dikutip Nugroho, 2011:18) Budaya kerja dapat diartikan sebagai sistem atau pola nilai-nilai kepercayaankepercayaan, asumsi-asumsi30, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan seseorang atau suatu kelompok orang yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja yang dipengaruhi budaya masyarakat setempat dan budaya kerja tempat mereka bekerja. Pengertian budaya kerja menurut Gering Supriadi dan Tri Guno adalah suatu falsafah31 dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap, prilaku, cita-cita, pendapat dan pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Puspita 2008: 3). 29
Sistematis : teratur menurut sistem Asumsi : Pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris berdasarkan pada penemuan, pengamatan dan percobaan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya. 31 Falsafah : anggapan,gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat ; pandangan hidup 30
6
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat dengan berbagai macam profesi pekerjaan tentunya memiliki budaya kerja yang berbeda-beda. Menurut Dewi (Skripsi 2011: 10), hal itu terjadi dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang tercermin oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Hal tersebut berarti berbeda profesi tentu berbeda juga budaya kerja yang mereka miliki. Budaya kerja yang di miliki oleh setiap orang sangat di pengaruhi oleh sikap dan cara berfikirnya. Menurut Hartanto (2009: 171-172), Budaya kerja adalah perwujudan dari kehidupan yang di jumpai di tempat kerja. Secara lebih spesifik32, budaya kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, dan interaksi kerja, yang disepakati bersama dan digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Budaya kerja tercermin dari : 1. Kebiasaan orang berinteraksi dan berkomunikasi di lingkungan perusahaan 2. Hubungan vertikal yang berlaku di tempat kerja 3. Semangat pekerja pada waktu menghadapi tugas dan pekerjaannya 4. Orientasi33 waktu pada waktu orang menjalani kehidupan kerja 5. Tata nilai dan norma yang dijadikan pegangan oleh pekerja pada waktu mereka bekerja dan berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya Fungsi budaya kerja bertujuan untuk membangun keyakinan sumber daya manusia
atau
menanamkan
nilai-nilai
tertentu
yang
melandasi
atau
mempengaruhi sikap dan perilaku yang konsisten serta komitmen membiasakan suatu cara kerja di linkungan masing-masing. Dengan adanya suatu dan komitmen kuat merefleksikan nilai-nilai tertentu, misalnya membiasakan kerja
32 33
Spesifik : bersifat khusus ;khas Orientasi : peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar
7
Universitas Sumatera Utara
berkualitas, sesuai standar atau sesuai ekpektasi34 pelanggan (organisasi), efektif35 atau produktif36 dan efisien37. Menurut Kotler (1997:153), faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peran budaya, sub budaya dan kelas konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Menurut Fernandez (seperti dikutip Darmawan, 2008: 322), budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktifitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Menurut Brow dan Dennis (seperti dikutip nugroho, 2011:18), menyatakan bahwa budaya kerja mempengaruhi organisasi dalam berbagai cara artinya dengan peningkatan terhadap budaya kerja, maka akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kerja sebagai refleksi
seseorang untuk mencari dan meningkatkan
kesejahteraan hidup. Bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri38. Dalam Teori Budaya Organisasi Jahsen H. Sinamo menyebut Ethos sebagai “roh keberhasilan” etos merupakan komponen budaya, etos adalah kekuatan pendorong atau penggerak, sehingga manusia siap untuk bekerja keras
34
Ekspektasi adalah harapan besar yang dibebankan pada sesuatu yang dianggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik. 35 Efektif :membawa hasil ; manjur 36 Produktif :Mampu menghasilkan dalam jumlah besar 37 Efisien : tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya ; mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat 38 aktualisasi diri : ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya
8
Universitas Sumatera Utara
(Tahliziduhu, 2005: 204). Budaya kerja yang di miliki oleh setiap pengusaha turut mempengaruhi strategi yang mereka gunakan. Setiap pengusaha tentunya memiliki strategi di dalam menghadapi persaingan pasar. Menurut Mutia (Skripsi, 2009:1), Secara umum konsep dan teori strategi bisnis berasal dari pengembangan strategi militer. Pemikiran Sun Tzu, Alexander the Great, Karl von Clausewitz, Napolen, Stonewall Jackson, dan Douuglas Mac Arthur, mengenai strategi telah dituliskan dan diadopsi dalam beberapa perspektif yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan strategi bisnis. Pada dasarnya strategi adalah merupakan ide-ide dan rencana-rencana yang ingin di capai perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya. Sedangkan menurut Rangkuti (1997: 3), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (seperti di kutip Syafitri, 2013: 130), menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi39 semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Spredley (1997: 10) menyatakan bahwa kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang di peroleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dengan banyaknya persaingan antar pengusaha jok mobil di jalan Glugur Medan Petisah, maka para pengusaha di dalam mempertahankan eksistensi usahanya pasti memiliki strategi di dalam menghadapi ketatnya persaingan pasar.
39
Alokasi : penjatahan
9
Universitas Sumatera Utara
Salah satu definisi strategi menurut Glueck dan Jauch (1998:12) mengatakan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Ohmae (dalam Grant, 1995:10) mengatakan bahwa strategi bisnis dalam suatu kata adalah mengenai keungulan kompetitif/bersaing. Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategis adalah untuk memungkinkan perusahaan memperoleh seefisien mungkin keunggulan yang dapat dipertahankan atas saingan mereka. Menurut
Hidayat
(Skripsi,
2007:11),
Satu-satunya
tujuan
dari
perencanaan strategi adalah memungkinkan perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, keunggulan yang dapat mempertahankan atas saingan mereka. Untuk mempertahankan eksistensi sebuah bisnis atau perusahaan di tengah-tengah ketatnya persaingan pasar, maka sebuah strategi sangat di perlukan. Ade
Gunawan
(Jurnal
Ilmiah
Manajemen
dan
Bisnis,
No.01, Oktober 2001:25) menyebutkan Perusahaan yang berhasil selalu berusaha mengenali pesaingnya sebaik mungkin seperti yang dilakukannya terhadap konsumen. Persaingan yang terjadi dapat berupa : •
Persaingan Merek Persaingan ini merupakan bentuk persaingan langsung yang banyak terjadi dimana suatu perusahaan menganggap pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa serupa.
10
Universitas Sumatera Utara
•
Persaingan Industri Bentuk persaingan ini menganggap bahwa para pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk yang sama.
•
Persaingan Jenis dan Bentuk Produk Bentuk persaingan ini merupakan bentuk persaingan di mana suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.
•
Persaingan Generik Persaingan Generik terjadi apabila suatu perusahaan menganggap bahwa para pesaingannya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan uang konsumen yang sama.
•
Persaingan Geografi Persaingan dapat terjadi dalam ruang lingkup global, multinasional, nasional, regional atau metropolitan. Biasanya para pesaing tidak selalu tepat pada daerah geografi yang sesuai dengannya. Jika perusahaan beroperasi pada pasar regional atau nasional maka pesaing yang di timbulkan perusahaan lain dari lingkungan geografi yang lebih luas lagi. Strategi yang berhasil pada dasarnya memiliki empat unsur utama
(Grant, 1995: 8), yaitu: 1.
Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang
2.
Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap
11
Universitas Sumatera Utara
lingkungan eksternal. 3.
Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun indivindu.
4.
Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.
1.3. Rumusan Masalah Perumusan masalah memerlukan adanya batasan masalah. Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana budaya kerja yang dijalankan oleh pengusaha jok mobil? 2. Bagaimana cara pengusaha jok mobil mempertahankan diri dari ketatnya persaingan dan Strategi apa saja yang diterapkan oleh pengusaha jok mobil? 1.4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jalan Glugur, Kecamatan Medan Petisah, Kelurahan Petisah tengah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Kode pos : 20112. Pemilihan lokasi ini didasarkan belum ada penelitian antropologi tentang budaya kerja pengusaha jok mobil yang dilakukan di lokasi tersebut. Secara teknis lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti, hal ini juga menjadi salah satu alasan pemilihan lokasi tersebut.
12
Universitas Sumatera Utara
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana budaya kerja yang dimiliki pengusaha jok mobil di Jalan Glugur Medan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis maupun secara praktis. Secara akademis, menambah wawasan keilmuwan mengenai strategi pengusaha jok mobil di dalam mempertahankan eksistensi usahanya serta untuk mengetahui budaya kerja yang diterapkan pengusaha jok mobil. Secara praktis, hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat umum sebagai salah satu sumber informasi. 1.6. Metode Penelitian 1.6..1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang akan menggambarkan bagaimana budaya kerja yang dijalankan oleh pengusaha jok mobil selain itu penelitian ini juga mengkaji tentang strategi yang digunakan pengusaha jok mobil
di dalam
mempertahankan usahanya di tengah persaingan pasar. Menurut Lexy J.Moleong (2006;6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu konteks khusus yang alamiah
13
Universitas Sumatera Utara
dengan memanfaatkan metode ilmiah. Jenis Penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam pada objek penelitian. dengan mengumpulkan dan menyusun data dari hasil observasi dan wawancara antara peneliti dan informan. Berusaha mendapatkan data atau informasi selengkap mungkin sesuai masalah yang diteliti yakni mengenai budaya kerja pengusaha jok mobil. 1.6..2 Teknik pengumpulan Data 1.6.2.1. Pengumpulan Data Primer Data primer adalah salah satu data yang diperoleh dari observasi (pengamatan) dan wawancara mendalam. a. Observasi Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu gejala (tindakan atau peristiwa secara cermat dan langsung di lapangan atau di lokasi penelitian dengan cara mengamati). Observasi dilakukan terhadap beberapa toko jok mobil di Glugur. Pengamatan awal yang akan dilakukan si peneliti adalah Mengamati
aktivitas
pengusaha
dengan
karyawannya,
mengamati bagaiman hubungan atau relasi antar pekerja ataupun pesaing, mengamati bagaimana mereka melayani pelanggan, dll. Observasi
yang
dilakukan
adalah
observasi
partisipasi.
Partisipasi adalah bahwa peneliti terlibat dalam keseharian informan. Hasil observasi akan dituangkan dalam bentuk catatan
14
Universitas Sumatera Utara
yang nantinya akan memudahkan si peneliti untuk membaca kembali informasi yang telah didapat. Observasi didukung oleh foto-foto yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b. Wawancara Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan. Wawancara tersebut akan dilakukan dengan informan yang dipilih secara snowball sampling40. Penulis berusaha untuk menjalin rapport dengan informan dengan beradaptasi dan mengikuti kegiatan sehari-hari. c. Informan Teknik penentuan purposive sampling yang digunakan di dalam memilih informan kunci. Pemilihan informan pangkal dan informan kunci lebih menekankan pada data apa yang hendak dicari. Pemilihan informan pangkal yaitu informan yang mengetahui perkembangan jok mobil di daerah tersebut, seperti para pelanggan jok mobil atau para pegawai jok mobil itu sendiri. Informan kunci adalah seseorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui informasi yang akan menjadi
40
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampling yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar seperti bola salju yang menggelinding semakin jauh semakin besar
15
Universitas Sumatera Utara
permasalahan dalam penelitian. informan kunci disini adalah pengusaha sekaligus pemilik toko jok mobil tersebut. 1.6.2.2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari objek
penelitian
melainkan
dari
sumber
kepustakaan
dan
dokumentasi seperti foto-foto atau catatan-catatan yang relevan dengan objek penelitian. a. Analisis Data Data-data
dari
penelitian
yang
berupa
rekaman
wawancara dan observasi, setiap hari dipindahkan atau ditranskripkan dalam bentuk
field note (catatan lapangan).
Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang subjek, aktivitas, ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut
(Idrus,
2009).
Setelah
itu
data-data
tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tema. Selain itu juga peneliti akan menggunakan data kepustakaan guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data kepustakaan dapat diperoleh melalui sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, koran dan sumber elektronik seperti televisi dan internet.
16
Universitas Sumatera Utara